Jejak Karya

Jejak Karya

Sunday, January 10, 2016

"Mainkan Saja Peranmu, Tugasmu Hanya TAAT kan?!" (Salim A.Fillah)

Sunday, January 10, 2016 1 Comments

Ketika ijazah S1 sudah di tangan, teman temanmu yang lainsudah berpenghasilan,sedangkan kamu, dari pagi hingga malam sibuk membentuk karakter bagi makhluk yang akan menjadi jalan surga bagi masa depan.Mainkan saja peranmu, dan tak ada yang tak berguna dari pendidikan yang kau raih, dan bahwa rezeki Allah bukan hanya tentang penghasilan kan? Memiliki anak-anak penuh cinta pun adalah rezeki-Nya.Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?
Ketika pasangan lain mengasuh bersama dalam cinta untukbuah hati, sedang kau terpisah jarak karena suatu sebab.Mainkan saja peranmu, suatu hari percayalah bahwa Allah akan membersamai kalian kembali.Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?
Ketika nyatanya kondisi memaksamu untuk bekerja, meninggalkan buah hati yang tiap pagi melepas pergimu dengan tangis.Mainkan saja peranmu, sambil memikirkan cara agar waktu bersamanya tetap berkualitas.Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?Ketika katamu lelah ini seakan tiada habisnya, menjadi punggung padahal rusuk.Mainkan saja peranmu, bukankah semata-mata mencari ridha Allah? Lelah yang Lillah, berujung maghfirah.Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?
Ketika belahan jiwa nyatanya bukan seperti imajinasimu dulu, mainkan saja peranmu, bukankah Allah yang lebih tahu mana yang terbaik untukmu? Tetaplah berjalan bersama ridha-Nya dan ridhanya, untuk bahagia buah cinta.Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?
Ketika timbul iri pada mereka yang dalam hitungan dekat setelah pernikahannya langsung Allah beri anugerah kehamilan, sedangkan kau kini masih menanti titipan tersebut.Mainkan saja peranmu dengan sebaik sebaiknya sambil tetap merayu Allah dalam sepertiga malam, menengadah mesra bersamanya.Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?Ketika hari-hari masih sama dalam angka menanti, menanti suatu bahagia yang katamu bukan hanya untuk satu hari dan satu hati.Mainkan saja peranmu sambil perbaiki diri semata-mata murni karena ketaatan pada-Nya hingga laksana Adam yang menanti Hawa di sisi.Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?
Ketika ribuan pasangan pengantin mengharapkan amanah Ilahi, membesarkan anak kebanggaan hati, dan kau kini membesarkan, mengasuh dan mendidik anak yang meski bukan dari rahimmu.Mainkan saja peranmu, sebagai ibu untuk anak dari rahim saudarimu.Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?Ya, taat.
Bagai Nabiyullah Ibrahim, melaksanakan peran dariAllah untuk membawa istri dan anaknya ke padang yang kering. Kemudian, rencana Allah luar biasa, menjadikannya kisah penuh hikmah takdir manusia.Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?Ya, taat.
Bagai Nabiyullah Ayub yang nestapa adalah bagiandari hidupnya, dan kau dapati ia tetap mempesona, menjadikannya kisah sabar yang tanpa batas berujung surga.Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?Ya, taat.
Bagai Nabiyullah lainnya. Berkacalah pada mereka, dan jejaki kisah ketaatannya, maka taat adalah cinta.Mainkan saja peranmu, tugasmu hanya taat kan?Taat yang dalam suka maupun tidak suka.Taat yang bukan tanpa keluh, namun mengupayakan agar keluh menguap bersama doa-doa yang mengangkasah menjadikan kekuatan untuk tetap taat.Mainkan saja peranmu, dalam taat kepada-Nya, dan karena-Nya.

Monday, March 16, 2015

“Melalui Anak-Anak, Saya Belajar…”

Monday, March 16, 2015 1 Comments

Have you seen, my Childhood?
I’m searching for the world that I come from
‘cause I’ve been looking around
In the lost and found of my heart …
No one understands me
(Michael Jackson)

Lagu yang dinyanyikan Michael Jackson (MJ) tersebut  menggambarkan betapa  pedihnya kehidupan  yang dirasakan penyanyi itu di masa kecilnya. Semua masalah yang dihadapi Michael Jackson ketika dewasa bermula dari ketidakbahagiaannya di masa kecil. Tidak hanya kekerasan fisik yang dirasakan karena tindakan ayahnya, tapi juga kekerasan verbal yang membuatnya trauma dan luka mental. Sang ayah menampar dan mencambuk saat MJ kecil latihan, juga saat akan naik ke panggung. Sang ayah juga kerap mengenakan topeng monster untuk memastikan MJ kecil tidak lupa menutup jendela kamarnya. Ayah MJ juga sering menghina dan mengancam anaknya sendiri. Julukan ‘big nose’ (hidung besar) dari ayahnya membuat MJ –ketika dewasa- sering mengubah penampilan dengan operasi plastik hingga berkali-kali. Sejak usia lima tahun, waktu MJ habis untuk berlatih dan tampil di berbagi pertunjukan. Ah, sangat menyedihkan ...
[*]

