Jejak Karya

Jejak Karya
Showing posts with label kisah inspiratif. Show all posts
Showing posts with label kisah inspiratif. Show all posts

Tuesday, December 01, 2020

TIGA TEMPAT YANG MEMBANGKITKAN INSPIRASI HIDUP

Tuesday, December 01, 2020 0 Comments


Istana KYDWiFENSDza

KYDEN

Sejauh apapun kaki melangkah, pulang ke rumah dan kumpul bersama keluarga adalah sesuatu yang memperkaya jiwa.

Di naungan sebuah atap yang tak harus selalu megah dan mewah, tak akan ada kehangatan bila selimut cinta kasih tak terpatri indah menyelimuti para jiwa sang penghuni. Dari saling menghormati dan menghargai antara para penghuni, akan muncul sebuah keharmonisan yang berbuah kehangatan. Ya… tak akan ada perdebatan yang tiada arti, yang hanya akan menghilangkan keelokkan dari keharmonisan sebuah keluarga. Dengan saling mengingatkan dengan penuh kasih sayang, untuk selalu ada pada keridhoan Allah Swt. Hidup di keluarga dengan sebuah jiwa yang tentram dan damai dengan berpegangan pada tiang agama yang kuat. Goncangan apapun tak akan meruntuhkanya, karena kekuatan cinta kasih keluarga telah bersatu, menguatkan satu dengan yang lain, mengokohkan satu dengan yang lain. Keluargaku, Surgaku.

KYDWiFENSDza

Ya, tempat pertama yang selalu bisa membangkitkan inspirasi hidup adalah rumah di Wonogiri. Tempatku mengukir banyak cerita, tempatku menghabiskan masa kecil yang ceria, tempatku melalui masa remaja yang penuh warna. Hingga akhirnya takdir indah-Nya membawaku membuka pintu baru yakni pernikahan, yang membuatku untuk hijrah mengikuti suami dan ‘meninggalkan’ istana itu. Istana yang dulu kami sebut sebagai KYDEN (Kadri-Yati-Dhody-Etika-Norma). Lantas, kini sudah bertambah anggotan jadi KYDWiFENSDza (Kadri-Yati-Dhody-Widowati-Febriansyah-Etika-Norma-Siswadi-Dzaky). Meskipun satu keluarga inti kami telah berpulang menghadap-Nya, Babe Kadri, tapi K akan selalu ada di hati kami. Fisik mungkin takkan bisa lagi bersama, namun kami semua akan selalu berpelukan dalam hangatnya doa-doa. I love my family.

Masjid Andalusia, Bogor

Izinkan saya menuliskan kembali goresan pena di buku harian saya. Tentang pertama kalinya menjejakkan kaki di masjid istimewa ini. Tentang indahnya salah satu tempat istimewa, rumah-Nya yang begitu indah.


Alhamdulillah, segala puji hanyalah milik Allah Swt Sang Penggenggam Kehidupan juga Kematian. Tak ada kisah terindah yang terhampar di muka bumi ini kecuali Allah hadirkan hikmah.

 

Atas izin-Nya dan diri ini selalu merasa “saat Kun Fayakuun-Nya bekerja sepenuh energi cinta”.

 

10-11-12: tanggal impian, tanggal impian pernikahan yang pernah aku tuliskan di catatan dream book Doraemon-ku. Dan Allah Swt izinkan aku menikah dengan seseorang yang sungguh: ia adalah mimpi-mimpi dan do’a-do’aku selama ini. Banyak sahabat yang kemudian bilang, “Ini buah yang sangat manis dari kesabaran dan perjuanganmu selama ini, Mbak Nung!” Subhanallah… Allah begitu baik, teramat sangat baik, sungguh Maha Kasih jua Maha Sayang. Terima kasih Ya Rabb… dan AMANAH menjadi seorang istri bukanlah amanah yang main-main. Maka nasihat untuk diriku: “Berjuanglah Nung! Berjuanglah untuk menjadi seorang ISTRI yang SHALIHAH!”

 

***

Kemarin adalah lembar ke-5 jejak kelanaku di kota Bogor… (Ahad, 25 November 2012)

 

Bogor, sebuah kota impian yang dulu benar-benar aku impikan (selain kota Bandung) untuk mengukir jejak cinta bersama sang kekasih tercinta di kota ini. Lagi-lagi Allah izinkan impian itu menjejak nyata. Allah Swt memilihkan BOGOR sebagai kota cintaku.

