Jejak Karya

Jejak Karya

Thursday, May 26, 2011

MERTUA DAN MENANTU (Review "Islam itu Indah")

Thursday, May 26, 2011 1 Comments

Istri yang baik adalah istri yang taat pada suaminya. Suami yang baik adalah suami yang taat pada orang tuanya. Seorang istri harus membantu suaminya untuk selalu taat pada orang tuanya.
Menantu agar tidak digalaki mertua harus bisa menjadi sahabat yang baik, menjalin hubungan yang baik, jadi pendengar yang baik, dan beretika pada mertua, karena suatu saat kita juga akan menjadi tua seperti mereka.
Sebagai menantu, jangan pernah menyakiti mertua karena mertua adalah orang tua kita juga. Demikian juga sebaliknya. Sebagai mertua, jangan pernah menyakiti menantu karena menantu sama halnya dengan anak sendiri.
Kalau ada mertua yang dzalim kepada menantu perempuannya, sikap seorang suami adalah : Suami harus berada di tengah-tengah. Jangan terlalu berpihak kepada istri juga jangan terlalu berpihak pada ibu. Cari akar permasalahannya dan temukan solusi terbaik. Pada dasarnya tidak ada mertua yang berniat dzalim pada menantu hanya saja terkadang mertua merasa "memiliki saingan" atas kehadiran menantunya. Hal itu terjadi jika tidak didukung sikap menantu yang kooperatif pada mertua.
Seperti halnya jodoh, mertua kita pun sudah ditentukan Allah. Menantu kita juga demikian. Mertua adalah orang tua pasangan hidup kita, sedangkan menantu adalah pasangan dari anak kita. Oleh karena itu, mertua dan menantu harus bisa berperan sebagai partner yang juga saling melengkapi.
Mari meraih pahala...
Mari meraih keikhlasan..
Mari meraih keridhaan Allah...
Lewat ibadah dalam rumah kita...
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. At-Tahrim : 6)
Dari uraian singkat yang sempat aku catat saat ustadz Maulana memaparkan materi tentang "Mertua dan Menantu" dalam "Islam itu Indah" kemarin, aku teringat sebuah kisah yang pernah kubaca. Kisah ispiratif tentang mertua dan menantu karya Andrie Wongso. Berikut kisahnya.
Dikisahkan, seorang wanita baru menikah dengan pria yang dicintai dan tinggal serumah dengan ibu mertuanya. Tidak lama setelah mereka berumah tangga, sangat terasa banyak ketidakcocokan di antara menantu dan sang mertua. Hampir setiap hari terdengar kritikan dan omelan dariibu mertua. Percekcokan pun seringkali terjadi. Apalagi sang suami tidak mampu berbuat banyak atas sikap ibunya.Saat sang menantu merasa tidak tahan lagi dengan temperamen buruk dan dominasi ibu mertuanya, dia pun akhirnya memutuskan untuk melakukan sesuatu demi melampiaskan sakit hati dan kebenciannya.

