Jejak Karya

Jejak Karya

Monday, August 23, 2010

Berbagi itu Luar Biasa Bahagianya

Monday, August 23, 2010 0 Comments

Sabtu, 21 Agustus 2010 pukul 15.30 aku bersiap berangkat ke Manggarai. Hmm, berpetualang lagi nih! Maklum, sebagai pendatang baru di belantara Jakarta ini, aku belum cukup mengenal daerah-daerah di Jakarta termasuk Manggarai. Berbekal informasi yang aku dapat dari Mbak Karina (salah satu personel FLP DKI Jakarta), untuk bisa ke Manggarai dari terminal Kampung Melayu, aku harus naik metromini 60. Keluar dari RedZone dengan mengenakan tas punggung kesayanganku, aku menuju depan Indomaret Jalan Otista II, naik Kopamilet Jaya 18 menuju Kampung Melayu. Turun di Kampung Melayu, aku sempat tanya ke sopirnya di mana tempat metromini 60 mangkal. Pak sopir menunjukkan arahnya. Akupun berjalan menuju tempat yang ditunjuk pak sopir. Karena tak kudapati satupun metromini 60, aku bertanya ke seorang tukang ojek. Wah, ternyata metromini 60 itu sudah jarang beroperasi. Ya sudah, akhirnya aku memutuskan untuk naik busway. Sesuai arahan dari seorang kakak seniorku (alumni UNS yang sekarang juga di Jakarta), aku naik busway kemudian turun di halte Matraman I. Dari halte Matraman I aku berjalan menuju halte Matraman II kemudian naik busway yang jurusan Pulo Gadung. Di busway, sempat membuka AL Qur'an digitalku yang ada di HP untuk mengecek hafalan. Eh, lagi asyik-asyiknya, ternyata sudah sampai di halte Manggarai. Ternyata dekat sekali. Setelah dari halte, aku mencari Metromini 62 arah Pasar Minggu. Akupun bertanya pada seorang kondektur Kopaja. Terima kasih Ya Pak, sudah ditunjukkan.

Aku berjalan menuju tempat Metromini 62 itu mangkal sembari membuka halaman belakang buku "DIARY RAMADHAN" merahku yang sudah kutulis alamat lengkap Panti Asuhan Muslimin Jaya. Saat membayar ongkos kepada sang kondektur Metromini 62, aku mewanti-wantinya untuk menurunkanku di Gang Bedeng. Alhamdulillah, 5 menit kemudian sampai juga di Gang Bedeng. Turun, lalu berjalan kaki menuju panti. Eh, ketemu Mbak Dina Purnamasari yang sedang asyik telepon. Rambut baru nih! Mbak Dina adalah rekan seperjuanganku di Divisi Non Fiksi Muda Angkatan ke-14 FLP DKI Jakarta. Sampai di panti, sudah ada Mas Rusdin dan istrinya, Eva "Vana Pinkerz", dan beberapa rekan. Kami langsung naik ke lantai 2. Acara baru dimulai dan sudah sampai sesi perkenalan. Duduk, langsung ditunjuk untuk memperkenalkan diri. Waw, subhanallah... adik-adiknya banyak banget. Imut-imut. Setelah perkenalan, acara selanjutnya adalah permainan. Mbak Desi selaku MC mengarahkan adik-adik pada permainan kali ini. Adik-adik dibagi selembar kertas berisi 4 buah gambar dan mereka diminta untuk menceritakan gambar itu dengan menuliskannya. Wah, semua jadi pada serius menulis. Semangat!!! Saat itu, aku duduk di samping dua anak yang setelah kuintip tulisannya, baru aku tahu kalau mereka bernama Rio dan Bowo. Bowo kelas 3 SD, sedang Rio kelas 4 SD. Tulisan Bowo bagus, pakai huruf tegak bersambung. Saat aku sedang asyik 'ngobrol' dengan Mbak Suri, tiba-tiba Rio bertanya, "Bu, tulisannya berapa banyak?". Wehhh, aku dipanggil "ibu", kontan aku dan Mbak Suri nyengir. Hehehe... Pukul 16.45, kompetisipun berakhir. Selanjutnya, pembacaan puisi oleh Mbak Asqa yang berjudul "Renunganku"



Aku ingin seperti seorang syuhada

Yang hidup di sisi-Nya untuk selamanya

Aku ingin seperti seorang syuhada

Yang melimpahkan seluruh hidup hanya kepada-Nya

Ya Allah...

Betapa besar kenikmatan yang Engkau berikan

Segala kebahagiaan dan kekecewaan yang kualami

Adalah untuk mempertebal imanku

Aku berhamdalah

Tatkala Kau berikan kenikmatan

Dan aku belajar bersabar

Tatkala aku mendapat kesulitan

Karena ku yakin

Ada setitik harapan dalam kesusahanku

Karena ku percaya pada janji-Mu

Ya Allah...

Betapa lapangnya hati ini

Setelah begitu banyak kesulitan yang aku hadapi

Sekarang terbukalah mata hatiku

Bahwa hanya kepada Engkaulah

Tempat aku memohon pertolongan

Hanya Engkaulah yang mampu mengobati semua kesusahanku

Allah, terima kasih atas segalanya

Atas petunjuk dan hidayah-Mu kepadaku

Atas kerahiman-Mu yang masih mempedulikan aku

Sungguh, aku hanya dapat berharap kepada-Mu

Bukan kepada seorang manusiapun

Kini, aku lebih percaya kepada-Mu

Memahami maksud dan tujuan hidupku di dunia

Mengerti akan alasan Engkau menciptakan diriku

Memahami fungsiku di dunia ini

Ya Allah, begitu besar rasanya aku mencintai-Mu

Cinta yang begitu tulus dan murni

Tapi, mampukah aku mencapai cinta-Mu?

Hanya dengan izin-Mu, aku mampu mencapainya

Akhirnya, hanya ridho-Mu yang kucari

Hanya surga-Mu yang kudamba

Semoga Engkau selalu bersamaku

Dalam hatiku

Karena aku membutuhkan-Mu

Ya Allah, bila Kau panjangkan umurku

Jadikanlah aku orang yang beriman

Dan jangan Kau sia-siakan hidupku

Karena aku ingin sepenuhnya mengabdikan hidupku kepada-Mu



Oh ya... banyak personel FLP DKI Jakarta yang punya rambut baru nih. Sebut saja, Mbak Dina, Ikal, dan Pak Arya. Wew...

Setelah pembacaan puisi, dilanjutkan dengan sambutan oleh pengelola Panti Asuhan Muslimin Jaya, Bapak Idris. Pada sambutannya tersebut beliau menyampaikan bahwa saat ini jumlah total anak-anak panti sebanyak 50 orang, 30 laki-laki dan 20 perempuan. Mereka ada yang yatim piatu, yatim, piatu, dan anak-anak dari keluarga tidak mampu.

