Jejak Karya

Jejak Karya

Saturday, July 28, 2012

MELATI [8]: BERJUTA CERITA DI KOTA ISTIMEWA_ANTARA AKU dan TUNG DESEM WARINGIN ^_^

Saturday, July 28, 2012 0 Comments


Sabtu… SEMANGAT MEMBURU ILMU!
Hm, ada yang istimewa di Hari Sabtu yang belum sempat terdokumentasikan lewat catatan. Simak, yuks!

Sabtu, 14 April 2012
Bermula dari SMS Kang Saka (sahabat hebatku, businessman sukses dari Jogja) yang mengabarkan kalau tanggal 14-15 April bakal ada Tung Desem Waringin dengan invest sekian juta rupiah. Waktu itu langsung aku balesi, “Huaaa, belajar bisnis bareng TDW adalah impianku no. 79! Hm, tapi ngestokne wae, Kang! Ntar jangan lupa transfer ilmunya…”

Kang Saka pun mbales, “Tapi kalau via aku bisa dapat tiket murah…” (dia pun menyebut angka yang sangat fantastis. Aku pun langsung pesan satu tiket dan menuliskan di buku DNA agenda tanggal 14-15 April 2012: “Mewujudkan impian no. 79!” Bismillah…

Sabtu pagi tanggal 14 April 2012, berangkatlah aku dari Pink Pallace. Tiada yang mengantar ke Stasiun Balapan. Mbolang dhewe’an ki critane… Waktu sudah menunjukkan pukul 07.00, hm dah nunggu angkun 03 setengah jam kok belum datang-datang yak? Selang beberapa saat kemudian, yang ditunggu akhirnya datang juga. Penuh harap-harap cemas, semoga masih bisa naik Madiun Jaya jam 07.30.

Tiba di Balapan sekitar jam 07.25! Dan ternyata tiket Madiun Jaya sudah habis.  Ada peraturan baru kalau tiket ManJa harus dibeli setengah/ satu jam sebelumnya. Yaaa, kecewa! Itu pasti. Karena rencana awal bisa berangkat pagi, gagal deh… heuheuheu… (*penginnabokinZen!)

Jadwal prameks selanjutnya jam 09.15.
Memanfaatkan waktu menunggu dengan membaca buku pluz hafalan hadits. Karena hari Senin ada muroja’ah. Alhamdulillah, selalu banyak hal tak terduga yang terkadang di luar rencana kita (tetap bersyukur pokoknya!). Tapi yakin aja, skenario dari-Nya pasti jauh lebih luar biasa…

Tak lupa SMS Kang Saka, konfirmasi keberangkatanku dari Solo. Kejutan pertama, aku nggak perlu kebingungan cari rute menuju lokasi acara (Rich Hotel). Karena Kang Saka bilang, nanti akan ada temennya yang mau njemput aku di Stasiun Tugu. Asyiiik… dahsyatnya punya link banyak tuh!

Jam 09.30 berangkatlah aku menuju Kota Jogja. Uhuy, bersenandung dalam hati lagunya Bang Katon.
“Pulang ke kotamu… ada setangkup haru dalam rindu…”
Ckikik… Sesampai di Tugu, aku nunggu sekitar 15 menit kemudian dapat SMS dari sahabatnya Kang Saka. Aku pun nyamperin dia, kenalan, dan kita pun menuju lokasi acara. Hm, pasti dah dimulai deh! Tapi tak apalah…

Sampailah di Rich Hotel. Ketemu Kang Saka, dikasih tiket, dan kita masuk bareng-bareng. Wow! “FINANCIAL REVOLUTION” with Tung Desem Waringin. Asyiiik… super antusias mengikuti acara. Pesertanya mbludak euy…

***
Saat sesi istirahat, kita cari masjid. Weleh, jalan kaki cukup jauh (ealah, ternyata ada jalan pintas tapi kita belum tahu!). Lalu makan siang, dan ada adegan tak disangka-sangka. Aku bertemu dengan seseorang yang sudah sangat aku kenal. Bozded! Hihi. Dasar tu orang, nggak nyangka bisa ketemu di Jogja. Hehe, “Aku jauh-jauh ke Jogja untuk menimba ilmu, Boz!” (nyengir.com)

Seminar pun berlangsung sangat seru. JOSS!Banyak catatan di buku DREAMON-ku.

