Jejak Karya

Jejak Karya
Showing posts with label persahabatan. Show all posts
Showing posts with label persahabatan. Show all posts

Tuesday, February 09, 2016

[Nostalgia Putih-Abu] : SPARKLING SMANSA

Tuesday, February 09, 2016 2 Comments


Biarkan satu halaman terbuka setiap hari…
Renungkanlah rahasia yang ada di dalamnya…

Masa SMA bagiku menjadi masa yang penuh warna. Saat aku merasakan desiran hati yang berbeda (terserang virus merah jambu, hihihi),  saat aku mendapatkan ujian hidup yang luar biasa dari-Nya, saat aku belajar berorganisasi, saat aku menemukan sahabat-sahabat sejati, saat aku mengenal indahnya Islam, saat aku memutuskan mengenakan hijab untuk pertama kalinya, saat aku belajar menemukan jati diri dan menentukan visi-misi hidupku di masa depan.


Pernak-Pernik Bintang 1
Bisa masuk dan diterima di SMA paling kece, paling favorit, paling WOW di Kota Wonogiri adalah sebuah kebanggaan dan kebahagiaan yang luar biasa! Itu juga yang aku rasakan. Meskipun keputusanku dan saudari kembarku diprotes teman-teman dekat yang memutuskan untuk melanjutkan sekolah di SMA favorit Kota Solo. Akhirnya, setelah musyarawarah dengan Mas Dhody (kakak laki-lakiku yang pernah merasakan ngekos di Solo waktu sekolah di SMK N 1 Solo), Babe, sama Ibuk,  diputuskan kalau si kembar (SUPERTWIN) SMA-nya di Wonogiri saja. Baru nanti kalau kuliah boleh ke luar kota Wonogiri. Tak perlu bersusah payah untuk bisa diterima di SMA N 1 Wonogiri (SMANSA). Nilai rata-rataku Ujian Nasional SMP (mungkin dulu istilahnya EBTANAS) 9,… (sembilan koma sekian… *lupa) dengan nilai Matematika sempurna (10). Alhamdulillah, saat pengumuman penerimaan siswa/siswi baru, aku dan kembaranku dinyatakan LOLOS SELEKSI. Seragam dengan bordiran bintang 1 di lengan kiri pun aku dapatkan.
Seperti biasa, jadi siswa baru itu harus ikut MOS (Masa Orientasi Siswa atau Masa Orientasi Sekolah). Barang PR-nya ya ampuuun… super ugal-ugalan. Bikin tas dari karung tepung segitiga biru-lah, bawa roti dengan merk X, air mineral merk Y, harus kunciran dengan pita sejumlah 7, dan masih banyak lagi. Yang bikin nganyelke itu peraturan seniornya…
Pertama, senior selalu benar!
Kedua, jika senior melakukan kesalahan, kembali ke peraturan pertama!
Bah, apa pula?! Peraturan macam apa itu?
Setiap pagi harus sudah kumpul sebelum jam 6 pagi. Otomatis Ibuk dan Babe pun  ikutan rempong. Setelah aku dan kembaranku sarapan, Ibuk mbantuin nguncir dan Babe nganterin sampai batas pengantar yang ditentukan.
Setelah peluit panjang yang menyayat hati itu dibunyikan oleh Tim Disiplin, semua anak-anak baru haru segera berbaris rapi di lapangan. Aku masuk di kelas 1.5, beda kelas dengan kembaranku yang masuk di kelas 1.7.
Lalu, kami mengikuti upacara pembukaan MOS. Setelah upacara selesai, ada cek barang PR, bentak-bentakan nggak jelas yang sangat memekakkan telinga dan membuat ciut nyali. Selama MOS 3 hari itu, ada 1 hari dimana aku mengalami perlakuan yang tidak mengenakkan dari para senior putri (terutama salah satu senior cewek tergalak). Aku dikerubung oleh beberapa senior yang teriak-teriak nggak jelas di telingaku dan ternyata hal itu terekam di memory bawah sadarku.
MOS pun usai, ternyata ada perubahan penempatan kelas. Akhirnya, aku dan kembaranku menjadi 1 kelas, di kelas 1.3. Kami juga tidak tahu kenapa bisa jadi satu kelas. Ternyata gurunya pun tidak sadar kalau ternyata kami berdua itu kembar. Dan… cerita-cerita seru di kelas 1.3 pun dimulai. Ada beberapa ‘catatan harian bintang 1’ yang tak bisa aku lupakan :
1.     Di kelas, aku dan kembaranku terkenal cukup rajin, baik dalam hal mengerjakan PR, mengerjakan LKS (belum disuruh mengerjakan saja, kita berdua sudah kerjakan di rumah. Hihihi *kesregepen). Alhasil, teman-teman sekelas sering meminjam pekerjaan kami. Kalau pagi-pagi sebelum bel masuk berbunyi, teman-teman yang lain pada rempong mengerjakan PR atau menyalin tugas, aku, kembaranku, dan temanku yang namanya Uyun, kita malah asyik nangkring di meja guru. Samping meja guru memang ada sebuah jendela, yang dari sana kita bisa melihat lapangan basket, trotoar, jalan raya. Ehm, dan tentu saja, curi-curi pandang dengan ‘someone special’ yang kita ‘taksir’. Hahaha. Astaghfirullah… Kalau inget kejadian nongki-nongki di meja guru ini bikin aku ketawa sampai mules.
2.    Di kelas 1.3 ini, aku dan kembaranku membentuk sebuah Genk namanya ‘Genk BeRr’ dan kita berdua yang jadi bos-nya. Hahaha. Anggota khusus adalah teman-teman sederet (bangku depan sampai belakang) ditambah beberapa anggota lain yang turut meramaikan. BeRr sendiri ntah apa filosofinya, yang jelas kita selalu ber-lajar ber-sama, ber-main ber-sama, ber-senang-senang ber-sama, ulangan ber-sama (nyontek-nyontekan), mbolos ber-sama, dll. Hahaha. Kacau! Parah! Memang, kelas 1.3 ini anggota terbanyak memang cowok-cowok anggota basket SMA, yang sangat takluk dengan aku dan kembaranku. Takluknya karena aku dan kembaranku sering membantu para cowok itu saat mengerjakan ulangan. Hihihi. Betapa baiknya ya kita? *janganditiru! Ini kebaikan yang salah dan menyesatkan.
3.    Aku dan kembaranku duduk di baris ke-3, cowok-cowok biasanya suka duduk di barisan belakang. Saat ada guru yang ‘njelehi’, ‘bikin ngantuk, ‘ingin kabur rasanya’, aku dan kembaranku biasanya menyiasati dengan membawa camilan dan kita taruh di laci. Saat ‘aman’, diam-diam kita makan tu camilan atau permen. Nah, biasanya anggota Gank BeRr yang lain berkirim surat untuk minta ‘sedekah camilan atau permen’ yang kita punya. Hahaha.
4.    Aku dan kembaranku pernah mempelopori aksi membolos satu kelas. Waktu itu, jam terakhir Bahasa Inggris dan kosong. Akhirnya, aku dan teman-teman sepakat mendingan kita bolos aja. LKS yang disuruh untuk mengerjakan pun sudah aku kerjakan. Teman-teman segera kami suruh untuk menyalin dengan cepat lalu dikumpulkan. Ada dua teman cowok yang ‘mlipir’ keluar terlebih dulu untuk menangkap tas yang dilemparkan lewat jendela. Habis itu, setiap dua orang ‘mlipir’ ke luar sekolah lewat pintu yang berbeda-beda. Seru sekali waktu itu! Sayangnya, keesokan harinya, kita sekelas mendapatkan hadiah amarah besar dari ibu wali kelas dan dihukum oleh Guru Bahasa Inggris. Maafkan kenakalan kami, ya, Bu! *sungkem
5.    Kelas bintang 1 ini aku benar-benar merasakan suka dukanya jadi seorang ‘secret admirer’ cowok kelas 1 juga tapi kelasnya di bawah, dekat lapangan basket. Sering banget, pura-pura ke kamar mandi bawah, hanya sekadar biar bisa curi-curi pandang atau mengunjungi teman SMP yang sekelas dengannya. Padahal cowok itu dulu juga 3 tahun sekelas sama aku waktu SMP. Tapi, di SMP aku nggak sedikit pun menaruh hati padanya. Fokusku waktu SMP ya belajar, belajar, dan belajar. Nggak ngikut-ngikut teman, SMP udah punya gebetan bahkan punya pacar. Ntahlah! Biarlah, benih-benih rasa suka itu muncul dan aku tetap menjadi pengagum rahasianya dalam diam… *uhuk! (Waktu itu aku belum kenal ROHIS. Lha wong kalau mentoring sering kabur. Aku masih jadi anak kelas 1 yang gaul tapi rajin, seorang aktivis KIR. Hihihi.)
Dan… aktivitas nongki-nongki di atas meja guru setiap pagi pun tetap menjadi rutinitas yang mengasyikkan.

Pernak-Pernik Bintang 2
Alhamdulillah, aku dan kembaranku naik kelas 2 dengan nilai yang cukup memuaskan, masih ranking 5 besar. Di bintang 2 ini, aku dan kembaranku terpisah. Aku kelas 2.2 dan kembaranku kelas 2.3. Dan pagi itu menjadi pagi yang kelabu dalam hidupku.
Hari pertama masuk sekolah di kelas 2, aku diajak teman-temanku untuk melihat MOS anak-anak kelas 1 di lapangan basket. Entah kenapa, aku seperti merasa di-MOS lagi. Suara terikan, bentakan, caci maki para senior yang sempat aku rasakan setahun silam, seperti memenuhi telingaku. Sampai akhirnya, aku ambruk, pingsan, lalu mengalami kejadian aneh dalam diriku. Aku trauma! Aku merasa aneh dengan semua kondisi di sekelilingku. Babe dan Ibuk yang waktu itu kerja, dipanggil guru BK untuk menjemputku. Sampai di rumah aku mencoret-coret majalah-majalahku. Seperti orang ketakutan. Akhirnya, sore itu juga, orang tuaku membawaku ke rumah sakit khusus syaraf di Solo. Setelah antri yang cukup panjang dan melelahkan, aku pun diperiksa oleh seorang dokter yang rambutnya sudah memutih tapi sangat sabar. Aku harus di CT-Scan. Singkat cerita, hasilnya menunjukkan ada yang tidak beres dengan syaraf di bagian otak kecilku. Aku harus diopname dan harus menjalani serangkaian test dan terapi. Tentu saja, biayanya sangat tidak sedikit! Padahal waktu itu, rumahku sedang direnovasi. Akhirnya, semua biaya yang sekiranya untuk renovasi rumah, digunakan untuk biaya pengobatanku. Ibuk selalu ada di sampingku. Beliau rela cuti selama 22 hari agar bisa selalu ada di dekatku. Babe, Mbak Thicko, dan Mas Dhody beberapa hari sekali naik bis ke Solo untuk menengokku di rumah sakit. Saat sakit itu, beberapa teman menengokku dan para tetangga juga. Akhirnya, setelah 22 hari aku harus menjalani rawat inap, aku diperbolehkan pulang, tapi harus tetap rawat jalan. Sampai akhirnya aku kembali ke sekolah. Dengan senang hati, teman-teman menyambutku. Sayangnya, aku benar-benar tidak bisa konsentrasi mengikuti pelajaran. Kepalaku pusing bukan kepalang. Akhirnya, aku ambruk lagi, sempat tak sadarkan diri beberapa hari,  dan harus dirawat lagi. Hingga akhirnya, dokter pun memutuskan aku cuti sekolah dulu satu tahun! Apaaa? Seketika aku langsung menangis. Aku sangat sedih. Namun, keluargaku menguatkanku.
Singkat cerita, aku pun dibuatkan sebuah warung kecil (26 Oktober 2003) oleh Babe dan Ibuk. Warung yang harus aku kelola sendiri. Tujuannya agar aku punya kesibukan di rumah. Meskipun saat itu, terkadang aku merasa sangat sedih. Bagaimana tidak? Setiap hari aku melihat kembaranku pakai seragam putih abu-abu, menikmati masa SMA yang penuh warna. Sedangkan aku, sibuk memikirkan gimana caranya agar aku cepat sembuh dan bisa kembali ke sekolah. Waktu itu, setiap bulan, Babe tetap membayar SPP-ku. Jadi, aku tetap tercatat sebagai siswa di SMA itu. Aku pun belajar memaafkan saat para senior galak yang beberapa diantaranya sudah lulus itu datang untuk menengokku dan minta maaf atas kesalahan mereka di masa lalu.
Warung kecilku di depan rumah. Sengaja fotoku disensor pakai remote TV. Hihihi. Coz aku belum pakai jilbab waktu itu.