Selanjutnya, sambutan dari Kepala suku FLP DKI Jakarta, Taufan E.Prast. Dengan gayanya yang cuek tapi konyol, Kang Tef memperkenalkan FLP Jakarta kepada adik-adik. Beliaupun berharap bahwa acara ini tidak hanya sekali, tapi berkesinambungan karena berbagi itu luar biasa bahagianya.

Setelah itu, Kang Tef memperkenalkan beberapa penulis yang sudah menghasilkan banyak karya. Sebut saja, ada Mas Sokat, Kang Andy Joy Terjal Sunarto, Mbak Karina, Mbak Iecha, Mbak Era, dll. Kang Tef bagi-bagi doorprize. Saat adik-adik ditanya, "Siapa yang hari ini sudah baca buku?" Dengan berani Rio mengangkat tangan. Buku yang ia baca berjudul "Kura-kura". Akhirnya ia berhasil mendapat hadiah sebuah buku berjudul "Usamah bin Zaid". Setelah itu, adik-adik yang berani maju ke depan untuk menyanyi, mendapat doorprize berupa buku. Bowo juga maju dan menyanyikan lagu "Balonku ada Lima". Paling lucu waktu ada dua anak yang menyanyi "Cicak-cicak di Dinding". Hap-nya berkali-kali. Kata Kang Tef, kalau "hap" nya cuma sekali, berarti baru satu nyamuk yang mati. Jadinya "hap"-nya berkali-kali deh. Wah, Kang Tef ngerjain adik-adik nih. Hehehe...

Menjelang pukul 17.15, hadirlah Ustadz Zaki Mubarok di tengah-tengah kami. Beliau menyampaikan tausyah. Berikut inspirasi yang didapat :

Bila kita sayang pada anak yatim, insya Allah kita akan mendapat syafaat dari Rasulullah Saw. Kita akan dekat dengan Rasulullah Saw seperti dua jari yang saling merapat, bukan merenggang. Ustadz menceritakan tantangan-tantangan yang dihadapi Rasulullah Saw saat menyebarkan agama Islam. Ketika mau ke masjid, beliau "disambitin" oleh seorang kafir Quraisy. Tapi Rasulullah Saw tidak marah, beliau terus berdoa pada Allah agar orang yang melemparkan itu diberi petunjuk. Sampai suatu hari, saat Rasulullah Saw hendak ke masjid, tidak ada lagi yang "menyambiti" dia. Ternyata orang itu sakit dan jatuh miskin, malah sekarang jadi "tukang kemis" (pengemis). Hmm, waktu pak ustadz ngomong "tukang kemis" ini, banyak yang kasak-kusuk di belakangku. Membahas, kata dasar "kemis" yang sepertinya tak ada. Hehe... dasar penulis!!! Saat itu Rasulullah Saw sedang sakit, Abu Bakar bertemu dengan Aisyah dan menanyakan apakah ada kebiasaan Rasulullah Saw yang belum beliau laksanakan. Aisyah pun menceritakan kalau Rasulullah Saw sering memberi makan seorang pengemis buta yang dulu pernah "menyambiti" Rasulullah Saw dengan batu. Rasulullah tetap memberikan perhatian pada pengemis buta itu. Sebelum Rasulullah Saw sakit, beliau sering memberi makan orang itu. Lalu Abu Bakar mendatangi pengemis buta itu untuk memberikan makan. Tapi pengemis buta itu merasa ada yang berbeda. Pengemis itu mengatakan bahwa yang biasanya memberi makan, orangnya lembut. Akhirnya Abu Bakar mengatakan bahwa yang biasanya memberinya makan adalah Rasulullah Saw, orang yang biasa dia "sambiti".

Hikmah yang bisa diambil dari kisah di atas adalah : jika kita mendapatkan keburukan dari orang lain, jangan dibalas dengan keburukan pula, tapi balaslah dengan kebaikan.

Ustadz Zaki juga menyebutkan "Orang-orang yang dirindukan surga", yakni :

1. Membaca Al Qur'an

"Siapa yang sudah dapat juz 1?" Ustadz Zaki bertanya pada adik-adik.Alhamdulillah, Rio kembali mengangkat tangannya.

Setiap 1 huruf Al Qur'an mengandung 10 kebaikan

Di bulan Ramadhan, setiap amalan digandakan 70 kali. Termasuk membaca Al-Qur'an. Kalau Alif Lam Mim saja 3 huruf, berarti sudah berapa kebaikan tuh yang didapat?? Tapi jangan Alif Lam Mim melulu yang dilafalkan!!

2. Orang-orang yang senantiasa menjaga lisannya

3. Orang yang memberi makan orang-orang yang kelaparan

4. Orang-orang yang berpuasa di bulan Ramadhan

Pukul 05:57 adzanpun berkumandang, kami membaca doa buka puasa.

Ikal dan pasukannya (Arief, Soson, Sayuda) membagi-bagikan es buah dan makanan ta'jil pada kami. Aku, Mbak Suri, dan Budhe Anisa makan sambil bercakap-cakap pakai bahasa Jawa. Ngerjain Mawah nih! Hehehe... maaf ya Say!

Senang juga rasanya melihat adik-adik makan dengan lahapnya.

Habis makan snack, kami sholat Maghrib berjamaah, sebagian sholat di panti, sebagian lagi sholat di masjid dekat panti.

Setelah sholat berjamaah, kami makan bersama. Kardus kotak makannya berwarna MERAH. I LIKE IT. Setelah dibuka... SURPRISE!!! Isinya nasi yang dibungkus daun pisang. Bentuknya lucu. Setelah bungkusnya dibalik posisinya baru ketahuan kalau itu namanya NASI BOGANA, khas Tegal! Setelah dibuka, ternyata kayak nasi rames. Kami pun makan bersama. Dasar penulis, sambil makan sempat-sempatnya kita membahas tentang EYD dan beberapa kosa kata termasuk kata "disambiti" dan "kemis" tadi. Lucu!!! ^^v.

Sambil makan, aku mengamati Rio dan Bowo. Aku tanya pada mereka kenapa tidak dimakan. Mereka menjawab kalau mereka pengin makan nanti saja. Selesai makan, si kecil Rio beringsut mendekatiku. Ia pun bertanya, ""Bu, boleh tukar buku ini dengan Al-Qur'an itu?" Aku jelaskan padanya bahwa buku itu hadiah untuknya, sedang Al-Qur'an itu akan diserahkan ke panti dan bisa dia baca setiap saat. TERHARU!!!! Jadi makin cinta sama Rio, si kecil itu sangat tahu bahwa Al-Qur'an begitu berarti dalam hidupnya.. SUBHANALLAH....!!!

