Jejak Karya

Jejak Karya

Tuesday, April 12, 2011

CELOTEH AKSARA [9]: "UNTUK PERSAHABATAN KITA"

Tuesday, April 12, 2011 0 Comments
by Norma Keisya Avicenna on Saturday, April 9, 2011 at 5:59pm

Perkuat langkahmu sahabat

yakinkan diri dan hatimu

hari esok pasti lebih cerah

hari esok adalah harapan yang harus diraih.

Pandang senyumannya yang lebar

tatap wajahnya yang ceria, hari esok adalah bahagia.

Yakinlah sahabat, cinta dan cita kita selalu bersatu.

Kita akan bersatu selamanya, dalam cahaya persahabatan ini.

Sahabat….. segala rindu yang akan muncul

segala nafas yang akan berhembus

segala harapan yang akan kita raih

segala langkah yang akan kita ayunkan

yakinlah disana ada sukses.

Di sana ada keberkahan,

dan di sana pasti ada cinta...



[Keisya Avicenna, 9 April 2011...teriring denting air mata langit]

Saturday, April 09, 2011

Catatan Aisya [9] : Behind The Scene "Ekspedisi Aisya : Warna 3 Ranah (part 3)"

Saturday, April 09, 2011 0 Comments

Jumat, 9 April 2011. Pagi ini aku keluar kost pukul 05.30. Kalau dalam bahasa Jepang, namanya : “MRUPUT”. Hehe... Insya Allah, hari ini adalah hari pertama masuk kampus “LBQ Al-Utsmani” untuk belajar tahsin di level baru. Lokasi kampusnya di daerah Condet. Aku masuk jam 06.00 pagi. Alhamdulillah, sampai sana masih jam 06.00 kurang dikit. Aku langsung menuju lantai dua untuk melihat pengumuman. Penasaran, siapa ustadzah yang mengajarku di semester ini. Setelah aku baca pengumuman, senyumku mengembang, syukurku tak berbilang. Alhamdulillah, Allah masih ‘menjodohkan’ aku dengan Ustadzah Win. Dua semester terakhir aku belajar dengan beliau. Beliau adalah ‘extraordinary ustadzah’, tegas dan disiplin serta cukup inovatif dalam memberikan materi. Terima kasih ya Allah...


Pada semester ini, kelasku berjumlah 12 orang akhwat. Ada beberapa orang yang baru aku kenal. Alhamdulillah, tambah saudara lagi. Kami belajar dari pukul 06.00 sampai pukul 08.00. Biasanya aku minta izin pukul 07.30 setelah talaqi, tapi kali ini aku tidak izin karena setahuku pimpinan hari ini ada tugas dinas ke luar kota. Hehe, jadi berangkat siang! Subhanallah, pada semester kali ini ternyata jauuuuh lebih menantang dari semester sebelumnya. Pekan depan kami harus setoran 6 hadist! Glek, bismillah... semoga dimudahkan!

Pukul 08.00 aku berangkat ke kantor. Alhamdulillah, di Kopaja 502 aku dapat tempat duduk sehingga bisa membaca buku, meskipun di luar sana macet tengah melanda. Kali ini aku membaca “Agar Bidadari Cemburu Padamu”-nya Ustadz Salim A. Fillah. Aku membaca ini untuk kedua kalinya. Niatanku sih untuk merefresh kembali dan sebagai bahan bakar semangat perbaikan diri.

Pukul 09.00 aku baru sampai kantor. Siang banget ya! Tapi ternyata banyak juga yang baru datang. Maklum, macet! Hehe... Sampai di lantai 9, eh.. ternyata pimpinanku ada. Beliau tidak jadi berangkat ke Bali. Alhamdulillah, aman! Malah beliau mengizinkan aku dan seorang temanku untuk mengurus sesuatu di UI Depok (kisah ini akan aku ceritakan lain kali). Pukul 10.00, aku dan seorang temanku sebut saja namanya Lina, sudah berada di stasiun Gondangdia. Kami naik kereta Ekonomi AC jurusan Bogor. Langsung saja ya, setelah dari UI Depok, kami ke Kementerian Komunikasi dan Informasi untuk menyerahkan sebuah berkas. Awalnya mau fotocopy dulu, tapi ternyata di Kominfo tidak ada akses fotocopy terdekat. Akhirnya kami berjalan menuju Kementerian Perhubungan. Alhamdulillah ada, meski kami harus berjalan memutar. Pukul 13.30, kami kembali ke Kementerian Perdagangan. Pegel juga kakinya. Kalau ditotal mungkin hari ini kami berjalan kali lebih dari 5 kilometer. Alhamdulillah, Allah masih memberikan nikmat sehat.

Sore harinya, pukul 17:15 aku berhasil mendapat izin untuk pulang kantor. Hmm, belum packing soalnya. Insya Allah besok mau berpetualang lagi dalam “Ekspedisi Aisya : Warna 3 Ranah (Part 3)”. Tiga ranah? Mana saja tuh? Pastinya Solo dan Wonogiri. Hmm, satunya lagi masih dirahasiakan. Insya Allah besok pagi juga akan tahu. Sesampainya di kost langsung sholat Maghrib. Masih ada jeda waktu sebelum Isya, akhirnya dimanfaatkan untuk makan malam. Setelah itu menyiapkan barang-barang yang akan dibawa esok harinya. Habis Isya’, aku memutuskan untuk tidur. Badan rasanya capek sekali karena ekspedisi seharian tadi. Setelah membaca doa sebelum tidur, aku menambahkan sebuah doa yang kalau tidak salah, redaksinya seperti ini. “Ya Allah, jika Engkau berkenan... Bangunkan aku dua jam dari sekarang. Aku ingin menyiapkan keperluan untuk besok dan setelah itu aku tidak ingin tidur lagi.”

Subhanallah, aku terbangun pukul 21.30 tanpa alarm! Padahal ketiga alarmku (dua HP dan satu jam weker) sudah aku setting. Tapi mereka bertiga berdering saat aku sudah bangun. Alhamdulillah... Terima kasih Ya Allah...Setelah itu, dapat telepon dari Ibuk juga yang mengabarkan kalau ada penampilan Briptu Norman di BUKAN EMPAT MATA. Hehe, ibukku juga mendadak jadi penggemarnya Briptu Norman. Chaiyaa.. Chaiyaa... Ehem! Teman-teman kost ternyata juga sudah berada di depan TV. Hehe, akhirnya kami berempat nonton aksi Briptu Norman. Sangat menghibur!

Seorang teman kostku saat itu juga tengah menanti kabar kakaknya yang akan melahirkan anaknya yang kedua. Saat kami nonton TV bareng itu, kakaknya baru pembukaan keenam. Jadi kami nonton TV sambil harap-harap cemas. Nah, setelah acara selesai, kami masuk kamar masing-masing. Selang berapa lama, temanku heboh. Ternyata kakaknya sudah melahirkan. Alhamdulillah, kami bisa mendengar suara tangis bayi yang baru lahir lewat telepon. Subhanallah.. lucunya... Semoga menjadi anak yang sholihah ya, Nak!

