Jejak Karya

Jejak Karya

Friday, July 01, 2011

PR Pak Langit (tentang aku dan “Rahasia Langit”…^^v)

Friday, July 01, 2011 0 Comments

N: “Sedari kemarin aku amati, kenapa roman mukamu mendung sekali, kawan?

A: “Aku rindu cinta pertamaku.”

N: “Hah…aku gak salah dengar, nih? Cowok dingin, cuek abiz, introvert kayak kamu juga bisa ngrasain jatuh cinta?”

A: “Aku juga manusia biasa, bro! Tapi ini bukan masalah jatuh cinta yang bisa bikin hati patah bahkan hancur berkeping-keping. Akhir-akhir ini ada yang begitu bergemuruh dalam dadaku. Aku merindukan rasa rindu ini. Kerinduan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Kerinduanku pada sosok berhati malaikat yang menjelma manusia yang belum pernah aku temui sampai detik ini.”

N: “Aaargh, gak biasanya kamu jadi melankolis kayak gini, kawan!”

A: “Hm…aku serius nih! Aku rindu tatapan mata yang teduh, sebening embun pagi yang menyejukkan. Aku iri padamu, bro! Kamu masih bisa merasakan belaian lembut dan kasih sayang seorang Ibu. Aku selalu iri saat menatap anak-anak kecil yang digandeng tangannya oleh Ibu-Ibu mereka dan saling tertawa penuh keceriaan. Kebahagiaan mereka begitu lengkap sedangkan aku tak pernah sekalipun mengecap manisnya cinta dari sosok manusia luar biasa bernama Ibu. Aku tak pernah mengenal sosoknya sejak tangis pertamaku memecah keheningan malam itu.”

N: “Ooo…, Ibu. Ah, kamu jadi ngingetin aku dengan kejadian tadi pagi di rumah. Karena kurang nafsu makan atau lebih tepatnya lagi kurang mood, aku gak ngabisin sarapanku. Padahal aku pun tahu, sehabis Subuh tadi Ibu sudah menyiapkan sarapan untuk kami sekeluarga. Sekilas aku sempat menangkap raut kecewa dari wajahnya meskipun beliau berhasil menutupi kekecewaan itu dengan senyuman. Sebuah senyum paling melegakan sepanjang hidupku.”

A: “Bro, kita mungkin dilahirkan dari rahim seorang perempuan biasa. Tapi dialah perempuan yang telah rela menggadaikan jiwanya demi memperjuangkan hidup sang buah hati yang dikandungnya. Ibu adalah anugerah terindah dari Allah Swt untuk kita. Meski aku harus menelan kesedihanku dalam-dalam karena Allah Swt jauh lebih sayang sama Ibu sebelum sempat aku merasakan dekapan hangatnya.”

N: “Kata-katamu sungguh menyadarkanku, kawan. Aku sekarang benar-benar ngrasa bersalah. Aku gak bisa menghargai hasil kerja keras Ibu meski dalam hal kecil dan sederhana sekalipun. Oh Ibu, maafkan anakmu ini!”

A: “Ah, rasanya kita semua pernah mengalami jatuh cinta. Dan cinta pertama itu terhatur pada seseorang yang selalu berada di samping kita dalam suka maupun duka, tempat curahan hati dan segala keluh kesah. Bersyukurlah karena kesempatan itu masih ada buatmy. Dan Ibu-lah cinta pertamaku. Meskipun aku tak pernah menatap senyumannya tapi aku selalu yakin cintaku selalu berbalas tanpa aku harus meminta. Ibu sudah bahagia di surga-Nya.”

N: “Iya, kawan. Ingin rasanya sekarang menghambur ke pelukan Ibu dan mengucap terima kasih sebanyak yang aku bisa. Ternyata kerinduanmu menjadi pencerahan hatiku hari ini.”

A: “Bro, sebentar lagi aku akan menikah. Aku berharap, pilihan calon pendamping hidupku adalah pilihan yang tepat. Semoga ia menjelma selayaknya Ibu yang mampu menjadi pelabuhan cinta bagi anak-anaknya. Doakan aku, ya!”