 

 

Hm, ada kisah menarik yang ingin aku ceritakan. Kemarin sore, pasca silaturahim ke rumah sahabat dan ngumpul bareng rekan kerja kekasih hatiku, kita berdua singgah di Masjid Andalusia, kompleks kampus STEI TAZKIA karena adzan Ashar sudah berkumandang. Kereeen euy masjidnya. Ada sosok keren di balik kampus ini. Siapa lagi kalau bukan Syafii Antonio dan kekasih hatiku pun punya impian ingin melanjutkan studi S2 di kampus ini. Semoga Allah memudahkan, ya cinta… (Aamiin Yaa Rabb)

 

Sambil nunggu sang kekasih hati sholat, aku bawa hatiku pada sebuah dimensi perenungan. Duduk sendiri di salah satu anak tangga di lantai dua. Saat itu suasana teramat sangat syahdu…(jemariku pun mulai menari di Nokia-ku, mencoba merekam semuanya lewat aksara)

 

“Kembali aku temukan ke-Maha Besar-an Mu, Ya Rabb. Betapa aku khusyuk tertunduk saat menikmati lukisan nan memesona yang tertangkap oleh retina. Lihatlah Nung di hadapanmu itu! Gumpalan awan hitam yang semakin lama semakin berat menahan beban. Dan selang beberapa saat kemudian, air mata langit pun tumpah tak terbendung, menjelma batang-batang air yang jatuh menghujam bumi…

 

Arahkan pandangan matamu bergeser ke sebelah kiri, Nung! Kau kan dimanjakan dengan hamparan permadani hijau lewat bukit-bukit yang membentang. Rapi. Sungguh rapi! Dan nikmatilah tempat berpijakmu saat ini! Kau tengah berada pada lingkungan sebuah gedung nan indah, megah, dan mewah. Dan lihatlah benda kubus hitam yang kini terguyur hujan itu Nung! Benda hitam itu adalah miniatur Ka’bah yang berdiri gagah di tengah lapangan gedung perkuliahan STEI Tazkia itu.  Subhanallah, entah dengan aksara yang seperti apa aku melukiskan itu semua. Seketika mataku langsung terpejam, aku visualisasikan semuanya. Aku kepalkan tanganku erat. Lalu aku hadirkan satu per satu wajah orang-orang terkasih. Tergambar jelas pada imajinasiku, kita semua berpakaian serba putih. Pakaian ihram. Kemudian kalimat talbiyah pun membahana, mengagungkan asma-Nya. Kita thawaf 7x dengan hati yang hanyut akan kebesaran-Mu, dengan linangan air mata taubat yang senantiasa mendamba ampunan-Mu… Aku biarkan hening menguasai qalbuku berteman iringan orchestra hujan. Seketika hatiku pun semakin sejuk…syahdu! Aku buka mataku perlahan dan aku bangkit dari tempat dudukku kemudian dari tempatku berdiri aku tatap lekat-lekat kaligrafi besar bertuliskan “ALLAH” yang ada di mihrab masjid Andalusia itu. Lagi-lagi aku merasa sangaaat kecil, teramat kecil dan bukanlah siapa-siapa di hadapan-Mu Ya Rabb…Hatiku pun kembali sejuk dan aku dapati ada butiran kristal bening kerinduan yang perlahan mencipta jejak di kulit pipi… Aku rindu menatap wajah-Mu Ya Rabb, aku rindu perjumpaan istimewa dengan-Mu… Aku rindu…”

 

*Teruntuk kekasih hatiku terima kasih, karna engkau telah mengajakku singgah di tempat yang sungguh sangat istimewa itu…

 

[Keisya Avicenna, 26 November 2012 @Istana IPK, Bogor]

 

[*]

Masya Allah, Masjid Andalusia dan segala kenangan manis dan sarat cinta saat mencipta kisah di sana. Masih terkenang, saat mata ini menyaksikan puluhan mahasiswa STEI Tazkia yang tengah menghafal Quran, masih terkenang ceramah menggugah jiwa dari Ust Syafi’i Antonio saat Ahad kami boncengan motor dari Baranangsiang hingga Sentul.

Dan setahun lalu (November 2019), suami mengajak kami bernostalgia ke Bogor setelah hampir 6 tahun kami meninggalkan kota cinta itu. Kami ajak Dzaky mengunjungi salah satu tempat bersejarah yang begitu banyak kenangan istimewa tercipta di sana: Masjid Andalusia.