Sabtu, 9 April 2011. Pukul 00.00, saatnya menegakkan sholat malam. Luruh... Pukul 02.00 berencana tilawah dan rencananya lanjut membaca buku. Al-Qur’an sudah dibuka. Kantuk menyerang. Sempat berdoa, “Ya Allah aku tidak ingin ketiduran, tapi kalau ketiduran, semoga Engkau berkenan membangunkanku sebelum jam 03.00 pagi.” Benar saja, aku ketiduran sambil duduk bahkan sempat bermimpi. Tiba-tiba terbangun pukul 02.45. Masya Allah! Al-Qur’an-ku sudah berpindah posisi, tidak lagi di pangkuan. Tapi, subhanallah walhamdulillah.. Allah mengabulkan doaku. Aku bangun sebelum jam 03.00. Setelah beberapa saat membuka mata, ada telepon masuk. Ternyata dari TAXIKU. Sang operator berujar kalau taksi pesananku bernomor 628. Tapi berhubung aku masih belum 100 % sadar, aku pun lupa dengan nomor yang diberi tahu tadi. Hehe!

Setelah itu, aku bersiap. Hmm, kalau kayak gini aku teringat waktu mau ke Surabaya setahun yang lalu. Aku janjian dengan temanku yang juga memesan TAXIKU. Kami akan terbang pukul 06.00. Taksi akan menjemput dia pukul 03.00. Kemudian akan menjemput aku pukul 03.15. Aku ketiduran juga waktu itu. Bagaimana kisahku selanjutnya kala itu? Insya Allah ada tulisan sendiri untuk mengenang kisah tersebut. Lanjut ke ceritaku tadi. Pukul 03.00, aku turun ke lantai 1 kos untuk makan roti sambil duduk-duduk di kamar Nuri, sahabatku. Subhanallah, ternyata sahabatku itu mau mengantarku sampai ke tempat taksiku mangkal. Tak terduga! Aku mencoba menelepon nomor TAXIKU yang menghubungi tadi, tapi tidak tersambung. Akhirnya aku dan Nuri keluar kost pukul 03.25 menuju Jalan Kebon Nanas Selatan 1.

Setelah sampai di situ, ternyata tidak ada tanda-tanda ada taksi. Wealah... akhirnya, aku telepon ke TAXIKU Centre. Kata operatornya, taksi pesananku sudah menunggu di depan Alfamart di Jalan Otista II. Aku pun berpisah dengan Nuri setelah menemukan taksi tersebut. Ternyata bapak sopirnya sudah menunggu di situ sejak jam 03.00 tadi meski aku pesannya jam 03.30. Terima kasih ya, Pak!

Taksi melaju kencang waktu di jalan tol. Aku lirik speedometernya, 120 km/jam euy!!! Akhirnya kami sampai di bandara Soekarno-Hatta pukul 04.00. Kepagian, Neng! Biasanya kalau naik taksi dari kost ke bandara memakan waktu satu jam, lhah ini malah cuma setengah jam. Tak apalah, lebih baik menunggu lama di bandara daripada tergesa-gesa. Sampai di bandara, langsung check in. Setelah check in dan bayar boarding tax di tempat yang sama, aku masuk ke ruang tunggu. Ealah, baru ada aku dan seorang ibu yang ternyata juga dari Wonogiri. Petugas belum ada yang datang.Sepi sekal! ^^v

“Ibu pulang ke Wonogiri dalam rangka apa?” tanyaku pada seorang ibu yang duduk di samping kananku itu.

Beliau menjawab kalau ada saudaranya yang meninggal secara mendadak. Innalillahi wa inna ilaihi roji’un... Awalnya aku mendengar kalau ada saudaranya yang “menikah”, bukan “meninggal”. Maklum, masih ngantuk! Akhirnya kami terlibat dalam obrolan seru.

“Sudah berkeluarga?” Ibu itu balik tanya.

Hadeeeeh, pertanyaan sentitip (pake “p”, buat penekanan!) Aku jawab, “Belum Bu... Kan saya masih imut,” guyonanku. Ibu itu pun terkekeh. Hehe...

Saat si ibu asyik telepon, aku pun mengeluarkan headset dan mendengarkan Q.S. Ar-Rahman dari ponselku.

Subuh menjelang, aku dan ibu itu turun ke lantai dasar untuk mengambil wudhu. Adzan belum berkumandang, aku tilawah dulu di mushola. Menamatkan Q.S. Ar-Ra’du dan mulai mengawali Q.S. Ibrahim. Paling suka waktu membaca Q.S. Ibrahim ayat 7. BERSYUKUR! BERSYUKUR!BERSYUKUR!!!

Tilawahku berhenti saat ada seorang bapak yang masuk. Aku perhatikan bapak itu, beliau melepas baju luarnya yang ternyata adalah ‘baju dinas’nya. Beliau mendobel bajunya. Beliau adalah seorang cleaning service di lantai 1 bandara ini. Setelah itu, beliau ambil wudhu kemudian menjadi imam dalam sholat subuh kali ini. Salut deh sama beliau. Beliau tetap sholat tepat waktu!

Setelah sholat, aku kembali ke ruang tunggu. Sekarang petugasnya sudah datang. Aku ke bagian boarding check untuk mendapatkan sticker tanda tempat duduk. Sticker bulat berwarna merah ia tempelkan di boarding pass-ku yang berarti aku duduk di sebelah depan. Pukul 05.30, kami masuk pesawat. Aku duduk di kursi 9 F, dekat dengan jendela. Sebelah kiriku kosong. Duh, senangnya! Sempat ngeh waktu melihat seorang artis yang wajahnya akhir-akhir ini menghias layar kaca setelah menikahi seorang peragawati asal Solo. Saiful Jamil. Dia duduk di belakangku sebelah kiri.

Pesawat lepas landas jam 06.00. Alhamdulillah... Saat-saat mau take off itulah menjadi saat yang sangat menegangkan. Doa menderas... Baru merasa plong saat pesawat sudah mengudara. Subhanallah, betapa Maha Kuasanya Allah yang menghamparkan permadani putih di langit. Awan yang kulihat pada penerbangan kali ini jauh lebih keren dibanding sebelumnya. Putih, bersih, indah nian! Di ketinggian 26.000 kaki itu, aku pun menikmatinya sambil membaca buku “Agar Bidadari Cemburu Padamu”-nya Salim A. Fillah. So inspiring!!!

Alhamdulillah, akhirnya pada pukul 07.05 kami mendarat di bandara Adi Sumarmo Solo. Welcome to Solo... Dan Ekspedisi Aisya dalam Warna 3 Ranah (Part 3) pun dimulai.... Bismillahirrahmanirrahim...