***

Ckikikik…Nungma tuh paling “low-bat” kalau disuruh bikin dialog. Bikin cerpen aja belum ada satupun yang sampai tamat (masih nggantung di tali jemuran semuaaa)…mohon dimaklumi, yah! Tapi Nung akan belajar dengan sungguh-sungguh! Ya, sungguh-sungguh!!! Kita semua sedang berproses. Dari tidak bisa menjadi bisa. Dan bagi yang sudah bisa semoga bisa sampai ke level “ahli”. ‘n Nung diajarin pluz dibagi ilmunya yak...

Nung yakin, hasil kerja keras kita hari ini pasti akan menuai “hal terindah” suatu saat ini.

SEMANGAAAAATTTT!!!

MENULIS ITU INDAH… MENULIS ITU IBADAH!!! ^^v

“Menulis adalah menjadikan setiap aksara bermetamorfosa sebagai dzarrah kebaikan”

[Keisya Avicenna]

Thursday, June 30, 2011

[DAYERI GRENDUL_BUKAN DAYERI BIASA]: “NOSTALGI(L)A ROMANTIK”

Thursday, June 30, 2011 0 Comments

by Norma Keisya Avicenna on Thursday, June 30, 2011 at 11:03am
Your changes have been saved.

Der dayeri...

Saat mentari mulai beringsut untuk beredar menjalankan tugasnya hari ini. Ia pun kembali berharap para makhluk hidup yang berdomisili di bumi pada khususnya dan di alam semesta ini pada umumnya tak lupa untuk menghargai kinerjanya dan tentu saja mensyukuri karena masih bisa bertemu pagi.

Dan kisah ini pun bermula…

Hari setelah Ahad, bulan Juni hari ke-27 (setting ‘n latar waktunya ujug-ujug siangan mpe sore aja yua…)

Singkat cerita, ada telp di no.XL gue (hm, ijinkan dalam note ini penulis menggunakan kata ganti orang pertama “gue”. Hehe. Minta izin dulu, yak!). Dengan mata masih kriyap-kriyip (coz pas jadwal bobo siang gue nih!), gue jawab si penelpun gelap itu (karena di HP XL gue yang muncul number duang!). Ealah, ternyata terdengar sayup-sayup suara ponakan gue yang chubby kayak bakpao ituh (Ayu’). Doi mengabarkan kalau Diah Cmut lagi di depan SMP 7 ‘n mau ketemu Mbak Amrih. Gue disuruh mbales SMS-nya si Cmut. Siang ini kita bertiga memang ada rencana buat arisan. Ngik! Ngumpul-ngumpul lah ‘n mau ke rumah kreatipnya Mas Alib Isa ‘n si kartun Nunu. Bergegas cuci muka ‘n cari N5310 gue. Yupz, ada 2 messages. Satunya dari Cmut. Iyaa, honey…”jemput gue yuaaa”. Detik berikutnya gue dah nangkring dengan sukses di MIO itemnya yang dah sembuh dari masuk angin. So, dah gak nge-rudal gitu. Ngeeeeeng…

Sampailah kite berdua di rumah Ayu’. Langsung ke markasnya. Si doi lagi lihat pelem 3 IDIOTS. Hmm… langsung deh kita bertiga pada heboh dengan aktivitas masing-masing. Cemut ‘n Ayu’ pada sibuk baca sambil selonjoran. Gue pinjem si kokomnya Ayu’ buat ngerjain tugas pra diklat. Hihi. Tadi gue bawa tas yang isinya buku KODING Ganesha Operation. Hihihi…milihin materi (yang tadi gue dapet dari internet) yang bisa gue masukin di “Pengembangan Materi”. Sambil ngobrol-ngobrol tentunya. Tapi gak ngegosip lho. Sumpeh deh! Insya Allah, pembahasan kita full manfaat dah… Kedamaian itu sedikit terusik saat sekjend FLP Solo Raya (Mas El) telpun (yang sebenere mau ditelp si Cmut tapi malah dipateni. Wkwkwk). Nanya macem-macem ‘n ada pembahasan sedikit tentang FLP. Haha… Mas, dua pasien rawat jalan elo lagi sama gue nih!!!