Pergilah si menantu menemui teman baik ayahnya, seorang penjual obat ramuan tradisional. Wanita itu menceritakan kisah sedih dan sakit hatinya dan memohon agar dapat diberikan bubuk beracun untuk membunuh ibu mertuanya.Setelah berpikir sejenak, dengan senyumnya yang bijak, si paman menyatakan kesanggupannya untuk membantu, tetapi dengan syarat yang harus dipatuhi si menantu. Sambil memberi sekantong bubuk ramuan yang dibuatnya, sang paman berpesan, "Nak, untuk menyingkirkan mertuamu, jangan memberi racun yang bereaksi cepat, agar orang-orang tidak akan curiga. Karena itu, saya memberimu ramuan yang secara perlahan akan meracuni ibu mertuamu. Setiap hari campurkan sedikit ramuan ini ke dalam masakan kesukaan ibu mertuamu dari hasil masakanmu sendiri. Kamu harus bersikapbaik, menghormati,dantidak berdebat dengannya. Perlakukan dia layaknya sebagai ibumu sendiri, agar saat ibu mertuamu meninggal nanti, orang lain tidak akan menaruh curiga kepada kamu."Dengan perasaan lega dan senang, diturutinya semua petunjuk sang paman penjual obat. Dilayaninya sang ibu mertua dengan sangat baik dan penuh perhatian! Setiap hari, ia menyuguhkan aneka makanan kesukaan si ibu mertua.Tidak terasa, empat bulan telah berlalu dan terjadilah perubahan yang sangat besar. Dari hari ke hari, melihat sang menantu yang bersikap penuh perhatian kepadanya, ibu mertua pun merasa tersentuh. Ia berbalik mulai menyayangi si menantu bahkan memperlakukannya seperti anaknya sendiri. Dia juga memberitahu teman-teman dan kenalannya bahwa menantunya adalah seorang penuh kasih dan menyayanginya.Menyadari perubahan positif ini, sang menantu cepat-cepat datang lagi menemui sang paman penjual obat, "Tolong berikan kepada saya obat pencegah racun pembunuh ibu mertua saya. Setelah saya patuhi nasihat paman, ibu mertua saya berubah sangat baik dan menyayangi saya seperti anaknya sendiri. Tolong paman, saya tidak ingin dia meninggal karena racun yang telah saya berikan".Sang paman tersenyum puas dan berkata "Anakku, kamu tidak perlu khawatir. Bubuk yang saya berikan dulu bukanlah racun, tetapi ramuan untuk meningkatkan kesehatan. Racun yang sebenarnya ada di dalam pikiran dan sikapmu terhadap ibu mertua. Sekarang semua racun itu telah punah oleh kasih dan perhatian yang kamu berikan padanya."
********
Subhanallah, kisah yang keren ya! Buat mertuaku kelak di manapun berada... Semoga Allah senantiasa memberi penjagaan terbaik... hmm... Semoga kita bisa menjadi partner yang kompak. Aamiin... Insya Allah aku akan berusaha menjadi menantu yang baik... ^^v
Jakarta, 26 Mei 2011
Aisya Avicenna