 

Markas DNA Writing Club

 

Tanggal 6 November 2013, saya mendapatkan limpahan 3 orang anak dari Mbak Aan Diha (penulis bacaan anak, editor KKPK Mizan). Sebelumnya, Mbak Aan membuka les menulis cerita di rumahnya. Namun, karena alasan kesibukannya, akhirnya Mbak Aan melimpahkan muridnya ke saya. Saya sudah kenal dengan Mbak Aan sebelumnya. Saya iyakan saja, meskipun awalnya bingung mereka nanti mau saya apain. Karena bassic saya adalah pengajar mapel karena waktu itu saya masih bekerja di Bimbel Ganesha Operation. Tapi, bismillah… saya juga ingin belajar dan mencoba sesuatu yang baru. Ini bakal jadi tantangan terbesar dalam hidup saya, batin saya kala itu.

Pertemuan perdana dengan Khansa, Putri, dan Tasya, saya gunakan untuk menyelami karakter mereka dan mengetahui sejauh mana tulisan mereka. Pertemuan-pertemuan selanjutnya tinggal Khansa saja yang rajin datang. Selain karena rumah Putri dan Tasya lumayan jauh, juga karena mereka sibuk dengan agenda sekolah (sering mabit, dll). Saya benar-benar telateni Khansa. Ia datang setiap hari Rabu. Beberapa bulan kemudian, ada beberapa yang daftar DNA : Kayana, Zahra, Azfa, dan Yasmin.

Akhir 2013 DNA dapat kabar gembira, cerpen Khansa lolos dalam kumcer pengalaman lucu yang diterbitkan oleh Dar!Mizan, berlanjut karya-karya dia yang lain. 2014 Khansa juga lolos Konferensi Anak Indonesia (KONFA) dari Majalah Bobo. Saya pun semakin semangat. 2014 saya belajar otodidak, banyak baca buku cerita anak lalu saya pelajari dengan sungguh-sungguh. Karena prestasi Khansa, murid DNA pun bertambah. Saya sama sekali belum melakukan promo/iklan tentang DNA WRITING CLUB, malah promo tentang les mapel DNA College. Tapi, saya justru merasa mulai enjoy dengan DNA WRITING CLUB. Semuanya sistem “gethok tular”, dari mulut ke mulut. Karena Alhamdulillah, saya berhasil membuktikan lewat perjuangan mendidik dan menggembleng Khansa.

Tahun 2015, saya belajar di kelas online menulis cerpen anak bersama Mbak Nurhayati Pujiastuti dan Pak Bambang Irwanto. Tujuan saya untuk mengimbangi kemampuan anak-anak dan saya pun terus berlatih menulis. Saya juga harus berprestasi agar menjadi contoh positif untuk anak-anak di DNA. Semangat saya adalah saya ingin JADI PENULIS YANG MAMPU MELAHIRKAN PENULIS. Impian saya untuk menjadi penulis dengan karya yang best seller –dengan royalti yang sangat lumayan- terwujud lewat hadirnya buku BEAUTY JANNATY di akhir 2013, pun saya tidak cepat merasa puas. Namun, prinsip saya, setidaknya satu impian saya tercoret. Saatnya saya melahirkan penulis-penulis cilik yang kelak mewarnai dunia literasi dengan karya-karya dahsyat mereka. Saya ingin punya tabungan jariyah yang berlimpah berkah karena berbagi sedikit ilmu dan pengalaman yang saya punya.

2016-2017, murid di DNA sudah lebih dari 50 anak, dengan 3 markas : DNA markas Banyumanik, DNA markas Klipang, dan DNA markas Meteseh, juga dipercaya mengajar empat ekskul penulis cilik di SDIT Bina Insani Semarang, SD Islam Pangeran Diponegoro Semarang, SD Islam Sentra Bintang Juara, dan SDIT Bina Amal 2.


Kegiatan Fun Writing anak-anak DNA Writing Club

Perjalanan DNA hingga kini di 2020, Alhamdulillah, semakin banyak anak-anak dan remaja yang gabung di DNA dan mampu berprestasi sampai di tingkat Nasional. Karya-karya dan prestasi mereka pun semakin banyak, baik berupa buku yang terbit di penerbit mayor maupun penerbit indie, juga prestasi di bidang literasi.