Adzan Ashar berkumandang, kita bertiga sholat jama’ah, then bersiap ngabuburit asyik ke STUDIO VECTO VERSUS! Uhuy…Abububu… Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang tapi Alhamdulillah gak pake acara nyasar. Eh, sempet kebablasen dikit lah, tapi yunohu ups, salah…yunomesowellah! Nyampai juga di depan studio yang tutupan. Sekilas tadi gue sempat menangkap sosok Mas Alib sedang di warung. Gue tebak pasti beli teh botol (hah, tamune GR bgt!). Ternyata bener to? Gak pake nunggu lama, Mas Alib datang dengan menjinjing 4 biji teh botol.

Masuk dah kita ke rumah kreatifnya yang bisa dibilang jauh lebih rapi dari kondisi saat kunjungan perdana. Bar dipiketi yo, Mas? Hm, apa yang terjadi berikutnya? Heboh banget dah! Habis ni huruf jikalau harus dituliskan…yang jelas aktivitas kite-kite mulai dari baca komik sampai berinisiatif inventaris buku-buku bakal calon anggota Rumah Baca Pelangi. Teh botol jatah gue pun disruput sama Ayu’…wkwkwk

Saat senja menjelang, gak dinyana-nyana Mr. Remphong datang! Setelah usai membahas hubungan kekerabatan antara SMASH dan SO NICE, akhir-akhir ini tu makhluk demen SMS ke orang-orang yang bunyinya: “Rajin shalat. Sayang mama. Pengertian sama akuh.” Hah, dung-dung stadium lanjut usia dah… Alhasil, kedatangan satu makhluk ini semakin membuat suasana semakin “uwuh”. Tercetus pula nama “trio legging”. Hah, paraaaaaaaaaah!!! Mas Alib dan Nunu pun tenggelam dalam dunianya masing-masing tapi masih dalam dunia yang sama bukan “lain dunia” atau “dunia lain”. Hiiiiiyy…

Adzan Maghrib pun berkumandang, Alhamdulillah…saatnya buka puasa (gue ‘ngembat’ satu aqua gelas di studio.hihi). Saatnya berpisah…

Ending: Ayu’ tersesat gara-gara Kang Sofa; gue makan tim-tam saat mbonceng Cemut ‘n kita berdua hampir nyasar ; )

********

Hari setelah Senin, Juni hari ke-28

Hari ini keren banget deh buat gue. Dari pagi uthuk-uthuk gue dah menyibukkan diri di atas meja lipat (bukan gue dudukin, tapi dipake buat nulis. Yaiyalah…). Meja lipat dengan cover Naruto dah penuh dengan piranti buat nulis ‘n beberapa lembar kertas. Doralepito juga dah nyala. Gue letakin di deket meja. Yupz, target hari ini finishing tugas pra diklat! Huaah, buanyak banget dan harus gue tulis ala konvensional. Alias pake jari-jemari. Dua materi bisa selesai dalam waktu kurang lebih satu jam. Ada 10 materi lagi yang harus gue selesein hari ini. Akhirnya gue bikin coret-coretan di kertas. Time scheduling:

07.00 – 08.00: Materi 4-5

08.00 – 09.00: Materi 6-7

09.00 – 09.30: Pending rehat dan sholat

09.30 – 10.30: Materi 8-9

10.30 – 11. 30: Materi 10-11

11.30 – 12.00: Rehat makan siang dan sholat

12.00 – 13.00: Materi 12-13

13.00 – 13.30: Checking akhir semua tugas!