Wonogiri, 9 April 2011_17:26

Aisya Avicenna

writer@www.aisyaavicenna.com

Friday, April 08, 2011

Catatan Aisya [8] : Waspadai Arus Gombalisasi

Friday, April 08, 2011 0 Comments

Alhamdulillah, hari ini berhasil bangun pukul 00.00 lebihnya beberapa detik kayaknya. Setelah melakukan ritual sepertiga malam (baca : sholat tahajud), akhirnya memutuskan untuk menyalakan laptop. Awalnya mau menulis sebuah renungan kala tahajud tadi, tapi malah membuka file-file lama yang tersimpan di flash disk. Insya Allah nulis renungannya setelah ini saja. Saya tertarik dengan file yang berjudul “Kegombalan di Kalangan Aktivis Dakwah”. Saya baca keseluruhan artikel yang ditulis oleh ukhti Aliyah Ash-Shofiyah. Akhirnya saya putuskan untuk memposting tulisannya. Harapannya sih biar banyak yang tersinggung. Hem!!! ^^v Maksudnya, biar banyak yang bisa mengambil pelajaran dari tulisan beliau. Karena saya akui, apa yang ditulis ukhti Aliyah memang benar-benar terjadi di sekitar kita.

Berikut tulisan beliau yang sudah saya edit (tanpa mengubah substansinya). Silakan disimak!

***

Hal yang sangat menarik salah satunya adalah menyimak romantika di dunia aktivis dakwah. Di antara sebegitu banyak yang memiliki komitmen perjuangan, ada juga beberapa yang kadang tergelincir pada jebakan interaksi ikhwan-akhwat. Karena memiliki amanah yang sama, sesama pengurus harian lembaga, atau berada dalam satu bidang, bisa juga dalam satu kepanitiaan, membuat interaksi kerja menjadi lebih intens.

Intensitas hubungan kerja itu suatu saat dapat menumbuhkan benih-benih simpati atau bahkan cinta di antara ikhwan dan akhwat. Hal ini bisa jadi fenomena yang wajar, karena cinta kepada lawan jenis itu fitrah manusia, katanya. Tapi meski fitrah, tetap aja ada risikonya, terutama pada keikhlasan beramal, sehingga bila ada bibit riya’ dan ujub bisa menghanguskan pahala yang seharusnya didapat. Namun jika ternyata tidak dapat mencegah adanya perasaan seperti itu, ya harus berusaha menjaga keikhlasan, dan tetap simpati (simpan dalam hati). Apabila perasaan itu telah mewujud pada realisasi amal, baik lisan maupun perbuatan, maka tak ayal akan terjadi juga gombalisasi di sini.

Sering seseorang ingin mengekspresikan atau menyampaikan perasaannya yang sedang membuncah karena cinta. Bagi aktivis dakwah, hal seperti ini harusnya disimpan rapat-rapat dalam lubuk hatinya, jangan sampai si “dia” memergoki adanya perasaan itu. Gengsi dong!! Namun suatu saat pertahanan itu bisa jebol manakala perasaan itu makin menjadi-jadi sedang keimanan dalam kondisi menurun. Maka lahirlah sebentuk perhatian pada si “dia”, baik berupa nasehat, tausiyah, pujian, menanyakan sesuatu (baik tanya beneran atau pun pura-pura bertanya hayoo…) atau sekadar menanyakan kabar. Entah itu lewat SMS, telpon, saat chatting, via e-mail bisa juga dalam rapat koordinasi. Hmm, yang terbaru sih lewat FB, baik itu sering nge-like atau komen status.

Dari pengamatan, yang paling banyak terjadi adalah adanya gombalisme via SMS, kita sebut saja sebagai SMS gombal. Kita simak contoh SMS-SMS ini….

“Aslm. Apa kbr? Ukhti, ana sungguh kagum dgn semangat anti. Amanah anti di mana-mana namun semuanya bisa tetap tawazun. Anti benar-benar mujahidah tangguh. Tetep semangat ya Ukhti!”

“Salut sama Ukhti! Anti sungguh militan. Hujan deras seperti itu datang rapat dgn jalan kaki. Jaga kesehatan ya. Ana nggak rela klo Anti sampai jatuh sakit…”

Akhwat:

“Aww. Apa kabar? Akhi, sedang ngapain nih? Sudah makan belum? Jangan sampai lupa makan ya..”

Ikhwan:

“Www. Alhamdulillaah, menjadi jauh lebih baik setelah Anti SMS ^_^. Ane sedang memikirkan seorang bidadari dunia yang begitu anggun mempesona. Hmm… ane belum makan, tapi dah gak terasa lapar klo ingat sama Anti…”

(Halah… gombal semua tuh!!!)

Ada yang lebih parah nih … kayak gini:

“Aww. Wah .. Anti makin terlihat anggun dengan jilbab merah tadi…”

“Assalaamu ‘alaikum. Apa kbr? Lama nggak kontak ya. Ane kangen ma suara Anti…”

“ … Ane janji akan menikahi Anti setelah lulus nanti ….”

Oh .. NO!!!!! Aneh-aneh aja isi SMS-nya. Mungkin lebih banyak lagi SMS-SMS aneh lainnya yang belum terdeteksi. Hmm.. bagaimana reaksi si penerima? Ya bervariasi, ada yang cuek saja, ada yang merasa risih, ada yang membalas biasa, ada yang bertanya-tanya bin penasaran, ada juga yang suka dan berbunga-bunga, ada yang kemudian menaruh harapan. Kita simak penggalan berikut…

Pada dini hari sekitar pukul dua pagi, suara berisik nada SMS membangunkan seorang akhwat dari perjalanan tidurnya. SMS dari siapa nih malam-malam gini, pikirnya. Serta merta dia buka SMS-nya, hah… dari seorang ikhwan, bunyinya:

”Wahai Ukhty, segera terjagalah dari mimpi indahmu, bangunlah dari peraduanmu, basuhlah wajah dan anggota tubuhmu agar bersinar di hari kemudian, bersujud dan bersimpuhlah kepada Allah, agungkanlah Asma-Nya. Niscaya Allah akan meridhoi langkah kita dan mengabulkan cita dan harapan kita.”

Sang akhwat tertegun, ngapain malam-malam begini si ikhwan itu ngirim SMS, kurang kerjaan aja. Dasar, sok perhatian! Namun tanpa sadar jari-jari lentik akhwat itu mengetik balasan:

“Jazakallah khairan, Akh. Jangan kapok tuk sering ngingetin ane ya…”

Nah lo!!

Coba dirasa-rasakan, apa SMS-SMS semacam itu tidak berisiko? Bagus sih sepertinya, membangunkan untuk sholat tahajud tapi efek sampingnya bisa menimbulkan penyakit-penyakit hati. Bikin merajalelanya VMJ (Virus Merah Jambu). Waa.. kalau virus yang satu ini menyebar, bisa repot. Sulit nyari vaksin atau anti virusnya.

Makanya ingat, penyebab awal perlu dicegah, yakni adanya gombalisasi. Kalau si gombal dah nyebar, maka sedikit banyak korban bisa berjatuhan. Baik ‘lecet-lecet’ ringan maupun ‘luka’ berat. Bahkan nanti nggak hanya berdampak pada hati, tapi juga fisik. Lha bayangin saja kalau jadi nggak enak makan, nggak nyaman tidur karena tiap mau makan ingat dia, mau tidur ingat dia, mau ngapain aja ingat dia, apa nggak lama-kelamaan bisa kurus tuh? Trus, siapa korbannya? Siapa lagi kalau bukan kaum wanita/akhwat.