Hari-hari berlalu, aku belajar meyakini bahwa segala yang menimpaku saat ini adalah kehendak-Nya, jalan takdir-Nya yang begitu indah, dan aku harus sabar serta ikhlas menjalani ini semua. Terkadang, untuk mengobati rasa kangen, aku berkirim surat ke teman-teman SMA dan menitipkan surat-surat itu ke Mbak Thicko. Teman-teman juga sering main dan menghiburku. Aku juga mengungkapkan isi hatiku dengan menulis diary dan membuat puisi. Mbak Thicko juga sering membawakanku kaset-kaset nasyid dan majalah juga buku yang ia pinjam dari kakak kelas. Salah satu buku yang paling berkesan adalah novel Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP) karya HelvyTiana Rosa. Dari tokoh Gita, aku pun bertekad dalam hati, suatu hari nanti aku ingin mengenakan hijab. Waktu itu, Mbak Thicko memang sudah mulai aktif mentoring, ikut majelis ta’lim sekolah, dan gabung di ROHIS. Dalam mentoring itu, hanya Mbak Thicko dan Uyun yang belum berhijab.
Novel Ketika Mas Gagah Pergi yang dipinjamkan Mbak Thicko untukku

Sampai akhirnya tahun ajaran baru semakin dekat, aku menyiapkan mental sebaik mungkin. Karena kenyataan yang akan aku hadapi adalah aku akan mengulang di kelas 2, otomatis teman-teman seangkatan dulu akan naik ke kelas 3 (jadi kakak kelasku) dan yang akan menjadi teman seangkatanku adalah adik kelas. Alhamdulillah, aku diterima di kelas 2.3 dan sebangku dengan Meutika. Adik kelas yang sudah aku kenal sejak SMP karena kami sama-sama les di bimbel BPG Nurul Islam.
Tidak terlalu sulit bagiku untuk menyesuaikan diri. Teman-teman di 2.3 sangat asyik dan seru! Wali kelas kami (Bu Rini) juga sangat care. Beliau sudah aku anggap seperti ibuku sendiri. Aku pun ber-azzam, ketika naik kelas 3 nanti aku bisa ranking 3 besar dan itu tandanya aku benar-benar sudah sembuh, aku akan mengenakan hijab. Aku sampaikan keinginanku itu ke Mbak Thicko dan keluargaku. Semuanya setuju!
Di kelas 2 ini, aku benar-benar punya banyak teman yang asyik dan menyenangkan, baik yang sekelas maupun yang beda kelas. Aku pun mulai gabung di ROHIS (jadi tim MADING) dan masuk OSIS (sebagai tim kreatif) tanpa melalui LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan). Aku juga ikut mentoring. Prestasi yang cukup membanggakan adalah aku dan tim nasyid putri SMA N 1 Wonogiri berhasil mendapatkan juara 1 lomba nasyid SMA tingkat Kabupaten Wonogiri. Selanjutnya, aku juga dipercaya untuk membuat desain kaos kelas, lalu aku usulkan namanya ‘DEUX TROIS’ yang artinya 2.3.


Ini desain sederhanaku yang aku buat dengan tulisan tangan…

Pernak-Pernik Bintang 3
18 Juni 2005…
Siapa sangka, dulu aku begitu benci dengan MOS. Tapi, saat naik kelas 3 ini karena aku juga aktif di OSIS dan terlibat dalam kepanitiaan MOS, aku terpilih untuk menjadi “TP” atau “Tim Penilai”. Amanah maha berat yang harus aku sandang!
Ada yang berbeda denganku hari itu. Ya, Norma yang dulu sudah bermetamorfosis. Ada kain putih menutup kepalaku dan menjulur hingga menutupi dada. Naik kelas 3 SMA ini, aku mantap mengenakan hijab. Sahabat yang pertama kali mengucapkan selamat dan memelukku adalah Gestin. Ia pula yang memberikan satu stel seragam panjang untukku lengkap dengan kerudung segi empat warna putih. Teman-teman OSIS langsung heboh. Beberapa diantara mereka mengucapkan selamat dan teman-temanku yang sudah berhijab terlebih dulu (kebanyakan anak OSIS yang merangkap ROHIS) mendoakan aku semoga istiqomah. Bahagia sekali rasanya! Mungkin ini salah satu hikmah yang bisa aku dapatkan atas sakitku beberapa waktu silam. Aku memiliki banyak sahabat yang sangat peduli dan penuh kasih sayang.
Itu jilbab kaos Rabbani pertamaku... awal-awal pake kerudung.

Taraaa... ^_^ *imut, kan? hihihi *krukupan kresek

Amanah selama MOS aku tunaikan dengan maksimal. Ujian pun tak berhenti begitu saja. Ujian setelah berhijab justru jauh lebih berat. Aku menangkap ada sesuatu gelagat yang tidak beres dengan tingkah seorang temanku. Dia ikhwan, amanahnya cukup mentereng di OSIS juga ROHIS. Awalnya, ia mengirimkan surat padaku yang ia titipkan ke Gestin. Aku anggap itu curhatan biasa, aku pun membalasnya karena posisinya sejak SMP ikhwan itu memang adik kelasku. Hingga akhirnya, ia mengirimkan surat ungkapan kekagumannya padaku beserta kaset Edcoustic dan buku karya Salim A Fillah yang waktu itu memang lagi booming di kalangan anak ROHIS (Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan). Whuaaatz?
Singkat cerita, aku mulai menata hati, menjaga hatiku dengan sebaik-baik penjagaan. Aku tidak ingin, cintaku pada-Nya dinomorduakan. Meskipun rasanya sangat berat, aku sangat bersyukur, ada banyak sahabat yang selalu mendukungku.
Kelas 3 ini aku jadi warga 3 IPA 4, letak kelasnya di lantai 2. Aku pun benar-benar sibuk. Pulang sekolah ada les di bimbel. Aku juga dapat amanah sebagai bendahara kelas yang cukup ‘sangar’ ketika nagih uang LKS atau iuran wajib. Hihihi. Untungnya, aku tidak perlu membayar LKS atau buku-buku. Gratis khusus untuk bendahara kelas. Asyik, kan? *ngiritbanget!
Buku sakti kelas 3 IPA 4. hihihi

Isi buku keuanganku, yang buatin Ibuk lho!
Oh ya, aku punya guru favorit yaitu Bu Rini (wali kelasku saat kelas 2.3 dulu). Bu Rini jadi guru Fisika yang bisa menyulap pelajaran Fisika yang njlimet n bikin mumet itu jadi pelajaran yang menyenangkan dan selalu bikin greget. Alhamdulillah, ulangan Fisikaku selalu dapat nilai bagus. Di kelas 3 ini, nilai yang cukup mengenaskan yaitu Kimia. Aku sering remidi, tak heran kalau aku pulang sekolah sering les privat sama Gestin karena ia sangat jago dalam pelajaran Kimia.
Selain Bu Rini, guru favoritku yaitu Pak Larno, guru Matematika yang kebanyakan teman-teman menyebut beliau ‘guru killer’, guru yang selalu membawa spidol berkeliling kelas, spidol itu akan beliau taruh di meja siswa, lalu ia harus menyelesaikan soal di papan tulis. Kalau Pak Larno sudah memegang spidol dan berjalan berkeliling, aku selalu menggoda teman sebangkuku Dian Novalia (Dinov). Ia pasti berkeringat dingin. Tapi, aku suka cara beliau mengajar. Dari dulu memang aku sangat suka pelajaran Matematika. Betapa menyenangkan bisa memecahkan soal-soal logaritma, integral, dan aneka rumus yang kadang membuat teman-temanku ‘mabuk’. Hihihi.
Segala perjuanganku untuk serius belajar di kelas bintang 3 ini, membuahkan hasil yang tak sia-sia. Aku berhasil mengantongi nilai UN Bahasa Inggris dengan nilai sempurna 10! Alhamdulillah… aku pun mulai sibuk untuk persiapan mengikuti SNMPTN. Universitas Sebelas Maret adalah kampus pilihan sekaligus impianku. Karena setelah lulus dari kelas 3, kembaranku pun memutuskan untuk memakai hijab dan ia diterima di Fakultas MIPA UNS. Aku ingin menyusulnya. Hehehe.

Bersama teman-teman dikelas 3 IPA 4 SMANSA

Hmm, ini ada beberapa lagu kenanganku saat SMA, membuat masa putih abu-abuku semakin berkilau. Sparkling SMANSA…
“Saat lonceng pagi datang..
getarkan relung hati kecilku…
akankah terasa lagi senja yang hadir seperti dulu?
Berlari mengejar angin…di tepi riuh deburnya air..
menanti perahu layar pulang menepi..
MENJALA CINTA
takkan kudengar suaramu
nyanyikan KEAJAIBAN KECILMU…
tak kan kau dendangkan lagi… senandung syair hidupmu…
bayang dirimu menghilang… seiring kepak camar menjelang...
tiada yang lebih manis semanis engkau ada di sini…”
[ADA Band]

"Sebiru hari ini, birunya bagai langit terang benderang
Sebiru hati kita, bersama di sini

Seindah hari ini, indahnya bak permadani taman surga
Seindah hati kita, walau kita kan terpisah

Bukankah hati kita telah lama menyatu
Dalam tali kisah persahabatan ilahi
Pegang erat tangan kita terakhir kalinya
Hapus air mata meski kita kan terpisah
Selamat jalan teman
Tetaplah berjuang
Semoga kita bertemu kembali
Kenang masa indah kita
Sebiru hari ini

Seindah hari ini, indahnya bak permadani taman surga
Seindah hati kita, walau kita kan terpisah..."