Huaah, Alhamdulillah dengan time scheduling seperti ituh gue bisa lebih semangat dan DISIPLIN untuk FOKUS nylesein. Akhirnya, selesai juga deh tu tugas yang banyaknye segambreng…lega bukan buatan! Sesuai rencana, ba’da Ashar gue ngumpulin tu tugas ke kantor Ganesha Operation. Eh, malah ketemu sahabat SMA yang dulu sempat di GO Tangerang ‘n sekarang lagi ngurus mutasi mau pindah ke GO Solo Raya.

***

Sore ini gue gak jadi ngendon di rumah Ayu’ karena tu anak mendadak dangdut eh mendadak meriang belerang ops meriang belina gituh. Padahal rencana gue, ntar biz Maghrib mau minta doi buat nemenin gue njagong ke Graha Sabha Buana. Ada dua rekan pengajar GO yang walimatul urs malam ini (kakak beradik, jadi dibarengke…*hm, dapat inspirasi). Yaaah, ponakaaaan… kalo gak sama elu, Tante Cenung njagong sama siapaaah? Kan Om Cenung masih “disamarkan”. Ngik!

Singkat cerita, gue akhirnya ditemenin adik kost yang paling seneng diajak ke walimahan. Alhamdulillah, deh… bener-bener banyak inspirasi malam inih…^^v (nyengirandmesammesempluzbanyakdoa).

Hari ini gue tutup dengan menuliskan puisi “KUTEMUKAN TULUS” (yang tadi senja sempet gue upload di note pesbuk), gue salin di buku harian gue… Hari yang bikin gue banyak tersenyum. Terima kasih, buat semua tokoh yang dah berperan!

********

Hari setelah Selasa, Juni hari ke-29

Gue mereka-reka rencana hari ini. Mulai sibuk nata buku, ‘n kembali dirapiin berdasarkan kategori. Ada 4 kardus yang sudah ada labelnya di bagian tutupe. Sengaja koleksi buku itu gue taruh di kardus, buat jaga-jaga kalo harus pindahan dalam waktu yang gak gue duga. “MOTIVASI dan INSPIRASI”; “NIKAH dan PARENTING”; “DAKWAH/ ISLAMI”; “NOVEL/ BUKU FIKSI”. Masih ada satu kardus lagi dink buat naruh majalah-majalah ‘n bacaan yang tidak masuk dalam 4 kategori itu. Hm, di rak kayu gue taruh buku-buku yang harus dibaca dalam waktu dekat ‘n sebaris buku catatan harian gue sejak SMA. Sapa yang mau nambah koleksi buku gue??? Dengan senang hati pasti gue terima ‘n gue doain moga kelak masuk surga. Aamiin…

Setelah kelar ngerjain kerjaan rumah tangga kayak nyapu, nyuci, sakwadyabalane, gue pun meluncur ke warnet terdekat. Ngenet paketan dua jam! Sempet dapat SMS dari sahabat gue yang menanyakan agenda reuni SMA ntar sore. Sipp, ba’da Dhuhur gue agendakan buat mudik. Ntar sore ngumpul-ngumpul BAJAJ COMMUNITY! Lucu ya, nama julukan kelas gue. Secaraaa, icon kelas gue namanya Ali Badjuri. What??? Yupz, tu orang mirip banget dengan pemeran utama sinetron Bajaj Badjuri. Ckikik…

Tepat pukul 13.00, dengan tas hitam backpacker yang selalu nemenin gue mbolang akhirnya gue siap juga buat mudik. Berbekal Doralepito, 2 buku bacaan (salah satunya “Diary Dodol ABG Ngocol”-nya Fahdin Ardhain milik Ayu’), mushaf tercinta gue, camilan, dompet, buku catatan harian, buku “Creative Writhink”, dll). Dah mirip kayak kura-kura ninja deh…pating mbendayut. Hihi. Naik angkun 03 (angkot kuning no.03 yang biasa lewat belakang UNS), turun di Timlo Solo, langsung dapat bis Aneka Jaya. Mantabz dah… Gue celingukan cari tempat duduk yang kosong. Lumayan padat penumpang sich. Pyuuh…dapat juga. Bangku no.3 dari belakang, sebelah gue dah ada mbak-mbak yang lagi asyik nelpun. Setelah pewe, gue keluarin buku DDABGN. Mulai menikmati lembar demi lembar, melahap tiap aksara yang membuat gue sesekali harus ngikik (ketawanya miniii banget). Asli, ketawa gue ngirit. Nih buku bikin senewen, ngefek bikin gue senyam-senyum sendiri saat mbaca. Hihi…

