Jejak Karya

Jejak Karya

Wednesday, March 30, 2011

KARENA SEMUA KENANGAN TAKKAN MUNGKIN TERHAPUS WAKTU #1 [Catatan untuk “Kaum Adam” FLP Pelangi]

Wednesday, March 30, 2011 0 Comments


Buat : Kang Sofa, Mas El, Mas Dwi, Mas Tyo, Mas Sururi, etc…]

1. Fachmy Casofa (Kepala Suku yang “merah merona” karena tertolak Cut Mala)
Fachmy Casofa. Nama yang aneh! Itu yang pertama kali terlintas dalam pikiran Nungma saat menemukan sebuah buku yang sangat ingin Nungma beli pada tahun 2009, yaitu MUSLIM INSPIRATIF. Ah, sebodo dengan penulisnya. Yang penting INSPIRASI menjadi sebuah kata yang sangat Nungma cintai di tahun 2009. Buku itu sangat berjasa karena bisa menjadi salah satu sumber inspirasi pada saat SUPERTWIN mengisi Training Akademik di MIPA UNDIP.
Akhir 2009, Nungma sempat nge-add penulis buku itu di FB. Dan akhirnya nama itu masuk dalam friend list-nya Nungma di FB. Gila! Chatingan yang sangat konyol pada awalnya. Bener-bener gila. Kok bisa ya kenal dengan orang yang super jayus n konyol kayak dia. Wkwkwk… Sempat juga SMSan. Sampai akhirnya Nungma mengucapkan terima kasih karena buku MUSLIM INSPIRATIF-nya cukup berjasa dalam performance SUPERTWIN pas jadi trainer di UNDIP. Unforgettable experience dah. Dan ungkapan yang Nung masih ingat dari dia adalah: “Wah, terima kasih juga ya. Saya jadi merasa hidup saya ada gunanya.” Heuheu…jadi terharu! Hehehe…

Waktu terus berjalan (halah), kadang kalau ada waktu luang, sempat chat juga dengan dia, minta motivasi tentang kepenulisan. Balesan-balesan yang meluncur pun juga sangat konyol. Sumpah, Nung jadi penasaran banget dengan sosok Fachmy Casofa. Sudah namanya aneh, kegilaannya di atas rata-rata, dan yang terpenting rasa-rasanya pengin nimpuk!!! Beneeeer!!!
Sampai akhirnya, pada tanggal 7 November 2010 (pagi sebelumnya kita sempat chatingan, olok-olokan, pokoknya mencerminkan ketidakwarasannya deh.hehe…), hari itu ada agenda Pelat Pulpen FLP Solo Raya hari ke-2. Bertempat di Aula Fakultas Hukum. Waktu itu Nung berjalan menuju aula. Sekilas menangkap sosok yang sudah Nung kenal (karena Nung cukup hafal tampang ngeneznya di foto profile FBnya). Tu orang jalan berdua (kayaknya dengan Mas Dwi), lewat simpangan dengan Nungma. Ekspresine konyol banget!!! Sumpah, pengin nimpuk saat itu juga. Tapi Nung coba mengendalikan diri. Hahaha…Nah, pas di dalam ruangan, beliau sempat di “sindir” sama Mbak Asri Istiqomah. Kemudian semua mata tertuju padanya, gek dia pasang tampang paling innocent. Yang salah tingkah malah orang yang duduk di sampingnya (mas Dwi-red). Geeeerrrrr!!! Sampai akhirnya, Nung SMS tu orang. Melu ngosoni. Dan apa balasannya? (intinya) pengin nyamar. Henshin gitu n pinjem jilbab pink!!! (gila gak tuh??? Sangaaat!!!).
Dan dunia ternyata hanya seluas daun kelor (haiyyah), sekarang Fachmy Casofa bukan orang asing lagi, bukan makhluk planet yang kesasar ntah di belahan angkasa raya sebelah mana... Sekarang beliau menjadi sesepuh yang sangat berjasa dalam keberlangsungan keluarga besar FLP Pelangi Solo Raya. Hihi…menjadi kepala suku Pelangi, meski harus berngenez-ngenez ria, Kang Sofa selalu berusaha memberikan yang terbaik semampu dia! Agar kita terus produktif menghasilkan karya. Terima kasih banyak, ya Kang! Beliau juga menjadi pethunya di NIBIRU READERS SOLO dengan 5 anggota yang sangat unyu-unyu (baca: Mas Aris El Durra, dirinya, Diah Cmut, Ayu’, n Nungma).
Sukses selalu ya, Bro! Be a good brother ‘n teacher for us! Semoga segera ketemu dengan “Cut Mala”…jangan lupa malam ini jadwal Kamen Rider ronda! ^^v…HENSHIN!!!