[EDCOUSTIC]

“Dunia ini masih seluas yang kau impikan...
Tak perlu kau simpan luka itu, sedalam yang kau rasa
Memang ada waktu agar kau bisa kembali semula.
Percayalah padaku, kita kan bisa melewatinya…
Jangan bersedih, oh kawanku…aku masih ada disini
Semua pasti kan berlalu, aku kan slalu bersamamu…
Jalan hidup tak slamanya indah
Ada suka…Ada duka..
Jalani semua yang kau rasakan, kita pasti bisa!"
[EDCOUSTIC]

Dan inilah rentetan kalimat yang aku tuliskan di
ALBUM KENANGAN SMANSA 2005/2006 :

“Hidup memang penuh dengan goresan warna. Jadikan hidup ini selalu penuh dengan harapan baik kepada Sang Pemilik Jiwa. Bersiaplah menghadapi putaran waktu, hingga setiap langkah dan helaan nafas senantiasa bernilai ibadah kepada-Nya...


Tulisan ini diikutsertakan dalam event Giveaway Nostalgia Putih-Abu Mbak Arina 





Thursday, August 11, 2011

[NO]stalgia [R]o[MA]ntic JULI #6: "AWAL TANPA AKHIR…18 JULI 2005 – 18 JULI 2011"

Thursday, August 11, 2011 0 Comments
by Norma Keisya Avicenna on Monday, July 18, 2011 at 1:14pm



18 JULI



Hari berganti..waktu begitu cepat berlalu



Bersama kristal bening embun pagi, ku bersenandung syukur membuka hari



Jilbab putih menjuntai rapi



Membuatku semakin percaya diri tuk arungi hari







18 juli hari yang istimewa, karna hidup baru kan kumulai dengan segera



Berteman sinaran mentari ..yang sangat cerah menerpaku



Membawaku terbuai dalam kebahagiaan yang semoga tiada pernah kan berkesudahan



Allah memberiku banyak hal luar biasa



Ya hari ini, sungguh luar biasa!







18 juli hari yang indah, hijab pertamaku…



Ikrar dan janji coba ku tunaikan…



Kewajiban untuk menjadi muslimah sesungguhnya…







Karena tlah ku AZZAM kan di awal



Jalan inilah yang kan ku tempuh



Takkan pernah ber AKHIR…



Hingga hembusan nafasku terakhir



(AWAL TANPA AKHIR…18 JULI 2005 – 18 JULI 2011)











Gadis mungil berkaca mata..



Jilbab putih seputih hatinya



Gadis manis yang selalu ceria..



Semanis dan seindah kata-katanya



Sebijak nama yang melekat pada dirinya..



NORMA!!



(30 Juni 06..dari seorang Sahabat)







Perubahan tidak mesti memperbaiki sesuatu, tapi untuk mjd lebih baik kita mesti berubah. Belum terlambat bagi kita memancangkan niat untuk menjadi hamba yang mukminin, manusia yang muttaqin, makhluk yang memancarkan kebaikan kepada sesama. Blm tertutup pintu taubat bagi hamba yang mau bertaubat.Mari kita berubah, kita jadikan persinggahan yang sebentar di dunia ini sebagai wahana bagi kita berpetualang mengumpulkan amal sebanyak-banyak untuk bekal kelak di akhirat.Saya bisa, dia bisa, mereka juga bisa, Anda tentu lebih bisa lagi!!! Get inspiration, do with motivation and create successfully……











JILBAB = Jadi Indah Luar BiasA Bo’











CATATAN HARIANKU…SENIN, 18 JULI 2005 (Hanya kutulis ulang…SEBUAH KISAH NYATA)



Hari ini adalah hari yang baru bagiku. Keinginanku untuk berhijrah dan berhijab akhirnya terealisasikan. Alhamdulillah Ya Allah…atas semua karunia dan anugerah yang telah Engkau berikan. Semoga aku tetap istiqomah di jalan-Mu tuk menegakkan panji Islam..SEmoga ini menjadi salah satu saranaku untuk senantiasa memperbaiki diri..







Hari ini MOS (Masa Orientasi Siswa) hari pertama…jam 5 pagi ku dianter Babe ke kostnya Gestin..Kita nanti berencana berangkat bareng ke SMA. Nah, pas lewat depan gerbang SMA, dah ada beberapa temenku yang datang…(mereka ternyata gak nyangka kalo yang barusan aja lewat aku dengan penampilan baruku). Sampai kostnya Gestin, ku langsung dipeluk and disalami ma Gestin dan anak-anak kost di situ. Mereka ngucapin selamat dan mendoakanku semoga senantiasa istiqomah…







Setelah semua siap, kita jalan bareng ke SMA. Hari itu kita ceritanya jadi senior MOS (cieee..dah kelas 3)..jam 05.30, semua senior briefing. Serius abiz! Jam 6, peluit panjang dibunyikan. Junior disuruh kumpul di lapangan upacara. Gayenk abis..jabatanku waktu itu jadi TP (Tim Penilai), tukang akumulasi pelanggaran dan menilai apapun seperti kebersihan kelas, dll. Eh, ada “seseorang” di atas sana…(bagian taman). Ada mas dodoy juga, mbak thicko yang pada penasaran liat aksiku jadi senior MOS.hehehe…







Aksi bentak-bentakan pun dimulai. SENIOR……..TANGGUH!



Pas ada SIDAK, seruuu…juniornya pada kaget!!! (Maaf ya adek-adek…tuntutan scenario nich). Pas sesi istirahat, aku di-oso-ni temen2 (ex : Deny, Timbul, Joko, Ary Tri, Nova, Afi’, dll…). Ada juga yang bilang gini, “Cie, abz pake jilbab kok sekarang jadi pendiem ya???” hehe…ada juga yang senyam-senyum penuh arti). Thanks buat sobat-sobatku…







Aku ketrima jadi warga 3 IPA 4. Semoga aku bisa sukses di IPA..Amin…Aku duduk sebangku ma Nova..Temen-temenku banyak yang berubah. Mualimah juga pake jilbab, dan masih ada yang lain lagi. Alhamdulillah, segala puji hanya bagi-Mu, Ya Rabb…







MOS hari pertama berlangsung seru!







(Terima kasih Gestin, Anang, Nova, Joko, Deny, Risang, Dita, Timbul, dan semua SAHABAT TERBAIKKU yang gak mungkin bisa kusebutin satu persatu..AKU BAHAGIA KARENA CINTA dan tlah kutemukan INDAHNYA CINTA dalam jalinan indah PERSAHABATAN KITA!!!!)







Just For Gestin : Terima kasih untuk “seragam putih abu-abu” dan “jilbab pertamaku”. AKU SANGAT MENCINTAIMU KARENA ALLAH…







An Nuur 31 ‘Katakanlah kepada wanita yang beriman," Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak daripadanya.Dan hendaklah mereka menutup kain kerudung ke dadanya…"















DOAKAN ISTIQOMAH!

Thursday, June 30, 2011

[DAYERI GRENDUL_BUKAN DAYERI BIASA]: “NOSTALGI(L)A ROMANTIK”

Thursday, June 30, 2011 0 Comments

by Norma Keisya Avicenna on Thursday, June 30, 2011 at 11:03am
Your changes have been saved.

Der dayeri...

Saat mentari mulai beringsut untuk beredar menjalankan tugasnya hari ini. Ia pun kembali berharap para makhluk hidup yang berdomisili di bumi pada khususnya dan di alam semesta ini pada umumnya tak lupa untuk menghargai kinerjanya dan tentu saja mensyukuri karena masih bisa bertemu pagi.

Dan kisah ini pun bermula…

Hari setelah Ahad, bulan Juni hari ke-27 (setting ‘n latar waktunya ujug-ujug siangan mpe sore aja yua…)

Singkat cerita, ada telp di no.XL gue (hm, ijinkan dalam note ini penulis menggunakan kata ganti orang pertama “gue”. Hehe. Minta izin dulu, yak!). Dengan mata masih kriyap-kriyip (coz pas jadwal bobo siang gue nih!), gue jawab si penelpun gelap itu (karena di HP XL gue yang muncul number duang!). Ealah, ternyata terdengar sayup-sayup suara ponakan gue yang chubby kayak bakpao ituh (Ayu’). Doi mengabarkan kalau Diah Cmut lagi di depan SMP 7 ‘n mau ketemu Mbak Amrih. Gue disuruh mbales SMS-nya si Cmut. Siang ini kita bertiga memang ada rencana buat arisan. Ngik! Ngumpul-ngumpul lah ‘n mau ke rumah kreatipnya Mas Alib Isa ‘n si kartun Nunu. Bergegas cuci muka ‘n cari N5310 gue. Yupz, ada 2 messages. Satunya dari Cmut. Iyaa, honey…”jemput gue yuaaa”. Detik berikutnya gue dah nangkring dengan sukses di MIO itemnya yang dah sembuh dari masuk angin. So, dah gak nge-rudal gitu. Ngeeeeeng…

Sampailah kite berdua di rumah Ayu’. Langsung ke markasnya. Si doi lagi lihat pelem 3 IDIOTS. Hmm… langsung deh kita bertiga pada heboh dengan aktivitas masing-masing. Cemut ‘n Ayu’ pada sibuk baca sambil selonjoran. Gue pinjem si kokomnya Ayu’ buat ngerjain tugas pra diklat. Hihi. Tadi gue bawa tas yang isinya buku KODING Ganesha Operation. Hihihi…milihin materi (yang tadi gue dapet dari internet) yang bisa gue masukin di “Pengembangan Materi”. Sambil ngobrol-ngobrol tentunya. Tapi gak ngegosip lho. Sumpeh deh! Insya Allah, pembahasan kita full manfaat dah… Kedamaian itu sedikit terusik saat sekjend FLP Solo Raya (Mas El) telpun (yang sebenere mau ditelp si Cmut tapi malah dipateni. Wkwkwk). Nanya macem-macem ‘n ada pembahasan sedikit tentang FLP. Haha… Mas, dua pasien rawat jalan elo lagi sama gue nih!!!

Adzan Ashar berkumandang, kita bertiga sholat jama’ah, then bersiap ngabuburit asyik ke STUDIO VECTO VERSUS! Uhuy…Abububu… Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang tapi Alhamdulillah gak pake acara nyasar. Eh, sempet kebablasen dikit lah, tapi yunohu ups, salah…yunomesowellah! Nyampai juga di depan studio yang tutupan. Sekilas tadi gue sempat menangkap sosok Mas Alib sedang di warung. Gue tebak pasti beli teh botol (hah, tamune GR bgt!). Ternyata bener to? Gak pake nunggu lama, Mas Alib datang dengan menjinjing 4 biji teh botol.