Mestinya paham dong gimana fitrah perasaan mereka. Mereka senang dan suka bila diberi perhatian, bisa berbunga-bunga hatinya. Dan tipe cinta mereka (kebanyakan) adalah jatuh cinta sekali yang dibawa sampai mati, kayak Nurul dalam novel AAC itu loh… Trus mereka juga mudah berharap. Nah tuh, coba pikir kalau sampai mereka jatuh cinta, kemudian sampai berharap. Jika kemudian cinta dan harap itu tidak kesampaian, apa nggak sakiiiit banget nanti? Apa tega, mendholimi mereka seperti itu?

So, khususnya bagi para ikhwan, jaga diri, jaga hati, jaga gengsi. Jangan asal kirim SMS, lebih-lebih SMS gombal bin murahan. Juga jangan asal balas SMS, apalagi dengan SMS gombal. Ini nih contoh balasan yang ngegombal….

Akhwat :

“Ane pengin rihlah, ke syurga …”

Ikhwan :

“Ukhty, ke mana pun Anti mau pergi, saya akan bersedia menemani, meski taruhannya jiwa ini …” (He..he..he.. peace Ukhti ^_^ )

Nah!! Dasar gombal! Jaga gengsi dong. Ini nih…. Barisan kata berikut mungkin bisa menggambarkan ikhwan yang nggak mau nggombal.

Karena Aku Mencintaimu
Wahai Ukhty…
Karena aku mencintaimu, maka aku ingin menjagamu
Karena aku mencintaimu, aku tak ingin terlalu dekat denganmu
Karena aku mencintaimu, aku tak ingin menyakitimu
Karena cintaku padamu,
Tak akan kubiarkan cermin hatimu menjadi buram
Tak akan kubiarkan telaga jiwamu menjadi keruh
Tak akan kubiarkan perisai qolbumu menjadi retak, bahkan pecah
Karena cinta ini,
Ku tak ingin mengusik ketentraman batinmu,
Ku tak ingin mempesonamu,
Ku tak ingin membuatmu simpati dan kagum,
Atau pun menaruh harap padaku.
Maka biarlah…
Aku bersikap tegas padamu,Biarlah aku seolah acuh tak memperhatikanmu,
Biarkan aku bersikap dingin,

Tidak mengapa kau tidak menyukai aku,
Bahkan membenciku sekali pun, tidak masalah bagiku….
Semua itu karena aku mencintaimu,
Demi keselamatanmu,
Demi kemuliaanmu.

So, sekali lagi bagi para ikhwan, jangan jualan gombal, jangan obral janji. Nggak usah deh sok perhatian, terlebih lagu bilang suka atau cinta. Bisa fatal tuh akibatnya! Mau jadi orang dholim?? Tegaskan semenjak sekarang, hal seperti itu tabu kalau belum nikah. Kalau dah nikah sih … puas-puasin aja bilang cinta seratus kali sehari ama istrinya. Sampai puas deh, terserah! ^_^

Bagi para akhwat, hati-hati binti waspada Ukh … jangan mudah digombali. Jangan percaya dengan kata-kata suka, cinta atau janji-janji. Jangan mudah menambatkan hati, jangan mudah berharap. Stay cool, calm, confident. Perisai izzahmu harus tetap kokoh. Antunna tidak suka terombang-ambing kan? Antunna lebih suka pada kepastian kan? Makanya jangan sampai semua itu terjadi sebelum ada hal yang konkrit, sebelum ada kepastian. Hal konkrit itu adalah, si ikhwan mengkhitbah Antunna dengan datang ke orang tua Antunna. Itu baru deh, oke. Waspadalah …waspadalah …

SO SEMUANYA …. WASPADAI ARUS GOMBALISASI!!!

(Afwan jiddan jika ada yang tersinggung!!!! Just intermezzo… ^__^)

***

Semoga tulisan dari Ukhti Aliyah di atas kembali menyadarkan kita. Kita sendiri tak bisa menjamin akan keterjagaan hati kita yang kerap naik turun. Fluktuatif! Oleh karena itu, lebih baik menghindari hal-hal yang jelas bisa membuat hati kita sakit. Tetap istiqomah, wahai saudara-saudaraku... Semoga Allah senantiasa meneguhkan dan menjaga kita. Amin...



Jakarta, 080411_02:55

Aisya Avicenna

writer@www.aisyaavicenna.com

CELOTEH AKSARA [8]: “DIA BEGITU DEKAT…SANGAT DEKAT!”

Friday, April 08, 2011 0 Comments



“…Dan Dia bersama kalian di manapun kalian berada..”(Al Hadid 4)

Jika saja aku tak menyadari keberadaan-Nya disisiku selalu, maka mudah saja bagiku untuk melakukan apapun yang kuinginkan.
Hilang rasa malu. Hilang rasa takut akan balasan hari akhir. Lupa apabila ia selalu mengawasi semua yang aku lakukan.

“Dan sesungguhnya, kami telah menciptakan manusia, dan Kami mengetahui apa yang dibisiki oleh hatinya. Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya”.
(Qaaf : 16)

Bisa saja saat ini aku mengaku beriman bahwa Allah Maha Mengetahui dan Maha Mendengar. Tapi aku tetap melakukan apa saja yang aku mau, aku suka, aku ingin hanya untuk kesenangan sesaat. Hanya untuk sebuah tujuan yang terkadang aku sendiri tak tahu manfaatnya bagiku. Terlebih lagi untuk sesuatu yang begitu menyilaukan pandangan mata. Sesuatu yang begitu nyaman oleh pendengaran. Padahal semua itu adalah fana. Sementara. Mudah saja bagi Allah untuk menyirnakan apa yang ada di hadapanku. Semuanya. Tanpa terkecuali.

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari emas dan perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan disisi Allah tempat kembali yang baik. ”

Maka, biarlah kuhadirkan rasa takut ini untuk menjagaku dari apa-apa yang melenakanku. Bukan agar dipandang baik oleh makhluk. Melainkan untuk memberikan persembahan terbaikku untuk Allah Azza wa Jalla. Sendainya aku tak mendapatkan kebahagiaan dunia seperti yang lain, maka biarlah aku menanti kesenangan yang nyata lagi kekal di hari akhir.

Sungguh aku tak mengetahui berapa lama aku akan hidup. Akankan kehidupan akhir nanti menjemput dengan keadaan terbaik (khusnul khatimah). Seberapa banyak amalan yang aku miliki untuk bekalku. Aku tak tahu …

“Dan adapun orang yang takut akan maqam Rabbnya dan mencegah diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya”.
(An Nazi’at: 40-41)

[Keisya Avicenna… April hari ke-8. Seperti filosofi angka 8: SEMANGAT YANG TAK TERPUTUS!!! Untuk sahabat-sahabatku, kepada Allah kupinta agar 1000 malaikat membimbing setiap langkahmu. Sejuta cahaya tak padam menerangi jalanmu. Tak terbilang tangan menjagamu. Tak banyak aral menghadangmu. Teruslah bergerak dan tetaplah istiqomah!!!]