Setelah makan bersama, FLP DKI Jakarta menyerahkan hibah Al-Qur'an dan buku kepada panti asuhan Muslimin Jaya. Kemudian salam-salaman foto bersama deh! Serunya... Rio kembali mendekatiku dan mencium tanganku. Si kecil ini dah lengket ma aku deh ^^v.

Sebelum pulang, ada pembagian sertifikat INAUGURASI MUDA Angkatan 14 FLP DKI Jakarta. Hiks, ada beberapa yang belum kebagian. Ke mana hayo???

Subhanallah, hujan turun saat perjalanan pulang. Meski bawa payung, tapi aku tak membukanya. Biarkan diri ini merasakan cinta-Nya secara langsung lewat titik-titik air yang jatuh dari langit. Semoga ini pertanda berkah dari-Nya atas kegiatan yang kami lakukan hari ini. Aamiin...

***

Seutas tali memadu simpul tawamu duhai kawan

Simpulnya jatuh dipelupuk nurani yang tertambat cinta

Cinta berkawan bersama nikmati semusim masa

Disela kehangatan berkawan adalah aku pandang

Satu persatu garis wajah duhai kawan penuh harapan

Andai saja slalu bersama setiap masa sehati

Suratan Tuhan kita disini menapaki cerita bersama

Cinta berkawan karna sehati dalam kasih Illahi

Tepiskan hal yang berbeda agar kisahmu teramat panjang

Simpan rapi harapan berkawan selamanya..

(Cinta Berkawan_Edcoustic)

***

Special buat Anggota Muda angkatan 14 yang datang : Deasy, Mbak Suri, Mbak Dina, Mbak Nain, Eva, Mimin, Fitri, Mawah, Budhe Anisa, Mbak Nisa, Mbak Retno, Ikal, Arief, Soson, Sayuda, Ghofar, hmm... sapa lagi ya??? tetep jaga ukhuwah kita yaaa...

Untuk angkatan "Tua" ada Kang Taufan (pastinya), Mbak Era, Mbak Asqa, Mbak Iecha, Mbak Karina, Mbak Desi, Mbak Ade, Kang Arya, Pak Lamuna, Mas Rusdin, dll... terus bimbing kami ke "JALAN YANG BENAR" ^^v



Jakarta, 23 Agustus 2010

Aisya Avicenna

Wednesday, August 18, 2010

RAMADHAN, CINTA MEMANG ADA DI DALAMNYA…

Wednesday, August 18, 2010 0 Comments
Tak terasa putaran sang waktu telah membawa kita pada hari ke-8 di Bulan Ramadhan, bulan yang mulia ini…bulan yang penuh CINTA bagi jiwa-jiwa perindu kemenangan…

Cinta memang ajaib. Seperti menafsir kembali tentang pemaknaan syukur. Keajaiban syukur itu hanya akan dapat diterjemahkan dalam uraian-uraian yang menjiwa. Syukur hanya bersemi dalam jiwa-jiwa yang memiliki keterampilan sekaligus kecerdasan dalam memaknakan setiap apapun itu sebagai sebuah karunia. Makin cerdas dalam memaknakan setiap –sekecil apapun- sebagai karunia, makin tinggi pula keterampilan bersyukurnya. Cinta, membutuhkan pemaknaan yang mendalam dan menjiwa. Cinta kepada Allah SWT, cinta kepada Rasulullah, cinta kepada kedua orang tua kita, cinta kepada sahabat, cinta kepada ‘belahan jiwa’ kita, dll….

Cinta memang ajaib. Tumbuh berseminya adalah energi yang melipat-lipat. Jika kita ingin menafsir tentang keajaiban cinta, keajaiban itu hanya bisa diurai jika jiwa kita-pun telah mampu menerjemahkan setiap episode kerja-kerja jiwa itu sebagai buah dari cinta. Ketika cinta akhirnya harus berkorban, ketika cinta itu akhirnya membawa rasa kebersamaan dalam lara, dalam penderitaan dan ujian yang membuat hati menghiba. Ketika cinta itu akhirnya menumbuhkan kesetiaan yang tak terkira, ketika cinta itu mampu menafsir kedipan mata kekasih jiwa, bahkan setetes air mata kekasih sebagai tafsir bahasa jiwa yang penuh rona. Ketika cinta melahirkan kekuatan bertahan dari prinsip, bertahan untuk tetap sabar, ketika cinta membawa energi ketaatan dan ketundukan. Kepasrahan dan kebersandaran. Ketika cinta (akhirnya) bertasbih, mentasbihkan sang Pemilik Jiwa Cinta, Al-Waduud.

Itulah sebab musababnya kenapa Allah SWT SWT sesungguhnya Dzat Yang Maha Pecinta (al-waduud). Ketika Dia menyapa dalam bahasa cinta; qul yaa ibaadii (katakanlah: Wahai hambaku…). Janganlah kalian berputus asa dari RahmatKu.

Ketika Allah SWT tak pernah menyia-nyiakan setiap amal hambaNya, itupun bukti cinta. Allah SWT menguji manusia dengan kehendak Cinta-Nya agar daun-daun kekhilafan ini berguguran, agar harta-harta yang tergenggam jadi tersucikan, agar jiwa-jiwa kembali dalam kefitrahan, agar keyakinan tentang makna perjuangan itu semakin terkokohkan. Itulah rahasianya. Seorang hamba yang meneteskan air mata dalam keheningan munajatnya bahkan Allah SWT sampai mengatakan bahwa dialah yang kelak akan mendapatkan pertolongan-Ku. Allah SWT tak ‘membiarkan’ tetesan-tetesan air mata itu sebab tetesan itu punya makna; makna penyesalan, makna ketundukan, makna ketenangan (karena hanya pada-Nya-lah hidup ini diserahkan. Bahkan jika Allah SWT berkehendak, setetes air mata keinsyafan akan menjadi syafaat status hamba, menjadikan air mata sebagai wasilah ridha Allah SWT untuk memadamkan kilatan-kilatan siksa.

Itulah keajaibannya. Cinta melipat-lipatkan kemampuan jiwa untuk care (memberi perhatian), semacam keinginan menggelora agar sang kekasih selalu dalam keadaan baik, bahagia dan tentram karenanya. Melipat-lipatkan agar jiwa memiliki amaliyah mutakamilah (kerja totalitas antara gagasan,emosi jiwa dan tindakan nyata). Cinta sebagai spirit dan gagasan, emosi dan tindakan; gagasan tentang bagaimana membuat yang dicintai menjadi tumbuh berkembang lebih baik dan bahagia karenanya. Cinta tidak hanya getaran emosi melankolik tapi butuh pembuktian. Mencintai berarti merindui…, karena itulah buktinya. Seperti saat Ramadhan ini, munajat kerinduannya adalah; Waballighna ilaa RAMADHAN. Waballighna (Ya Allah SWT, pertemukan/sampaikan kami di Bulan Ramadhan…) waballighna adalah ungkapan kerinduan. Merindu-nya berarti mencintai-nya.