2. Aris El Durra [Danus yang hobi banget kirim SMS dan super duper hiperaktif (baca: sukangilang). Hihihi]
Pertama kali bertemu dengan Mas Aris tanggal 5 Ramadhan 1431 H atau tanggal 15 Agustus 2010. Kenal beliau dari facebook. Sempat chating juga sebelum pertemuan perdana itu. Karena setahu Nungma beliau juga salah satu anggota FLP Solo Raya.
Nungma ingat, dulu sempat menanyakan apakah Mas Aris ini yang punya salon El Durra (salon yang dah jadi langganan Nungma sejak semester satu, pas dulu masih di Jalan Surya). Karena nama belakangnya kok pake “El Durra”. Beliau pada awalnya gak mau njawab ‘n nyuruh Nungma sendiri yang mencari jawabannya. Ealah, akhirnya terkuak juga. Ya, beliau adalah sosok pengusaha muda sekaligus PNS RSJD (hihi, moga gak ketularan pasien-pasiennya), sosok yang sangat gigih mewujudkan mimpi-mimpinya. Salah satunya dengan mendirikan salon syari’ah khusus muslimah El Durra itu. Subhanallah…
Kembali ke tanggal 15 Agustus 2010, Nungma mengikuti Workshop Nasional Menulis Kreatif “Ngabuburit Seru Bareng Gizone” yang bertempat di TK Permata Hati. Waktu itu, Mbak Asri Istiqomah (pas sesi beliau ngasih materi) sempat nyebutin nama ‘n nunjuk Mas Aris El Durra yang duduk di pojok belakang. Nungma pun mengo…”O, itu to orangnya!”. Trus pas break sholat, pas Nungma jalan melewati gerbang, beliau lagi ubet ngeluarin Vega Biru-nya. Tyuz tak sapa deh. “Mas Aris ya?”. Tu orang njawab. “Iya, Norma ya?’. Wkwkwk…konyol banget lah. E, sekarang setelah kenal tambah gayeng tenan.
Banyak hal yang bisa Nungma pelajari dari karakter beliau. Totalitas dalam mengemban amanah, rela berkorban dalam banyak hal, kehumasannya oke punya, semangat berbaginya luar biasa, pantang menyerah, ia terus bisa survive sebagai si bungsu meski sudah ditinggal orang tuanya sejak lama (bagian yang ini Mas yang aku paling salut dari dirimu!). Mas Aris juga yang bikin julukan baru buat SUPERTWIN; “UPIN dan IPIN”. Makanya jangan heran teman-teman, kalau ada yang manggil Nungma dengan sebutan IPIN. Gara-gara Mas Aris tuh!!! Betul…Betul…Betul…Hehe…
Yups, semoga bisa menjadi haji yang mabrur ya Mas (ntar tak siapin catatan list oleh-oleh.xixi) ‘n segera menemukan “bidadari”nya. Amin. Hehe…selalu jadi sahabat dan kakak yang luar biasa buat Nungma dan adik-adikmu di Pelangi ya… Adik-adikmu di Danus diberdayakan tuh. Suruh jualan permen sunduk gitu. Hihi…(Bravo Gus Durra! Gubrak…^^)