Masuk dah kita ke rumah kreatifnya yang bisa dibilang jauh lebih rapi dari kondisi saat kunjungan perdana. Bar dipiketi yo, Mas? Hm, apa yang terjadi berikutnya? Heboh banget dah! Habis ni huruf jikalau harus dituliskan…yang jelas aktivitas kite-kite mulai dari baca komik sampai berinisiatif inventaris buku-buku bakal calon anggota Rumah Baca Pelangi. Teh botol jatah gue pun disruput sama Ayu’…wkwkwk

Saat senja menjelang, gak dinyana-nyana Mr. Remphong datang! Setelah usai membahas hubungan kekerabatan antara SMASH dan SO NICE, akhir-akhir ini tu makhluk demen SMS ke orang-orang yang bunyinya: “Rajin shalat. Sayang mama. Pengertian sama akuh.” Hah, dung-dung stadium lanjut usia dah… Alhasil, kedatangan satu makhluk ini semakin membuat suasana semakin “uwuh”. Tercetus pula nama “trio legging”. Hah, paraaaaaaaaaah!!! Mas Alib dan Nunu pun tenggelam dalam dunianya masing-masing tapi masih dalam dunia yang sama bukan “lain dunia” atau “dunia lain”. Hiiiiiyy…

Adzan Maghrib pun berkumandang, Alhamdulillah…saatnya buka puasa (gue ‘ngembat’ satu aqua gelas di studio.hihi). Saatnya berpisah…

Ending: Ayu’ tersesat gara-gara Kang Sofa; gue makan tim-tam saat mbonceng Cemut ‘n kita berdua hampir nyasar ; )

********

Hari setelah Senin, Juni hari ke-28

Hari ini keren banget deh buat gue. Dari pagi uthuk-uthuk gue dah menyibukkan diri di atas meja lipat (bukan gue dudukin, tapi dipake buat nulis. Yaiyalah…). Meja lipat dengan cover Naruto dah penuh dengan piranti buat nulis ‘n beberapa lembar kertas. Doralepito juga dah nyala. Gue letakin di deket meja. Yupz, target hari ini finishing tugas pra diklat! Huaah, buanyak banget dan harus gue tulis ala konvensional. Alias pake jari-jemari. Dua materi bisa selesai dalam waktu kurang lebih satu jam. Ada 10 materi lagi yang harus gue selesein hari ini. Akhirnya gue bikin coret-coretan di kertas. Time scheduling:

07.00 – 08.00: Materi 4-5

08.00 – 09.00: Materi 6-7

09.00 – 09.30: Pending rehat dan sholat

09.30 – 10.30: Materi 8-9

10.30 – 11. 30: Materi 10-11

11.30 – 12.00: Rehat makan siang dan sholat

12.00 – 13.00: Materi 12-13

13.00 – 13.30: Checking akhir semua tugas!

Huaah, Alhamdulillah dengan time scheduling seperti ituh gue bisa lebih semangat dan DISIPLIN untuk FOKUS nylesein. Akhirnya, selesai juga deh tu tugas yang banyaknye segambreng…lega bukan buatan! Sesuai rencana, ba’da Ashar gue ngumpulin tu tugas ke kantor Ganesha Operation. Eh, malah ketemu sahabat SMA yang dulu sempat di GO Tangerang ‘n sekarang lagi ngurus mutasi mau pindah ke GO Solo Raya.

***

Sore ini gue gak jadi ngendon di rumah Ayu’ karena tu anak mendadak dangdut eh mendadak meriang belerang ops meriang belina gituh. Padahal rencana gue, ntar biz Maghrib mau minta doi buat nemenin gue njagong ke Graha Sabha Buana. Ada dua rekan pengajar GO yang walimatul urs malam ini (kakak beradik, jadi dibarengke…*hm, dapat inspirasi). Yaaah, ponakaaaan… kalo gak sama elu, Tante Cenung njagong sama siapaaah? Kan Om Cenung masih “disamarkan”. Ngik!

Singkat cerita, gue akhirnya ditemenin adik kost yang paling seneng diajak ke walimahan. Alhamdulillah, deh… bener-bener banyak inspirasi malam inih…^^v (nyengirandmesammesempluzbanyakdoa).

Hari ini gue tutup dengan menuliskan puisi “KUTEMUKAN TULUS” (yang tadi senja sempet gue upload di note pesbuk), gue salin di buku harian gue… Hari yang bikin gue banyak tersenyum. Terima kasih, buat semua tokoh yang dah berperan!

********

Hari setelah Selasa, Juni hari ke-29

Gue mereka-reka rencana hari ini. Mulai sibuk nata buku, ‘n kembali dirapiin berdasarkan kategori. Ada 4 kardus yang sudah ada labelnya di bagian tutupe. Sengaja koleksi buku itu gue taruh di kardus, buat jaga-jaga kalo harus pindahan dalam waktu yang gak gue duga. “MOTIVASI dan INSPIRASI”; “NIKAH dan PARENTING”; “DAKWAH/ ISLAMI”; “NOVEL/ BUKU FIKSI”. Masih ada satu kardus lagi dink buat naruh majalah-majalah ‘n bacaan yang tidak masuk dalam 4 kategori itu. Hm, di rak kayu gue taruh buku-buku yang harus dibaca dalam waktu dekat ‘n sebaris buku catatan harian gue sejak SMA. Sapa yang mau nambah koleksi buku gue??? Dengan senang hati pasti gue terima ‘n gue doain moga kelak masuk surga. Aamiin…

Setelah kelar ngerjain kerjaan rumah tangga kayak nyapu, nyuci, sakwadyabalane, gue pun meluncur ke warnet terdekat. Ngenet paketan dua jam! Sempet dapat SMS dari sahabat gue yang menanyakan agenda reuni SMA ntar sore. Sipp, ba’da Dhuhur gue agendakan buat mudik. Ntar sore ngumpul-ngumpul BAJAJ COMMUNITY! Lucu ya, nama julukan kelas gue. Secaraaa, icon kelas gue namanya Ali Badjuri. What??? Yupz, tu orang mirip banget dengan pemeran utama sinetron Bajaj Badjuri. Ckikik…

Tepat pukul 13.00, dengan tas hitam backpacker yang selalu nemenin gue mbolang akhirnya gue siap juga buat mudik. Berbekal Doralepito, 2 buku bacaan (salah satunya “Diary Dodol ABG Ngocol”-nya Fahdin Ardhain milik Ayu’), mushaf tercinta gue, camilan, dompet, buku catatan harian, buku “Creative Writhink”, dll). Dah mirip kayak kura-kura ninja deh…pating mbendayut. Hihi. Naik angkun 03 (angkot kuning no.03 yang biasa lewat belakang UNS), turun di Timlo Solo, langsung dapat bis Aneka Jaya. Mantabz dah… Gue celingukan cari tempat duduk yang kosong. Lumayan padat penumpang sich. Pyuuh…dapat juga. Bangku no.3 dari belakang, sebelah gue dah ada mbak-mbak yang lagi asyik nelpun. Setelah pewe, gue keluarin buku DDABGN. Mulai menikmati lembar demi lembar, melahap tiap aksara yang membuat gue sesekali harus ngikik (ketawanya miniii banget). Asli, ketawa gue ngirit. Nih buku bikin senewen, ngefek bikin gue senyam-senyum sendiri saat mbaca. Hihi…

Sedikit terusik dengan penumpang yang naik-turun, pluz kondektur yang nagih uang transport (ini mah bukan nagih, dah jadi kewajiban doi lah!). Tapi satu peristiwa paling dodol pas gue asyik baca tu buku, tiba-tiba “mak nyuk”. Kepala gue ditangkap sebuah tangan. Gue ndongak 45 derajat. Ada mbokdhe-mbokdhe yang berhasil mendaratkan tangannya ke kepala gue. Detik berikutnya, tu mbokdhe nyengir sambil bilang: “Nyuwun ngapunten, nggih Bu…” Hah, mbokdheeeeeeeeee…gue belom jadi emak-emak yuaaa!!! “Tak kiro kursi…”, kata-kata lanjutan yang sempet nyasar di telinga gue. Hah, apaaah?

Kembali cuek dengan kondisi sekitar, ngikik lagi deh… Sesekali sempat juga merekam beberapa peristiwa yang terjadi di dalam bus itu. Sekarang gue mau cerita tentang pengamen yua. Pasca gue duduk, ada dua pengamen yang masuk dengan kostum item-item ‘n terkesan bulux-lah. Lagunya pun tak bisa gue mengerti. Hihi… ada kejadian di mana penumpang di kursi sebelah kanan gue menjatuhkan beberapa receh dan dia gak mau ngambil receh yang berjatuhan itu. Akhirnya, tu bapak nyuruh pengamen itu “menjumputinya” sendiri. Ah, tragis!

Pengamen berikutnya, sosok pemuda berkaos ungu. Cukup rapi dan suaranya bagus, nyanyi lagu nostalgia (“Sepanjang kita masih terus bersama…”). Setiap kali dikasih recehan sama para penumpang, kata “terima kasih” selalu meluncur dari bibirnya. Pengamen ketiga, seorang bocah kecil yang dulu gue pertama kali liat si doi masih ingusan. Dan biasane doi ngamen bareng “keluarganya” (ada ibuknya, kakak-kakaknya, ‘n adik bayinya). Tapi gue lihat siang ini, si doi dah beranjak ABG. Ada ekor kecil di rambutnya. Tapi gak mirip Dhaca Suli. Gaul gitu loh! Tu bocah bagiin amplop yang sudah ditulisi. Kelar mbagiin, doi nyanyi. Dulu suara yang gue denger masih khas anak-anak, sekarang dah lebih meremaja. Nge-bass gituh! Duh, bener-bener miris hati gue. Apa dia gak sekolah yha? Dari kecil mpe ABG jadi pengamen terus???

Gak terasa, sampai deh di Agraria Wonogiri. DDABGN-nya gue masukin tas. Menikmati senandung yang dibawakan sekelompok pengamen yang biasa mangkal di Agraria. Pas gue ngasih recehan, tu pengamen bilang: “Makasih, mbak cantik. Semoga sukses!” (Aamiiin. Hah, dodol banget dah! Pengin nimpuk!!!). Banyak pedagang asongan yang hilir mudik, ada yang menjajakan koran, bakpia 2000-an, buah strawberry, minuman dingin, dll. Gue sempat disapa sama mas-mas yang jualan strawberry. Kok gue bisa kenal? Yaiyalah, dulu tu mas-mas sempet berprofesi jadi loper koran langganan gue. Ngik!

Sampai di “Mawar”, Babe dah nongkrong di atas Vega Merah-nya Mas Dhody Dodoy Cobain, menyambut gue dengan senyuman khasnya. Tengkyu, Be! Ba’da Ashar siap-siap reunian 3 IPA 4 sore ini. Dijemput temen sebangku gue dulu, Nova. Pas sampai di deket lapangan basket SMA, kok belum pada ngumpul yua? Yadah, gue nostagila dulu sama Nova. Mengenang romansa putih abu-abu! Akhirnya, 8 orang yang ngumpul. Dita “Putri Duta Wisata Wonogiri 2010” yang sekarang masih nglanjutin S2 di UNDIP; Vian (ketua rombongan makan gratis sore ini. Ni orang yang bakal nraktir kita-kita, merayakan lulusannya dari IPB); Ali Badjuri (kok elo kurusan sih, bro?); Sinta dan Wawan (bukan Sinta dan Jojo. Hehe. Pasangan “inbreeding” kelas kita); ada bu bidan Fitri; Nova (bu guru Matematika yang dulu selalu panas dingin pas pelajaran Matematika. Hehe); ‘n Nungma duonk! ^^v

Makan-makan di warung bakso Pak Manto deket Lapangan Pringgodani. Seru banget deh!!! Crita banyak hal, termasuk siapa aja temen-temen sekelas yang dah pada nikah. Ngabsen satu persatu. Denik, Siti, Puji, Pipit, Lilis, dan Ima. Siapakah urutan ke-7??? Wallahu’alam… Ngumpul-ngumpul gini jadi bikin gue inget hal-hal seru pas SMA. Gue dulu dapat amanah jadi bendahara kelas. Gue yang biasanya terkenal kalem dan ramah (hahaha), mendadak berubah “sangar dan bengis” saat nagih uang iuran kelas ‘n bayaran buku atau LKS. Tuntutan peran, guys! Wkwkwk.