Wednesday, May 25, 2011

Reportase Aisya : Belajar Al-Qur'an dari Yaman

Wednesday, May 25, 2011 0 Comments


Sabtu, 21 Mei 2011 bertempat di masjid Lembaga Pendidikan Al-Qur'an (LBQ) Al-Utsmani, diadakanlah acara tasmi' Qur'an. Tasmi' Qur'an ini diadakan setiap mid semester. Pada tasmi' kali ini beberapa ustadzah dan mahasiswi lefel tahfidz memuroja'ah hafalan Qur'annya di hadapan mahasiswi lainnya.
Innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Kabar duka atas kematian ustadzah Yoyoh Yusroh pagi tadijuga turut disampaikan dalam acara ini. Setelah muroja'ah juz 6 selesai, hadirlah di tengah-tengah kami seorang ustadzah dari Yaman bernama Ustadzah Ahlam.
Sebelum mulai memberi tausyah, kami sholat ghaib berjamaah dan beliau menjadi imamnya. Sangat haru suasananya. Setelah sholat ghaib, beliau yang kala itu membawa serta ketiga buah hatinya mulai memberikan tausyah dengan bahasa Arab. Oleh karena itu, Ustadzah Mukhlisoh mendampingi beliau sebagai translater bahasa Arabnya.
Sebelum beliau menyampaikan tausyah, ternyata ketiga buah hatinya ingin muroja'ah hafalan. Akhirnya, Q.S. Ar-Rahman ayat 1-13 pun meluncur dari mulut kedua putrinya yang masih balita. Sedang putra bungsunya belum begitu lancar. Maklum, masih batita. Subhanallah.. Jadi terinspirasi semoga kelak bisa mencetak generasi pecinta Al-Qur'an. Aamiin...
Beliau pun mulai memberikan tausyah dengan bahasa Arab. Waduh, baru menangkap sepotong-sepotong atas apa yang beliau sampaikan. Hmm, jadi semangat belajar bahasa Arab. Chayo!
Kali ini beliau menyampaikan materi tentang "Bermujahadah dalam Belajar dan Mengajarkan Al-Qur'an".
Dua point penting yang perlu dimiliki dalam belajar dan mengajarkan Al-Qur'an antara lain:
Keikhlasan, karena ikhlas mempunyai derajat yang tinggi.
Semangat menuntut ilmu, karena orang-orang yang menuntut ilmu dicatat sebagai fisabilillah sampai ia kembali ke rumahnya. Barangsiapa yang berjalan untuk mencari ilmu, Allah akan mudahkan jalannya ke surga.
Al-Qur'an adalah ilmu yang paling mulia. Al-Qur'an diturunkan Allah sebagai mukjizat bagi Rasulullah Saw. Membacanya termasuk ibadah. Al-Qur'an adalah tali Allah antara langit dan bumi. Kitabullah hidayah yang di dalamnya terdapat petunjuk serta perintah dan larangan Allah. Al-Qur'an sampai kepada kita dengan proses yang panjang mulai dari pertama kali diturunkan pada Rasulullah Saw sampai sekarang kita bisa menikmatinya dalam berbagai bentuk. Namun, isi Al-Qur'an masih tetap terjaga karena Allah sendirilah yang menjamin keterjagaannya. Al Qur'an sampai kepada kita karena media tulisan (kitab) dan suara (hafalan).
Al-Qur'an mulai ditulis sejak zaman Rasulullah Saw. Saat itu Malaikat Jibril menyampaikan kepada Rasulullah Saw. dan mentasmi' bacaan Rasulullah Saw. Bacaan Rasulullah Saw tersebut ditulis oleh sahabat yang ditunjuk. Sahabat Rasulullah Saw. juga menghafal Al-Qur'an.
Setelah Rasulullah Saw wafat, pada masa pemerintahan Abu Bakar ra, Hudzaifah bin Yaman bertemu dengan dua orang muslim yang tengah memperdebatkan salah satu ayat di QS. Ali 'Imran. Keduanya hendak saling membunuh karena selisih pendapat itu. Kemudian beliaupun mengusulkan untuk menstandarkan bacaan Al-Qur'an (Ayat-ayat Al-Qur'an yang masih terpisah agar segera dibukukan). Abu Bakar ra meminta Zaid untuk menuliskannya.

Ustadzah Ahlam diutus ke Indonesia untuk menjadi guru tahsin, mengajarkan membaca Al-Qur'an yang benar. Beliau sudah satu sanad dengan Syekh Ali Basfar. Suatu hari, beliau bertemu orang Afrika. Saat ditanya dengan bahasa Arab, ternyata ia tidak bisa menjawab. Ia belajar Al-Qur'an dengan ustadzah. Hingga pada suatu hari ustadzah bertemu dengan beliau, tapi kali ini beliau dicengangkan dengan prestasi anak orang Afrika tersebut yang berhasil menjadi juara pertama lomba hafalan Qur'an tingkat internasional. Jadi, meski tidak menguasai bahasa Arab, kita pun bisa menghafal Al-Qur'an.
Ada lagi cerita tentang Imam Ibnu Jazri. Ayahnya pada suatu hari menunaikan ibadah haji. Dalam ibadahnya tersebut, ia berdoa memohon kepada Allah agar dikaruniai anak yang 'alim (berilmu) karena istrinya belum jua mengandung. Setelah kembali ke kampung halamannya, akhirnya doa ayah Imam Ibnu Jazri itupun terkabul. Imam Ibnu Jazri pun lahir dan menjadi ahli Qur'an. Perkataan beliau tentang membaca Al-Qur'an:
"Membaca Al-Qur'an dengan tajwid wajib. Siapa yang tidak membacanya dengan tajwid berdosa. Karena Allah menurunkannya dengan tajwid. Dan demikianlah Al-Qur'an dari-Nya sampai kepada kita."
Ustadzah yang ramah dan humoris itu juga menyampaikan bahwa untuk membaca Al-Qur'an dengan tajwid itu butuh usaha keras. Bahkan beliau dulu belajar melafalkan huruf "dhod" sesuai makhraj dan sifatnya dengan mengulang-ulangnya di saat mencuci. Hehe, inspiratif!
Beliau juga menceritakan bahwa saat ini sudah banyak anak-anak usia balita yang sudah mahir membaca dan menghafal Al-Qur'an. Semoga itu memotivasi anak-anak dan para orang tua di Indonesia dalam mencetak generasi Qur'ani.