Thursday, April 07, 2011

CELOTEH AKSARA [7]: NDEGAN MANING-NDEGAN MANING

Thursday, April 07, 2011 0 Comments


CELOTEH AKSARA [7]: NDEGAN MANING-NDEGAN MANING

Siang itu kembali Trio Permen Sunduk (baca: Nungma, Diah Cmut, n Ayu’) mengukir kisah di Taman Pujangga Ronggowarsito. Tepatnya di bawah Jembatan Jurug. Tempat favorit kita untuk mencari inspirasi dan meluapkan segala kegundahan di hati. Haiyyah…sebuah “arena pelepasan emosi jiwa”. Kelkelkel…

***

Ayu’ njemput Nungma di kost sekitar jam 12.45. Siang ini kebetulan Nungma free, gak ada jadwal ngajar, jadi abiz ndegan rencananya mau langsung mudik. Hm, sambil nunggu kabar Cmut yang gak bales-bales (bukan gak pulang-pulang, nanti malah kayak Bang Thoyib ajah), aku dan Ayu’ asyik bercerita tentang si Dora. Gadis kecil yang sering kita jumpai di perempatan bangjo daerah Manahan. Sambil ngobrol, Nungma mengamati tingkah polah Ayu’. Tu anak asyik “dolanan” spionnya yang lepas. Ahihihi…lucu banget lah! Berhubung Cmut gak bales-bales, yasudah kita ke lokasi duluan. Ngeeengg…

Singkat cerita, sampailah kita berdua di lokasi ndegan. Kita pilih yang di sebelah atas aja. Meja ini pekan kemarin Nungma gunakan juga untuk ndegan bareng dik Fera, ‘n tamu tak undang “Mas Tyo”. Hadeh… Cmut ternyata lagi otw dari rumah. Yadah, Nungma ‘n Ayu’ pesen makan siang dan degan duluan. Menu kita sama. Mie yang kolaborasi sama ayam. Jadilah mie ayam. Hihi, dari kostan tadi soalnya Nung sengaja bawa saos sachetan. Hohoho…sambil nunggu pesanan jadi, kita asyik ngobrol ‘n cerita macem-macem sambil menikmati pemandangan di sekeliling lokasi. So romantic lah suasananya.

Sejak jadi mahasiswi dulu, Nung juga dah sering ke sini. Tapi tujuannya bukan untuk ndegan, tapi cari preparat buat praktikum bahkan sempat juga praktikum Pencemaran Lingkungan di daerah itu. Dan sekarang, tempat ini menjadi tempat favorit anak-anak FLP. Namanya dah mendukung sih! Taman Pujangga Ronggowarsito. Ahay…

***

Degan gula merah tanpa es dan mie ayam siap disantap. Mak nyuz dah! E, lagi asyik-asyik nyam-nyam ada seekor kucing berbulu putih ada jleret-jleret hitam di bagian kepalanya mendekati kami. Ayu’ yang agak jijay bajaj sama kucing ber-hush-hush ria. Mencoba ngusir tu kucing. Tapi si doi malah cuek-cuek aja. Hihi. Tak kasih rambak nolak. Hadeh, keren pisan ni meong! Maunya daging ayam! Akhirnya, Nung terinspirasi buat ngasih dia nama Rangga. Karena dia hobi berpatroli di daerah ini (dulu kita juga dah pernah ketemu dengan ni kucing). E, ternyata ni kucing berjenis kelamin betina. Yasudah, yang semula kita kasih nama Rangga, kita lengkapin deh…yang jelas bukan Ranggawati atau Ranggasari (coz itu akhiran namanya kita-kita), jadinya Ranggayuni. Hihihi. Kapan-kapan kenalan sama Diajeng Tya, ya Rangga! Nung malah jadi inget dengan seekor kucing yang sempat SUPERTWIN temukan pada tanggal 6 April 2003, yang akhirnya kita beri nama yang sangat puanjang: PUSQUITO APRILIO HEKSA DEVO LUCIANO VENUS MOKO WHISKASTO FELIS DOMESTICO. Panggilane ya “Pus!”. Hehe…

Cmut datang. Dia pesan tahu kupat. Si Rangganya dah ilang tanpa pamitan. Mungkin ingin melanjutkan episode “Rangga Mencari Cinta”. Hehehe… ngobrol semakin seru. Aku dan Ayu’ dah abz duluan, Cmut baru mulai makan. Untungnya, aku bawa agar-agar, bisa jadi makanan penutup dah! Cmut ngluarin 3 buku tentang kerajinan tangan. Milih-milih yang mau ditampilkan buat EMBUN edisi ke-2. Obrolan paling seru saat Ayu’ cerita tentang SMS-nya “Mas Wiwid” (bukan nama sebenarnya. Yaiyalah bukan…secara dugaan Ayu’ meleset sampai kepleset). Hahaha…Ayu’…Ayu’…sungguh Muwu Thedmamu!!! Mengenang saat kejadian “Mas Gol A Gong dan Mbak Tias Tatanka”. Xixixixi…Ayu’ oh Ayu’!

Aku dan Cmut sontak ngikik garing gitu. Cmut akhirnya malah jadi crita tentang masa-masa magangnya di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta (RSJD). Doi ternyata pernah pingsan gara-gara tindakan “penganiayaan” salah seorang pasien di sana waktu dia sedang melakukan pemeriksaan. Hadeh…lucu amat, Mut! Nungma jadi makin penasaran dengan pasien-pasien di sana. Tapi setidaknya dah mampu menganalogikan dan membayangkan, paling juga gak beda jauh dengan tingkah seorang perawat di sana juga, yang tergabung di FLP angkatan 6. Pluz kepala suku Pelangi kita. Hihi…yang sepakat, tunjuk tangan!!! d^^b…*jadi inget tingkah polah mereka berdua waktu selesai rapat EMBUN di Manahan. Kalau gak percaya tanya Mas Aris El Durra dan Kang Fachmy Casofa! (sang pelaku). Saksi hidupnya Mbak Santi, Mbak Amrih, dan Nungma. Saksi matinya: gulungan tisu dan air kobokan, pluz gelas tehnya Mbak Santi. Haha…

***

Kembali ke Taman Pujangga…Hm, terdengar suara seruling yang mengalun syahdu. Seruling yang dimainkan oleh bapak penjual mie ayam. Mulai dari Himne Guru, Kisah Kasih di Sekolah, Bagimu Negeri, Desaku, dll. Mau request tembangnya Maher Zain, tapi beliau kayaknya belum update not/kuncinya deh. Hihi…

Kebersamaan kita bertiga berakhir setelah kita mencoba membuat puisi berantai…Dan inilah hasilnya!

Pertemuan kita di taman pujangga
Sesegar degan semanis gula
Silir-semilir angin berdesir
Menyelami kisah yang ‘kan terukir

Srupat-sruput nikmatnya tiada tara
Pelepas dahaga sejuta cerita
Tahu kupat pengobat lapar
Merasai indahnya Bengawan Solo yang terhampar

Kubiarkan kembali aksaraku bertutur
Menapaki jalan ini penuh syukur
Liukan desau seruling menemani kicau kita
Mendendangkan cinta yang sarat makna
Tak henti dan tak putus
Karna waktu terlupa lama
Dan cerita kita takkan binasa…
(uwuh…mehehehe…mehihihi…mehuhuhu…^^v)


[Coretan aksara di Taman Pujangga 6 April 2011, by: Norma Keisya Avicenna, Aprisa Ayu Primasari, dan Diah Cmut). Sungguh gubrak-gubrak! Semoga menghibur…

Catatan AIsya [7] : Pertengkaran Kecil

Thursday, April 07, 2011 0 Comments

“Assalamu’alaikum. Ri, Wiwik opname di rumah sakit ya? Kok aku nggak dikasih tahu sih? Wah, sepertinya ada yang perlu dievaluasi dengan ukhuwah kita. Tega ya kamu nggak ngasih tahu aku, padahal kita kan sahabat dekat."