“…pabila cinta memanggilmu…
ikutilah dia walau jalannya berliku-liku…
Dan, pabila sayapnya merangkummu…
pasrahlah serta menyerah,
walau pedang tersembunyi
di sela sayap itu melukaimu…”

(Kahlil Gibran)

Mencintai Ramadhan, adalah mencintai setiap seluk lekuk kepribadian Ramadhan. Bertabur keberkahan. Berhias pesona. Berbingkai kesabaran. Bernaung di bawahnya keyakinan akan kemurahannya disana ada gelombang-gelombang pengguguran dosa. Disana ada pintu Ar-Rayyan yang terbuka. Pintu Rahmah dan maghfirah. Beratnya menghias pesona Ramadhan akan melahirkan lipatan-lipatan kekuatan untuk menghidupinya dengan cinta. Bila yang didapat adalan penggalan episode kepedihan dan penderitaan, maka cinta menjadi penawarnya sebagai kekuatan penyadaran jiwa menjadi pesona Ramadhan yang menentramkan. Tak ada kegalauan dan kegamangan, sebab cinta hanya mengenal membahagiakan kekasih jiwa. Cinta melipatkan kekuatan-kekuatan yang terserak. Cinta memang ada di dalamnya; seribu satu keajaiban.

[Keisya Avicenna, 8 Ramadhan 1431 H…”Agar Cinta Bersemi Indah’ –dari berbagai sumber, esp. tulisan : Kang Denny Eka Sukma Atmaja-]

Indonesiaku, Indonesiamu, Indonesia Kita…

Wednesday, August 18, 2010 0 Comments

Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu,
Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi
berterang-terang curang susah dicari tandingan,
Di negeriku anak lelaki anak perempuan, kemenakan, sepupu
dan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakek
secara hancur-hancuran seujung kuku tak perlu malu,
Di negeriku komisi pembelian alat-alat berat, alat-alat ringan,
senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu dan
peuyeum dipotong birokrasi
lebih separuh masuk kantung jas safari,
Di kedutaan besar anak presiden, anak menteri, anak jenderal,
anak sekjen dan anak dirjen dilayani seperti presiden,
menteri, jenderal, sekjen dan dirjen sejati,
agar orangtua mereka bersenang hati,
Di negeriku penghitungan suara pemilihan umum
sangat-sangat-sangat-sangat-sangat jelas
penipuan besar-besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan,
Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dan
sandiwara yang opininya bersilang tak habis
dan tak utus dilarang-larang,
Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata
supaya berdiri pusat belanja modal raksasa,
Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah,
ciumlah harum aroma mereka punya jenazah,
sekarang saja sementara mereka kalah,
kelak perencana dan pembunuh itu di dasar neraka
oleh satpam akhirat akan diinjak dan dilunyah lumat-lumat,
Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasia
dan tidak rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli,
kabarnya dengan sepotong SK
suatu hari akan masuk Bursa Efek Jakarta secara resmi,
Di negeriku rasa aman tak ada karena dua puluh pungutan,
lima belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman,
Di negeriku telepon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja,
fotokopi gosip dan fitnah bertebar disebar-sebar,
Di negeriku sepakbola sudah naik tingkat
jadi pertunjukan teror penonton antarkota
cuma karena sebagian sangat kecil bangsa kita
tak pernah bersedia menerima skor pertandingan
yang disetujui bersama ….
(Dikutip dari puisi karya penyair Indonesia, Taufik Ismail: “Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia”)
***
Melihat kondisi bangsa kita seperti dalam puisi di atas akankah kita berdiam diri saja???
Mari terus kobarkan semangat MERAH PUTIH dalam diri kita!!!
***
17 Agustus…
Ternyata kemarin kita masih merayakannya dengan upacara bendera.
Ternyata kemarin kita masih hafal lagu Indonesia Raya
Ternyata kita masih ingat pada cara tegap kita menghormat merah putih
Ternyata cinta kita pada Indonesia masih begitu besar bahkan meledak-ledak…
Tapi itu… kemarin!
Hari ini… masih adakah rasa cinta yang demikian besarnya pada Indonesia seperti yang dirasa kemarin?
Atau rasa kemarin hanya sekedar euforia belaka? Sesaat, lalu hilang terbawa angin…

Jika memang kita adalah generasi penerus bangsa, agen perubahan bangsa, motor penggerak bangsa, maka kita harus mulai peduli dengan nasib bangsa, berjuang dalam dimensi kita, semampu kita, dan setulus hati kita. Tak hanya kemarin, tapi juga sekarang, dan sampai kapanpun…
***
Ya Allah..Lindungilah bangsa ini dengan kuasa-Mu,
Ya Allah..Tuntunlah bangsa ini dengan cahaya-Mu,
Ya Allah..Ridhoilah bangsa ini dengan kasih sayang-Mu,
Ya Allah..Ampunilah segala dosa bangsa ini, yang terkadang lalai memuja-Mu,
Ya Allah..Ampunilah segala dosa bangsa ini, yang sering menyekutukan-Mu,
Ya Allah..Yang Maha Penyayang, Yang Maha Bijaksana,
Mudahkanlah jalan bangsa ini meraih kebahagiaan dunia akhirat,
Ya Allah..Yang Maha Besar, Yang Maha Luhur..
Kami bersujud pada-Mu, Semoga Engkau selalu membukakan pintu hidayah-Mu pada hamba yang nista..
Robbana ‘atina fiddunyaa khasanah wa fil akhiroti khasanah waqinaa ‘adzabannar..
Bangkitlah negeriku...
Harapan itu masih ada!!!
***
Indonesia ...
Merah Darahku, Putih Tulangku
Bersatu Dalam Semangatmu

Indonesia ...
Debar Jantungku, Getar Nadiku
Berbaur Dalam Angan-anganmu

Gebyar-Gebyar, Pelangi Jingga

Biarpun Bumi Bergoncang
Kau Tetap Indonesiaku
Andaikan Matahari Terbit Dari Barat
Kaupun Tetap Indonesiaku

Tak Sebilah Pedang Yang Tajam
Dapat Palingkan Daku Darimu
Kusingsingkan Lengan
Rawe-rawe Rantas
Malang-malang Tuntas
Denganmu ...