Sedikit terusik dengan penumpang yang naik-turun, pluz kondektur yang nagih uang transport (ini mah bukan nagih, dah jadi kewajiban doi lah!). Tapi satu peristiwa paling dodol pas gue asyik baca tu buku, tiba-tiba “mak nyuk”. Kepala gue ditangkap sebuah tangan. Gue ndongak 45 derajat. Ada mbokdhe-mbokdhe yang berhasil mendaratkan tangannya ke kepala gue. Detik berikutnya, tu mbokdhe nyengir sambil bilang: “Nyuwun ngapunten, nggih Bu…” Hah, mbokdheeeeeeeeee…gue belom jadi emak-emak yuaaa!!! “Tak kiro kursi…”, kata-kata lanjutan yang sempet nyasar di telinga gue. Hah, apaaah?

Kembali cuek dengan kondisi sekitar, ngikik lagi deh… Sesekali sempat juga merekam beberapa peristiwa yang terjadi di dalam bus itu. Sekarang gue mau cerita tentang pengamen yua. Pasca gue duduk, ada dua pengamen yang masuk dengan kostum item-item ‘n terkesan bulux-lah. Lagunya pun tak bisa gue mengerti. Hihi… ada kejadian di mana penumpang di kursi sebelah kanan gue menjatuhkan beberapa receh dan dia gak mau ngambil receh yang berjatuhan itu. Akhirnya, tu bapak nyuruh pengamen itu “menjumputinya” sendiri. Ah, tragis!

Pengamen berikutnya, sosok pemuda berkaos ungu. Cukup rapi dan suaranya bagus, nyanyi lagu nostalgia (“Sepanjang kita masih terus bersama…”). Setiap kali dikasih recehan sama para penumpang, kata “terima kasih” selalu meluncur dari bibirnya. Pengamen ketiga, seorang bocah kecil yang dulu gue pertama kali liat si doi masih ingusan. Dan biasane doi ngamen bareng “keluarganya” (ada ibuknya, kakak-kakaknya, ‘n adik bayinya). Tapi gue lihat siang ini, si doi dah beranjak ABG. Ada ekor kecil di rambutnya. Tapi gak mirip Dhaca Suli. Gaul gitu loh! Tu bocah bagiin amplop yang sudah ditulisi. Kelar mbagiin, doi nyanyi. Dulu suara yang gue denger masih khas anak-anak, sekarang dah lebih meremaja. Nge-bass gituh! Duh, bener-bener miris hati gue. Apa dia gak sekolah yha? Dari kecil mpe ABG jadi pengamen terus???

Gak terasa, sampai deh di Agraria Wonogiri. DDABGN-nya gue masukin tas. Menikmati senandung yang dibawakan sekelompok pengamen yang biasa mangkal di Agraria. Pas gue ngasih recehan, tu pengamen bilang: “Makasih, mbak cantik. Semoga sukses!” (Aamiiin. Hah, dodol banget dah! Pengin nimpuk!!!). Banyak pedagang asongan yang hilir mudik, ada yang menjajakan koran, bakpia 2000-an, buah strawberry, minuman dingin, dll. Gue sempat disapa sama mas-mas yang jualan strawberry. Kok gue bisa kenal? Yaiyalah, dulu tu mas-mas sempet berprofesi jadi loper koran langganan gue. Ngik!