3. Mas Tyo (kaderisasi yang selalu “ngenez”)
Pertama kali ketemu dengan sosok Mas Tyo pas rapat perdana FLP Pelangi di Masjid Nurul Huda. Tapi belum tahu orangnya yang mana. Sampai akhirnya di pertemuan kedua saat bertempat di Pendhopo Kecil Taman Budaya Jawa Tengah, Nung baru ngeh o…itu to yang namanya Mas Tyo. Dari tampangnya aja dah bikin ngikikgulingguling. Wkwkwkwk…. Satu hal yang masih terekam di memory otak Nung, waktu itu kan yang ngisi Kang Nass dan beliau menyuruh kita mengungkapkan alasan kenapa buku yang beliau sebutkan -dari list buku yang kita kumpulkan tadi- menjadi buku favorit/ buku yang cukup berpengaruh dalam hidup kita. Gek Mas Tyo ditanyai bukunya Salim A. Fillah yang “Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan” apa bukunya Muh. Faudzil Adhim yang “Saatnya Untuk Menikah” itu ya, Nung agak lupa. Yang jelas tentang pernikahan. Hahaha…gek njawabe, ya itu sesuai dengan cita-cita dan harapan dia gitu. (*nglirik Sephia-nya).
Dari Mas Tyo, Nung belajar banyak hal juga. Beliau orangnya ontime. Bener!!! Rela berkorban juga, baik hati, tidak sombong dan suka menabung. Suka ngabizin makanan juga. Haha. Hm, berhubung dia sering jadi tukang jepretnya Pelangi tomatis dia jarang ikutan foto bareng. Ealah, tapi sekali dia minta foto dijamin langsung bisa jadi bahan pitnah. Hahaha. Ni orang paling semangat kalau ada ROMANTIS alias ROmbongan MAkaN graTIS!!! Dijamin, Mas Tyo berada di garda terdepan. Serbuuuuu…..xixixi. (Ssssttt…Nung punya SMS puisinya Mas Tyo lho. Kapan-kapan tak publish. Dia punya bakat yang terpendam…kapan-kapan ngisi rubik puisi di EMBUN Mas bareng Diah Cmut n Nungma. Hahaha…gawe rubik dewe…^^). Pesen Nung, yang akur ya sama belahan jiwanya!^^b

4. Mas Dwi (sosok yang unpredictable…^^v)
Bertemu dengan Mas Dwi pertama kali pas Pelat Pulpen hari kedua tapi juga belum terlalu ‘ngeh’. Baru ngobrol ya pas di pendhopo kecil TBJT. Sosoknya unik. Hihi…beliau baik dan penuh semangat. Enak diajak sharing juga. Wiss, pokokmen tetep semangat ya Mas Cowie!!!

5. Mas Sururi (so myzteriuoz. DIMENSI! Diam-diam Menyimpan Potensi)
Bertemu perdana pas pertemuan Pelangi di NH. Baru mengawali percakapan ya pas di pendhopo TBJT. Kesan pertama pendiam dan misterius. Hehe. Tapi lama-kelamaan asyik juga diajak ngobrol. Mas Ruri, kamu masih punya tanggungan puisi buat Kyai Slamet lho yaaaa…

Hehe… Iseng aja bikin catatan untuk 5 orang “kaum Adam” di FLP Pelangi. Ohya, baru-baru ini tambah satu sosok. Orang menyebutnya Wildan. Hihi. Sangar tenan mukanya (peace, Wild!). Sosok yang ketika memakai jaket selalu ada tulisan berukuran super big yang berbunyi “JUAL PULSA”. Hadeeeeh…semoga kita bisa menjalin silaturahmi dengan baik, ya Wild! Ohya, ada yang tahu Mas yang satunya itu? Nung lupa namanya, gak pernah nongol sih…hehe….
Bersyukur kenal kalian semua. Kakak-kakakku yang LUAR BIASA!!! Bikin hidup Nungma semakin penuh warna…^^v

Catatan hasil RESEARCH HUMAS, setelah buka buku DNA dan flash back memory di otak ini. Tulisan sebagai bahan referensi pembuatan “NOVEL PELANGI”. Hihi…buat yang Kaum Hawa, nantikan tulisan selanjutnya. Tulisan ini hanya sebagai sarana “refreshing sejenak”. Bosan dengan naskah…^^. Sekarang, -setelah menulis catatan ini-, sepertinya “SPIRIT” itu kembali “MEMBARA”…SEMANGAT, PELANGIKU!!!

[Keisya Avicenna, 30 Maret 2011. Dalam episode: “MENULIS untuk MENDOKUMENTASIKAN HIDUP!”]

INI PAGIKU, BAGAIMANA PAGIMU?