“Apapun profesi Anda, Anda harus belajar dan BISA BISNIS!”
“Me-ROMUSHA-kan uang: uang bekerja untuk kita bukan kita yang bekerja untuk uang…”
“Prinsip Ternak Uang: menunda kesenangan, asset alokasi, dan alokasi kesenangan…”
[TDW]

***
Ada sebuah kejadian yang nggak bakalan aku lupain. Saat menjelang Maghrib, aku dan Siti (sahabat Kang Saka) baru nyadar kalau Siti tuh lupa bawain aku helm. Alhasil, kita berdua sempat bingung juga, gimana nanti pulangnya?

Saat kita berdua duduk di masjid (beberapa meter dari hotel), kita rapat cari solusi terbaik. Kang Saka pun ikutan nimbrung. Dia usul kita nekat aja, karena jalanan menuju lokasi kostan Siti “kemungkinan” sepi, kata dia. Halah, solusi nggak solutif tuh… (jitak!). Aku nggak mau nglanggar namaku sendiri, ah! Mikir mikir mikir… Akhirnya, Aha! Aku dapat ide.

Setelah kelar sholat Maghrib, Kang Saka kita tinggal. Haha. Aku dan Siti balik lagi ke parkiran hotel. Langkah kita sangat mantap menuju pos satpam. Ada dua orang bapak “security” di pos itu. Terjadilah percakapan yang sangat ngawu-awu. Xixi… endingnya, ada helm yang nangkring dengan sangat elegan di kepalaku meski aku harus merelakan KTP-ku “digadaikan” semalam. Haha. Transaksi yang luar biasa, bukan?

Aku dan Siti lewat masjid lagi, Kang Saka kayaknya masih di dalam. Akupun SMS dia: “Cenung dah pake helm lhoooh…haha.”
Kang Saka mbales, “Kok bisa???”
***

Acara TDW hari itu berakhir sampai tengah malam, tapi aku dan Siti ngabur duluan. Masih ada sehari lagi bersama TDW di hari Ahad. Kita berdua menikmati malam yang sangat romantis di Istana Pelangi, Monjali. SMS-an dengan TOBI-pun berlangsung sangat seru. Merekomendasikan tempat ini untuk kita kunjungi lagi suatu hari nanti. Uhuy, romantis banget euy… sekitar jam 20.00-an, aku dan Siti pun melanjutkan membelah malam Kota Jogja, berakhir makan nasi goreng udang di daerah kampus UII. Asyiiik…