Sampai di “Mawar”, Babe dah nongkrong di atas Vega Merah-nya Mas Dhody Dodoy Cobain, menyambut gue dengan senyuman khasnya. Tengkyu, Be! Ba’da Ashar siap-siap reunian 3 IPA 4 sore ini. Dijemput temen sebangku gue dulu, Nova. Pas sampai di deket lapangan basket SMA, kok belum pada ngumpul yua? Yadah, gue nostagila dulu sama Nova. Mengenang romansa putih abu-abu! Akhirnya, 8 orang yang ngumpul. Dita “Putri Duta Wisata Wonogiri 2010” yang sekarang masih nglanjutin S2 di UNDIP; Vian (ketua rombongan makan gratis sore ini. Ni orang yang bakal nraktir kita-kita, merayakan lulusannya dari IPB); Ali Badjuri (kok elo kurusan sih, bro?); Sinta dan Wawan (bukan Sinta dan Jojo. Hehe. Pasangan “inbreeding” kelas kita); ada bu bidan Fitri; Nova (bu guru Matematika yang dulu selalu panas dingin pas pelajaran Matematika. Hehe); ‘n Nungma duonk! ^^v

Makan-makan di warung bakso Pak Manto deket Lapangan Pringgodani. Seru banget deh!!! Crita banyak hal, termasuk siapa aja temen-temen sekelas yang dah pada nikah. Ngabsen satu persatu. Denik, Siti, Puji, Pipit, Lilis, dan Ima. Siapakah urutan ke-7??? Wallahu’alam… Ngumpul-ngumpul gini jadi bikin gue inget hal-hal seru pas SMA. Gue dulu dapat amanah jadi bendahara kelas. Gue yang biasanya terkenal kalem dan ramah (hahaha), mendadak berubah “sangar dan bengis” saat nagih uang iuran kelas ‘n bayaran buku atau LKS. Tuntutan peran, guys! Wkwkwk.

Ada cerita seru lagi antara gue, Nova, Sinta dan Fitri. Kita berempat kan bangkune depan-belakang. Waktu pelajaran Matematika dengan guru yang cukup terkenal “killer” (tapi gak juga kok!), gue selalu nebak siapa di antara kita ber-4 yang nanti bakal dapat “spidol ajaib” buat maju ngerjain soal di depan kelas. Hahaha, dan ntah dapat pangsit eh wangsit dari mana, tebakan gue selalu bener. Kalau gue nebak yang bakal maju Nova, tu anak langsung panas-dingin. Gembrobyoz! Hihihi. Bikin ngikikgulingguling, dah! Nova ma Dita seolah berkebalikan dengan fakta sekarang. Nova yang demen banget Bahasa Inggris dan Biologi dan selalu gembrobyoz saat pelajaran Matematika malah ketrima kuliah di jurusan Pendidikan Matematika. Sedangkan sahabat gue, Dita yang getol banget sama angka-angka sampai muka imutnya dah kayak rumus Phytagoras malah ketrima di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) yang otomatis ada beberapa mata kuliah yang ada hubungane sama Biologi, padahal ni anak agak ilfil sama Biologi. Sampai-sampai pas awal semester dulu Dita sempat pingsan di kampus gara-gara syok ‘n melabeli fakultasnya dengan sebutan “Fakultas Kehilangan Mathematic” (FKM). Aya-aya’ wae!