Ada cerita seru lagi antara gue, Nova, Sinta dan Fitri. Kita berempat kan bangkune depan-belakang. Waktu pelajaran Matematika dengan guru yang cukup terkenal “killer” (tapi gak juga kok!), gue selalu nebak siapa di antara kita ber-4 yang nanti bakal dapat “spidol ajaib” buat maju ngerjain soal di depan kelas. Hahaha, dan ntah dapat pangsit eh wangsit dari mana, tebakan gue selalu bener. Kalau gue nebak yang bakal maju Nova, tu anak langsung panas-dingin. Gembrobyoz! Hihihi. Bikin ngikikgulingguling, dah! Nova ma Dita seolah berkebalikan dengan fakta sekarang. Nova yang demen banget Bahasa Inggris dan Biologi dan selalu gembrobyoz saat pelajaran Matematika malah ketrima kuliah di jurusan Pendidikan Matematika. Sedangkan sahabat gue, Dita yang getol banget sama angka-angka sampai muka imutnya dah kayak rumus Phytagoras malah ketrima di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) yang otomatis ada beberapa mata kuliah yang ada hubungane sama Biologi, padahal ni anak agak ilfil sama Biologi. Sampai-sampai pas awal semester dulu Dita sempat pingsan di kampus gara-gara syok ‘n melabeli fakultasnya dengan sebutan “Fakultas Kehilangan Mathematic” (FKM). Aya-aya’ wae!

Ada satu moment lagi yang gak bakal gue lupain sepanjang hayat masih di kandung badan. Waktu itu pengumuman kelulusan, semua anak 3 IPA 4 dah duduk manis di kelas. Ibu Wali Kelas gue cantik banget. Beliau demen banget bilang “apa itu” pas lagi ngajar. Dan kita-kita iseng gitu ngetung. ‘n kadang dicocokin berapa jumlahnya pas jam pelajarannya dah usai. Hahaha. Konyol banget dah! Ibu Wali Kelas gue itu pun mulai mengalirkan kalimat-kalimat motivasinya dan kegembiraan yang meluap-luap karena angkatan ini lulus 100%. Pluz dapat bonus juga, dari semua kelas 3 ada 4 siswa yang mendapatkan nilai sempurna alias 10 untuk mata pelajaran Bahasa Inggris. Dan salah satunya adalah siswa kelas 3 IPA 4. Hm, siapakah? Aku langsung bilang ke Nova, “Pasti elu, Nov! Elu kan jago Inggris ‘n demen cicitcuit pake bahasa bule ituh”. Si doi cuma nyengir ‘n sempet nyangkal karna ngrasa dulu jawabane ada yang salah. Sampai akhirnya, Ibu Wali Kelas bilang, “Selamat ya, Norma. Nilai Bahasa Inggrismu dapat 10!”. Diiringi tepukan riuh temen-temen satu kelas. Huaaaaaaaaaa…gue gak mimpi kan??? Plaaak! Gubraaakz… (nyengir deh…Alhamdulillah!). Dan masih banyak lagi romansa putih abu-abu yang lain…^^v

Ending [NO]stalgia [R]o[MA]ntic sore ini adalah foto-foto bertema: “PENINGKATAN” di depan lapangan Pringgodani. Banyak anak-anak dan para orang tua di wilayah itu. Kita ber-8 cuek-cuek ajah poto-poto. Seru banget dech!!!

“Pertemuan kita kali ini...bukan sekadar kawan lama tak jumpa. Tapi kita bertemu ada satu makna…kita punya satu perjuangan…”

Miz u all… Sampai ketemu lagi di reunian selanjutnya semoga lebih banyak yang bisa ikut, dah bawa suami/istri dan anak masing-masing. Aamiin…

Sahabat adalah bagai teman berlekat satu sisi, menemani mimpi saat bulan tersenyum meraih paruh burung pungguk, merindukan kesepian lari dari bayangan malam…

Sobatku, aku slalu ingin melihat kalian tersenyum…

Janganlah air mata membasuh keindahan yang telah terlukis di layar jiwa

Marilah melangkah untuk harapan sahabat kita yang lain,

Berada untuk menemani saat kerapuhannya.

Dekatkanlah hatimu dalam kegundahan sobat-sobat kita

Hapuskanlah segala kehitaman

Tiupkanlah lirih kata-kata tersirat penghibur luka

Bantulah ia berharap sebagai akhir dari ucapmu…

[Keisya Avicenna, kubiarkan aksara ini mengabadikan kisah terbaik dalam perjalanan hidupku…kisah seru tiga hari 27-29 Juni 2011]

NB:

  • DAYERI GRENDUL tuh masih satu marga sama DIARY DODOL. Sama-sama satu marga per-jenang-an. Ocre??? (meksodikit). Bikin GeeeRrrr mpe kepala guNDUL. ^^v
  • Suer, jenang grendul tu spesies jenang yang paling gue suka!!!

(jujur, capek pek bahasa gue-elo. yadah, gue-elo-END!!!)

Wednesday, June 29, 2011

KUTEMUKAN TULUS...

Wednesday, June 29, 2011 0 Comments
by Norma Keisya Avicenna on Tuesday, June 28, 2011 at 5:29pm

"Sebab keyakinan pada-Nya menumbuhkan rasa cinta dan kesetiaan..."

Kembali ku merajut impian
Mereka-reka dengan sesuatu yg sempurna
Aku tahu, kau hampir menemukan kebahagiaan itu
Meski akhirnya aku pun tahu, kau menelan kesedihan hatimu dalam-dalam...
Karna kadang kala kebahagiaan tak berumur panjang.

Saat bola merah raksasa itu sudah condong
Bumi pun mulai temaram
Ada semburat merah membekas di langit barat
Serasa ingin menghidupkan kenangan manis yg dulu pernah singgah
Walaupun akhirnya aku pun tahu kau harus terjebak dalam pusaran kesedihan
Dan (mungkin) juga kau pun tahu, aku tersenyum tapi hatiku menangis...

Sungguh, doa itu didengar Tuhan...
Tapi Dia berhak mengabulkan dalam berbagai bentuk
Bisa dalam bentuk yg kita minta
Bisa ditunda...
Atau diganti yg lebih tepat dan terbaik buat kita

Kembali kutemukan tulus dalam tatapan matamu...
Bersamaan dengan getar hatiku yang meneriakkan kerinduan

Setulus jiwaku masih setia mengurai makna
Pada pijakan bait-bait cinta menuju pangkuan ridho-Nya!

Tetaplah tersenyum...

Thursday, June 23, 2011

FILOGENIK: ANTARA AKU, SM*SH, dan SOSIS SO NICE ^^v

Thursday, June 23, 2011 0 Comments
Rabu, 22 Juni 2011
Pagi yang lebih istimewa karena cuaca tidak sedingin biasanya. Kemarin-kemarin bener-bener mati-matian menjaga mata agar tetep melek pasca Subuh. Pyuuuh… Biasanya aku langsung nyalaian doralepito atau ngambil salah satu koleksi buku di rak. Yang penting beraktivitas biar otak penuh oksigen jadinya gak ngantuk lagi. Hehe. Pagi ini aku menuntaskan 2 buku yang kemarin sempat beli di Bazar Gramedia sama Ayu’-ponakanku tercinta-. Aku merampungkan membaca “Catatan Pernikahan”-nya Mbak Helvy Tiana Rosa disambung dengan buku pengalaman “24 jam Sebelum Menikah” yang ditulis oleh para penulis seperti Kang Taufan E. Prast (ketua FLP Jakarta sekarang. Hehe…); Alm. Mbak Nurul F.Huda, Mas Koko Nata (FLP Depok), dll. Whatz? Hihi…dua buku tentang pengalaman pernikahan semua. Gakpapa ,belajar dari pengalaman orang lain semoga semakin menguatkan azzam dan memperkaya diri. Karena menikah itu tidak sekadar ingin, ya to? Eitz, sudah ah kok jadi mbahas itu? (mendadak merah padam eh merah marun…eh merah bata…eh merah merona maksudnya) ^^v

Sesuai kesepakatan kemarin, pagi ini jam 9 Diah Cmut akan menjemputku dan kita akan mbolang bersama. Pas dia datang, kita rapat dulu, mbahas jalur yang harus kita lalui untuk sampai di studio Vecto Versus-nya Mas Alib Isa. Nggelar peta Solo di jok motor. Asli, Nung jadi inget waktu mbolang Semarang-Demak bareng Sulis. Nggelar peta sampai 3x di pinggir jalan raya sampai diliatin orang-orang. Huaaa, jadi kangen mbolang nih! Kangen mbolang di Jakarta juga, saat berbekal peta Jakarta dan peta jalur busway. Ckikik. Jangan ditanya berapa kali nyasar dah…Tapi itulah serunya!

Aha, akhirnya ketemu juga jalurnya dan kita berdua pun berangkat. Di tengah-tengah perjalanan mulai terdengar suara-suara aneh, kata Diah Cmut MIO itemnya itu dah ngluarin suara aneh ‘n sayup-sayup terdengar sejak keberangkatannya tadi. Wah, mungkin dia lagi masuk angin, jadi perutnya kembung ‘n sering buang angin. Merudal gitu istilah kedokterannya. Hihi. Pas di depan Muwardi malah bikin pengendara motor di belakang kita hebring sendiri yang mengira kalau ban sepeda motornya “mbledhug”. (-mesem-)

Ohya, sempat kita menangkap kardus bawaan orang yang ada tulisannya “SM*SH”. Ah, kita jadi tertular virus remphongnya ketua Pelangi nih. Akhir-akhir ini doi semakin sibuk aja ngurus kekerabatan antara SM*SH dan SO NICE. Seperti SMS-nya pagi ini (hm, lihat juga status-statusnya yang menunjukkan ketidakwarasannya): “Setengah tahun sudah pelangi berada. Saatnya karya mulai menunjukkan warnanya. Mari merefleksikannya dengan semakin mempertajam sosis so nice.eh.nganu. maksudnya semangat untuk terus berkarya!”. Gila kan? (gak sah dijawab, tak perlu bertanya lagi kepada rumput yang bergoyang karena tu rumput sudah doi makan. Itu dah cukup jadi bukti…)

Setelah melalui perjalanan yang cukup berliku, mendaki gunung-melewati lembah sungai mengalir indah ke samudra, bersama teman berpetualang….kok malah ber-Hatori-ria? Akhirnya dari arah Slamet Riyadhi, melewati Jalan Bhayangkara, dan sampailah di Jalan Veteran. Kita sempat tanya tukang becak. Dari beliau kita dapat info dimana posisi Toko Buku Arofah. Cmut pun mengabari Mas Alib untuk memperjelas jalan ke lokasi, kalau gak ntar malah kesasar. Hihi. Setelah belok kanan-kiri-kanan-kiri. Alhamdulillah, akhirnya bangunan toko itu kelihatan. Markir motor dulu dan akhirnya ketemu juga dengan Mas Alib Isa. Kita disuruh masuk ke studionya. Hm, unik deh, nyempil diantara bangunan toko buku Arofah. ALIB DESIGN. Ngik! Mana tulisan VECTO VERSUS-nya? Kita berdua pun masuk istana kreatif mereka, tempat yang kadang jadi markas orang-orang remphong meronda (baca: Mas Tyo, Kang Sofa, Mas Aslam mungkin?hehe). Langsung deh, mengamati keadaan ruangan. Ada bungkus permen berserakan (haha), ada meja baru warna “kuning”, paling asyik waktu liat deretan beberapa buku yang dipajang. ‘n liat beberapa hasil kreativitas Mas Alib. Bagus banget! Nung dulu sempat memimpikan menjadi seorang design grafis yang canggih gitu. Tapi sampai sekarang karena mungkin gak fokus, bisa Corel cuma setengah-setengah, bisa Photoshop juga setengah-setengah, bisa Flash juga cuma seperempat. Hihihi, apalagi sekarang temen-temen mereka semakin menjamur saja.