Indonesia ...
Merah Darahku, Putih Tulangku
Bersatu Dalam Semangatmu

Indonesia ...
Debar Jantungku, Getar Nadiku
Berbaur Dalam Angan-anganmu

Gebyar-Gebyar, Pelangi Jingga

Indonesia ...
Merah Darahku, Putih Tulangku
Bersatu Dalam Semangatmu

Indonesia ...
Nada Laguku, Symphoni Perteguh
Selaras Dengan Symphonimu

**
Aku masih di sini.. di Indonesia!
Aisya Avicenna

Monday, August 16, 2010

Dulu Menulis, Kini Menulis, Sampai Nantipun Menulis

Monday, August 16, 2010 0 Comments

Oleh : Aisya Avicenna *)

Tahun Millenium sebagai Tahun Pijakan Pertama
Tahun 2000 yang juga dikenal sebagai tahun millenium menjadi momentum kelahiran Forum Lingkar Pena (FLP) DKI Jakarta. Saat itu ketua pertamanya adalah Saifulah M. Satori yang juga membawahi ketua cabang lainnya, yakni : Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Depok, Bekasi, Bogor, dan Tangerang. Meski kegiatan-kegiatannya masih menumpang dengan kegiatan FLP Pusat, sedikit demi sedikit FLP Jakarta mulai memperkenalkan diri pada khalayak.
Tahun 2002, FLP DKI Jakarta memasuki kepengurusan periode kedua di bawah pimpinan Azimah Rahayu. FLP DKI Jakarta mengalami perkembangan yang semakin pesat. Pada kepengurusan kali ini, FLP DKI Jakarta menggabungkan semua cabang. Untuk wilayah Tangerang, Bekasi, Bogor, dan Depok sudah tidak di bawah pimpinan ketua FLP DKI Jakarta lagi. Karya yang dilahirkan FLP DKI Jakarta juga semakin banyak. Masyarakat juga semakin berminat untuk bergabung dengan FLP.
Tahun 2004 FLP berganti kepengurusan lagi. Di bawah komando Andi Tenri Dala, pada periode ini terjadi perubahan yang cukup signifikan terkait pembagian wilayah, cabang, dan ranting.
Tahun 2007 kepemimpinan beralih ke Billy Antoro. Periode keempat FLP ini lebih berorientasi secara eksternal, berbeda dengan periode pertama, kedua, dan ketiga yang memang lebih berorientasi secara internal pada pondasi organisasi, struktur, dan pola kaderisasi. Pada periode ini FLP DKI Jakarta mencoba lebih mengenalkan eksistensi dirinya di berbagai media yang ada. Menulis dan terus menulis.

Ruhnya di Masjid, Semangatnya Berbagi
Pada tahun 2010 ini, kepengurusan FLP DKI Jakarta memasuki periode ke-5. Taufan E. Prast-lah yang diberi amanah sebagai ketua. Misi kepengurusan kali ini adalah menjadikan FLP DKI Jakarta yang penuh motivasi, melapangkan komunikasi, dan merajut silaturahmi. Seperti visi awal berdirinya FLP pada tahun 2007, yakni membangun Indonesia cinta membaca dan menulis serta membangun jaringan penulis berkualitas di Indonesia. FLP DKI Jakarta juga turut sepakat untuk menjadikan menulis sebagai salah satu proses pencerahan umat. Itulah mengapa disebut bahwa ruhnya FLP itu di masjid, selain karena tempat pertemuan rutin anggota FLP DKI Jakarta juga dilakukan di Masjid Amir Hamzah, Taman Ismail Marzuki.
Seburuk-buruknya tulisan anggota FLP Jakarta, pasti di dalamnya mengandung hikmah dan pelajaran. Tulisan yang mencerahkan, tulisan yang berpondasi pada Islam, dan tulisan yang mampu menebarkan kebaikan adalah tulisan-tulisan yang menjadi barometer karya anggota FLP Jakarta. Tulisan sebagai interpretasi dari semangat berbagi kebaikan lewat rangkaian kata yang berpadu menjadi karya yang inspiratif.
Pada tanggal 17-18 Juli 2010 di Palm Hill, Cikereteg, Bogor dilantiklah anggota terbaru FLP DKI Jakarta. Mereka dilantik menjadi anggota muda FLP Jakarta angkatan 14. Kini, FLP DKI Jakarta dengan pendatang barunya semoga juga memberi warna baru yang beriring dengan prestasi baru juga. Selain itu, semoga keanggotaan baru ini dapat menjadi sarana kompetisi untuk saling meningkatkan kompetensi masing-masing, mengingat persaingan di dunia kepenulisan juga semakin ketat.

Karya yang Menjadi Warisan
Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, penulis mati meninggalkan karya. Itulah yang menjadi harapan setiap penulis yang ada di FLP DKI Jakarta. Biarlah tulisan-tulisannya itu menjadi harta paling berharga untuk diwariskan. Biarlah karya-karya itu menjadi pemberat timbangan amal di hari akhir kelak. Harapannya, semoga seiring berjalannya waktu, FLP DKI Jakarta juga semakin maju dan produktif dalam mencetak penulis berikut karya-karyanya yang mampu memberi pencerahan bagi para pembaca. Karena menulis adalah sarana berinvestasi di akhirat yang bisa mendatangkan pahala yang berlipat. Dulu menulis, kini menulis, dan sampai nantipun akan terus semangat untuk merangkai tulisan terbaik.

Referensi : Modul Pelatihan Pramuda Angkatan 14

*) Penulis esai ini adalah Aisya Avicenna. Pemilik nama asli Etika Suryandari, S.Si ini berprofesi sebagai statistisi, penulis dan juga entrepreneur. Senang membaca, mengoleksi buku, dan berpetualang. Anggota Muda angkatan ke-14 FLP DKI Jakarta ini, mempunyai blog di : www.thickozone.blogspot.com

Ditulis dalam rangka mengikuti LOMBA INTERNAL FLP DKI JAKARTA

GORESAN TINTA ‘SATU HARI’ INSAN PERINDU SURGA [RAMADHANKU…]

Monday, August 16, 2010 0 Comments


Catatan ini berisi tentang diary seorang muslim selama satu hari dalam kehidupannya di Bulan Ramadhan. Semoga diary satu hari ini dapat menginspirasi dan memotivasi kita, dapat kita pelajari untuk kemudian lebih kita tingkatkan kepada derajat yang lebih tinggi lagi.

1. SHUBUH
Ia tersentak dari tidurnya setelah bunga tidur membawanya ke suatu tempat yang ia sendiri pun tidak tahu, karena ia sangat menikmati tidur tersebut. Ia memang lelah dan letih setelah seharian beribadah (maksudnya ibadah adalah semua detk-detik hidupnya hari itu ia niatkan untuk Allah SWT). Alangkah nikmatnya tidur, terucap dzikir olehnya, “Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kehidupan kepadaku dan kepada-Nyalah aku akan dibangkitkan”.

Beginilah kiranya hari dibangkitkan, satu kali dongakan, lalu semuanya berkumpul. Ia bangkit, membersihkan dirinya dengan wudhu yang suci sebelum datang bala tentara syaitan yang membuat ia tidur kembali.

Setelah itu ia sahur, bersama sahabat-sahabat kostnya, kemudian ketika mendengar Adzan Shubuh, ia melakukan shalat Sunnah Fajar secara ringkas lalu ia menuju masjid dengan tenang. Imam bertakbir, ia telah mengambil shaf di belakang imam, bertakbir bersamanya.