Wednesday, March 30, 2011 0 Comments
by Norma Keisya Avicenna on Tuesday, March 29, 2011 at 6:25am
Pagi adalah saat dimana aku menyapa embun
Butiran bening yg mampu menghapus dahaga kegersangan jiwa..

Pagi adalah saat dimana aku leluasa mengagumi sang bagas
Merekah di timur
Menjelma dlm bulatan keemasan yg siap hangatkan semesta
Memancarkan semangat dalam batang-batang cahaya..

Pagi adalah saat dimana lidahku basah dlm lantunan dzikir..
Memuji kebesaranNya
Berucap hamdalah..dalam bilangan tak terkira bnyaknya..

Pagi adalah saat dimana aku mengeja angka,karena waktu tlah membwaku dlm hari yg berganti..
Yg tak pernah q tahu kapan ujungny nanti..

Monday, March 28, 2011

Obrolan Sore dengan Ketua Efelpe Jakarte

Monday, March 28, 2011 0 Comments
Kang Tef - Aisya - Tasaro
[Aisya Avicenna]
aslmkm
sore kang tef...
hanya menyapa saja... hehe

[Taufan E. Prast]
Wa'alaikum salam... sore, Ticko... apa kabarmu, terima kasih sudah menyapaku... hehe

[Aisya Avicenna]
alhamdulillah, baik2 saja kang
kang tef pa kabar??

[Taufan E. Prast]
alhamdulillah sehat wal afiat...

[Aisya Avicenna]
alhamdulillah...

[Taufan E. Prast]
syukurlah, jaga kesehatan ya...

[Aisya Avicenna]
insya Allah
kang tef jg
mbak era jg dijagain
hehe
salam yaaa

[Taufan E. Prast]
haha... dia sudah bisa jaga diri, justru aku yang masih liar, hehe...

[Aisya Avicenna]
wkwkwk

[Taufan E. Prast]
lagi nulis apa, Ticko?

[Aisya Avicenna]
nulis Analisis Beban Kerja (di kantor)...
hehe
klo buku insya Allah ada beberapa yg lg mau diselesaiin
doain kang mg lancar...
hehe
coz hrs bg waktu jg buat belajar mau ikut seleksi beasiswa S2

[Taufan E. Prast]

alhamdulillah, amiiiin... aku melihat kesungguhan yang luar biasa pada dirimu... semoga semuanya lancar...

[Aisya Avicenna]
aamiin...

[Taufan E. Prast]
bergeraklah selagi muda dan ada kesempatan...

[Aisya Avicenna]
ni daku jg ada tawaran dari sebuah penerbit di solo.. baru usul tema sih, katanya 85 % mau diterbitin
ni lg diuber2 outlinennya
puyeng jg sih, bnyk yg hrs dikerjakan.. mg bs memprioritaskan

[Taufan E. Prast]
alhamdulillah, pesannya satu, "jaga keseimbangan"

[Aisya Avicenna]
iya
selalu berjuang untuk itu
kadang fisiknya yg gak bisa menyeimbangi
hehe
bagi2 dagingnya dung kang
:):)
masak ketuanya endut, anak buahnya kurus.. xixi

[Taufan E. Prast]
wkekeke... ga ada hubungannya tuh...

[Aisya Avicenna]
ada, berarti harus ada usaha untuk mensejahterakan anak buah, misalnya bawa makanan atau traktir makan2 sesering mungkin.. apalagi anak kost seperti aku
hehe

[Taufan E. Prast]
menikahlah, maka engkau akan gemuk, hahaha

[Aisya Avicenna]
hahaha
insya Allah... segera! :):)

[Taufan E. Prast]
Amiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin.... alhamdulillah... :):)
oke ya, aku ada miting nih...

[Aisya Avicenna]
oke
semoga sukses

NB : Kang Taufan E. Prast adalah ketua FLP Jakarta periode 2011-2013 (pada periode 2009-2011 juga sudah menjabat ding! ^^v). Hmm, dia adalah salah satu penulis favoritku juga. Tulisan dan kepribadiannya sangat menginspirasi. Istrinya (Teh Era) juga salah satu inspiratorku. Alhamdulillah, salah satu rahasia Allah mengirimku ke Jakarta adalah karena di Jakarta ada mereka. Sosok-sosok yang luar biasa!