Ada satu moment lagi yang gak bakal gue lupain sepanjang hayat masih di kandung badan. Waktu itu pengumuman kelulusan, semua anak 3 IPA 4 dah duduk manis di kelas. Ibu Wali Kelas gue cantik banget. Beliau demen banget bilang “apa itu” pas lagi ngajar. Dan kita-kita iseng gitu ngetung. ‘n kadang dicocokin berapa jumlahnya pas jam pelajarannya dah usai. Hahaha. Konyol banget dah! Ibu Wali Kelas gue itu pun mulai mengalirkan kalimat-kalimat motivasinya dan kegembiraan yang meluap-luap karena angkatan ini lulus 100%. Pluz dapat bonus juga, dari semua kelas 3 ada 4 siswa yang mendapatkan nilai sempurna alias 10 untuk mata pelajaran Bahasa Inggris. Dan salah satunya adalah siswa kelas 3 IPA 4. Hm, siapakah? Aku langsung bilang ke Nova, “Pasti elu, Nov! Elu kan jago Inggris ‘n demen cicitcuit pake bahasa bule ituh”. Si doi cuma nyengir ‘n sempet nyangkal karna ngrasa dulu jawabane ada yang salah. Sampai akhirnya, Ibu Wali Kelas bilang, “Selamat ya, Norma. Nilai Bahasa Inggrismu dapat 10!”. Diiringi tepukan riuh temen-temen satu kelas. Huaaaaaaaaaa…gue gak mimpi kan??? Plaaak! Gubraaakz… (nyengir deh…Alhamdulillah!). Dan masih banyak lagi romansa putih abu-abu yang lain…^^v

Ending [NO]stalgia [R]o[MA]ntic sore ini adalah foto-foto bertema: “PENINGKATAN” di depan lapangan Pringgodani. Banyak anak-anak dan para orang tua di wilayah itu. Kita ber-8 cuek-cuek ajah poto-poto. Seru banget dech!!!

“Pertemuan kita kali ini...bukan sekadar kawan lama tak jumpa. Tapi kita bertemu ada satu makna…kita punya satu perjuangan…”

Miz u all… Sampai ketemu lagi di reunian selanjutnya semoga lebih banyak yang bisa ikut, dah bawa suami/istri dan anak masing-masing. Aamiin…

Sahabat adalah bagai teman berlekat satu sisi, menemani mimpi saat bulan tersenyum meraih paruh burung pungguk, merindukan kesepian lari dari bayangan malam…

Sobatku, aku slalu ingin melihat kalian tersenyum…

Janganlah air mata membasuh keindahan yang telah terlukis di layar jiwa

Marilah melangkah untuk harapan sahabat kita yang lain,

Berada untuk menemani saat kerapuhannya.

Dekatkanlah hatimu dalam kegundahan sobat-sobat kita

Hapuskanlah segala kehitaman

Tiupkanlah lirih kata-kata tersirat penghibur luka

Bantulah ia berharap sebagai akhir dari ucapmu…

[Keisya Avicenna, kubiarkan aksara ini mengabadikan kisah terbaik dalam perjalanan hidupku…kisah seru tiga hari 27-29 Juni 2011]

NB:

  • DAYERI GRENDUL tuh masih satu marga sama DIARY DODOL. Sama-sama satu marga per-jenang-an. Ocre??? (meksodikit). Bikin GeeeRrrr mpe kepala guNDUL. ^^v
  • Suer, jenang grendul tu spesies jenang yang paling gue suka!!!

(jujur, capek pek bahasa gue-elo. yadah, gue-elo-END!!!)

Wednesday, June 29, 2011

KUTEMUKAN TULUS...

Wednesday, June 29, 2011 0 Comments
by Norma Keisya Avicenna on Tuesday, June 28, 2011 at 5:29pm

"Sebab keyakinan pada-Nya menumbuhkan rasa cinta dan kesetiaan..."

Kembali ku merajut impian
Mereka-reka dengan sesuatu yg sempurna
Aku tahu, kau hampir menemukan kebahagiaan itu
Meski akhirnya aku pun tahu, kau menelan kesedihan hatimu dalam-dalam...
Karna kadang kala kebahagiaan tak berumur panjang.

Saat bola merah raksasa itu sudah condong
Bumi pun mulai temaram
Ada semburat merah membekas di langit barat
Serasa ingin menghidupkan kenangan manis yg dulu pernah singgah
Walaupun akhirnya aku pun tahu kau harus terjebak dalam pusaran kesedihan
Dan (mungkin) juga kau pun tahu, aku tersenyum tapi hatiku menangis...