Kurang lebih begitulah SMS-ku pada seorang sahabat beberapa bulan yang lalu. Masih teringat dalam ingatan, waktu itu sampai di kost jam 20.00 lebih. Sampai di kost ada adik kost yang berujar kalau dia habis dari rumah sakit menengok Wiwik. Ternyata Wiwik dirawat di Rumah Sakit sejak kemarin karena kena Demam Berdarah. Wah, langsung teringat Nuri sahabat baikku yang juga sekantor dengan Wiwik dan satu kost sama aku. Mengapa Nuri tidak memberi tahu aku? Padahal kemarin aku juga menanyakan kondisi Wiwik. Tapi ia jawab, baik-baik saja kok! Awalnya kesal juga sih, tapi akhirnya ada ide terbersit. Hmm, saatnya manajemen konflik dipraktikkan! (baca : mau ngerjain Nuri.com)

Akhirnya malam itu juga aku SMS Nuri seperti di atas. Lamaaa, belum segera ada jawaban dari Nuri sampai akhirnya Nuri membalas. SMS balasannya berisi permintaan maaf. Hmm, nggak enak juga sih sebenarnya. Tapi, tidak ada salahnya menciptakan sedikit konflik dalam persahabatan kami. Aku hanya ingin merasakan, bagaimana kalau ada konflik di antara kami karena selama ini hubungan kami baik-baik saja.

Keesokan harinya, aku dan Nuri masih saling diam. Hingga sore harinya kami bertemu di rumah sakit saat menjenguk Wiwik. Nuri sudah tiba di rumah sakit lebih dulu dari aku karena habis Maghrib aku baru pulang dari kantor. Saat bertiga inilah, kami kembali cair. Nuri bahkan sengaja menungguku sampai di rumah sakit agar bisa pulang ke kost bersama. Sepulang dari rumah sakit, kami sudah kembali seperti biasa. Seolah tak ada konflik di antara kami. Ahh, indahnya persahabatan ini. ^^v

Tentang manajemen konflik, aku jadi teringat materi saat Diklat Prajabatan setahun yang lalu tentang “Membangun Kerjasama Tim”. Saat diklat itu, aku dikenal teman-teman sebagai salah seorang peserta yang sering membuat singkatan-singkatan atau rumus-rumus dalam setiap materi. Ehem! Termasuk dalam materi ini. Waktu itu aku juga mendapat kesempatan mempresentasikan materi ini di depan teman-teman. Salah satu point yang aku sampaikan adalah tentang cara menghadapi konflik, terlebih dalam sebuah tim. Konflik memang bisa terjadi dalam diri sendiri. Tapi yang aku bahas ini adalah konflik dalam tim.

Tim di sini banyak contohnya, misal dalam lingkungan kerja, dalam dunia kepenulisan (pengalaman pribadi nih!), dalam rumah tangga (suami-istri), dalam persahabatan, dalam olahraga, dll. Wajar adanya jika dalam satu tim sering terjadi perbedaan pendapat atau hal lainnya yang memicu lahirnya konflik. Konflik harus dihadapi, bukan dihindari karena kalau konflik dalam tim tidak segera diselesaikan maka akan menyebabkan perpecahan dalam tim tersebut. Konflik dapat dihadapi dengan “SENYUM”.

[S]adari dan akui adanya konflik.

Tanpa ada pengakuan dan kesadaran akan adanya konflik, maka masalah tidak akan terpecahkan. Tim yang efektif akan menyadari adanya konflik sejak dini sehingga tidak akan menjadi penghalang kinerja tim. Oleh karena itu dibutuhkan kepekaan dalam berinteraksi.

[E]valuasi kinerja tim dan identifikasi konflik

Lakukan evaluasi kinerja dan lakukan identifikasi akar masalah dari timbulnya konflik, apakah dari personal atau sistem.

[N]etral terhadap semua pendapat.

Lakukan sumbang saran. Libatkan semua tim untuk mengungkapkan pendapat dengan bersikap netral pada pendapat-pendaoat tersebut dan pada orang yang mengemukakannya.

[Y]akin bahwa konflik akan cepat selesai jika diselesaikan bersama.

Selesaikan konflik secara bersama, bisa dengan diskusi bersama secara terbuka.

[U]ntuk menemukan solusi, buat kesepakatan

Personel tim bekerja sama dan saling berlapang dada dalam mengambil setiap keputusan sebagai solusi konflik tersebut agar tidak melahirkan konflik baru.

[M]engkaji solusi

Mengkaji solusi sangat diperlukan untuk mengetahui efektivitas solusi yang diberikan tersebut. Kalau sekiranya solusi sebelumnya kurang tepat, bisa dilakukan kaji ulang untuk menemukan solusi lain yang lebih baik.

Semoga rumus “SENYUM” di atas bisa menjadi alternatif solusi dalam menghadapi konflik. Tidak ada salahnya jika kita menciptakan adanya konflik jika memang diniatkan sebagai sarana pembelajaran. Jujur, setelah ‘keusilan’-ku yang sempat melahirkan ‘pertengkaran kecil’ di atas, aku dan Nuri semakin akrab saja. Bisa dicoba! Tapi hati-hati juga ya... ^^v

Sedih bila kuingat pertengkaran itu

Membuat jarak antara kita

Resah tiada menentu hilang canda tawamu

Tak ingin aku begini tak ingin begini



Sobat rangkaian masa yang tlah terlewat

Buat batinku menangis

Mungkin karena egoku mungkin karena egomu

Maaf aku buat begini maaf aku begini



Bila ingat kembali janji persahabatan kita

Tak kan mau berpisah karena ini

Pertengkaran kecil kemarin cukup jadi lembaran hikmah

Karena aku ingin tetap sahabatmu

(Backsong : Pertengkaran Kecil_Edcoustic)

Jakarta, 070411_06:13

Aisya Avicenna

writer@www.aisyaavicenna.com

Catatan Aisya [6] : We are The Champions

Thursday, April 07, 2011 1 Comments

Beberapa hari yang lalu, saat sedang merapikan berkas-berkas pribadi, aku menemukan selembar kertas yang membuatku tersenyum. Aku baca di pojok kanan bawah kertas itu bertuliskan “Kebun Raya Bogor, 16 Maret 2010 jam 11.00, Diklat Prajab Golongan III Angkatan II.” Inilah semua tulisan di kertas itu.



ETIKA SURYANDARI.

Menurut kamu, saya bagaimana?