Tujuan kita sih ngambil formulir NIBIRU yang dibikin Mas Tyo. Rencana Nung sih juga pengin ngambil PIN. Tapi ternyata pinnya dibawa Mas Tyo. Huaaa….dasar!!! hm, asyik…dapat teh botol gratis. Seger euy! Eh, ada si kartun “Nunu”. Hihi. Ooo…orangnya itu tho? Setelah sekian hari berinteraksi di dunia maya, akhirnya ketemu juga di dunia nyata. Bener-bener kayak kartun!!! Oops, alamaaak… keceplosan…^^

Adegan selanjutnya, kita diselundupkan Mas Alib ke Toko Buku Arofah. Bagaimana ceritanya? Kita masuk melalui sebuah pintu yang menjadi pembatas sekaligus penghubung antara ruangan di toko buku dengan ruang kerjanya Mas Alib. Hihi. Pas mau masuk lewat pintu itu Nung jadi berimajinasi sedang make “pintu kemana sajanya” Kaizenemon. Kalau punya Doraemon kan warnanya pink, kalau punya Kaizenemon lebih unik donk. Ada tulisan “TARIK” dan “DORONG” nya. Masuk deh aku sambil ngikik karena imajinasi itu. Dan sampailah kita pada dimensi penuh buku. Ah, jadi mbayangke kalau kelak punya rumah sendiri dan penuh dengan buku. Uhuyy…betapa seru dan bahagianya…^^v. mulai lagi deh!

Sekitar setengah jam, aku dan Cmut muter-muter di situ. Nyomot buku, dibaca bagian cover belakangnya, tyuz dibalikin lagi ke tempat semula. Ada buku yang sebenarnya bikin aku jatuh cinta. Tapi berhubung gak bawa duit jadi ngilernya ditahan dulu eh kepenginnya ditunda dulu. Ntar pas pameran (Muslim Fair) moga-moga tu buku ada ‘n dijual dengan harga yang lebih murah. Aamiin. Jam 11 an, kita keluar lagi melewati “pintu ajaib” itu dan mendapati dua onggok eh dua butir ups salah lagi, dua orang makhluk ajaib itu tengah asyik di depan computer.

Singkat cerita, sudah ada sebuah komik 1001 malam yang bikin Nung ngakak guling-guling sampai nangis-nangis. Hihi. Asli, lucu banget!!! Akhirnya, Nung merelakan ketawanya bersambung biar tu buku dibawa mbolang ke Bandung dulu sama Diah Cmut. Hm, aku gak nanggung lho, Mut kalau kamu nanti ketawa-tawa di kereta sampai berglundung-glundung ria dari satu gerbong ke gerbong yang lain. Setelah dipuas-puasin di studio itu, kita pun berpamitan (kok gak dibawain oleh-oleh sih? Buat temen pulang. ^^). Ni tamune malah ugal-ugalan. Yadah Mas Alib, ‘n si kartun Nunu kapan-kapan tak oleh-olehi permen cecak berikut cecaknya yea. Kan lucu tuh… daripada nyasar, kita pun dikawal Mas Isa sampai daerah tanggul. Terima kasih ya, Mas! Adegan selanjutnya ponakanku tercinta telpun. Huaaa…dia mewek karena aku lupa ngajak dia ke studionya Mas Alib. Sorrydorrymorrystrobery, ya ponakan! Kapan-kapan kita ngrampok bersama lagi deh…Cup cup cup, Ajinomoto! ^^

Dan MIO hitam Diah Cmut masih mengeluarkan rudal-rudal ringannya…endingnya, sampai kost ada brownies kukus Amanda dah nangkring di depan kamarku. Wow, surprise!!! Hm, tu browniez dari seorang sahabat MITI-M (anak Surabaya) yang dulu pernah nginep di kost ‘n hari ini kebetulan ada keperluan dengan birokrasi UNS pluz menyempatkan mampir. Huaaa…tapi gak bisa ketemu aku! Jazakumullahu khairan katsiran ya ukh…tahu aja kalau Nung demen banget ma kue brownies. Adegan selanjutnya disensor saja ya, gak tega liat kalian pada “ngecez”. Sumpah, brownies-nya enak banget! Hihihi…

***
Siang ini Nung kembali mengajar di Ganesha Operation, tepatnya di GO Mawar yang sebelumya diagendakan di unit baru di GO Bhayangkara. Pindah tempat, tapi gakpapa malah lebih dekat… Uhuyy, ngajar kelas 4 SD yang baru aja naik ke kelas 5. Ada 6 siswa kala itu. Sip, benar-benar menikmati “Pekan Liburan Cerdas” di GO. Materi hari ini Matematika dan IPS. Gak butuh waktu lama untuk Nung mengenal mereka, hafal namanya, mencoba mengawasi tingkah lakunya, dan mengetahui sejauh mana kemampuan mereka menguasai mapel yang diajarkan. Setengah jam pertama mengerjakan, setengah jam selanjutnya kita koreksi dan bahas bersama kemudian pending istirahat selama 15’. Suasana kelas belum terlalu cair, maklum baru tahap awal.

Sesi kedua saat pelajaran IPS dan mereka telah menyelesaikan pengerjaan soalnya, sebelum masuk pembahasan aku kasih “BREAK” dulu. Mulai dari tebak-tebakan garing kayak: “Truk apa yang bisa terbang?” (hayo, jawabannya apa coba?); permainan andalanku yang bikin aku dapat julukan “Bu Tung Srung” sama anak-anak 6 SDR1 dulu (yupz, permainan jari untuk mengasah konsentrasi “Tung-Tung Srung”), “sambung kata”, sampai akhirnya “tebak gaya” (berhubung masih pengenalan break, biasanya salah satu murid bergaya dan gurunya ngasih “clue” teman-teman yang lain menebak tapi berhubung baru awalan akhirnya aku deh yang bergaya.ckikikik…”kue srabi”, “batik Solo”, “belanja di SGM”, “kantong ajaib Doraemon”, “Harry Potter”, “wayang”, haha…ngikikgulingguling deh…). Setelah cukup fresh ‘n puas mainnya, kita kembali fokus di materi. Kelas rame lagi saat aku ngasih “THE KING” yang lucu-lucu bagi mereka. Benar-benar kelas yang hidup! Dan semoga mereka bisa mencerna materi hari ini dengan baik.

Lucu lagi saat ada yang manggil aku “Bu Norman”, ah seperti mengulang lagi kenangan masa lalu. Hihi, aduh dik…gak pake N yha! Ntar malah joget India “chaiyya chaiyya” bisa berabe ntar…(ketawaaa maning!). Hm, kok belum bel tanda usai ya? Padahal jam di kelas dah menunjukkan kelas harus diakhiri. Yadah, sebelum pulang akhirnya aku kasih tebakan biar mereka mikir. Hihi…tebakan yang bikin remphong semua…

NM: “Tahu iklannya SM*SH yang sosis so nice kan?”
(semua menjawab serempak: “Tahuuu…”

NM: “Nah, menurut kalian SM*SH itu beneran suka sosis so nice gak sih? Ayo, satu per satu njawab ‘n ngasih alasannya!” (sumpah, aku pengin ngikikglundungglundung. Siapa lagi yang patut disalahkan kalau bukan si sosis!!!)

Kamila, Agi, Laura, dan Ajeng kompak dengan jawaban dan alasan yang hampir sama: “Gak suka, Bu. Karena itu cuma akting dan iklan, jadi pura-pura aja. Kan makannya juga cuma ujungnya doang. Sapa tahu abiz itu muntah-muntah atau gak diabizin” (jawaban dari mereka yang bisa aku simpulkan. Bagus-bagus…cerdas!hihi)

Kalau jawab Dyva lebih keren lagi: “SM*SH suka so nice, bu! Alasannya: kan mereka juga suka nyanyi sosis…wowowo..sosis…” (ngik! Itu kan lagunya Sule…hadeuh…)

Kalau jawabannya Yuda: “Suka, Bu! Kan elo-gue-end!!!” (sambil niru gaya Sule). Hadeuh…lucu-lucu banget deh! Yah, kesimpulannya antara SM*SH, SOSIS SO NICE , bahkan SULE mempunyai hubungan kekerabatan yang sangat dekat. Menurut ilmu Biologi yang pernah Nung pelajari genotip dan lingkungan bisa mempengaruhi fenotip…(lho? Maksudnya? Pokonya gitu deh, kalau gak percaya berarti elo-gue-END!) : )

Dan kelas pun berakhir. Keluar GO mereka masih senyam-senyum sendiri, menyapa Nung dengan panggilan yang benar, say “good bye”, tersenyum, dan semoga apa yang terjadi di kelas tadi punya tempat tersendiri di hati-hati mereka. Heuheuheu…senja yang sangat indah!

Seiring ingatanku melayang pada tulisan Mbak Helvy Tiana Rosa dalam bukunya di bagian “CINTA SEJATI ITU, ANAKKU”:
“Jika kau mencintai seseorang, kau akan menaruhnya di tempat paling nyaman di hatimu, hingga setiap kali menatap matamu, ia temukan dirinya berpijar di sana. Kau tak akan pernah lelah belajar mengenali diri dan jiwanya hingga ke sumsum tulang. Hidupmu penuh gairah, tak abai sekejap pun atas keberadaannya. Maka sampailah kau pada keputusan itu: kau akan setia pada tiap nafas, getar, gerak saat bersamanya hingga nyawa berpamitan untuk selamanya pada jasadmu. Bahkan kau masih berharap semua tak akan pernah tamat. Kau mendambakan hari di mana kau dan dia kelak dibangkitkan kembali sebagai pasangan, yang terus bergandengan tangan melintasi jalan-jalan asmara di taman surga-Nya…Itulah CINTA SEJATI, anakku…”

Dan perjalanan pulang senja ini aku kembali memaknai rangkaian aksara itu. Ya Rabb…terima kasih untuk hari ini…hari di mana aku belajar kembali mengurai makna sebuah cinta sejati…(dengan berbagai versi).

[Keisya Avicenna, 23 Juni 2011. Aksara-aksara ini belajar mendokumentasikan hidupku dan belajar mengambil hikmah dalam hari-hariku. Teruslah BERMETAMORFOSA, aksaraku!]

Thursday, May 26, 2011

Kini, Tak Ada yang Sama!

Thursday, May 26, 2011 0 Comments
by Norma Keisya Avicenna on Wednesday, May 25, 2011 at 6:25pm
Saat malam kembali menggelar jubah kelamnya.
Khusyuk ia tertunduk panjatkan doa...
Berteman hening, hadirkan sunyi yg sempurna.
Sepi sendiri mengeja hikmah, setiap hri b'ganti.