Demikian reportase saya, semoga bermanfaat.
Jakarta, 250511_05:28
Aisya Avicenna
NB : tertarik belajar tahsin Qur'an dan menjadi hafizh/ah? Gabung saja di LBQ Al-Utsmani, Jalan Condet Raya Gang Sawo, Jakarta Timur.

Monday, May 23, 2011

REPORTASE AISYA :TATSQIF SPECIAL

Monday, May 23, 2011 4 Comments

Hari, tanggal : Ahad, 22 Mei 2011
Waktu : Pukul 09.00 - 11.30 WIB
Tempat : Masjid Al-Ihsaniyah, Kampung Melayu, Jakarta Timur
Pembicara : Ustadz Syakir Purnomo
Materi : "LEMAH LEMBUT DAN TIDAK TERGESA-GESA"
***
Pada awal acara, Ustadz Syakir menyampaikan materi tentang senyum.
- Senyum akan mencairkan duka nestapa dan membangunkan kebahagiaan dari tidurnya.
- Senyum adalah cara paling mudah untuk menarik simpati dan ia adalah rahasia kreatifitasmu dalam menghimpun banyak muhibbah di sekelilingmu.
Ustadz Syakir yang semangat (karena beliau juga salah seorang trainer TRUSTCO), membuat para peserta yang kala itu tak hanya anak muda saja, tapi sampai ibu-ibu dan bapak-bapak pun tak kalah semangat.
Ustadz Syakir juga menyajikan video tentang senyum. Dalam video itu dikisahkan seorang gadis yang tersenyum dalam 2 kondisi, yakni saat membeli bunga dan saat bertemu dengan temannya. Ekspresi gadis itu hampir mirip, tapi ternyata senyumnya beda. Saat membeli bunga itulah ia tersenyum dengan tulus (bukan pura-pura).
Senyum yang asli adalah senyum yang menimbulkan guratan garis di tepi mata dan membuat alis mata turun.
Senyumlah yang ikhlas karena Allah.
Berbicara tentang sasara Tarbiyah Islamiyah, yakni membentuk kepribadian yang Islami. Tentunya kita akan ingat tentang sepuluh muwashofat kader, antara lain :
1. Salimul akidah (akidah yang bersih)
2. Shahihul ibadah (ibadah yang benar)
3. Matinul khuluq (akhlak yang kokoh)
4. Qawiyyul Jismi (kekuatan jasmani)
5. Musaqaful fikri (intelek dalam berpikir)
6. Mujahadatul linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu)
7. Harishun ala waqtihi (pandai menjaga waktu)
8. Munazhzhamun fi syu'unihi (teratur dalam suatu urusan)
9. Qadirun Alal Kasbi (mempunyai kemampuan usaha sendiri)
10. Nafi'un lighairihi (bermanfaat bagi orang lain)


SHALIHUN LI NAFSIHI (Sholeh secara personal)
* Tarbiyah ini memang bertujuan untuk membentuk pribadi yang sholeh.
MUSHLIHUN LI GHAIRIHI (Sholeh secara sosial)
* Tarbiyah menghendaki kita juga mau dan mampu memperbaiki orang lain.

Menurut AL Fudhail bin Iyadh r.a., seorang 'ALIM senantiasa dalam keadaan bodoh hingga ia mengamalkan ilmunya. Bila ia telah mengamalkannya barulah dia menjadi 'ALIM.

Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Rabbmu Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S. An-Nahl : 125)

Ashlih nafsaka - wad'u ghairaka (perbaiki diri Anda dan ajaklah orang lain)
Ingat! Tatkala kita ingin memikat hati mad'u, kita harus ingat bahwa kita adalah seorang da'i, bukan seorang ulama atau fuqaha. Jangan terkesan menggurui (Ini masalah teknis!).
Tatkala kita berdakwah, kita harus ingat bahwa kita sedang memberikan hadiah pada orang lain, maka kita harus mempertimbangkan hadiah apa yang sekiranya pantas diberikan dan bagaimana cara memberikannya.

Testimoni dari Dr. Al-Habr Yusuf Nur Ad Daim (pemberi pengantar pada buku 'Ath Thariq lil Qulub => "Bagaimana Menyentuh Hati" karya Abbas As-Siisiy)
Jika Anda bertemu dengan beliau, Anda akan tertarik dengan akhlaknya yang sangat baik, raut wajahnya yang ceria dan bersahabat, serta sorot matanya yang menyejukkan.
Begitu halnya dengan kita dan mad'u kita.
TARGET yang bisa dicapai :
1. AT TASAMUH (toleransi) : Ketika orang lain tidak suka dengan kebaikan yangkita lakukan, maka bersikaplah toleran. Ubah mereka dengan sikap kita yang baik. Contohnya dengan memberi hadiah. Insya Allah, nantinya mereka juga akan mulai toleran dengan kita.
2. AT TAATHUF (simpati) : orang yang kita dakwahi menjadi simpati dengan kita
3. AT TA'YID (mendukung) : mereka mendukung perjuangan kita
4. AL MAHABBAH (cinta) : kalau mereka sudah cinta, maka akan muncul semangat rela berkorban.

LEMAH LEMBUT DALAM BERKOMUNIKASI
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali 'Imran : 159)
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (QS. Ali 'Imran : 133 – 134)
“Pergilah kamu berdua kepada Firaun, sesungguhnya dia telah malampaui batas; maka berbicalah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (QS. Thaha : 43 – 44)

Jangan pernah kita memaksa orang!
KETELADANAN DALAM MELAYANI DENGAN HATI
Kali ini ustadz Syakir menceritakan tentang kisah Rasulullah Saw dan seorang pengemis Yahudi buta. Berikut ceritanya.
Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya". Setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya hingga menjelang Beliau SAW wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.

Suatu hari Abubakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.a. Beliau bertanya kepada anaknya, "anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan", Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah Iiu?", tanya Abu Bakar r.a. Setiap pagi Rasulullah Saw selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana,” kata Aisyah r.a.

Keesokan harinya Abu bakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abu bakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. Ketika Abu bakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "Siapakah kamu ?". Abu bakar r.a menjawab, "aku orang yang biasa". "Bukan! engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri", pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abu Bakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu bakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.... Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abu bakar r.a.

Kisah di atas menggambarkan kematangan emosi Rasulullah Saw sangat luar biasa.
Touch my mind and I will think of you. Touch my heart and I will never forget you.
Ingat! Loyalitas!
Annaasu yuwalluuna mn khadamahum. Manusia itu memberikan LOYALITAS kepada yang melayani mereka.

KEBAIKAN =>  BERSEGERALAH!
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Ali 'Imran : 133)


TERGESA-GESA adalah watak dasar manusia
Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa (QS. Al-Isra' : 11)
Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda (azab)-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera."(QS. Al Anbiya' : 37)

Kewajiban manusia : ikhtiar dan doa
“Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu “ (QS. At Taubah : 105)
Urusan hidayah, itu urusan Allah!
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung (QS. ALi-'Imran : 200)
KIAT MENAKLUKKAN HATI
1. Sincerity (keikhlasan) : ikhlas karena Allah, pamrihnya hanya kepada Allah saja
2. Enthusiasm (antusias) : bersemangat
3. Attentivences (penuh perhatian), misal kalau berbicara dengan orang lain, harus berhadapan (face to face), saat jabat tangan juga yang mantap.
4. Friendliness (familiar)
5. Emphaty (empati)
6. Helpfullness (suka menolong)