Aisya Avicenna

Pertemuan IV Pramuda Angkatan 15

Monday, March 28, 2011 0 Comments
Bang Melvi Yendra

Hari, Tanggal : Ahad, 17 Maret 2011
Waktu : Pukul 10.00-12.00
Tempat : Masjis ARH, UI Salemba
MC dan moderator : Ikal
Pembicara : Melvi Yendra
Tema : "DUNIA MENULIS DAN PELUANGNYA DI DUNIA BROADCAST"
Sekilas Profil Pembicara :
Bang Melvi lahir tahun 1975 di Padang. Kelas 4 SD tulisan beliau yang berupa puisi dimuat di Majalah Bobo. Kelas 6 SD menulis cerpen untuk Bobo dan Ananda. Saat SMP dan SMA menulis di Koran Sanggalang. Nah, di koran daerah ini, ada satu rubrik khusus untuk remaja (pelajar). Semua murid berkompetisi, termasuk Bang Melvi. Dan ketika karyanya dimuat, maka namanya akan diumumkan waktu upacara bendera hari Senin. Sungguh mengangkat nama baik sekolah!
Bang Melvi juga pernah bekerja di penerbitan, di Annida selama 2.5 tahun, di Mizan selama 4.5 tahun. Setelah resign dari Mizan, selama 1.5 tahun beliau menjadi penulis lepas. Beliau sempat berkata, “Jangan kerja di penerbitan karena bisa mengurangi produktivitas menulis. Karena akan sering mengurusi tulisan orang lain daripada tulisan sendiri.” Hmm, sebenarnya bercanda juga sih!
Berbicara tentang dunia broadcast, spesifiknya tentang dunia skenario, Bang Melvi berujar bahwa dunia ini sangat keras. Beliau berbagi cerita saat gabung di ANP (Aris Nugroho Production), pemiliknya bernama Aris Nugroho. Mas Aris adalah sutradara sekaligus kreator beberapa komedi situasi di televisi, sebut saja ada Bajaj Bajuri, OB, Coffeebean Show, dll. Saat kerja di ANP itulah Bang Melvi mengalami ‘penggemblengan’ yang luar biasa. Dicaci maki sudah biasa.


Bang Melvi berujar, kalau kerja jadi penulis skenario :
1. Harus tega sama keluarga
2. Harus tega sama pekerjaan
3. Harus tega sama diri sendiri
Saat gabung ANP, ada tahap audisi dulu. Terpilihlah 50 orang dari berbagai daerah. Tugas pertama : menyerahkan 10 sinopsis perhari via email. Tiga puluh orang mengundurkan diri. Kemudian gugur lagi 5 orang. Tinggal 15 orang! Kelima belas orang itu salah tiganya adalah senior FLP, ada Mas Sakti Wibowo, Mas Sokat, dan Bang Melvi. 


Penghasilan seorang penulis skenario didapatkan berdasarkan hasil kerja, prestasi, dan kecermatan dalam menangkap ide dan peluang. Jargon dari Mas Aris adalah “Jika sudah masuk dalam ANP, maka ego dan harga diri harus ditinggalkan di keset”. Saat yang paling berat bagi Bang Melvi adalah saat mengejar deadline. Bang Melvi gabung di ANP selama 3 tahun.


Salah satu cara agar skenario kita diproduksi adalah dengan bertemu langsung dengan “user”-nya, yaitu produsernya, karena produsernya yang berhak memproduksi naskah. Peluang untuk menulis skenario tuh sangat banyak.


Alur skenario : membuat sinopsis, kemudian dikembangkan menjadi story line, setelah direvisi baru enjadi naskah. Naskah ini meski sudah di-ACC, tapi belum tentu diproduksi. 