Allahu akbar, ia angkat tangannya, ia besarkan Allah SWT dalam dirinya, sedangkan dirinya adalah debu yang tidak ada arti. Sekarang, debu itu telah diizinkan menghadapkan Dzat yang Maha segalanya, dengan apa ia harus menghadap? Sedangkan ia seorang yang tidak punya daya dan upaya. Apa yang ia minta kepada Dzat yang memiliki semuanya, dengan sebanyak itu permintaannya, disaat itu sisi pertanyaan lain muncul, layakkah ia meminta dan memohon, sedangkan ia hamba yang sering membangkang kepada majikannya. Untuk bisa diterima berdiri dihadapannya saja sudah sebuah keutamaan, biarlah ia tidak meminta, mengakui dan menghitung kesalahannya saja sudah cukup baginya, begitulah ia dalam shalatnya sampai salam.

Setelah selesai berdzikir, lalu ia berdiri. Ia telah memasang niat untuk kuliah, menuntut ilmu sebagai bekal mewujudkan cita-citanya. Tak lupa sampai di kampus, ia sempatkan untuk sholat dhuha di mushola dan senantiasa mengisi waktu luangnya dengan mengaji dan mengkaji ayat-ayat suci Al Qur’an. Rasanya ibadahnya yang tadi sudah cukup menggoreskan norma ibadah dalam kesibukan dunianya.

2. DHUHUR
Adzan di masjid kampus dikumandangkan, ia tinggalkan semua kesibukan, lalu ia berangkat ke masjid, ia tuangkan air ke anggota wudhunya yang zhahir, dimulai dari muka. Ia sentuh muka yang seharian telah banyak melihat, rasa malu muncul. Bagaimana mungkin ia hanya membersihkan kulit muka tanpa membersihkan batin muka, tidak tahukah ia, kepada siapa ia menghadap? Apakah yang telah ia bangun tadi pagi, harus ia runtuhkan siang ini?? Tidak !!! ia harus kembali meminta dan memohon, ia sadari betul bahwa ia tidak akan bisa lepas dari Penciptanya, ia dapat melihat kesalahan dosanya tersebut jatuh bersamaan tetesan dari air wudhunya. Begitu seterusnya pada anggota wudhunya yang lain. Ia pun shalat dengan caranya yang tadi pula.

Dalam perjalanan pulang ke kost, ia sempat bertemu dengan seorang nenek yang biasa meminta-minta di lingkungan kampus. Wajah yang kian hari kian renta, namun nenek itu sebatang kara, entah dimana sekarang keluarganya. Ia berikan sebagian uang sakunya. Semoga dapat meringankan bebanmu ya nek…

3. ASHAR
Setelah melakukan shalat dan membaca Al Qur’an, ia pulang. Target dalam satu hari minimal 1 juz membaca Al Qur’an dan mentadhaburi artinya. Lalu ia duduk mengetik surat undangan kajian yang telah diamanahkan kepadanya oleh pengurus masjid kampus.
Sambil menunggu waktu berbuka, ia membersihkan kost-kostan yang selama ini sudah ia anggap sebagai miniatur kehidupannya sambil mendengarkan lantunan murrotal yang mengalun begitu syahdu, sambil ia murojaah hafalan Al Qur’an-nya. Telinganya mendengar, hati dan pikirannya meresapi apa yang didengar tetapi tangannya tetap bekerja.

Setelah selesai, ia membersihkan diri kemudian bersiap buka puasa bersama sahabat-sahabat kostnya. Sebagai aktivis masjid kampus, terkadang ia pun bertugas menyiapkan makanan berbuka (ifthor) di masjid. Tapi memang hari ini bukan gilirannya bertugas. Jadi, ia pun menyempatkan diri untuk bisa berbuka puasa bersama sahabat-sahabat kostnya yang sudah ia anggap sebagai keluarganya sendiri.

4. MAGHRIB
Shalat berjamaah adalah hari-harinya. Meramaikan hati dengan perjalanan spiritualnya yang panjang dengan Allah SWT. Setiap pertemuannya dengan Allah SWT, di shalat-shalat itu, lain pula cerita dan lain pula munajatnya, ceritanya dengan Allah SWT jauh lebih panjang dari cerita kehidupan dunianya.

Setiap geraknya ia bawakan kepada Allah SWT, setiap ia berbolak-balik dalam nikmat-Nya, ia pulangkan semuanya kepada Allah SWT. Kadang-kadang keluar dari mulutnya kata, “Alhamdulillah”. Akan tetapi, arti kata itu dalam dirinya begitu mendalam, sejalan dengan nikmat yang telah ia resapi itu. Kalau ia sedang meresapi itu, baru terasa baginya kehidupan.

5. ISYA’, TARAWIH DAN WITIR
Isya’, berangkatlah ia bersama sahabat-sahabatnya ke masjid. Menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan shalat sunah Tarawih dan Witir.

Berangkat dengan niat bertemu kawan-kawannya fillah, bagaimana ia tidak bahagia, mereka-mereka itu adalah manusia pilihan Allah SWT, nafasnya sama dengan nafas mereka, alur pikirannya sama dengan alur pikiran mereka, di saat nafas dan pikiran manusia kebanyakan telah rusak. Baginya, mereka adalah pelipur lara dari keterasingannya. Mereka adalah obat dari segala kesedihannya di dunia. Mereka adalah gambar yang hidup, yang menjadi penyemangat dirinya untuk selalu istiqomah di jalan Allah SWT.

Benar, ia tertawa lepas bersama mereka, karena tertawanya dengan yang lain adalah tertawa yang tertahankan. Mukanya manis dengan mereka, karena manis mukanya kepada yang lainnya adalah manis yang dipaksakan.
Begitulah, sampai ia pulang ke “miniatur kehidupannya” dengan berharap akan surga dan takut akan neraka.

[Keisya Avicenna, sumber inspirasi : Buku ‘BERSEMILAH RAMADHAN’….6 Ramadhan 1431 H]

KEPAKAN SAYAP RINDU

Monday, August 16, 2010 0 Comments
Benda kotak berjalan dgn putaran roda ini kmbli membawaku ke sbuah kota yg tlah merengkuhku dlm keagungan Cinta..



Luruh segala gundah tatkala kmbli terlukis indah hamparan impian..

Terbentang dlm nafas2 penuh harapan..

Dalam doa2 panjang tak berkesudahan..



Sendiri bukan halangan untk mematahkan sepi..

Bahagia itu ada karna qt punya cinta..

Seperti pg ni,brsama hiruk pikuk makhluk Tuhan brnama manusia..

Terpancar dari guratan wajah2 yg memendam asa..

Terperangkap kantuk..

Terjaga krn ada gelora smangat membara dlm jiwa..