Fatiyya Azfa Nafisa. Nama yang sangat indah pemberian orangtuanya. Nama yang memiliki arti seorang wanita yang berjiwa muda, tangkas, cantik dan indah akhlaqnya.  Nama panggilannya Azfa. Anaknya moody, cerdas, suka baca, suka IPA, dan hobi nulis. Azfa baru duduk di kelas 5 SD. Azfa adalah keponakan saya. Setelah menikah, saya harus menyandang status sebagai ‘Tante’ dengan 22 ponakan. Wow! Rameee, jelas! Heboooh, selalu! Tapi saya sangat bersyukur karenanya.

“Tante, aku sedih. Aku nggak lolos lomba nulis …”
“Tante, kok aku kalah terus, sih? Aku jadi malas nulis lagi!”
“Tante, aku cuma dapat juara 2. Seharusnya aku bisa juara 1 lomba nulis cerpen di sekolah… Aku juga gagal jadi juara olimpiade. Hiks …”
“Tanteee, aku sebel sama temenku di kelas! Dia bikin gosip aneh-aneh tentang aku …”

Beberapa keluhan itu pernah Azfa sampaikan ke saya dengan muka memelas, penuh emosi, bahkan pernah sambil nangis. Azfa sering belajar nulis dan persiapan olimpiade IPA di rumah saya. Ya, kita cukup dekat. Ketika sifat moody-nya kambuh (mood jelek), sosok yang biasanya ceria dan terlihat cukup dewasa dibandingkan anak seusianya itu bisa sedih berlarut-larut. Terutama saat ia harus mengalami kejadian yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Apakah saya akan mengucapkan kalimat ini?
“Kamu sih Kak, belajarnya nggak sungguh-sungguh!” (*mata melotot)
“Latihan  nulisnya kurang serius tuh!” (*mimik menghakimi dan menyalahkan)
Dan beragam kalimat lain yang justru tanpa disadari membangun mental negatif dalam pribadi si anak. Kita seolah menjadi hakim atas kejadian yang menimpanya. Atau saya akan mengucapkan kalimat ini …

“Kak, dalam sebuah kompetisi itu ada yang menang dan ada yang kalah. Kalau kamu siap menang, kamu juga harus siap untuk kalah. Kekalahan jangan membuatmu terlalu sedih. Jadikan itu sebagai pelajaran. Berarti Kakak harus belajar lebih sungguh-sungguh lagi, harus berlatih lebih giat lagi. Kakak pasti bisa! Ingat Kak, kegagalan itu keberhasilan yang tertunda. Mungkin Kakak juga kurang berdoa atau masih malas-malasan beribadah. Hayooo … Hmm, Allah tuh sayang banget sama anak-anak shalihah yang selalu optimis dan nggak mudah nyerah! Kakak mau kan semakin disayang Allah?” (*pasang mumancer_muka manis ceria)

Tentu saja saya akan memilih mengucapkan kalimat yang di bawah. Karena ‘didengarkan’ adalah kebutuhan seorang anak. Di saat Azfa ‘down’ saya berusaha menjadi sahabatnya. Mendengarkan segala keluh kesahnya. Dan yang terpenting, saya mencoba memberikan motivasi.
“Children Believe Everything You Say!” Hohoho.

Sampai akhirnya Azfa pun berkata … 
“Iya sih, Tant. Kakak kadang masih malas-malasan kalau disuruh Abi sholat. Masih suka ngambek kalau dinasehati Ummi. Mood-moodan waktu belajar… dst (-pengakuan dosa- hihihi). Ya, AKU PASTI BISA!” (*Azfa pasang muka optimis sambil jingkrak-jingkrak bahagia).

Dan setelah itu, kita toast, ketawa-ketiwi bersama, lalu bermain sepuasnya. Tebak-tebakan konyol, main games di HP (banyak-banyakan nilai), dan kegiatan lain yang Azfa suka. Azfa pun kembali ceria dan belajar untuk mengambil hikmah atas kejadian yang ia alami. Saya pun belajar untuk menciptakan sebuah kebahagiaan kecil yang bisa menghapus kesedihan dan kekecewaan di hatinya. Hati seorang anak-anak.