Markas DNA, selalu menjadi tempat istimewa untuk mencipta cerita menggugah hati, tempat istimewa untuk mendulang inspirasi, juga tempat istimewa untuk memproduksi karya penuh arti. Barokallahu fiik…





Thursday, October 01, 2020

BELAJAR DARI PERJUANGAN HIDUP BUDE SUJI

Thursday, October 01, 2020 0 Comments

 


Sosok Ibu Luar Biasa itu Bernama Sujiyati

Saya memanggil beliau Bude Suji. Awal kenal, saat saya mencari tukang pijat untuk Dzaky yang waktu itu masih berusia 2 bulan. Saya mendapatkan nomor HP Bude Suji dari Mbak Sesil, teman di grup HSMI. Ternyata, Bude Suji adalah pedagang jajanan keliling yang setiap jam 7.30 lewat depan rumah.  Beliau selalu membawa anak perempuannya di boncengan sepedanya. Saya pernah beli dagangan beliau, tapi nggak kenalan lebih dekat apalagi tahu kalau ternyata beliau pintar memijat. Singkat cerita, Bude Suji menjadi tukang pijat langganan saya dan Dzaky. Pijatannya enak. Cocok lah.


Saya pernah mendapatkan cerita dari Bude Suji tentang perjalanan hidupnya. Suami beliau meninggal dunia saat Bude Suji hamil Puri (anak kedua, yang selalu beliau ajak berdagang sejak bayi). Suami beliau meninggal sangat mendadak. Kemungkinan besar karena angin duduk atau serangan jantung. Waktu itu, usia kehamilan Bude Suji memasuki usia 7 bulan.


Usai salat Magrib suami Bude Suji mengeluhkan kurang enak badan terus rebahan di kamar setelah dikerikin Bude Suji. Setelah azan Isya berkumandang, Bude Suji ingin membangunkan beliau untuk menunaikan salat berjamaah di masjid. Tapi, beliau tidak bangun dan tidak bergerak sama sekali. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Semoga suami Bude Suji husnul khatimah.


Kepergian sosok tercinta yang begitu cepat membuat Bude Suji seolah kehilangan separuh jiwanya. Tapi, satu hal yang membuat Bude Suji tetap optimis adalah Sifa (anak pertama yang berusia 10 tahun waktu itu), dan janin yang ada dalam kandungannya.


Alhamdulillah, anak kedua lahir dengan banyak rezeki tak terduga yang Bude Suji dapatkan. Padahal waktu itu, uang di dompet Bude Suji hanya tinggal 100.000 saja untuk persiapan persalinan. Qadarullah, banyak sosok berhati mulia yang dikirimkan Allah untuk membantu beliau.


Perjuangan Mengadu Nasib

Satu bulan usia bayi Puri, Bude Suji mendapatkan kiriman uang 300.000 dari adiknya yang tinggal di Jakarta. Rencananya uang itu akan Bude Suji gunakan untuk ke Jakarta. Kebetulan semasa tinggal di Jakarta dulu dengan mendiang suaminya, Bude Suji pernah beli sebuah kios di pasar. Modal nekat Bude Suji ingin mengubah nasib dan melupakan sejenak kesedihan karena tiada lagi sang pendamping hidup.


Dengan mengajak bayi Puri dan Sifa, mereka naik bis ke Jakarta dari Klaten. Dengan uang saku terbatas, Bude Suji hanya bisa membeli 1 tiket. Sifa terpaksa duduk di bawah. Saat perjalanan itu, Bude Suji duduk dekat penumpang lain yang bernama Mas Ari.


“Bu, anaknya duduk di kursi saya saja. Kasihan. Saya yang duduk di bawah saja,” ucap Mas Ari. Laki-laki muda berhati malaikat itu menawarkan kursinya untuk Bude Suji. Sepenuh hati Bude Suji menolak, tapi Mas Ari terus memaksa.


Bude Suji lantas mengobrol banyak hal tentang kisah hidupnya. Mas Ari sebenarnya ingin membantu banyak, salah satunya ingin membelikan satu tiket lagi untuk Sifa, tapi Mas Ari juga habis kena musibah. Ibunya baru saja meninggal dan dia sedang mencari pekerjaan.