- Pintar

- Imajinasi kreatif

- Inovatif

- Pintar

- Rajin

- Kalem

- Diem

- Kreatif

- Smart

- Jelek

- Pinter

- Kreatif

- Pinter

- Gak tau

- Religius

- Beretika sekali

- Matematika banget

- Sopan

- Tekun

- Soleha

- Pinter

- Pinter

- Pinter banget

- Pintar dan wawasannya luas

- Pinter, banyak wawasan

- Matematik banget



Sekitar 24 orang memberikan penilaian tentangku setelah beberapa hari kami bergabung dalam rangkaian kegiatan Diklat Prajab Golongan III Angkatan II di Pusdiklat Kementerian Perdagangan, Sawangan Depok. Harusnya semua berjumlah 33 orang. Akan tetapi, beberapa dari kami tidak bisa mengikuti acara refreshing ke Kebun Raya Bogor hari itu. Masih teringat jelas, Mas Hiras cengar-cengir gara-gara semua teman ia tulis “jelek”. Dasar!!! ^^v. Terus Mas Ramiaji, Mas Rendi, dan Mas Billy yang juga jadi sasaran olokan teman-teman waktu kita duduk melingkar beralas koran saat itu. Sebelum acara sarasehan tersebut, kami sempat berkompetisi dalam dua lomba yang sudah disiapkan Mas Bowo dan Mas Ramiaji selaku sie acara. Kedua lomba itu adalah memindahkan karet gelang secara berantai dengan menggunakan sedotan di mulut dan lomba menyeberang cepat dengan menggunakan dua lembar koran. Setelah dari Kebun Raya Bogor, kami mampir ke pabrik tas khas Bogor di Tajur.

Sekedar menyegarkan memori kembali ke masa setahun yang lalu. Aku mencoba menuliskan kembali jadwal diklat kami. Hmm, semacam catatan harian waktu itu. Setiap hari kami harus mengenakan seragam putih-hitam pada hari Senin sampai Kamis dan batik pada hari Jumat. Kami juga harus membuat resume setiap selesai mendapatkan materi. Kadang dikerjakan sampai malam, sering juga dikerjakan saat pelajaran tengah berlangsung ^^v. Semuanya mendapatkan kesempatan untuk maju di depan kelas, mempresentasikan resumenya.

Senin, 8 Maret 2010

Setelah semalam sebelumnya kami check-in di Pusdiklat, pagi ini kami harus menghadapi placement test bahasa Inggris. Setelah 1 jam berlangsung, kami istirahat sejenak di ruang makan, kemudian dilanjutkan dengan pengarahan program dan pengarahan akademis yang dipandu oleh Bapak Ridwan Rajab dari Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. Jam 12.00-13.00 kami mendapat materi tentang Kesehatan Mental dari Bapak Junaidy. Sore harinya adalah sesi yang paling aku suka, yakni materi motivasi “Soft Competency” yang disampaikan Bu Tammy Utanty. Meski waktu itu aku duduk paling pojok, tapi aku sangat tertarik dan bersemangat mengikuti materi ini.



Selasa, 9 Maret 2010

Hari kedua ini kami mengenakan pakaian olahraga. Materi hari ini adalah tentang dinamika kelompok. Kami nge-game dengan dipandu Bu Siti Yamtinah dan Bu Wah, seru! Kita juga diberi lembar isian bergambar bintang dan di kelima sudut bintangnya kami diminta menulis : dua tokoh idola, dua keberhasilan, dua kegagalan, tiga kata yang menggambarkan diri, dan dua cita-cita. Masih ingatkan kawan apa yang kalian tulis? (Hmm, kalau aku masih inget karena masih kusimpan ^^v).


Rabu, 10 Maret 2010

Materi ketiga sudah cukup berbobot, yakni “Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI” yang dipandu oleh Bapak Remedy Silalahi.



Kamis, 11 Maret 2010

Pagi buta kami berhadapan dengan salah satu anggota POLRI. Hmm, hari ini kami akan latihan baris-berbaris. Aku lupa siapa nama instrukturnya (ada yang masih ingat???). Setelah makan pagi, kami mendapat materi tentang “Budaya Kerja Organisasi Pemerintah” dengan pemateri Ibu Haryati Hudayah. Sorenya kami mendapat materi Bahasa Inggris dari Bapak Syarifuddin Nurdin.



Jumat, 12 Maret 2010

Setelah senam dengan instruktur yang autis (menjiplak kata-kata Bowo, karena sang instruktur gerakannya cepet banget), kami sarapan. Kemudian mendapatkan materi “Etika Organisasi Pemerintah” dari Bapak Arifin Heru Sasongko. Kalau biasanya kami selesai pukul 17.00, hari ini ada yang special karena setelah Maghrib, Pak Sekjen akan datang. Pada kesempatan ini Pak Sekjen banyak memberi kami motivasi dalam meniti karir di Kementerian Perdagangan kelak. Kami diminta menuliskan impian-impian kami kelak. Jadi ingat saat Mas Ivan bilang kalau ia ingin menjadi Sekjen kelak. Aamiin... ^^v



Sabtu, 13 Maret 2010

Setelah mendapat pelatihan baris-berbaris, kami mendapatkan materi “Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka NKRI” oleh Bapak Mudjadid Dulwathan. Sorenya dapat materi bahasa Inggris lagi.



Senin, 15 Maret 2010

Hari ini Pak Dulimin membersamai kami dalam materi “Manajemen Kepegawaian Negara” dan sorenya baru materi bahasa Inggris.



Selasa, 16 Maret 2010

Hari ini tanggal merah. Kami sepakat untuk liburan ke Bogor tepatnya di Kebun Raya Bogor. Seru juga. Hmm, kisahnya panjang kalau diceritakan, sebagian sudah aku ceritakan di atas. Pokoknya hari ini kami bahagiaaaaaa banget!



Rabu, 17 maret 2010

Hari ini kami mendapat materi tentang “Manajemen Perkantoran Modern” oleh Ibu Susilawati Sukmadji dan Ibu Amah Suryamah.



Kamis, 18 Maret 2010

Ehem! Pada aksi baris-berbaris hari ini aku berkesempatan menjadi komandan pleton (danton) euy! Siaaaaap graak!!! Hehe...

Hari ini di kelas kami dapat materi “Komunikasi yang Efektif” dari Bapak Hendriana. Sorenya baru dapat materi bahasa Inggris.



Jumat, 19 Maret 2010

Setelah senam pagi dan sarapan, kami masuk kelas dan menerima materi “Membangun Kerjasama Tim” bersama Ibu Siti Yamtinah dan Ibu Amah Suryamah. Kedua ibu yang sangat bersemangat ini cukup menarik dalam menyampaikan materi.



Sabtu, 20 Maret 2010

Hari ini adalah hari terakhir kami mendapatkan materi utama dalam Diklat Prajabatan. Materi terakhir yang diberikan adalah “Pelayanan Prima” yang dipandu oleh Ibu Heny Hadiparmono dan Bapak Hadi Adji Susanto.



Senin, 21 Maret 2010

Ahad kemarin kebanyakan dari kami memilih bertahan di asrama karena hari ini pukul 08.00 kami UJIAN! Wah, soalnya studi kasus. Cukup seru sih!

Siangnya kami mendapat materi tentang “ATASE/ITPC Departemen Perdagangan”, dilanjutkan post test bahasa Inggris sore harinya.