Jika hatimu b'tanya, Dia yg sudah sediakan jawabnya!
Jika hatimu meragu, Dia lbh tahu yg TERBAIK bagimu!
Jika hatimu tak kuasa menolak, mungkin itu pilihan yg TEPAT untkmu, kini dan kelak!

Biarkan jiwamu melanglang mencari kunang-kunang.
Yang tlah lama tak qt temukan.
Yang hadirnya slalu qt rindukan.

Kini b'damailah dgn hatimu.
Jiwamu yakinkan nuranimu.
"Semuanya akan baik2 saja", kataku...
Tersenyum dan berbahagialah, akhir kisah ini pasti 'kan indah!

Krn Dia Yang Maha Cinta sedang menyiapkan hadirnya, saat jiwa dan ragamu tlah siap pula...

*untuk sebuah amanah besar dunia dan akhirat!

"Yakin, Allah Swt pasti akan menjawab dgn lebih indah pd saat yg TEPAT dan TERBAIK"

~dedicated 4: seorang sahabat yg dariny ak smkn belajar utk memaknai indahny persahabatan dan manisny ukhuwah~

[Keisya Avicenna, dlm perjalanan Solo-Wonogiri]

Celoteh Aksara [44]: “Pelangi Mengeja Ayat-ayat Semesta_Tour d’PACITAN”

Thursday, May 26, 2011 0 Comments


by Norma Keisya Avicenna on Monday, May 23, 2011 at 4:56pm



[BACA SEMUANYA dan KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA! Komen terbaik dapat hadiah: Kaset rekaman… ;p]



Sabtu, 21 Mei 2011

Hari ini terasa berbeda, itu yang kurasakan! Yup, sudah ada agenda besar yang tertulis di catatan harian. Rihlah FLP Pelangi. Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu tiba juga…tapi, fisik ini agak kurang fit. Ya, sejak semalam mendadak radang tenggorokan, gejala flu, ‘n badan agak panas. Hadeuh… Buat ngomong aja agak susah. Allahumma ‘afinifii badanii.



Sekitar jam 04.00 Mas Dwi SMS, nyemangati anak-anak Pelangi buat segera bangun ‘n persiapan piknik. Selang beberapa saat kemudian muncul nama Casofa Fachmy di inboxku: “Guys, sori ea cah agus belum bisa ikut. Kata pak dokter akuh belum boleh. Masih butuh istirahat n mimik obat. Jagain alib ea. Walaupun ia agak ugal-ugalan. Tapi dia memang sangat sosis dan rudal.” Hadeuh kosakata remphong lagi nih. Gimana sih ni kepala suku, doi yang paling antusias n ambisius mpe dibela-belain diare buat ngadain piknik pas hari-H malah KO. Ckikikik…nyesel lu bro! Ops, tapi moga lekas sembuh dah…tak critani gayenge ae yho!



Akhirnya, dengan sedikit maksain diri (jujur, pengin rasanya hari itu izin gak jadi ikut karena kepalaku benar-benar pusing dan badan panas) akhirnya aku bersiap. Ternyata semalem tuh Mas Dwi, Ayu’, ‘n Diah Cmut juga merasakan hal yang hampir sama. Bismillah, Ya Rabb…berikanlah hamba kekuatan. Semoga pertemuan hari ini menjadi PERTEMUAN YANG MENYEMBUHKAN!!! Amin. SEMANGAT SEHAT, Nung!



Dengan dianter adik kost, kita sarapan bubur ayam dulu di dekat gerbang Hukum UNS. Selesai sarapan, sekitar jam 06.30, meluncur ke Depo Pertamina Ngemplak. Huaaaaaa….kok masih sepi? Katanya kumpul jam 06.00??? Remphong deh bhoook! Hm, menangkap sosok seorang muslimah yang nangkring di atas sepeda motor. Weladalah, Mbak Umi Kultum! Hihi. kebetulan Mbak Umi mang gak bisa ikutan, karena ada “tugas lain”. Rencananya beliau hanya pengin melepas kepergian kita. Lha kok dia yang nyampe duluan. Hihi. Nung akhirnya ikutan nangkring di dekat motor beliau.



Syok, benar-benar syok, ketika membaca beberapa sms yang masuk hampir bersamaan yang mengabarkan kalau Ustadzah Yoyoh Yusroh meninggal dunia karena kecelakaan. Di FB pun hampir semua status isinya berita duka terkait beliau. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Semoga beliau mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Aku pun merasakan langit semesta hari ini terlihat mendung, tidak secerah biasanya. Selamat jalan, bunda! Nung menjadi salah satu saksi, Bunda adalah orang yang baik, sangat baik. Insya Allah, khusnul khotimah (dapat kabar kalau jenazah beliau tersenyum. Subhanallah…). Mengingatkan kita untuk senantiasa DZIKRUL MAUT!



***

Anggota TK Pelangi yang datang berikutnya Mas Aris El Durra. Hihi. padahal tu orang kemarin dah ijin telat ke aku karena Sabtu ada piket di rumah sakit. Selanjutnya, Mas Alib Isa datang bawa satu kardus air minum pluz bagi-bagi pin Pelangi. Bagus banget, Mas! Selanjutnya, Ayu’ n Diah Cmut datang. Tapi kok Ayu’ yang di depan yha, pake MIO-nya Cemut? Lucu banget euy….hehe… gek kostume pake kaos ijo. Haha. Gakpapa…cuma mitos kan Yu’! Selanjutnya, si gondrong Wildan. Ayu’ n Cemut kemudian bagi-bagi permen sunduk. Alhasil, setiap anak TK Pelangi yang datang langsung bergaya ngemut permen kaki itu. Kecuali Nungma tentunya. Haha. Nung lebih milih Antangin-mu, Yu’! ckikikik… Selanjutnya, Mas Dwi datang boncengan bareng Mas Sururi. Ni orang pake tas gunung GD banget, ternyata bawa tikar. Hihi. koyo meh perang ae, Mas!



Ayu’ ngobrol sama Mbak Umi, Nung ngobrol sama Mas Alib ‘n sesekali nimbrung sama Ayu’, Mas Aris sibuk ngobrol sama Diah Cmut, Mas Ruri, Wildan, ‘n Mas Dwi. Semua punya dunia sendiri-sendiri dalam fase penantian itu. Erny datang bersamaan dengan yang kita nanti-nanti. Bis pariwisata “Putri Biru” yang akan membawa kita rihlah ke Pacitan hari ini akhirnya masuk ke dalam Depo Pertamina. Mas Tyo juga ada. Tinggal nunggu Mbak Nury dan Mbak Amrih deh. Gak perlu nunggu terlalu lama, akhirnya dua mbak itu datang juga. Pamitan sama Mbak Umi, boking tempat duduk di bis, checking akhir semua bawaan, dan setelah pembukaan pluz doa bersama yang dipimpin Mas Tyo, Sang “Putri Biru” pun bergerak perlahan namun pasti meninggalkan Kota Solo. Bismillah…



Sepanjang Perjalanan…

Nung mau crita posisi tempat duduk nih. Pada awalnya, dari depan teteup pak sopir dan seorang kondektur. Pluz sang asisten, Mas Tyo. Haha. Kemudian Mas Dwi, belakange ada Mas Ruri. Sampinge Mas Ruri ada Wildan. Belakang Wildan ada Mbak Amrih. Sampinge Mbak Amrih ada Erny, Belakang Erny ada Nungma. Sampingnya Nungma ada Ayu’. Belakang Nungma ada Diah Cmut, sampinge Cmut ada Mbak Nury, belakange Mbak Nury ada Mas Aris, deret belakang ada Mas Alib, mojok. Hihi…intinya satu orang berhak menguasai dua kursi. Uhuyyy… berhubung banyak yang gak bisa anteng, akhire pindah-pindah tempat duduk. Sampai daerah Kajen, Wonogiri, penumpang kita tambah satu orang, Mbak Eka. Sip, dan perjalanan pun dilanjutkan. Banyak makanan euy.



Hm, mau baca buku Ranah 3 Warna tapi gak jadi. Ntar aja deh…lebih baik menikmati perjalanan sambil bersenandung ria. (duet sama Ayu’. hihi…”Desir pasir di padang tandus, segersang pemikiran hati…”). Gek tembang Ayat-Ayat Cinta ini yang paling sering diputer. Hadeuh^^v. padahal dari nasyid yang diputer-puter itu, Nung paling seneng tembang “Surga Hati”-nya Ungu. Serunya sepanjang perjalanan: ngemil, cerita, foto-foto, bagi yang “SLEEPINGHOLIC” pasti kena jepret! Haha. Alhamdulillah, Nung dah lebih mendingan dari kondisi tadi pagi.



Memasuki kota Wonogiri, selanjutnya Ngadirojo, Baturetno…dan sampailah di gapura “Selamat Datang di Kota 1001 Goa”. Pacitan, we are comiiiiiiiiiiiiiiing!!! Akhirnya, sampai juga di Pacitan. Perjalanan ternyata masih cukup panjang. Berhentilah si “Putri Biru” di sebuah pom bensin daerah Punung. Pada ngabur ke toilet. Nung, Mbak Amrih, n Ayu’ mampir ke warung depan pom bensin buat beli teh anget ‘n gorengan. Kata ibu pemilik warung kalau mau ke Pantai Klayar kira-kira masih setengan jam-an lagi. Beliau juga berpesan supaya berhati-hati. Karena sudah ada 4 korban yang tertelan ombak. Hm…bismillah, Allah Swt adalah sebaik-baik pelindung!



Setelah rehat sejenaknya usai, kita pun putar balik ke arah yang ada tulisannya “GOA GONG”. Setelah melewati jalan yang berliku, berkelok-kelok, masuk-keluar hutan (halah), akhirnya sampai juga di kawasan parkir Goa Gong. Pak kondektur ‘n Mas Tyo turun dari bis. Ternyata si “Putri Biru” nggak bisa kalau harus dipaksa sampai ke Klayar. Karena jalannya “medeni”. Kita harus naik mobil pick-up untuk sampai lokasi. Alhasil, harus “nyarter”. Wah, ongkos maning duong. Gek per-gundul dikenai biaya 10.000. Sebenarnya seru sih, ntar kan bisa bergaya “chaiya-chaiya” pas naik pick up. Hihi. tapi akhirnya kita menerapkan pengamalan Pancasila sila ke-4, “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyaratan/perwakilan”. Akhirnya, kita rembugan dulu di bis, dan akhirnya tercapailah kata mufakat. Lokasi piknik pindah ke Pantai Teleng Ria. Selanjutnya, si “Putri Biru” putar haluan dan Mbak Eka sebagai pemandu pindah duduk di belakang sopir. Hihi…dan Nung akhirnya juga pindah tempat duduk di samping Ayu’. Mendadak kepala Nung pusiiing bangeet! Ayu’ yang baik hati, tidak sombong, suka menabung tapi banyak ngemil akhirnya menawarkan diri untuk merawat Nung. Hihi. enak euy…dipijeti! Sampai pules. Teriring tembang “Ayat-Ayat Cinta” yang masih mendayu-dayu. Nung terbangun saat proses pembagian snack. Hihi…Ah, ternyata belum sampai Teleng juga yha?