Malangnya, kondektur bis itu sangat galak. Dia memaki-maki Bude Suji. Tangisan Puri semakin membuatnya murka. Padahal sopir dan penumpang lain tidak mempermasalahkan. Singkat cerita, Bude Suji diturunkan paksa di Terminal Banyumanik. Dengan linangan air mata, Mas Ari membuka dompetnya. Ia mengeluarkan selembar terakhir uang yang dia punya. Uang 50.000 itu berpindah tangan ke Bude Suji. Masya Allah. Sungguh mulia sekali hatinya. Mas Ari sampai menangis karena tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencegah perlakuan kondektur yang sudah mirip orang kesetanan itu. Benar-benar tidak punya hati. Penumpang lain pun hanya bisa menyaksikan dengan  pilu.


Bude Suji lantas mencari tempat duduk di terminal Banyumanik. Petir menggelegar. Sebentar lagi akan turun hujan. Ada sosok sopir taksi yang mendekati Bude Suji dan mengajaknya mengobrol. Bude Suji pun menceritakan semua yang baru saja terjadi.


Hujan pun turun. Bude Suji diminta sopir itu masuk ke dalam taksinya. Lalu, Bude Suji diantar mencari kos-kosan di daerah Gang Mangga.


“Kalau ingin pulang Klaten atau Solo lebih baik besok saja,” pesan sopir itu.

Namun, Bude Suji berpikir kalau toh besok dia pulang, pasti orangtuanya sangat sedih dan kepikiran macam-macam. Lebih baik mencoba bertahan hidup di Semarang. Sang sopir itu pula yang membayar kos-kosan Bude Suji juga memberi uang saku kepada Puri dan Sifa masing-masing 20.000 rupiah. Sejak malam itu Bude Suji tinggal di kos-kosan itu. Bersyukur Bude Suji dipertemukan dengan orang-orang berhati malaikat.


(Kata Bude Suji, sang sopir itu dan anak istrinya kini sudah seperti keluarga sendiri bagi Bude Suji. Silaturahim mereka sangat terjaga. Masya Allah).


Menjadi Pedagang Keliling

Rezeki tak terduga pun datang kembali. Saat sang pemilik kos menyampaikan akan memberikan Bude Suji modal untuk berdagang. Bude Suji juga dibelikan peralatan untuk memasak. Masya Allah. Bude Suji lalu berjualan utri (lepet singkong) sambil menggendong Puri saat Sifa sudah mulai sekolah. Rezeki dari Allah lewat tangan sang pemilik kos membuat kehidupan Bude Suji menjadi lebih baik. (Beberapa tahun kemudian suami sang pemilik kos meninggal dunia. Sang istri juga jadi gampang sakit-sakitan hingga akhirnya meninggal dunia. Bude Suji yang akhirnya merawat jenazahnya karena anak-anaknya jijik akibat luka diabetes yang diderita ibunya. Semoga husnul khatimah.)


Kala itu, ada yang kemudian memberikan stroller bayi yang tidak dipakai kepada Bude Suji. Bude Suji manfaatkan untuk mendorong Puri dan bagian belakang untuk membawa dagangan. Dagangan Bude Suji pun semakin variatif, sampai akhirnya bisa beli sepeda bekas dan membuat gerobak kecil.

 

Sampai sekarang, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari juga membayar uang sekolah Puri dan Sifa, Bude Suji masih suka menerima pesanan snack dan kue-kue tradisional, kadang sayur matang dan lauk pauk. Namun sudah tidak berkeliling lagi. Bude Suji titipkan pada penjual sayur yang berjualan dekat kontrakan beliau. Penghasilan tambahan lain, Bude Suji dapatkan dari hasil memijat. Beliau tukang pijat khusus bayi, anak-anak, dan wnaita saja.


Akhir tahun 2019 kemarin, Bude Suji merawat ibunya yang terkena stroke. Awalnya, sang ibu ikut adiknya Bude Suji yang tinggal di Jakarta. Tapi, ibu tidak betah dan memilih ikut Bude Suji. Tentu saja, Bude Suji harus memutar otak cara mengatur duit setiap harinya karena beliau tidak punya penghasilan tetap. Ibunya Bude Suji harus menjalani terapi setiap pekan di Rumah Sakit Banyumanik, juga untuk menebus obat yang biayanya tidak sedikit. Tapi, Bude Suji selalu yakin, Allah tidak akan memberikan ujian kepada hamba-Nya di luar kesanggupan sang hamba. Bude Suji sangat memegang teguh keyakinan itu. Sedikit demi sedikit Bude Suji mulai menyisihkan penghasilannya khusus untuk biaya pengobatan ibu. Beliau juga berpikir bagaimana caranya mendapatkan penghasilan tambahan.