Malam harinya kami mengadakan “PROM NIGHT”. Pesta perpisahan. Pada acara malam ini ada pemilihan peserta TER. Jujur, saya lupa siapa saja yang terpilih. Ada yang mau membantu mengingat? Tapi yang tidak terlupa adalah aba-aba dari Mas Sugeng saat jadi komandan di kelas. Hehe... Lucu! Selain itu adalah Mas Meymey yang dinobatkan menjadi maskot angkatan kita. Malam itu kami sharing, nge-game, foto-foto, dll. Super seru pokoknya!





Selasa, 23 Maret 2011

Hari terakhir baris-berbaris dengan POLRI, dilanjutkan evaluasi dari panitia dan acara terakhir adalah penutupan. Pada penutupan ini, kami diminta menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Syukur. Awalnya kami kesulitan mencari dirigen, akhirnya terpilihlah Bowo yang memimpin kami menyanyi. Keren euy! Penutupan disampaikan secara resmi oleh Pak Sekjen Kemendag. Kami mendengarkan dengan hikmat. Aku sempat terkejut waktu Pak Sekjen menyampaikan rumus CHAMPION-ku. Ya, rumus CHAMPION ini memang sempat aku tulis dalam sebuah resume-ku yang dibaca Pak Sekjen. Wah, bahagianya.....



CHAMPION

C = Ciptakan semangat, motivasi, dan etos kerja yang tangguh

H = Hidupkanlah integritas dan profesionalisme dalam diri

A = Atur dan manfaatkan waktu dengan efektif dan efisien

M = Mengabdi sepenuh hati sebagai abdi negara dan abdi masyarakat

P = Pelihara komitmen dan konsistensi pada visi, misi, dan tujuan organisasi

I = Interaksi positif dengan memiliki etika dan norma kepada semua elemen

O = Optimalisasi kerja dengan dedikasi dan loyalitas yang tinggi

N = Niatkan untuk selalu berubah menjadi lebih baik, mulai dari diri sendiri, dari yang terkecil, dan dari saat ini.



Pada akhir acara, terpilihlah tiga peserta terbaik yakni Mas Ramiaji, Mas Imam, dan Mas Usman. Selamat ya! Tapi, semuanya adalah JUARA! WE ARE THE CHAMPIONS! Secara ya kita tuh kompak banget dan kompetisinya juga fair banget. Semua saling menopang. Semua saling bekerja sama. Ahh, luar biasa!!!



I've paid my dues

Time after time

I've done my sentence

But committed no crime

And bad mistakes

I've made a few

and I've had my share of sand

Kicked in my face

But I've come through

And I need to go on and on and on and on


We are the champions - my friends

And we'll keep on fightin' till the end

We are the champions

We are the champions

No time for losers

'Cause we are the champions of the world



I've taken my bows

And my curtain calls

You've brought me fame and fortune

And everything that goes with it

I thank you all

But it's been no bed of roses no pleasure cruise

and I consider it a challenge before the whole human race

That I ain't gonna lose

And I need to go on and on and on and on



We are the champions - my friends

And we'll keep on fightin' till the end

We are the champions

We are the champions

No time for losers

'Cause we are the champions of the world





***

Dan hari ini kawan, kita bersama mengucapkan janji/sumpah PNS. Sekedar mengingatkan isinya :

Demi Allah, saya berjanji

Bahwa saya akan setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah

Bahwa saya, akan mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada saya dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab

Bahwa saya, akan senantiasa menjunjung tinggi kehormatan Negara, Pemerintah, dan martabat Pegawai Negeri, serta akan senantiasa mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan saya sendiri, seorang atau golongan

Bahwa saya, akan memegang rahasia sesuatu yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus saya rahasiakan

Bahwa saya, akan bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan Negara.



***

Semoga janji di atas bukan hanya sekedar janji. Tapi benar-benar terpatri dalam hati dan teraplikasi dalam setiap aktivitas kita. Semoga Allah memberikan kemudahan bagi kita semua. Amin...



Jakarta, 060411_20:42

Aisya Avicenna (alias Etika Suryandari)

writer@www.aisyaavicenna.com

Wednesday, April 06, 2011

Allah Knows

Wednesday, April 06, 2011 0 Comments
Album : Allah Khows
Munsyid : Zain Bhika and Dawud Wharnsby Ali
http://liriknasyid.com

When you feel all alone in this world
And there’s nobody to count your tears
Just remember no matter where you are
Allah knows, Allah knows.

When you’re carrying a monster load
And you wonder how far you can go
With every step on that road you take
Allah knows, Allah knows.

Chorus:
(Cause) No matter what, inside or out
There’s one thing of which there’s no doubt
Allah knows, Allah knows.

And whatever lies in the heavens and the Earth
Every star in this whole universe
Allah knows, Allah knows.

When you find that special someone
Feel your whole life has barely begun
You can walk on the moon shout it to everyone
Allah knows, Allah knows.

When you gaze with love in your eyes
Catch your glimpse of paradise
And you see your child take the first breath of life
Allah knows, Allah knows.

Chorus
When you lose someone close to your heart
See your whole world fall apart
And you try to go on but it seems so hard
Allah knows, Allah knows.

See we all have a path to choose
Through the valleys and hills we go
With the ups and the downs never fret never frown
Allah knows, Allah knows.

Chorus 2x
Every grain of sands in every desert plants
He knows…
Every sheet of palm, every closed hand
He knows…
Every sparkling tear on every eye lash
He knows…
Every thought I had and every word I share
He knows…
Allah knows…

CELOTEH AKSARA [1]: "GORESAN ASA"

Wednesday, April 06, 2011 0 Comments
by Norma Keisya Avicenna on Thursday, March 31, 2011 at 4:44pm

Melangkah, kepala tengadah..

Menatap angkasa

Mensketsa asa

Mencoba menangkap pesan semesta

Merasakan aura cintadari Sang Maha...

Masih kunanti dalam sendiri

Sebuah kata yg mengisyaratkan nama

Penuh makna

Kamu atau mereka...

Dia atau tak ada...

Menanti sang waktu datang tepati janjinya

Celoteh Aksara [4]: H.I.D.U.P

Wednesday, April 06, 2011 0 Comments
by Norma Keisya Avicenna on Monday, April 4, 2011 at 9:04am

Hidup pada dasarnya seperti menata perjalanan…

Selangkah demi selangkah…

Merangkak…berjalan…kemudian berlari…

Tak jarang suatu saat harus dihadapkan pada rasa lelah….letih….

Harus dihadapkan dengan keras dan beratnya jalan yang dilalui…



Hidup adalah sebuah perjalanan…

Yang akan terus mengembara tanpa henti…

Pengembaraan untuk selalu mencari kemenangan…

Pengembaraan untuk selalu menjadi pemenang!!!

Pengembaraan itu akan terus berlanjut…



Sampai Sang Penguasa waktu memutuskan untuk menghentikan langkah demi langkah kehidupan..!!



Maka…bagi siapa yang tiada sanggup…

Untuk mengawali…lalu mengakhiri perjalanan ini..

Mereka akan hancur lenyap….

Bagai besi rapuh karena tetesan air…

Seperti kayu yang menjadi abu…karena bara…