***
Dari kompasiana.com
Siapa yang tidak ingin sukses dalam hidupnya? Pastinya semua orang ingin sukses. Para pembaca, orang yang satu ini ternyata telah membawa perubahan dalam hidup banyak orang. Dia telah berpengaruh besar dalam hidup banyak orang. Siapakah dia? Dia adalah Tung Desem Waringin, pria yang telah menyandang gelar sebagai Pelatih Sukses No. 1 di Indonesia. Pernyataan ini bukan karena ia membuatnya sendiri, tetapi ini telah dibuktikan di dalam tulisan Majalah Marketing dan telah menjadi salah satu tokoh The Most Powerful People & Ideas in Business 2005, hal ini pun dinyatakan oleh Majalah SWA. Sebagai pembicara, Tung Desem Waringin ternyata telah berbicara lebih dari 100.000 orang di Dunia.
Berikut jenjang karir Tung Desem Waringin sebelum menjadi pelatih sukses. Ternyata Beliau Pernah berkarir di BCA dan mempunyai prestasi sebagai berikut:
  1. Hasil Audit terbaik di Indonesia.
  2. Pertumbuhan Kartu ATM terbesar di Indonesia.
  3. Pertumbuhan Kartu Kredit terbesar di Indonesia.
  4. Pemulihan kembali pertama BCA pada saat di Rush tahun 1998.
  5. Tingkat mati mesin ATM terendah di Indonesia.
Kegiatan Tung Desem Waringin saat ini:
  1. Kini setiap hari Rabu jam 17.00, Beliau menjadi pengasuh dari acara radio “SmartWealth” yang disiarkan di radio smart FM.
  2. Menjadi kolumnis rubrik “Road To Be Wealthy” di Majalah Warta Bisnis.
  3. Membantu merubah orang menjadi percaya diri, menyembuhkan orang trauma, phobia, bulimia, menghentikan kebiasaan merokok, membantu orang gemuk menjadi langsing, membuat breakthrough sukses mulai dari anak petani sampai anak mantan Presiden Indonesia, dari lulusan SD sampai lulusan Doktor, juga Top Eksekutif dan Selebritis.
  4. Meningkatkan Bisnis Internet marketing melalui Google AdWords dan SEO (Search Engine Optimization).
  5. Membawakan berbagai seminar motivasi dan revolusi.
Prestasi Tung Desem Waringin sampai saat ini:
  1. Menjadi Konsultan perusahaan dan beliau berhasil meningkatkan pendapatan dari sebuah Media Iklan Gratis di Jakarta sebesar 16 kali lipat dalam waktu 1 bulan. Meningkatkan 100% penjualan di “MANET” Toko Busana Muslim di Tanah Abang.
  2. Meningkatkan 100% Aset Bank Lestari di Jl. Teuku Umar 121 Denpasar Bali & 2.000% kredit sepeda motornya di Bali.
  3. Meningkatkan penjualan rata2 sebesar 40% dari total 9.800 Sales dari Columbia Elektronik dan Furniture, hanya dalam sebulan setelah training dilakukan.
  4. Sales shampoo Selsun naik 200%.
  5. Membuat Perusahaan Properti Coldwell Banker Sigit Tangerang Menjadi Top Office selama 3 Bulan berturut - turut.
  6. Penjualan di Millenium Handphone & Accessories naik 500%.
  7. Meningkatkan penjualan Gapura Prima Group (The Bellezza, Bellagio) 400% hanya dalam waktu 1 bulan setelah training dilakukan.
  8. Terpilih menjadi “10 Eksekutif 2003 versi Lions Club Surabaya Patria dan Jawa Pos Group.
  9. Terpilih oleh Museum Rekor Indonesia ( MURI) sebagai Penulis Buku Inspirasional Pertama Financial Revolution di Indonesia yang penjualannya melebihi 10.511 exemplar pada hari pertama peredarannya.
  10. Pembicara Terbaik di Indonesia, Motivator Terheboh & Pelatih Sukses No.1 di Indonesia Versi Majalah Marketing.
  11. Terpilih Sebagai The Most Powerful People In Business 2005 Versi Majalah SWA.
  12. Beliau ditempatkan di peringkat tertinggi di Majalah Pilar Bisnis edisi November 2002 sebagai pelatih yang mampu merubah CEO atau Top Eksekutif menjadi Lebih Hebat lagi.
Belajar dari orang-orang SUKSES negeri ini… Semoga menginspirasi!
***
Eh, ada tulisan Inta (adiknya Kang Saka) di buku Dreamon-ku.
“Together everyone achieves more.”
“Sekarang saatnya membuka lembaran baru sebagai seorang entrepreneur. Selamat datang di dunia penuh kebebasan! Bebas menentukan waktu, langkah, dan penghasilan Anda. Jarak antara Anda dengan dunia pengusaha hanyalah satu langkah, yaitu ACTION!”
(Inta tak suruh nulis kata-kata yang ada di buku “The Power of Kepepet”. Dan dia milih nulis bagian itu. Keren, ya? ^_^)

Semangat mengikuti jejak bisnis Bunda Khadijah!
KAYA HATI, KAYA ILMU, KAYA AMAL, KAYA HARTA!!!

[Keisya Avicenna, lembar ke-8 Ramadhan…nulis cepat sambil mengenang kisah awesome ituh…]


Friday, July 27, 2012

MELATI [7]: TEPAT dan TERBAIK

Friday, July 27, 2012 0 Comments

TEPAT dan TERBAIK [1]
(Juni, 2010)

Waktu yang selalu TEPAT melaju…
Mengajak diri lakukan aktivitas TERBAIK

Kudengar sendiri hela nafas TEPAT satu-satu
Dalam deguban TERBAIK kerja si jantung

Jiwa yang terbalut rapuh, TEPAT di dasar hati
Mencoba mengerti apa artinya cinta TERBAIK

Aku kutip semua serpihan-serpihan rindu dengan TEPAT
Berserakan di singgasana TERBAIK para perindu

Mimpi indah TEPAT beriringan terus semalam
Melewati hari-hari dan malam-malam hanya dengan harapan TERBAIK

Jiwaku melanglang buana menari-nari, TEPAT seirama simfoni alam
Membumbung tinggi, menembus sunyi, bermuara pada dekapan TERBAIK sang malam

Ketika menebar senyum dan matanya tertuju TEPAT di hati
Sebuah bayangan kerinduan: kau yang nun entah dimana, di tempat TERBAIK pastinya…

Saat bayangan itu TEPAT terpantul di cermin kehidupan
Saat itulah suatu masa TERBAIK yang tlah Dia siapkan…

Teriring cahaya TEPAT benderang, tampak sebuah sinaran nan suci
Menuju kembara TERBAIK kerinduan hakiki

Tujuan yang TEPAT, indah tanpa tepi
Labuhkan diri di detik akhir perjalanan TERBAIK ini….