Apalagi sejak pandemi Corona bulan Maret silam, aktivitas pijat Bude Suji benar-benar berhenti. Bude Suji lalu mencoba berjualan lumpia dan pisang karamel. Alhamdulillah, laris manis. Beliau juga sempat menjadi reseller produk Ratu Pawon-nya Mbak Desi. Status Sifa dan Puri yang yatim juga sering mengetuk hati para dermawan. Yang jelas, Bude Suji sering mendapatkan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Ya, beliau selalu rutin salat Duha dan Tahajud, juga selalu ringan tangan untuk membantu orang yang membutuhkan meski dalam kondisi terbatas sekalipun.


Bude Suji baru berani menerima panggilan pijat lagi bulan Agustus kemarin. Tentu saja dengan memerhatikan protokol kesehatan. Masya Allah, saya sangat bersyukur bisa Allah pertemukan dengan sosok seperti Bude Suji. Dari beliau, saya belajar banyak hal tentang nilai-nilai kehidupan.


 

Puri - Bude Suji - Sifa


Pekan kemarin saat memijat Dzaky dan saya, beliau bercerita kalau akhir-akhir ini kakinya sering sakit. Beliau juga sering pusing karena punya darah tinggi. Saya sampaikan ke beliau jangan sampai kecapekan dan telat makan. Sehat selalu nggih Bude Suji. Semoga Allah selalu memberikan rezeki yang berkah berlimpah untuk keluarga Bude Suji.


 [*]

Jaga Kesehatan Selalu, Ya!

Di saat kondisi pandemi seperti sekarang ini, kesehatan  memang menjadi prioritas utama. Imunitas tubuh harus selalu bagus. Jika tubuh kita sehat, insya Allah banyak hal yang bisa kita kerjakan, aktivitas harian pun bisa kita lakukan dengan maksimal. Karena itu, pos keuangan untuk dana kesehatan harus diperhatikan juga.


Tidak cukup dengan bayar asuransi kesehatan atau setor bulanan lewat BPJS, anggaran dana kesehatan bisa digunakan juga untuk membeli vitamin, buah-buahan segar, juga untuk berolahraga.


Akhirnya, mari terus berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga imunitas tubuh dan kesehatan keluarga. Semoga sahabat senantiasa sehat dan terus bersemangat.


 


 

 

Wednesday, September 30, 2020

TELADAN MUSLIMAH BERPOLITIK DARI ALMARHUMAH USTAZAH YOYOH YUSROH

Wednesday, September 30, 2020 0 Comments


“Ya Rabb, aku sedang memikirkan posisiku kelak di akhirat.

Mungkinkah aku berdampingan dengan penghulu para wanita, Khodijah Al Kubro, yang berjuang dengan harta dan jiwanya? Atau dengan Hafsah binti Umar  yang dibela oleh Allah saat akan dicerai karena showwamah (rajin puasa) dan qowwamahnyaI (rajin tahajud)? Atau dengan Aisyah yang telah hafal 3500-an hadits, sedang aku… ehm, 500 juga belum... atau dengan Ummu Sulaim yang shobiroh (penyabar) atau dengan Asma yang mengurus kendaraan suaminya dan mencela putranya saat istirahat dari jihad... atau dengan siapa ya.

Ya Alloh, tolong beri kekuatan untuk mengejar amaliah mereka, sehingga aku laik bertemu mereka bahkan bisa berbincang dengan mereka di taman firdausMu?

[Ustazah Yoyoh Yusroh]

 

[*][*][*]

 

Islam telah mengatur peran perempuan dan laki-laki secara sempurna. Semuanya istimewa. Setiap aktivitas laki-laki dan perempuan harus sesuai dengan norma hukum perbuatan manusia, yaitu: al ahkam al khamsah (lima hukum perbuatan manusia). Kelima hukum itu adalah wajib, sunah, mubah, makruh, dan haram. Tidak ada satu pun amal perbuatan manusia yang tidak ada status hukumnya.

Ketika seorang muslimah memainkan peran politiknya, maka ia tidak boleh abai terhadap status hukum dari setiap aktivitas yang dijalaninya. Terhadap perkara wajib, maka setiap muslimah yang memilih terjun ke dunia politik tidak memiliki pilihan kecuali berupaya melaksanakannya dengan segenap kemampuannya.

