Jejak Karya

Jejak Karya

Saturday, February 01, 2014

Hari Pertama Februari, Setahun yang Lalu


Kereta Argo Parahyangan membawaku dari kota kembang. Sejak pukul 15.00, kereta itu sudah bergerak meninggalkan Stasiun Bandung menuju Jakarta. Alhamdulillah, aku sampai di Stasiun Jatinegara sekitar pukul 18.30, agak terlambat dari jadwal yang seharusnya.

Rencananya, suami akan menjemput. Aku tunggu di pintu keluar. Setengah jam berlalu, belum ada tanda-tanda pangeranku datang. Aku SMS, dijawab “sebentar ya, masih otw”. Aku bisa memaklumi, hari jumat dan jam pulang, pasti volume kendaraan meningkat. Aku duduk di atas koper besar milikku sambil menunggu. Selain koper besar, aku juga membawa tas jinjing yang cukup besar. Ya, ‘mudik’ku ke Jakarta kali ini memang bertujuan menempati rumah kontrakan untuk pertama kalinya. Aku baru melihat wujud rumah kontrakan itu dari foto yang dikirim suami beberapa waktu lalu. Tampak depan, sangat menarik! Pintu gerbang, pintu depan, dan kusen jendela berwarna merah, warna favoritku ^__^.





Sambil menunggu, aku mengamati sekeliling. Hmm, mencoba mengambil aneka inspirasi yang bertebaran. Pengemis yang ‘lesehan’ di dekat pintu keluar, seorang kakek dengan segambreng bawaan yang mungkin juga bernasib sama denganku –menunggu jemputan-, tukang ojek dan sopir taksi yang gigih menawarkan jasanya ke penumpang yang baru turun dari kereta, dll. 

Enam puluh menit berlalu, yang aku nanti belum kunjung tiba. Aku telepon dan SMS, tapi tidak direspon. Tak berapa lama, Maher Zain bernyanyi “For The Rest of My Life” di HP-ku. Pertanda suamiku telepon. Alhamdulillah, ternyata suami dah sampai. Aku berjalan ke luar stasiun, ternyata suami bawa motor. “Macet say, jadinya kanda pinjam motor.” Cerdas! Sukaaa... ^__^

Malam itu, bintang-bintang mengintip sepasang kekasih berboncengan motor dengan membawa segambreng bawaan, berdua membelah keramaian ibukota. Romantis! Itulah pengalaman pertamaku boncengan motor dengan suami di Jakarta ini. Bahagia dan bersyukur banget bisa bertemu kembali dengan belahan jiwaku setelah beberapa lama. Aku masih kuliah di Bandung, suami kerja di Jakarta.

Sebelum sampai rumah kontrakan baru kami, mampir dulu di warung soto “Pak Min Klaten” dekat rumah yang baru diresmikan beberapa hari lalu. Berhubung suami hari itu milad, jadilah aku yang nraktir. Lhoh! ^___^ 

Setelah makan, perjalanan pun berlanjut. Alhamdulillah, sampai juga di rumah kontrakan baru kami. “ISTANA CINTA TOBI”, begitulah kami menamakannya. Saat membuka pintu dan lampu dinyalakan... SURPRISE!!! 

Ruangan depan masih kosong. Hehe... waktu ke dapur, sudah tertata rapi. Ada tempat piring -plus piring dan kawan-kawannya-, tempat bumbu, kompor plus gasnya, dll. Waktu ke kamar, sudah ada tempat tidur berwarna merah marun dan bermotif mawar, bunga favoritku. Benar-benar SURPRISE!!! Ternyata suami telat menjemput tadi karena beres-beres rumah. “Masak bidadari mau datang, istananya masih berantakan,” ujarnya. Aku terharu... 

Suami keluar rumah lagi, beli galon dan ke sekre KAMMI (tempat tinggalnya semula) untuk mengambil almari susunnya. Setelah semua beres, aku pun memberinya sekotak kado berisi aneka hadiah yang aku bawa dari Bandung. Salah satu hadiah dariku adalah DUA PASANG SANDAL, yang satu berwarna merah dan satunya biru –warna kesukaannya-. Menyertai kado itu, aku memberinya dua pucuk kertas berisi ucapan selamat milad dan tentunya filosofi tentang sandal itu. 

Belajar darinya, kita akan tahu bahwa untuk mencapai tujuan, butuh sinergisitas dari bagian kanan dan kiri, seiring sejalan.
Kadang sisi kanan mendahului. Kadang sisi kiri yang mendahului. Kadang mereka sejajar saat kaki terdiam atau berhenti.
Pun demikian dengan kita sebagai suami istri. Terkadang salah satu dari kita ada yang berada di depan, terkadang suatu saat ada yang berada di belakang karena mungkin kurang bersemangat. Maka dari itu, kita harus terus saling memotivasi, mengingatkan, membimbing, dll agar kita dapat bersama-sama mencapai tujuan. Terkadang dan sangat perlu untuk berhenti sejenak, merenung dan mengevaluasi perjalanan kita, mengisi amunisi, untuk melanjutkan jejak-jejak berikutnya.
Sandal ini berwarna merah dan biru sesuai karakter kita masing-masing. Ukurannya pun berbeda. Pun demikian dengan kita. Perbedaan di antara kita adalah keniscayaan. Masing-masing kita punya kelebihan dan kekurangan. Semoga tetap bisa terus saling mengerti dan menjadikannya ladang pahala bagi kita.

***
Selamat milad kanda Febriansyah
Selamat milad “Istana Cinta TOBI” ^__^

Alhamdulillah, terima kasih ya Allah.. untuk semuanya!

Istana Cinta TOBI, 010214
Aisya Avicenna