Desahkan nafas kerinduan, TEPAT hentikan jeritan jiwa
Di puncak TERBAIK, berteman keheningan

Isyarat itu TEPAT terbaca sebagai petunjuk arah
Menghentikan laju ini pada dermaga TERBAIK, saat pemberhentian tiba

Berenang dengan TEPAT separuh nafas, dalam samudera rindu yang berpeluh
Ungkapkan rasa, menitipkannya bersama hujan dalam tetesan TERBAIK

Saat kepak sayapku TEPAT lengkap, sempurna….
Cinta-Nya lah yang menjadi penawar TERBAIK sayap yang dulunya terluka

Suara lembut itu TEPAT menggema di lorong hatiku…
Menerjemahkan dengan TERBAIK rindu yang mulai terkikis oleh waktu…

Saat sang waktu tertatih berjalan, rinduku menyelinap TEPAT di palung hati
Tangan ini pun menggenggam erat pena dan menulis surat cinta TERBAIK untuknya…

Mata, hati dan jiwa meniti baris demi baris kata merangkainya dengan TEPAT
Berteman kesunyian TERBAIK yang tak pernah ia kenal sebelumnya…

Bagi jiwa yang selalu TEPAT merindu, membuka selaksa kenangan yang pernah tercipta dahulu…
Terdengar alunan simfoni TERBAIK laksana nyanyian surga

Saat cinta-Nya TEPAT ‘berbicara’…
Dalam rukuk dan sujud tanda pengabdian TERBAIK sang hamba…

***

TEPAT dan TERBAIK [2]

Lanskap kehidupan terhampar TEPAT di palung hati
Saat cinta TERBAIK kita bermula tumbuh…

Biarkan rindu kita TEPAT luluh bersama malam
Lalu membakar sukma TERBAIK sampai fajar menjelang

Ketika cakrawala TEPAT terbentang…
Menghadirkan jarak dari dua tempat TERBAIK yang berbeda

Masih tersimpan rahasia hati TEPAT rapat-rapat
Di mana ada lelah dan ketegaran TERBAIK yang menjaganya

Menyuguhkan dengan TEPAT rasa pilu yang tak terungkapkan
Di mana ada kenangan TERBAIK tentang hari-hari kita yang lalu

Senja pun turun perlahan TEPAT di ufuk barat sana
Menghayati setiap goresan TERBAIK dalam pesona merah saga yang ditinggalkannya…

Sebuah nama masih terperangkap TEPAT di rangka langit
Pada semesta, asa TERBAIK itu masih tergelar dalam do’a berbait-bait

Selarik pelangi terbentang TEPAT di batas cakrawala
Saat penantian TERBAIK-ku pun kian ranum oleh derap sang kala

Aku tuliskan kembali sajak-sajak terindah, TEPAT pada larik bianglala…
Mengemasnya dalam bingkisan TERBAIK berlabelkan cinta

Aku titipkan rinduku TEPAT pada embun pagi di rerumputan…
Membungkusnya dalam kado TERBAIK berlabelkan kasih sayang

Pusaran waktu membuatku terhempas, TEPAT dalam sunyi
Bersama lirih zikir TERBAIK yang selalu kulantunkan…

Saat rindu dengan TEPAT melenyapkan jarak…
Meniti ulang segala jejak TERBAIK yang dulu pernah kita genggam

Menyibak kabut keraguan yang menjalar TEPAT di relung hati
Saat cahaya TERBAIK sang dewi malam melumuri langit yang berselimutkan sepi

Pancaran nuansa bening TEPAT terlukis di dasar jiwa
Pada masa TERBAIK saat kita mengucapkan rerangkai kata untuk sebuah janji suci nan setia

Kelak… saat mataku TEPAT memaku mata teduhmu
Satu yang kupinta, kenanglah segala kisah TERBAIK tentang kita selamanya…

Setelah luka kehampaan itu TEPAT hilang dan pudar jejaknya…
Bersama itu pula kita merajut impian TERBAIK yang takkan lekang karena usia

Biduk yang kau kayuh akan merapat TEPAT di dermaga hatiku
Sampai akhirnya, terjadilah pertemuan TERBAIK pertama di temaram senja

Kubingkai binar indah lakumu TEPAT seperti kerlipan gemintang
Berpendar di seantero angkasa hatiku dengan formasi TERBAIK-nya