Contoh perkara wajib itu adalah kewajiban melakukan amar makruf nahi munkar yang tercantum dalam QS Al-Imran ayat 104. Allah berfirman yang artinya: “Hendaklah (wajib) ada segolongan umat yang menyerukan kepada kebaikan (Islam), memerintahkan kema’rufan dan mencegah kemungkaran. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Salah satu wujud amar makruf nahi mungkar adalah berdakwah untuk menyeru manusia kepada Islam. Selain menyeru secara langsung pada individu, bentuk peran politik seorang muslimah dalam aktivitas ini adalah keikutsertaannya dalam sebuah partai politik Islam yang berjuang untuk menegakkan sistem Islam secara kaffah (menyeluruh).

 

Tidak banyak muslimah Indonesia yang paham dan sadar bahwa dunia politik adalah dunia yang setara milik kaum laki-laki dan perempuan. Seringkali, dunia politik justru dianggap sebagai dunia keras milik laki-laki, karena politik selama ini identik dengan perebutan kekuasaan, keculasan, penindasan, pembunuhan, perang, dan ceceran darah.

 

Padahal, perempuan juga memiliki kepentingan-kepentingan tertentu yang belum tentu dapat diwakili oleh laki-laki. Persepsi negatif itulah yang ditepis almarhumah Yoyoh Yusroh. Di bawah ini, saya ingin menuliskan beberapa fakta istimewa sosok politisi muslimah yang patut untuk kita teladani jejak perjuangannya.

 

·         Yoyoh Yusroh dikaruniai 13 orang anak, semuanya penghafal Quran dan sangat berprestasi.

 

·         Seorang politisi perempuan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang wafat karena kecelakaan pada 27 April 2011.

 

·         Beliau sangat aktif dalam dunia politik, agama, dan sosial.

 

·         Pernah berjuang masuk ke jalur Gaza untuk bertemu dengan Parlemen Palestina.

 

·         Beliau adalah sosok yang mampu menjalankan amanah dengan totalitas, manajerial yang baik, dan kepemimpinan yang unggul.

 

·         Kata Bunda Hj. Neno Warisman tentang Ustazah Yoyoh Yusroh: “Setiap amanah yang diembankan, beliau menjalankannya ‘sampai titik darah penghabisan’. Bunda Yoyoh adalah cucuran air mata air yang bening. Berparas dan berpostur biasa, namun kekuatan hati beliau dan kemampuan manajerial serta keunggulan dalam akalnya, menjadikan Almarhumah pantas menjalani sebagian besar hidup sebagai pemimpin.”

 

·         Dalam pandangan Linda Gumelar, Yoyoh Yusroh adalah politisi yang tetap konsisten dalam tugas-tugasnya, baik sebagai seorang Ibu dari 13 orang anak, maupun sebagai politisi yang terlibat aktif dalam pengambilan kebijakan di wilayah publik.

 

·         Menurut Mustafa Kamal, Ustazah Yoyoh adalah sosok yang dengan naluri keibuannya, justru menjadikan politik menjadi tentram, serta tidak selau alot dan pelik. "Sosok keibuan tetap hadir dalam peran publiknya. Suatu hal yang patut mendapat perenungan yang mendalam bagi para aktifis perempuan dalam politik maupun pergerakan pada umumnya," ujarnya.

 

·         Kiprah Ustazah Yoyoh, sebagai poltisi perempuan, di wilayah publik juga diapresiasi banyak pihak, baik rekan maupun lawan politik.

 

·         Dalam pembahasan RUU Pornografi misalnya, Ustazah Yoyoh adalah salah seorang legislator yang gigih untuk terus memperjuangkannya, semata-mata untuk kebaikan masyarakat Indonesia. Melalui kesabaran dan kegigihannya, akhirnya UU Pornografi bisa disahkan.

 

·         Kiprah Ustazah Yoyoh Yusroh di parlemen menunjukkan kepada publik bahwa perempuan juga mampu menjalankan amanah politik dengan baik. Menurutnya, memisahkan perempuan dari politik sama dengan memisahkan masyarakat dari lingkungannya.

 

·         Selain di bidang politik, Ustazah Yoyoh juga aktif dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan dan dakwah. Kiprahnya di dunia dakwah diapresiasi oleh Departemen Agama dengan memberinya penghargaan sebagai Mubaligh Nasional pada tahun 2001.