Sungguh, doa itu didengar Tuhan...
Tapi Dia berhak mengabulkan dalam berbagai bentuk
Bisa dalam bentuk yg kita minta
Bisa ditunda...
Atau diganti yg lebih tepat dan terbaik buat kita

Kembali kutemukan tulus dalam tatapan matamu...
Bersamaan dengan getar hatiku yang meneriakkan kerinduan

Setulus jiwaku masih setia mengurai makna
Pada pijakan bait-bait cinta menuju pangkuan ridho-Nya!

Tetaplah tersenyum...

Monday, June 27, 2011

JINGGA DI BATAS CAKRAWALA

Monday, June 27, 2011 0 Comments
:blush:

by Norma Keisya Avicenna on Friday, June 24, 2011 at 4:57pm

Senja kembali mendatangiku dengan sapaan penuh cinta. Sapaan terbaik yg baru kali ini jiwaku mampu merasakan kehangatannya. Sapuan terindah yg bertiup bersama angin senja. Saat jingga kembali merona di batas cakrawala. Mengiringi kepak camar yg berarak kembali ke sarangnya. Dalam sayup-sayup ruang rindu yg bersenandung syahdu di dalam kalbu. Meluruhkan segala gundah yg mendera jiwa. Kembali kucoba mengeja aksara demi aksara, mereka-reka sebuah nama. Tapi rangkaian aksaraku itu kembali dibutakan karna aku tak kuasa memilih serta memilah konsonan dan vokal mana yg harus kurangkai. Semuanya masih tampak samar. Seiring sinaran mentari yg merayap dan membias di ufuk barat. Hari ini aku kembali belajar bahwa langit memang menyimpan misteri, seperti halnya hidup. Maka, bersama keremangan senja, aku biarkan nama itu diejakan oleh Yang Maha Kuasa hingga kelak tiba masanya, masa yg TEPAT dan TERBAIK...nama itu kan mengendap, menetap, dan terukir jelas serta terngiang indah dalam istikharah cintaku. Bersinergi dalam kemaslahatan, berpadu asa dalam janji...

[Keisya Avicenna, 24 Juni 2011@Istana KYDEN. Note ke-445]

SUNYI YANG KUMILIKI...SENDIRI

Monday, June 27, 2011 0 Comments
by Norma Keisya Avicenna on Thursday, June 23, 2011 at 6:36pm

1. RUANG RENUNG
"Jika kamu ternyata tak kuasa memiliki hatinya, bersabarlah! Bahkan jika kamu pun tak sanggup mengukir namamu di hatinya, tenanglah! Istighfari semua kesalahan! Segala yg menurutmu baik belum tentu baik pula menurut-Nya. Biarlah Sang Pemilik Hati menentukan sendiri hatimu harus dimiliki siapa dan dialah yg nanti berhak menjaga hatimu, jangan sampai tergores bahkan tersayat luka. Maka tersenyumlah! Dan biarkan hatimu tetap bersih..."


2. "MENGAPA HARUS HITAM?" tanya CINTA
"Cinta selalu mendatangkan hal terbaik dalam hidup. Jikalau warnanya harus berubah menjadi hitam, tak mengapa. Karena sesungguhnya ia terwarnai begitu bukan tanpa makna. Jikalau harus hitam, pasti ada yang harus diperjuangkan. Bagaimana cara hitam agar menjadi putih? Itu yg pernah cinta tanyakan. Semua bermula dari jiwa. Jika kau percaya bahwa setiap yg kotor -jika kau mengartikan hitam itu kotor- itu berproses dalam belajar, begitu pula dengan hati-hati kita. Bukan dalam sekejap mata bisa berubah menjadi putih. Tapi semua itu butuh PROSES dan tentu saja, PROSES MENSYARATKAN WAKTU...
Maka hatiku, hatimu, hati kita... BERHATI-HATILAH!"

[Keisya Avicenna, ditulis dalam ruangan bersuhu 16 derajat Celcius di ruang ITB GO Bhayangkara ^^. Kubiarkan semuanya "mengalir"...]