Biarkan degup jantung kita TEPAT berpadu karena-Nya…
Sebagai tanda tambatan TERBAIK, akhir dari segala pengembaraan atas nama cinta…

[Keisya Avicenna, lembar ketujuh Ramadhan]

NB: Akhirnya, setelah setengah jam belajar nulis puisi super kilat… (*request seorang sahabat untuk melanjutkan TEPAT dan TERBAIK session 2). Pokoknya, ini hasil latihan nulis ala Keisya Avicenna, dilarang protes! Xixixi :)








MELATI [6]: “MANUSIA CAHAYA”

Friday, July 27, 2012 0 Comments


by Norma Keisya Avicenna on Thursday, July 26, 2012 at 5:13pm ·
Waktu berkurang dengan pola keteraturan yang sempurna, dan hidup terus berubah mengikuti arah takdir dari Sang Pencipta. Bulan Juli akan segera berlalu dan bulan baru akan datang dengan harapan yang semakin tinggi.

Aku berpikir dan menyusun kembali rencana-rencana jangka pendek. Tak mungkin aku tidak bersyukur karena dalam banyak keterbatasan, Allah Swt memberiku banyak anugerah yang tak terkira. Salah satu yang paling kusyukuri, pada tahun 2011 lalu aku sudah menyelesaikan pendidikan S1-ku di Solo. Alhamdulillah, Sarjana Science sudah mengikuti nama belakangku. Yasmin Nur Aini, S.Si.

“Ingatkan engkau kepada embun pagi bersahaja yang menemanimu sebelum cahaya…” penggalan lagu Letto sebagai nada dering dari handphoneku membuyarkan konsentrasiku.

Kututup buku harian dan kuambil handphoneku.
”Siapa sih pagi-pagi telepon?” gerutuku melihat nomor tak dikenal.
“Hallo. Assalaamu’alaykum…”
“Wa’alaykumussalam. Yasmin, Apa kabar?” suara seseorang di seberang.
Suara perempuan.
“Alhamdulillah, baik. Hey, maaf, siapa ya?” jawabku kurang ramah.
“Waduh, Yasmin. Kamu tidak berubah, ya? Galak! Ini Asty, ingat tidak?” perempuan di seberang akhirnya mengaku.
Betapa terperanjatnya aku.
“O, Asty. Wow, surprise di pagi hari nih! Apa kabar? Kamu kemana aja? Dah lama kita lost contact, aku bingung mau tanya siapa lagi,” berondongku tak sabar.

Asty tertawa terkikik.
“Syukur deh kalau kamu terkejut. Aku tidak sengaja menemukan nomormu di buku harianku, ternyata kamu masih setia dengan nomor ini. Alhamdulillah, kabarku baik. Aku terdampar di Pulau Borneo, ikut suami,” jawabnya.
Aku yang sudah kaget lebih kaget lagi.
“Apa? Suami? Kamu sudah nikah? Jangan-jangan aku juga sudah punya keponakan? Tega banget sih kamu tidak memberi kabar?“

Alisku sedikit terangkat. Aku semakin surprise setelah mengetahui banyak hal yang sudah jauh berbeda pada kehidupan sahabat terbaikku selama 3 tahun di SMA. Setidaknya kami memiliki kedekatan luar biasa, tak hanya bersahabat, kami juga memiliki tanggal lahir yang sama.

“Iya, tetapi kamu tidak usah terlalu heboh gitu. Ceritanya panjang, Yasmin. Kapan kita bisa ketemu? Aku sekarang lagi di Jakarta. Kata temen, kamu sekarang juga kerja di Jakarta, ya?”
Ucapan Asty membuatku semakin heboh, “Ah, yang benar? Kamu lagi di Jakarta? Oke-oke. Kita harus ketemu. Nanti SMS-an saja, ya!”

Luar biasa, akhirnya setelah hampir 5 tahun tidak bertemu, kerinduan ini akan terobati. Banyak kejutan untukku dari-Mu. Terima kasih, ya Rabb.

Aku segera beranjak dari tempatku duduk kemudian bersiap berangkat kerja. Ada semangat yang membuncah di dalam hati, semangat yang berbeda dari hari-hari sebelumnya.

***
Siang ini banyak naskah yang harus kuseleksi karena tiga hari lagi rapat redaksi. Pekerjaan menjadi editor di majalah yang menghadirkan informasi, hasil riset, segala hal yang berkaitan tentang flora dan fauna ini memang membutuhkan tenaga ekstra, tetapi aku sangat menikmatinya. Meski sedikit melenceng dari basic keilmuanku waktu kuliah namun aku tetap bisa mengeksplorasi ilmu science-ku dalam kemasan yang berbeda. Tidak melulu berkutat di laboratorium, aku juga merambah dunia jurnalistik.