Saat memasuki sesi tanya jawab, ada beberapa pertanyaan yang masuk.
1. Sudah mengirim sinopsis, tapi tidak ada respon. Bagaimana agar bisa mengurangi risiko diplagiat?
Memang, cukup menarik karena 1 sinopsis dihargai RP 500.000,- sehingga ada saja kejahatan tentang ini. Ada "penjahat sinopsis, dia membuka pengumuman, banyak penulis yang mengirim sinopsi, kemudian sama 'penjahat' tersebut sinopsisnya diplagiat (dipilih yang bagus)dan si penulis tidak dikabari.
2. Dukanya seorang penulis skenario adalah saat kreativitasnya kadang terpangkas karena masalah budget atau mendadak skenarionya harus diubag karena tokoh berhalangan hadir.
5. Apa saja yang dibutuhkan untuk membuat film sampai jadi? Properti, eumah, artis, crew, dll
6. Kalau ada stasiun TV yang memutar film yang sama, bisa jadi karena kontrak filmnya yang cukup panjang.
7. Seorang penulis novel yang naskahnya dipotong-potong. Solusi terbaik, kita sendiri yang memfilmkan (kita jadi penulis, sutradara, sekaligus produsernya).


Motivasi dari Bang Melvi:
1. FLP sudah besar dan anggotanya banyak yang sudah menjadi orang besar. Satu hal yang harus dijaga, yakni semangat menulis yang harus dibangun daru diri sendiri. FLP hanya sebagai sarana.
2. Karya kita = sejarah kita yang insya Allah akan bergaung selamanya. Menulis adalah salah satu cara yang membuat kita hidup selamanya.
3. Berjuanglah dan jangan mudah menyerah! Menjadi penulis itu tidak butuh biaya! Siapapun Anda, Anda bisa menjadi penulis. Ada dokter yang juga penulis, guru yang juga penulis, dan PNS yang juga penulis (yang terakhir ini saya imbuhi sendiri.. hehe ^^v).
Wah, ternyata di KTP Bang Melvi tertulis “PENULIS” dalam pekerjaannya. Baru tahu!!!

Setelah materi dari Bang Melvi, dilanjutkan kultum oleh Arief. Kultumnya bisa dibaca di : http://www.facebook.com/notes/arief-fathur-rizqi/catatan-kecil/10150128041375793

Reportase by :Aisya Avicenna

GORESAN WARNA KE-14 [FLP Pelangi Solo Raya]

Monday, March 28, 2011 0 Comments



Ahad, 27 Maret 2011
Ada kabar duka dari salah satu anggota FLP Pelangi.
Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Ibu Muyassarah (ibunya Mbak Ummi Kultsum) meninggal dunia. Semoga amal ibadah beliau diterima Allah SWT dan semoga keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberikan kesabaran. Amin.
***
Rencana awal, Pelangi mau ta’ziyah bareng. Kumpul di markas jam 10. Tapi ternyata banyak yang tidak bisa. Nung berangkat ke markas nebeng Mbak Anik. Sesampai di markas sudah ada Mas Dwi dan Kang Sofa dengan tampang “ngenez”mereka. Kita ngefixkan Ruang Multimedia dulu buat agenda pelatihan nanti siang. Karena tadi dapat kabar dari Mbak Fitri kalau beliau nanti siang tidak bisa datang. Otomatis tidak ada yang bertanggung jawab untuk peminjaman ruangan. Wadew, padahal siang ini kita mengundang pemateri tamu dari Tiga Serangkai. Hujan turun, deras juga euy. Kang Sofa n Mas Dwi sempat jadi “pahlawan kehujanan”, bantuin pak penjaga sekolah ngangkatin karpet yang dijemur. Hihihi. Hm, belum jadi berangkat ke rumah Mbak Ummi deh. Tapi di sana sudah ada Mbak Nury, Mbak Ivon, Mbak Amrih, dan Mbak Eka. Nung sempat baca statusnya Mbak Nury dan comment2 di bawahnya: “Layat paling geeeerrr kayae baru hari ini deh”. “Aku jadi bingung, mau bilang Innalillahi apa Masya Allah. Gokil banget dah, tapi aku tahu itu berangkat dari kesiapan dia untuk ditinggal seseorang yang dicintainya.”. wah, Nung jadi penasaran dengan apa yang tengah terjadi. Hehe…

Sambil nunggu konfirmasi dari Mbak Fitri dan nunggu hujan reda, kita berempat mbahas agenda Muslim Fair tanggal 10 April nanti. Bikin konsep “BANCAKAN PENULIS”. Wkwkwk… Tak terasa adzan Dhuhur berkumandang. Hujan juga masih turun tapi dah gak sederas tadi. Sholat dulu then persiapan Ruang Multimedia. Alhamdulillah, Mbak Fitri mengizinkan untuk pemakaian markas meski cuma sampai Ashar.