Berbagai paras terekam dlm penglihatan ini..

Wajah2 yg penuh harap akan keindahan masa dpn..

Wajah2 lesu,krn jiwany tll kerdil hadapi ujian yg trus memburu..

Tapi hdup memang spt itu..

Dalam pergiliran roda yg tak tentu..

Kadang brputar di atas..

Trkadang pula di bwah..



Sayap ini tak mungkin mengepak sendirian..

Kalau toh bisa,kekuatan itu tak seberapa..

Kembali kutitipkan rindu pada pagi..

Agar embun luruhkan sunyi dlm hati..

Agar mentari pancarkan cahaya cinta dlm diri..



Dalam kepakan sayap rindu,yg akan singgah di tempat yg TEPAT dan TERBAIK suatu saat nanti...



Kepakan sayap rindu..dalam perjalanan pg ini..



[Keisya Avicenna]

KARENA KESUCIAN HATI MEMBAWA KEBERKAHAN

Monday, August 16, 2010 0 Comments

Alhamdulillah..Segala puji hanya bagi Allah swt. Segenap rasa syukur hanya tercurah kepada-Nya. Tidak ada ni'mat dan keberkahan yang dirasakan oleh seluruh alam semesta melainkan hanya berasal dari Allah swt. Sungguh, tak terhingga limpahan karunia-Nya. Bahkan jika kita sejenak berdiam diri untuk tidak melakukan apa-apa, ternyata desah nafas ini masih ada. Irama degup jantung ini pun masih terjaga. Pun dengan sepasang mata ini yang masih menerima bias cahaya.Subhanallah. Semoga kita senantiasa menjadi orang-orang yang bersyukur, dimana dzikir, fikir dan ikhtiar menjadi keutamaan di setiap detiknya.



"Alhamdulillaahilladziibini'matihi tatimmush shoolihaat.."

Segala puji bagi Allah yang dengan kenikmatanNya menjadi sempurna segala kebaikan.



Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada tokoh besar sepanjang masa,Rasulullah saw. Kepribadiannya menjadi cermin kehidupan, langkahnya menjad isebaik-baik tauladan dan kesabarannya mewariskan kemenangan dan kegemilangan.Semoga keselamatan selalu tercurah kepadanya, keluarganya, sahabat-sahabatnya,para tabi'in dan segenap umat Muslim hingga sampai kepada kita semua. Allahummaamin.



Takterasa.. Kita telah terbawa pada sebuah perjalanan, dimana segenap jasad dan ruh telah kita curahkan untuk menyempurnakan hakikat dari perjalanan tersebut.Tidaklah cukup bagi seorang Muslim memberikan nasehat kepada saudaranya yang lain sebelum nasehat itu menjadi keutamaan yang harus ia tunaikan terlebih dahulu. Saudaraku, sudahkah kita mencoba untuk menunaikan hak dari hati kita masing-masing?



"Qodaflaha man zakkaahaa wa qod khoba man dassaahaa.."

Beruntunglahorang-orang yang menyucikan hatinya. Dan merugilah orang-orang yang mengotorinya.. (QS Az Zalzalah:7-8)

DemiAllah.. Dzat Yang Maha Menguasai Hati. Mungkin tidak cukup dalam setahun untuk menata hati. Ya, kita mengetahui bahwa hati ini selalu dibawa kemana pun kita pergi. Sadar atau tidak, ternyata hati inilah yang mengajak kita untuk berpikir lebih bijaksana. Atas segenap urusan yang merintangi perjalanan da'wah kita.Atas segenap cobaan yang memaksa kita untuk berhenti. Namun kesemuanya itu tuntas dengan kesucian hati. Bersyukurlah bahwa kita masih bisa menghadirkan suasana hati terbaik di setiap syuro dan segala aktivitas yang kita lewati. Semoga Nashrullah yang senantiasa menyapa pemikiran-pemikiran kita merupakan buah dari kebeningan hati kita. Semoga berkah dari setiap agenda-agenda da'wah yang kita jalani adalahkarena hati ini telah tertunaikan haknya, karena kita senantiasa berusaha untukmenjaga fitrahnya.



Sadarilah..Pertolongan Allah itu membahagiakan dan ujian hidup yang kita lalui selalu menuai kesedihan demi kesedihan. Itulah dua keniscayaan yang akan datang silih berganti mendatangi bilik-bilik hati kita. Namun tidak bagi seorang mu'min yang teguh hatinya. Ia tetap bersahaja ketika kuntum bunga kebahagiaan itu datang,namun ia juga menggenapkan kesabarannya saat ujian demi ujian menghampirinya.



Cukuplah kisah terdahulu menjadi pelajaran-pelajaran berharga yang semoga kecelakaan-kecelakan zaman tidak lagi terjadi di masa ini. Tentang suatu kaum yang menderita karena telah hadir cobaan dari Allah swt yang begitu dahsyatnya.Tentang suatu kaum yang berputus asa terhadap wabah kemiskinan dan kesengsaraan pada suatu masa, sehingga mereka lalai dan mencari pengharapan keberhala-berhala yang sudah jelas kesesatannya. Tentang suatu kaum yangmenunda-nunda memeluk agama ini, yang pada akhirnya peringatan demi peringatanAllah swt jatuhkan kepada kaum tersebut. Begitu menyedihkan.



Saudaraku..Kejadian umat terdahulu adalah kisah nyata yang ibrohnya akan menasehati danmembersihkan hati kita. Adakah kita ingin mengulang kejadian demi kejadianseperti yang terjadi belasan bahkan puluhan abad yang lalu? Cukuplah itu semuaterangkum dalam kitab yang sempurna, yang semoga setiap ayat di dalamnyamenjadi peneguh hati kita, dimana siyasatud da'wah yang diajarkannya menjadirujukan dalam menggencarkan strategi demi strategi, dimana di setiap baitKalam-Nya yang indah itu kita bisa menemukan kesejukan demi kesejukan. Dengankalimat-kalimat-Nya yang terbaik itu, mari sucikan hati kita wahai saudaraku.Tidak pantas bagi kita untuk menunaikan suatu perkara yang suci apabila hatiini masih terkotori oleh penyakit-penyakit hati. Tidakkah kita ingin agar Allahswt ridho terhadap sekecil apapun amal yang kita kerjakan? Atau yakinkah bahwaapa yang kita kerjakan selama ini penuh berkah Allah swt?



Semoga

sampai hari ini amal-amal tersebut mengalir penuh keikhlasan, tiada mengharapapapun kecuali ridho Allah swt semata. Karena keikhlasan adalah kepasrahan dirikepada-Nya yang akan menjadikan hati ini suci. Dan karena kesucian hati membawakeberkahan..