UNIVERSITAS KEHIDUPAN
1. Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kau sedang belajar tentang KETULUSAN.
2. Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kau sedang belajar tentang KEIKHLASAN.
3. Ketika khatimu terluka sangat dalam, maka saat itu kau sedang belajar tentang MEMAAFKAN.
4. Ketika kau merasa lelah dan kecewa, maka saat itu kau sedang belajar tentang KESUNGGUHAN.
5. Ketika kau merasa sepi dan sendiri maka saat itu kau sedang belajar tentang KETANGGUHAN.
Tetap semangat, tetap tersenyum, terus belajar, karena bumi ini adalah UNIVERSITAS KEHIDUPAN.

Pesan ustadz : Antum fi da'watikum, wallahu fi buyutikum (Jika Anda di jalan dakwah, maka Allah akan memenuhi kebutuhan Anda).

Sekian reportase tatsqif special dari Aisya. Semoga bermanfaat.

Jakarta, 23 Mei 2011
Aisya Avicenna

Friday, May 20, 2011

Belajar dari Telur Busuk

Friday, May 20, 2011 0 Comments

Pagi ini, setelah sholat Subuh dan tilawah, saya beranjak menuju dapur kost yang terletak di lantai 1. Sekotak bumbu dapur yang saya simpan di kulkas sudah saya bawa. Sempat balik lagi ke kamar untuk mengambil nasi di magic com. Pagi ini saya berencana memasak nasi goreng keju rasa teriyaki. Hehe... ada-ada saja deh! Tak apalah, sebagai langkah persiapan kalau sudah berumah tangga kelak. Kasihan kan kalau suami atau anak-anak kelaparan gara-gara saya nggak bisa masak. Ehem! Memang sudah saya tekadkan untuk masak setiap hari. Tapi ya masih taraf belajar.
Bumbu sudah saya racik. Hmm, kayaknya ada yang kurang. Telur! Akhirnya saya meminta sebutir telur milik sahabat kost saya yang masih tersisa dua di kulkas setelah sebelumnya berjanji untuk mengganti keesokan harinya. Saya naik ke lantai 2 dan memilih 1 di antara kedua telur tersebut.
Kemudian saya menyalakan kompor gas, menyiapkan penggorengan dan menuangkan minyak goreng yang masih tersisa sedikit di botol. Wah, besok harus belanja ekstra nih! Minyak mulai memanas. Saya masukkan bumbu yang sudah saya racik tadi. Saat sudah berbau harum, saya pecah telur ayam tadi. Prakkk! Telur masuk ke penggorengan. Astaghfirullah, warnanya hitam! Ternyata telurnya sudah busuk. Kata teman saya memang 1 di antara 2 telurnya yang masih tersisa itu sudah lama disimpan. Tapi dia juga tidak tahu kalau telurnya ternyata sudah busuk. Ia pun meminta maaf.
Akhirnya, saya meracik ulang bumbu nasi goreng special itu. Dengan menggunakan alat penggorengan yang berbeda. Hmm, kerja dua kali nih! Padahal saya harus berangkat ke kantor lebih pagi karena ada upacara Hari Kebangkitan Nasional. Alhamdulillah, akhirnya nasi goreng keju rasa teriyaki itu siap disantap. Hmm, alhamdulillah enak meski tanpa menggunakan telur.
Ada hikmah yang bisa saya ambil atas kejadian tadi pagi :
1. Jangan melihat sesuatu dari luarnya saja. Bisa jadi apa yang tampak dari luar ternyata bertolak belakang dengan yang sebenarnya. Pun demikian saat kita mengenal seseorang. Kita harus tahu betul bagaimana kepribadiannya. Seorang pemuda yang tampan, tapi hatinya tidak tampan, yaa.. jangan dipilih sebagai calon suami! hehe.. lha kok menjurus ke sana!
2. Coba kalau saja saya tidak salah memilih telurnya, mungkin masakan saya akan lebih kompleks kandungan gizinya. Ehem! Yaa... hidup ini memang penuh dengan sajian pilihan. Setiap pilihan pasti ada konsekuensinya. Tidak sembarangan. Harus dipikir masak-masak. Dipikirkan dengan pikiran yang jernih dan hati yang bersih. Tegaslah dalam memilih tapi juga berhati-hatilah! Jangan sampai salah memilih. Sungguh rugi jika hidup yang indah ini dilewatkan bersama pilihan yang salah.
3. Sesuatu yang rusak, akan memberi dampak yang buruk juga. Analogi dengan hati kita. Rasulullah saw telah bersabda yang artinya “Ingatlah sesungguhnya di dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging apabila ia baik maka baiklah seluruh tubuhnya dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh tubuhnya tidak lain dan tidak bukan itulah hati.”
4. Setelah tahu bumbu masakan saya sudah tidak layak lagi digunakan karena tercampur telur busuk, akhirnya saya berusaha meraciknya kembali. Hmm, begitu pun dengan diri kita dan segala dosa kita. Dosa kita memang tak bisa kita kalkulasikan. Tapi, dosa kita bisa terhapus jika kita bertaubat dan berusaha untuk memperbaiki diri. Allah Maha Penyayang, Allah Maha Pengampun.
5. Satu hal lagi, apapun hal buruk yang menimpa (termasuk kejadian telur busuk yang terjadi pada saya tadi pagi) pastilah ada hikmah yang bisa kita ambil. So, pastikan bahwa kita bukan termasuk golongan manusia yang mudah berputus asa dari rahmat Allah. Yakin saja, Allah tak pernah menuliskan skenario buat hamba-Nya tanpa tujuan.