Mengenal Anak Melalui Buku
Sekitar jam 13.30, materi penulisan pun dimulai. Anak-anak Pelangi pada telat. Dasaaar! Tapi gak papa ding, yang penting bawain Nungma makanan. Laper euy… Mbak Af Idah Salmah menyampaikan banyak hal tentang “BUKU ANAK”. Mulai dari “Seputar Dunia Buku Anak”, “Jenis-Jenis Buku Anak”, “Cara Cari Ide dan Menentukan Tema Buku Anak”, “Cara Memasukkan Naskah ke Penerbit”, sampai “Tips Membuat Buku Anak yang Tidak Menjemukan”. Banyak dapat ilmu baru nih!
Pada bagian akhir beliau menyampaikan:
“MAN JADDA WAJADA. Keberhasilan adalah berkat kerja keras yang ikhlas menjalani dan menerima kritikan dengan meningkatkan kreativitas diri.”
Terima kasih ya Mbak Fida…^^

***
Sholat Ashar dulu. Kemudian kita rapat di pelataran masjid. Makhluk yang tersisa: Kang Sofa, Mas Dwi, Mbak Eka, Mbak Nury, Mbak Amrih, Mbak Anik, Nungma, Diah Cmut, dan Mbak Fu’ah. Oya, Mbak Santi nyusul setelah pulang dari kuliah. Hujan kembali menyejukkan hati-hati kita.
Rapat yang super gayeng dimulai dari pembahasan EMBUN, terutama jadwal pengerjaan naskah kita tiap pekan. Dan disepakati setiap Ahad sore pasca pertemuan rutin Pelangi kita merapatkan naskah EMBUN.
Point pembahasan kedua mengenai laporan keuangan Bendahara Pelangi, Bunda Fu’ah. Hoho…berhubung belum direkap jadi belum bisa diketahui kas terakhir Pelangi berapa duit. Tapi Insya Allah, sebentar lagi Pelangi bakal dapat pemasukan dari majalah di setiap bulannya. Cihuy…
Point pembahasan ketiga, Kang Sofa menyampaikan harapan besar Kang Nass untuk FLP Pelangi dan harapan Kang Sofa juga untuk anak-cucunya di Pelangi:
1. Pelangi menjadi tim yang kuat dan solid
2. 80% menjadi “PENULIS”
3. Produktif dalam BERKARYA!

Point pembahasan keempat, kewajiban penyelesaian naskah, maksimal sampai Juni 2011 lho yak…tiap orang ditanyai kepala suku sudah sejauh mana penulisan naskah bukunya. Hehe…Bismillah…Ayo, SEMANGAT!!!
Point pembahasan kelima, tentang agenda Muslim Fair tanggal 10 April. Pethunya menyampaikan usulan konsep “BANCAKAN PENULIS”. Tapi setelah disampaikan kepada Kang Nass via SMS beliau ternyata pas hari H tidak bisa datang. Beliau juga kurang setuju dengan konsep yang kita buat, hal terpenting yang beliau tekankan adalah harus ada “REGENERASI”. Yah, mungkin nanti Kang Sofa duet sama Mbak Asri aja deh. Hehe…ben tambah gayeng n seru!
Point pembahasan keenam, agenda dari Divisi Kaderisasi. Kita buat kesepakatan tiap tiga bulan sekali ada agenda silaturahim ke rumah personil Pelangi. Rencana ke depan, bulan Juli kita silaturahim ke rumah Mbak Anik di Sukoharjo. Ciiip…d^^b.
Dan pertemuan kita hari ini berakhir pukul 17.15. Sampai ketemu lagi pekan depan dalam kondisi yang lebih baik. SEMANGAT MENYELESAIKAN NASKAH BUKU KITA YAK!!! Yang sudah selesai, TERUSLAH BERKARYA!!!
Dan di akhir reportase ini, terlantunkanlah doa…”Semoga Pelangi menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah…Amin.” d^^b

[Keisya Avicenna, 27 Maret 2011]