“Terima kasih ya, Tanteee!” (*katanya kemudian, lalu bergaya ala Teletubbies)
“Iya, Kak. Sama-sama…”  (*sambil ngelap mata yang berembun)

Kembali merenungi penggalan kisah hidup Michael Jackson yang saya tulis di atas, saya akhirnya menarik sebuah pelajaran bahwa melalui kegembiraan, anak-anak dapat membangun masa depannya. Masa depan yang diraih dengan penuh semangat, bahagia, dan rasa percaya diri yang kuat. Anak-anak dengan mental yang selalu siap menghadapi masalah dan mampu menyelesaikannya dengan baik.

Kebahagiaan di masa kecil mungkin kelihatan sepele, namun ternyata dampaknya sangat luar biasa. Kita juga bisa berkaca dari pola asuh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallamyang dikenal sebagai sosok yang sangat mengutamakan kebahagiaan anak-anak. Beliau memperlama sujud untuk memberi kesempatan Hasan dan Husein (cucu-cucunya) bermain di atas punggungnya. Inilah salah satu contoh tindakan sederhana tapi terlihat betapa Rasulullah memberikan tempat istimewa untuk membuat anak-anak senang, bahagia, bahkan saat melakukan ibadah.

“Melalui anak-anak, saya belajar…”
Bukankah seharusnya seperti itu, bunda-bunda shalihah? Karena anak-anak bisa menjadi tiket kita untuk mengetuk pintu surga.

*Keisya Avicenna
Tulisan ini dikutsertakan dalam  STORY CONTEST "ANAKKU TIKET SURGAKU" yang diselenggarakan oleh Penerbit Tiga Serangkai
[Alhamdulillah, LOLOS!]




Hari-hari melukis pelangi bersamamu...Hari-hari melukis pelangi bersamamu...




DNA Fun Writing di Yayasan Izzatul Islam Getasan Bersama Kak Keisya dan Lazis Salatiga

Monday, March 16, 2015 0 Comments




“DNA... Dream ‘N Action! Yes, I am Junior Writer!”
Suara yel-yel penuh semangat terdengar dari dalam masjid. Hari Selasa-Kamis tanggal 24-26 Februari 2015 menjadi hari yang spesial di SDIT dan SMPIT Izzatul Islam Getasan. Yayasan Izzatul Islam bekerja sama dengan Lazis Salatiga menyelenggarakan pelatihan menulis untuk para murid. Sebelumnya, guru Bahasa Indonesia mengadakan seleksi dan terpilih 25 murid SDIT dan 2 murid SMPIT.

Trainer menulis selama tiga hari ini adalah Kak Norma Keisya Avicenna. Kak Norma adalah seorang penulis dan juga memiliki klub menulis untuk anak-anak di Semarang, namanya DNA Writing Club. Kak Norma sangat bersemangat melatih anak-anak dalam training yang ia beri nama “DNA Fun Writing” ini.

Pada hari pertama, anak-anak diberikan materi tentang teknik menulis cerita pendek (cerpen). Kak Norma menjelaskan tentang unsur-unsur instrinsik yang harus ada dalam sebuah cerpen. Selanjutnya, anak-anak berlatih menangkap ide dan membuat judul. Setelah selesai, mereka pun mendapatkan tantangan dari Kak Norma untuk menulis cerpen selama 15 menit. Luar biasa, ternyata anak-anak cukup berbakat dan berhasil menulis cerpen yang menarik. Anak-anak pun mendapat tugas menulis cerpen di rumah dengan tema persahabatan untuk kelas 3 dan 4 SD, sedangkan untuk kelas 5 SD dan kelas 7 temanya lingkungan.

Pada hari kedua, anak-anak diberi pelatihan menulis puisi. Kak Norma memberikan materi dan contoh puisi yang bagus. Selanjutnya, anak-anak mendapatkan tantangan untuk menulis dua buah puisi dengan judul yang harus mereka ambil dan pilih sendiri dari ‘kotak inspirasi’ yang dibawa Kak Norma.

Pada hari ketiga, anak-anak membuat kelompok. Ada 5 kelompok : Aisyah, Fathimah, Khadijah, Khansa’, dan Umar bin Khattab. Kak Norma juga mengajarkan membuat dan mengemas sebuah mading yang menarik dengan berbagai tema. Anak-anak berlomba membuat mading. Dalam hal ini mereka belajar untuk kreatif dan bekerja sama dalam satu kelompok. Anak-anak sangat antusias dan penuh semangat.