Demikian sedikit cerita saya hari ini. Semoga menginspirasi! ^^v

Menjelang Maghrib
Jakarta, 200511_17:57
Aisya Avicenna

Kebangkitan Jiwa

Friday, May 20, 2011 0 Comments
Titian waktu beranjak menjemput pagi
Bernyanyi rindu bersama deburan hati yang terisak
Kupungut bingkai-bingkai kata yang terlewat
Seraya mencari pekatnya noda untuk dibersihkan
Sungguh, kekhilafan ini terlalu banyak untuk dikalkulasikan
Kuresapi setiap hela nafas ini
Ternyata, aku kerap tak bersyukur pada-Mu, ya Ilahi Rabbi….
Kuraba raga ini...
Ternyata, aku jarang khusyuk menyembah di hadapan-Mu, ya Rabbi….
Kurasakan noda semakin pekat menemani kepingan hati yang berontak
Hati yang mendamba kesejukan...
Hati yang mengiba kelembutan...
Hati yang merindu sandaran...
Kubiarkan jiwa ini meronta di pekatnya malam
Aku memanjakannya dengan jamuan-Mu di sepertiga malam
Biarkan hidayah-Nya menyadarkan
Hamba pasrah, ya Ilahi Rabbi
Pasrah dengan semua ketentuan-Mu…
Hamba merintih di hadapan-Mu, ya Allah
Memohon ampunan dan cinta yang dirindukan para mujahid….
Hamba merindui-Mu, ya Ilahi Rabbi…
Merindukan pertemuan dengan-Mu dan Rasul-Mu tercinta…
Izinkan agar langkah kaki ini menjadi berkah buatku
Sebab telah banyak waktu yang terbuang di antara pusaran fatamorgana…
Aku menanti waktu ketika kemenangan abadi menjemputku
Aku merindu ketika jiwa ini menangis dan merintih karena mengingat-Mu…
Aku ingin bangkit kembali menjadi pribadi yang baru

Kontemplasi sepertiga malam
Hmm, selamat hari KEBANGKITAN NASIONAL!!!
Jakarta, 20 Mei 2011_04:21
Aisya Avicenna