Akhirnya..Tiada pengharapan lain kecuali keberkahan yang mendatangkan hikmah dandikumpulkannya setiap jiwa bersama umat yang terjaga keshalihannya. Semogalantunan do'a yang pernah dituturkan oleh Nabi Ibrahim as menjadi muarapengharapan kita:



"Rabbihablii hukmawwalhiqnii bishshoolihiin.. "

YaTuhan-ku, berikanlah kepadaku hikmah, dan masukkanlah aku ke dalam golonganorang-orang yang shalih.. (QS Asy-Syu'ara:83)



WahaiMujahid, Sempurnakan Mujahadahmu!

[-dariberbagai sumber-....2 Ramadhan 1431 H, Keisya Avicenna..."jagalah hati, jangan kaukotori, jagalah hati...lentera hidup ini..."]



RAMADHAN, BULAN SUCI BERTABUR ‘CAHAYA CINTA’

Monday, August 16, 2010 0 Comments



Ramadhan bulan suci penuh cahaya. Bertaburan rahmat dan rizki serta ampunan. Bulan ini adalah anugerah Rabb semesta alam, Allah SWT kepada hamba-hamba yang mengenal dan takut pada-Nya.

Karena hamba yang tidak mengenalnya tidak akan merasakan cahaya bersama ramadhan, karena hamba yang tidak takut pada-Nya tidak akan pernah merasakan keutamaan apapun dari apa yang Dia berikan. Sungguh sayang sekali. Jika kita termasuk kedalam hamba-hamba yang tidak kenal pada-Nya dan tidak takut pada-Nya itu. Na’udzubillah.
Sedangkan hamba-hamba yang mengenal Rabbnya dan takut pada-Nya, akan merasakan keindahan luar biasa, karena sebelum Ramadhan ini datang ia telah mempersiapkan diri jauh-jauh hari. Melatih diri untuk shaum agar kelak ketika shaum Ramadhan fisik dan jiwanya tidak lagi harus memulai adaptasi dalam melakukan shaum dan insya Allah SWT akan lebih mudah dalam memaknai hakikat shaum itu sendiri dengan nilai ruhiyah dan ibadah pada-Nya.

Ia pun mempersiapkan diri dengan lebih memperbanyak bangun malam untuk melakukan qiyamul lail. Karena untuk meraih kekhusyu’an dan kaindahan qiyamul lail itu butuh proses, semakin sering seseorang melakukan qiyamul lail, insya Allah SWT akan semakin dekat ia kepada khusyu’. Ini suatu hal yang lumrah, karena sholat malam adalah sholat pada saat diri kita sewajarnya beristrahat dari aktivitas di siang hari, saatnya diri kita untuk melepas lelah dan menyisakan beberapa bagian dari waktu untuk melupakan masalah-masalaj kita. Namun inilah keistimewaan hamba-hamba yang mengenal Rabbnya. Ia menggunakan sebagian dari waktu itu untuk menghadap Rabbnya. Untuk berbicara, mengadu dan meminta. Karena ia sadar bahwa ia butuh untuk bertemu dengan pemilik dirinya dan pemilik serta penguasa seluruh alam ini, tempatnya berlabuh dan berjuang. Ia pun sadar bahwa tak ada yang lebih baik dari itu.

Jadi wajar sekali bahwa cukup sulit untuk meraih kekhusyu’an yang akan membawa ketenangan diri lahir bathin itu. Karena kita juga harus berjuang melawan kantuk dan godaan syaitan. Semoga ketika ramadhan ini jangan sampai kita terlewat satu malampun dari qiyamul lail. Karena di bulan ini Allah SWT yang Maha Mulia juga akan menurunkan satu malam yang penuh keberkahan, satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Dan Allah SWT hanya akan memberikan keberkahan dan keindahan malam itu pada hamba-Nya yang selalu menikmati malam dengan melakukan qiyamul lail.
Amalan lainnya adalah menyiapkan materi untuk diinfakkan. Dalam suatu sirah disebutkan bahawa Rasulullah orang yang paling dermawan dalam kesehariannya. Namun demikian, ketika Ramadhan Rasulullah jauh lebih dermawan lagi. Semoga hal ini dapat memicu kita untuk lebih banyak mengeluarkan rizki yang Allah SWT titipkan pada kita untuk diinfakkan dan disedekahkan kepada saudara-saudara kita yang membutuhkannya. Banyak-banyaklah bersedekah dan lebih banyak lagi ketika Ramadhan.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan ampunan yang besar itu bagi kita. Agar kelak selepas Ramadhan, Allah SWT menyucikan kita dari dosa dan Allah SWT yang Maha Pemurah melimpahkan cahaya-Nya yang indah bagi diri kita, hingga kita menjadi hamba yang lebih dekat pada-Nya dan kita menjadi diri yang lebih matang dan siap dalam menjalankan tugas kekhalifahan dimuka bumi ini hingga tiba saat akhir hayat kita dan kelak kita bertemu dengan-Nya dengan membawa perbekalan yang cukup sehingga Dia memasukkan kita kedalam jannah-Nya yang penuh keindahan tiada banding. Amiin ya Rabbal’alamiin….

Nuansa Ramadhan [Launun]
Di langit malam yang terang bertaburan titik cahaya terang
memberi kedamaian bagi berjuta insan
Sekian banyak bintang-bintang gemerlapan kini semakin menghilang,
ditelan sang mentari menyongsong pagi

Selamat datang Bulan Ramadhan...
Bulan penuh kedamaian
kita semua sambut gembira,
hati yang suka cita

Bulan Ramadhan bulan mulia,
bulan penuh keampunan,
walau derita melanda kita,
bersabar dan tawakkal

Di bulan suci ini berbuatlah yang baik,
banyak-banyak mengaji
jangan mencaci maki
karena di bulan ini diri kita diuji,
untuk bekal akhirat nanti.


[Keisya Avicenna, 5 Ramadhan 1431 H…@Istana KYDEN]

Friday, August 13, 2010

Karena Kita adalah CAHAYA

Friday, August 13, 2010 0 Comments

Teruslah bersinar kawan! Jangan seperti lilin, karena ia menyinari tapi ia sendiri meleleh! Jadilah seperti sang surya, yang bersinar tak hanya untuk dirinya sendiri, tak hanya bersinar di kala siang, tapi juga berbagi sinarnya pada rembulan di kala malam datang menjelang… Teruslah bersinar kawan!

*Karena kita adalah CAHAYA*
“Sebaik-baik manusia diantaramu adl yg paling banyak manfaatnya bagi orang lain”
[H.R. Bukhari]

Lelah

Friday, August 13, 2010 0 Comments
"Kelelahan kita adalah kumpulan energi untuk melintasi kelelahan-kelelahan berikutnya.
Hingga kita tiada pernah lelah lagi….bahkan lelah itu telah lelah dengan
sendirinya untuk mengejar kita.”
HAMASAH!!!
Pertolongan Allah SWT itu dekat…sangat dekat!!!