Saat jam istirahat, handphoneku bergetar.
“Sore ini bs ktmu d Halte Busway Harmoni?” SMS itu datang dari Asty.
Segera aku membalas, “Insya Allah. Hr ini ak slesai ngantor jam 16.30. Paling cpt smp Harmoni stngah jam. Ydh, nnti ketemuan d sana.”
Aku semakin semangat untuk segera menyelesaikan target pekerjaanku hari ini.
***

18.30 WIB di kontrakan Yasmin
Aku dan Asty melanjutkan kembali episode mengobati kerinduan di antara kami. Lima tahun bukan waktu yang singkat, betapa heboh pertemuan kami.

Dan pembicaraan berubah serius, “Yasmin, sebenarnya tujuanku ke Jakarta untuk berobat, lebih tepatnya melakukan pelepasan.”

Asty menatapku dengan roman muka berkerut. Ada gurat kesedihan di wajahnya.
Aku kaget sekali, “Hah, kamu kenapa? Pelepasan? Apa maksudmu?” alisku mencuat.
Wajah Asty berubah sendu, seolah tengah dilanda kegalauan yang maha hebat. Aku tenggelam dalam putaran arus kehidupan yang dilanda sahabatku itu.

“Perjalanan hidupku adalah lakon yang sulit ditebak, pernah menjadi sahabatmu, lalu pergi ke Jakarta mengikuti ayahku, di kota ini aku hamil yang tak kuketahui siapa ayah dari bayiku.”

“Aku pernah menjadi pelacur, melayani jumlah yang tak terhitung. Aku ditolong seorang lelaki yang mengentasku dari lembah hitam. Ia membawaku merintis hidup baru di Kalimantan. Sekarang, rahimku digerogoti kanker dan harus berobat di Jakarta.”

Lidahku kelu, tak menyangka dengan apa yang terjadi pada Asty.

***
 “Ingatkan engkau kepada embun pagi bersahaja yang menemanimu sebelum cahaya…” nada deringku memanggil di saat aku tenggelam dalam mimpi.

Dari nomor tak dikenal.
“Hallo, Assalaamu’alaykum,” jawabku.
“Wa’alaykumussalam. Mohon maaf, saya harus menyampaikan kabar penting, Yasmin. Asty meninggal dunia,” jawab suara seorang laki-laki di seberang, aku mengenalinya sebagai suami Asty.
Aku terbelalak, kantukku langsung hilang.
“Innalillahi wa inna ilaihi roji’un, kemarin kami masih SMS-an dan Asty baik-baik saja. Mas Andre sekarang di mana?”
“Di Rumah Sakit Harapan,” kata laki-laki itu.
“Saya segera ke sana.”
Di rumah sakit kudapati Asty sudah tidak bernapas, amat konyol ketika aku mengguncang tangannya berusaha membangunkannya.

***

Mataku masih sembab meski telah tiga jam yang lalu aku mengantarkannya ke tempat peristirahatan yang terakhir.
“Yasmin, sebelum meninggal Asty menitipkan amplop ini kepadaku,” kata Mas Andre, sedikit mengagetkanku.
Dengan bergegas kubuka amplop itu, dan segera kukenali jenis tulisannya. Tulisan Asty.
Selamat ulang tahun, Yasmin!
“Kebahagiaan adalah saat kita mau memberi dan menjadi MANUSIA CAHAYA:
bermanfaat bagi orang lain.”
-Asty-

Tak terasa meneteslah air mataku saat menatap foto yang aku temukan di dalam amplop itu. Foto terakhir saat kita berdua. Aku berkata kepada foto itu seolah aku sedang berhadapan dengannya, ”Ginjalmu masih berfungsi dengan baik di dalam tubuhku, Ast. Terima kasih atas pengorbananmu kepadaku tujuh tahun yang lalu…Selamat ulang tahun, Asty!”

[Keisya Avicenna, lembar keenam Ramadhan. Sebuah cerpen lama yang detik ini membuatku merindukan “Asty”]

Wednesday, July 25, 2012

MELATI [5]: “DREAM BOARD”

Wednesday, July 25, 2012 0 Comments
PLANING CEMERLANG UNTUK MASA DEPAN GEMILANG
Penyempurnaan adalah tahap akhir yang akan menentukan berkualitas tidak amal ibadah yang kita lakukan. Kita akan mendapatkan yang 'terbaik', jika melakukan yang terbaik pula. GIVE THE BEST = GET THE BEST!!! Dengan merencanakan apa yang akan kita lakukan hari ini,Insya Allah kita akan berjalan di hari ini dengan baik. Sehingga waktu yang terlewati akan bermanfaat sebagai amal ibadah kita hari ini.