 

·         Tidak hanya di tingkat nasional, Ustazah Yoyoh juga turut menjadi anggota Internasional Muslim Women Union (IMWU) sebagai salah satu wadah perjuangan bagi muslimah sedunia.

 

·         Dalam pandangan Mahfudz Siddik, Yoyoh Yusroh adalah sosok yang sangat peduli dengan isu-isu internasional, terutama perjuangan kemerdekaan Palestina. Menurut Mahfudz, Yoyoh selalu aktif dalam mengkampanyekan perjuangan kemerdekaan Palestina, tidak hanya dengan pendekatan agama, tapi juga pendekatan humanis. "Isu mengenai negara-negara muslim yang sedang konflik, beliau nyaris tidak pernah mengangkat dari dimensi politik, yang justru membuat orang berdebat. Tapi, yang justru diangkat adalah sisi kemanusiaan yang akhirnya orang cenderung bersepakat," ujarnya.

 

·         Tilawah dan mengulang hafalan Quran adalah rutinitas harian yang tak terlewatkan. Salim A Fillah pernah mendapati beliau bersama suami tengah asyik mengulang hafalan berdua, bergantian menyimak dan membenarkan. Secara khusus, beliau senantiasa menyelesaikan tilawah tiga juz setiap harinya. Tentu sebuah capaian yang luar biasa, yang barangkali tak terbayangkan dalam benak banyak kader yang selalu gagal menyelesaikan satu juz tilawah karena alasan kesibukan. Ketika ditanya bagaimana mungkin menyempatkan diri untuk tilawah sebanyak itu dalam setiap harinya, Ustazah Yoyoh Yusroh menjawab dengan yakin dan mantap : "Justru karena sibuk dan banyak hadapi aneka persoalan serta begitu beragam manusia, maka harus memperbanyak interaksi dengan Al Quran". 

 

·         Dalam pandangan Linda Gumelar, Yoyoh Yusroh adalah politisi yang tetap konsisten dalam tugas-tugasnya, baik sebagai seorang Ibu dari 13 orang anak, maupun sebagai politisi yang terlibat aktif dalam pengambilan kebijakan di wilayah publik..

 

·         Dalam kehidupan rumah tangganya, almarhumah dan  suaminya, ustadz Budi Dharmawan, psikolog yang kerap berbicara di berbagai acara terkait keluarga, adalah pasangan yang memiliki komitmen tinggi  membentuk sebuah keluarga sakinah mawaddah warahmah  dalam bingkai dakwah. Mereka sangat memahami bahwa Rasulullah SAW, para ummul mukminin (istri-istri Rasulullah), dan sahabat-sahabat perempuan Rasulullah telah memberikan contoh bahwa peran muslimah dalam kehidupan  mencakup peran di dalam dan luar rumah. Kedua peran itu menyatu, integral, dan komprehensif, tidak ada dikotomi antara keduanya. Semua muslimah harus memiliki kedua peran itu, tidak berkutat hanya pada satu ranah. Pemahaman  kuat terhadap konsep itulah yang menjadi penggerak almarhumah menjalani amanah di manapun dengan profesional.

 

·         Beberapa hari sebelum meninggal, beliau menuliskan SMS berisikan kegelisahan dan muhasabah hatinya kepada seorang akhwat. SMS itu saya tulis kembali di paragraf awal. Silakan baca lagi dan renungkan dengan hatimu yang terdalam.

 



·         Biografi Ustazah Yoyoh Yusroh tertuang dalam buku “Langkah Cinta Untuk Indonesia” dan “Mutiara yang Telah Tiada”. Buku yang sangat istimewa.


Saya masih teramat jauuuuuuuh dari beliau, tapi membuat catatan seperti ini (baca: Menjadi Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga)   semoga menjadi pemantik semangat dalam diri untuk terus berbenah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Akhirnya, satu pelajaran dan teladan dari beliau adalah kepiawaiannya memadukan urusan keluarga, dakwah, dan politik sungguh patut menjadi motivasi bagi para muslimah atau aktivis perempuan untuk terlibat aktif dalam dunia politik dan kebijakan publik. Di samping itu, tetap menjadikan keluarga sebagai prioritas utama. Masya Allah. Al Fatihah untukmu, sang bidadari surga…