Selang beberapa saat, terciumlah aroma pantai. Uhuy…sontak anak-anak TK Pelangi langsung hebring sendiri. Wah, Subhanallah, melihat deburan ombak dari atas. Keren euy! Si “Putri Biru” sempat putar balik karena ngrasa kebablasen, e…tapi ternyata malah harus lurus dikit baru kemudian belok kanan. Sempat terjadi “ketegangan kecil”, tapi it’s OK! Huaaaaaaaaaaaaa…akhirnya kita sampai di Pantai Teleng Ria sodara-sodaraaaaaa…!

Sesi selanjutnya makan siang bersama di bawah rerimbun pepohonan. So romantic moment! Merasakan desau angin yang meniupkan kedamaian. Seger banget dah! Sayang ya, Pelangi gak lengkap. Kang Sofa sakit, Mbak Santi ada acara keluarga, Mbak Fitri juga, Mbak Fu’ah menjaga calon dedek bayi, Kang Nass juga gak jadi ikut, Mbak Anik gak dapat izin, Bunda Eny juga gak bisa, Mbak Umi ada tugas negara. Hm, kapan-kapan kalau ada piknik lagi semoga kita lengkap yha! Dah bawa keluarga masing-masing. Hihi…Amin. (Lho?)



Menu siang ini ayam bakar, nasi putih, sambel ‘n lalapan. Bagi yang merasa kurang kenyang, boleh nambah lagi kok! Sesi selanjutnya, kita sholat berjamaah di masjid dekat pasar. So romantic deh! Saatnya Pelangi mengeja ayat-ayat cinta-Mu yang terlukis menawan, pancarkan pesona semesta karya cipta-Mu yang Maha Agung.



Usai sholat, dan semuanya beres, Nung, Ayu’, Diah Cmut bersiap melancarkan aksi. Mas Aris ‘n mas Dwi juga. Pantaiiiiiiiiiiiiiii……(koyo wis pirang-pirang taun gak ketemu pantai). Nung pasang MP3 yang muter “QS. Ar Rahman”. Sambil muroja’ah…”Dan nikmat Tuhan-mu yang manakah yang akan kau dustakan?”



Kita foto-foto dulu. ‘n akhirnya semuanya lepas kendali. Terutama Mas Aris ‘n Mas Dwi. Pada nyebur air ‘n teriak-teriak gak jelas. Lari-lari ke sana kemari. Hihi. sebenarnya Nung gak niat basah-basahan, berhubung lagi flu juga. Tapi kayaknya seru… akhirnya bareng Erny, Mbak Nury, ‘n Mbak Amrih kita main air deh. Ayu’ n Cemut juga sudah lepas kendali. Moment paling konyol ya pas main lempar-lemparan pasir ‘n ciprat-cipratan air sama Mas Aris. Uber-uberan ra cetho. Tu orang melancarkan serangan kepada Cemut, Nung, ‘n Ayu. Wildan ‘n Mas Tyo juga nyebur. Mas Ruri hanya di tepi. Mas Alib juga cuma liat dari jauh ‘n sesekali jadi juru foto.



Unforgetable moment deh! Seru-seruan di pantai…Mas Tyo yang bikin lubang ***, Mbak Nury cs yang bikin *** raksasa buat Kang Fahmy, Mas Dwi yang bikin istana pasir buat oleh-oleh Mbak Anik, Nung yang berfoto dengan pose ‘penantian’ (haha, asli marai ngikikgulingguling. Mbak Nury juga ikutan berpose), Wildan yang berenang gaya kecebong, Mas Aris yang “ndekem” kemudian tidur telentang di pinggir pantai, Ayu’ n Diah Cmut yang dah kayak anak kecil oyak-oyakan, Erny, Mbak Amrih, n Mbak Eka yang sibuk cari gaya buat foto-foto. Mas Ruri yang berdiri termenung di pinggir pantai. Sedangkan Mas Alib, mungkin ketawa-ketiwi ngliat tingkah polah kita yang dah kayak kutu loncat. Hihi. Tanpa Kang Sofa, Mas Alib mungkin berasa sayur tanpa garam. Haha. Iyo to, Mas? Kurang asin? Krik krik krik…(air pantainya kan asin, Mas?) ^^v



Sambil bermain-main dengan deburan ombak, akhirnya Trio Permen Sunduk (Nung, Ayu’, Diah Cmut) pun gak mau kalah dengan Trio Kwek-Kwek. Kita konser di pinggir pantai, dan ini salah satu tembang yang kita nyanyikan berulang-ulang…(berharap ada produser rekaman yang lewat :P)



Pantai Maha Karya

Album : K'SEH

Munsyid : Shaff-Fix



Luasnya hamparan samudera biru tak berujung

Membuat rasa kagum dalam hati sanubari

Berarak awan putih

dibatas cakrawala

Pendarkan cahaya mentari

Camar yang beterbangan, ditemani sang angin

Meniupkan kesejukan

di sela pepohonan



Suara ombak laut yang memecah di pantai

Berdebur gemuruh menyanyikan lagu damai



Melambai nyiur hijau di sepanjang tepian

Menjadi saksi setia

Keagungan Ilahi kebesaran tercipta

Dijaga disyukuri selama-lamanya





Di pantai

terasa damai, bebas, lepas, tak terbatas

Memandang mahakarya, yang tak akan ternilai harganya

Terbetik di jiwa, Allah yang mencipta segalanya

Sangat luar biasa

Puji syukur pada-Nya



Tyuz...

“Sebiru hari ini, birunya bagai langit terang benderang…”

“Birunya langit…oh, putihnya awan…menjadikanku tertegun tertawan…”

“Kemesraan ini janganlah cepat berlalu…”



Hahaha…pokokmen racetho kabeh deh. Luapan hati betapa bersyukurnya kita hari ini, banyak cinta terbalut dalam indahnya ukhuwah. Meski latar belakang warna kita berbeda tapi ketika kita disatukan terbentuklah spektrum cinta yang sangat indah, PELANGI!



Uhuy…tak terasa sudah jam 14.30. Saatnya kembali ke daratan. Nung, Ayu’, Cemut, Mas Tyo, ‘n Mas Aris jalan berlima buat nyari tempat bersih-bersih. Semua tempat padet, banyak antrian. Mpe kita harus jalan kayak bocah ilang. dan akhirnya, kita gabung bareng Mbak Eka ‘n Mbak Amrih. Antri juga di situ. Yadah, ndegan dulu deh! Nung sambil berusaha ngidupin hape yang tadi sempat kemasukan air. Huaaa…gak bisa nyala dengan sukses. Keypad error! Kamera yang dipinjam Wildan juga. Mati gak hidup-hidup. Semoga mati suri deh Wild! ^^v. Sambil nunggu antrian, kita arisan deh…



Setelah semua rapi ‘n dah wangi, kita pun bersiap pulang kembali. Nung ‘n Ayu’ tadi sempat beli pop mie buat menghangatkan badan. Karena kelamaan ngantri kita gak sempat beli oleh-oleh deh. Hehe. Sebelum naik ke bis, kita pun foto-foto dulu. Wah, seru banget hari ini!!!



***

Bismillah, saatnya menikmati perjalanan pulang. Sambil menikmati popmie… Roman-roman lelah terpancar dari setiap wajah tapi yang terpenting hati-hati kita dipenuhi dengan bunga-bunga yang merekah indah. Bahagia yang takkan mampu terlukiskan lewat kata-kata dan bahasa sastra tertinggi negara manapun. Haha… Never forget deh!!!



Selesai makan, sambil menikmati rona jingga sang bagas yang perlahan menuju peraduannya, Nung mencoba untuk tidur. Melirik Ayu’ yang duduk di samping Nung juga sudah sibuk berkonser tunggal dengan mp3-nya dan dia pun mulai kriyap-kriyip. Erny dah sukses mendoyongkan tubuhnya, Mbak Amrih sudah menutup wajahnya dengan jaket, Mbak Eka duduk di depan, Mas Aris sibuk ngemil, Mas Dwi ‘n Mas Ruri gak tahu lagi ngapain, Wildan sibuk ngutak-atik kameranya. Mas Alib malah dah ngimpi dengan sukses. Mas Tyo kemudian pindah ke belakang, duduk di samping Mas Alib ‘n Cemut. Mas Aris juga ke belakang. Baru mau merem, terdengar suara-suara sumbang dari belakang…hadeuh, pengin rasanya nglempar sandal! Haha. Ternyata Mas Tyo ‘n Mas Aris konser! Remphong deh bhoook… berhubung mereka semakin menggila, apalagi Mas Tyo pake nari-nari full ekspresi segala, akhirnya Nung putuskan untuk gak jadi tidur. Tapi menikmati pertunjukan. Pada akhirnya, Nung pindah duduk di tempat duduke Mas Aris ‘n Mas Aris pindah dekete Mas Tyo. Haha. Dan kegilaan yang semakin gila pun dimulai…

Konser!!!



For The Rest of My Life-nya Maher Zain, Damba Cinta-Mu, Nantikanku Di Batas Waktu, Meraih Mimpi, Season in The Sun, Muhasabah Cinta, dll…’n Ayu’ pun akhirnya gabung. Dan konser kembali digelar…soundtrack kartun ‘n film genti. Doraemon, Sailormoon, Wiro Sableng, Si Doel Anak Betawi, Si Unyil, Go Go Power Rangers, dll. Jiaaan…sakit semua!!! (terutama Mas Aris ‘n Mas Tyo. Nek Mas Aris kie kita-kita benar-benar jadi menyangsikan ni orang blas gak cocok jadi perawat RSJD, tapi jauh lebih cocok kalau dia jadi pasiennya! Haha. Nek Mas Tyo mah udah dari dulu jadi pasiene Mas Aris. Hihihi). Pokokmen seru bangeeeeeeeeeet!!!



Sampai juga di daerah Ngadirojo, Wonogiri. Kita sholat Maghrib dulu. Sebelum masuk bis lagi, Nung ‘n Ayu asyik lihat bintang. So romantic beud! Langit malam ini cerah, bertabur bintang. Yaaach, sebentar lagi Nung dah harus turun dari bis. Kebersamaan hari ini takkan pernah Nung lupakan dech… Sampai jumpa di episode yang lebih REMPHONG lagi ya bhook…^^v. Akhirnya, Nung turun di pom bensin Pertamina mawar. Babe dah setia nunggu di pinggir jalan. CU next, Pelangiku. Kapan-kapan mampir Istana KYDEN yha…’n tunggu undangan dari Nungma. Insya Allah, segera, dalam masa yang TEPAT dan TERBAIK tentunya! Haha…jadi inget, doa Mas Aries Adenata waktu Nung ajak piknik beberapa waktu lalu, beliau malah ngedoain gini: “Berez. Tak sangoni dongo. Moga-moga bar muleh piknik enek sing nikah!”. Hehe, ternyata kita pun dapat kabar baik tadi. Insya Allah, Mbak Ivon mau nikah di Bengkulu. Yes, PELANGI mantu. Kita tunggu kejutan selanjutnya. Siapa yha yang mau nyusul Mbak Ivon???



Hari ini indah, sangat indah…



Terima kasih Ya Rabb!



[Keisya Avicenna, sangat bersyukur menjadi bagian dari kalian. Ijinkan aku untuk selalu menjadi “HIJAU” di spektrum cinta kita, PELANGI!]