Izinkan saya untuk bertanya…
  • Apa tujuan hidupmu?
  • Ketika dewasa nanti, kamu ingin menjadi seperti apa?
  • Bagaimana kamu ingin membangun rumah tangga nantinya?
  • Apa rencana kamu setelah lulus kuliah?
  • dst…

Sudahkah semua pertanyaan-pertanyaan tersebut terjawab jelas dalam benak kita? Apakah jika seseorang menanyakan hal tersebut maka kita dapat menjawabnya dengan tegas atau malah justru dengan kebingungan mengatakan “hmm…. ngapain ya???”

Kalau kita sudah dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan lugas, itu berarti kita sudah memiliki gambaran akan hidupkita  di masa depan nanti. Dan itu bagus! Gambaran-gambaran tersebut akan terus membayangi pikiran kita sehingga setiap langkah gerak kita nantinya akan terarahkan pada tujuan yang ingin kita capai.

Namun bagaimana kalau kita masih bingung saat disodorkan pertanyaan tersebut? Itu berarti kita belum punya visi. Kita belum punya harapan-harapan spesifik dalam diri kita. Ingin seperti apa kita nantinya? Jika hal ini dibiarkan terus, maka hidup kita akan mengalir begitu saja tanpa arah. Kita tidak akan benar-benar menemukan muara yang tepat yang kita inginkan sebagai tempat bernaung kita.

Membuat rencana bisa jadi sudah menjadi kebiasaan banyak orang.  Banyaknya tugas-tugas baik karena kewajiban yang muncul dari diri sendiri maupun orang lain, membuat kita harus membuat prioritas mana yang mendesak, mana yang perlu, mana yang bisa ditunda, dan lain sebagainya.  Rencana sangat penting sehingga otak, tenaga dan waktu kita yang terbatas bisa mendukung tuntutan tugas-tugas yang ada.

Blue print baru, peta hidup yang harus direncanakan secara hati-hati, terukur dan berbatas waktu. Terukur karena kita tidak ingin hanya bermimpi, harus sesuatu yang bisa kita capai sesuai kekuatan dan kelemahan kita.  Berbatas waktu, karena kita ingin melihat apakah kita bisa mencapainya atau tidak.  Jika toh tidak tercapai, dengan batas waktu yang ada kita bisa segera merevisi peta hidup kita.  Tidak ada masalah.  Kita hanya berusaha, Allah penentu semuanya.

Bagi yang pernah membaca Ayat-Ayat Cinta karya Kang Abik, tentu pernah memperhatikan bahwa tokoh utama di buku tersebut yaitu Fahri dan juga Aisha, punya peta hidup mulai bulanan, tahunan sampai 10 tahun ke depan.  Target-target seperti kapan saatnya lulus Master, berkeluarga, mengambil program doktor, berapa banyak buku yang ditulis 10 tahun ke depan, menjadi guru besar dan lain sebagainya, semua tertulis pada peta hidup Fahri.  Nampaknya Fahri sudah punya peta hidup untuk menjadi penulis dan akademisi professional.  Dari cita-cita besar ini, akhirnya beliau jabarkan menjadi target-target dalam bulanan, tahunan sampai 10 tahun ke depan.

Mengapa perlu peta hidup? Bukankah capek sekali membebani diri sendiri.  Kenapa tidak mengalir saja?  Kita ikutin argumentasi Fahri dalam Ayat-Ayat Cinta berikut :

“Maaf, setiap orang berbeda dalam memandang hidup ini dan berbeda caranya dalam menempuh hidup ini. Peta masa depan itu saya buat terus terang saja berangkat dari semangat spiritual ayat suci Al-Qur’an yang saya yakini. Dalam surat Ar Ra’ad ayat sebelas Allah berfirman, Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah nasibnya. Jadi nasib saya, masa depan saya, mau jadi apa saya, sayalah yang menentukan. Sukses dan gagalnya saya, sayalah yang menciptakan. Saya sendirilah yang mengaristeki apa yang akan saya raih dalam hidup ini.”

Belum selesai aku bicara Maria menyela, “Kalau begitu di mana takdir Tuhan?”

“Takdir Tuhan ada di ujung usaha manusia. Tuhan Mahaadil, Dia akan memberikan sesuatu kepada umat-Nya sesuai dengan kadar usaha dan ikhtiarnya. Dan agar saya tidak tersesat atau melangkah tidak tentu arah dalam berikhtiar dan berusaha maka saya membuat peta masa depan saya. Saya suka dengan kata-kata bertenaga Thomas Carlyle: ‘Seseorang dengan tujuan yang jelas akan membuat kemajuan walaupun melewati jalan yang sulit. Seseorang yang tanpa tujuan, tidak akan membuat kemajuan walaupun ia berada di jalan yang mulus!’ Peta hidup ini saya buat untuk mempertegas arah tujuan hidupku sepuluh tahun ke depan. Ini bagian dari usaha dan ikhtiar dan setelah itu semuanya saya serahkan sepenuhnya kepada Tuhan.”  (dari novel Ayat-Ayat Cinta)

Masa depan, sebuah kehidupan yang masih di awang-awang dan gaib, memang acapkali menguras energi. Keresahan, kebimbangan, ketakutan kerap mengiringi dan membayang-bayangi langkah. Resah akan masa depan yang tak jelas, bimbang akan tantangan hidup yang makin berat di masa mendatang dan takut kegagalan mempersiapkan diri hari esok. Ini kenyataan hampir semua manusia pernah diresahkan oleh bayangan masa depannya. Galau!

 Tak dapat dipungkiri ,setiap orang tentu menginginkan masa depan yang cerah dan gemilang. Namun ironisnya,banyak orang menjadikan semua itu sebagai tujuan akhir dan melupakan kebahagiaan yang lebih hakiki. Akibatnya segala macam cara dihalalkan  demi tercapainya tujuan itu.tanpa memikirkan akibatnya.

Nah pertanyaannya, mau menjadi apakah saya, kita semua 10 tahun ke depan?  Bukankah akan lebih menyenangkan jika kita membentuk diri kita sendiri secara sadar, memegang kendali tujuan hidup kita, dibandingkan karena terpaksa atau bahkan dibentuk orang lain?  Wallahu'alam.  Semuanya adalah pilihan.  Karena tidak memilih pun adalah pilihan.

Dan ini adalah gambaran peta hidup saya dalam kurun 2011-2015. Saya membuatnya selama 2 hari dari hasil perenungan mendalam yang sangat panjang…Selesai tepat tanggal 1 Januari 2011.

2011 :
 MEMBANGUN ISTANA HARAPAN DALAM UNTAIAN KISAH PENUH MAKNA

2012 :
FIGHTING SPIRIT = WUJUDKAN CITA MULIA DAN KELUARGA ROBBANI TUK MERAIH RIDHO-NYA
[MISI : A.M.A.N.A.H]

2013 :
 CAHAYA-NYA BERKILAU DI SETIAP EPISODE = PENDAR INDAH KELUARGA QUR'ANI

2014 :
PRIBADI KONSTRUKTIF SEBAGAI ARSITEK PERADABAN BERBEKAL INTELEKTUALITAS, PROFESIONALITAS dan KREDIBILITAS [IPK]

2015 :
MENCETAK SEJARAH DENGAN GORESAN TINTA EMAS PERJUANGAN

Ada impian di tahun 2011 yang belum terealisasi. Tak apa! Toh, sebaik-baik rencana kita masih jauh lebih baik rencana Allah Swt untuk kita. Guru spiritual saya pernah membesarkan hati, Bisa jadi Allah Swt  masih menyimpan yang terbaik untukmu, untuk kesabaranmu, untuk ke’shalihah’anmu, untuk kebaikan-kebaikan yang kamu lakukan. Sebab Dia terlalu sayang padamu  dan  takkan membiarkanmu bertemu dengan pilihan yang salah.”
(Jadi, mohon kiriman doa-doa terbaiknya dan mari saling mendoakan… ^_^)

Kita memang tidak dapat memastikan masa depan, namun bukan berarti kita tidak boleh merencanakan. Setidaknya saya merasakan hidup saya jauh lebih hidup ketika tiap membuka mata dan menatap “DREAM BOARD” saya itu. Ya, ada yang harus lebih sungguh-sungguh saya PERJUANGKAN! MAN JADDA WAJADA...

Akhirnya, KESABARAN dan KESYUKURAN menjadi syarat utama yang akan melengkapi jiwa yang TANGGUH dengan spirit “TEPAT dan TERBAIK” untuk memperoleh hasil akhir yang “SUKSES dan BAHAGIA”.

[Keisya Avicenna, lembar kelima Ramadhan]