Di akhir kegiatan “DNA Fun Writing”, Kak Norma membagikan beberapa doorprize untuk anak-anak yang telah menghasilkan karya-karya terbaik mereka. “Semangat berkarya dan terus berlatih dan banyak membaca untuk menjadi seorang penulis cilik!” Begitu pesan Kak Norma saat menutup acara.

Pelatihan Merajut Lazis Jateng Bersama Mbak Riri

Monday, March 16, 2015 0 Comments



Hari Ahad, tanggal 22 Februari 2015, bertempat di ruang kelas SMP IT Izzatul Islam Getasan dilaksanakan pelatihan merajut untuk ibu-ibu. Mereka adalah anggota kelompok pengajian di wilayah Getasan. Ada sekitar 20 orang yang ikut. Acara ini diselenggarakan atas kerja sama Yayasan Izzatul Islam dengan Lazis Salatiga.
Trainer merajut hari itu adalah Mbak Riri Margono dari Semarang. Saat akan memulai pelatihan, Mbak Riri bertanya kepada semua peserta apakah sudah ada yang bisa merajut sebelumnya. Ternyata sama sekali belum ada yang bisa.

Awalnya, Mbak Riri membagikan peralatan merajut yaitu benang rajut dan hakpen serta buku petunjuk teknis dasar merajut. Selanjutnya, para peserta diajari membuat rantai dan tusuk panjang. Karena itu dasar dari membuat rajutan. Ibu-ibu sangat antusias memperhatikan arahan dari Mbak Riri. Ada beberapa orang ibu yang langsung bisa membuat rantai dan tusuk panjang. Selanjutnya, Mbak Riri mengajarkan cara membuat bros mawar. Bagi peserta yang sudah cukup mahir, Mbak Riri mengajarkan membuat bros mawar dengan beragam model dan bentuk lainnya.

Ada yang berkomentar susah karena sehari-hari pegang cangkul sekarang harus belajar merajut. Ada yang komentar sangat seru, ada yang bertanya nanti kalau sudah berhasil membuat beberapa rajutan cara menjualnya bagimana, dan lain sebagainya. Pada intinya, ibu-ibu sangat senang karena mendapatkan keterampilan baru. Semangat belajar mereka juga sangat tinggi.
Semoga kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan secara rutin.

Friday, November 21, 2014

Kuliah Pra Nikah BAITI JANNATI

Friday, November 21, 2014 0 Comments
        I.            Pendahuluan
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” [QS.Ar Ruum [30]: 21]
Sebuah ayat yang menyatakan betapa besarnya kekuasaan Allah Swt. dan Maha Kasih Sayang-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. Betapa Allah sangat memahami apa yang dibutuhkan oleh setiap hamba berkaitan dengan kebutuhan biologis dan hati manusia. Ketika Adam As diciptakan Allah dan ditempatkan di surga, Adam As. merasa sendiri dan merasa kesepian, betapapun indah dan nikmatnya surga, ternyata masih membuat hati seorang Adam As hampa. Karena itulah kemudian Allah Swt. mengambil tulang rusuknya Adam As dan diciptakanlah Hawa untuk menemani Adam As.
Solusi bagi kebutuhan biologis manusia adalah pernikahan. Tidak ada dalam Al Qur’an solusi bagi kondisi hati yang bergolak itu adalah pacaran atau berzina. Dan tiap hari akan selalu ada berita-berita pernikahan yang tersebar di seluruh dunia. Namun, apakah tujuan pernikahan hanya untuk mengobati kekosongan hati semata atau memenuhi kebutuhan biologis? Tentu kita lebih mendambakan terciptanya sebuah keluarga yang SAMARA (Sakinah, Mawaddah wa Rahmah). Oleh karena itu, kita layak memiliki cita-cita terwujudnya pernikahan yang visioner yang saratdengan nilai-nilai Islam.
Pernikahan visioner adalah sebuah pernikahan yang penuh dengan visi ke depan, penuh dengan planning ditambah dengan misi strategis untuk mencapai visi tersebut. Sebuah pernikahan yang berpikir luas dan panjang ke depan, bukan hanya sekadar menjadikan pernikahan sebagai penghalal suatu hubungan antara laki-laki dan perempuan. Banyak pasangan yang menikah bercita-cita menjadikan rumah tangga mereka sebagai keluarga SAMARA, tapi karena tidak ada pemikiran matang tentang tujuan keluarga yang jauh ke depan, banyak yang akhirnya berhenti di tengah jalan. Atau pada akhirnya tercipta rumah tangga yang tidak ideal di mana terjadi pertengkaran atau perbedaan pendapat yang berujung kebekuan antar penghuni rumah tangga.
Untuk membangun keluarga SAMARA, minimal ditunjang oleh teladan, cinta ilmu dan sistem yang Islami. Hanya rumah tangga SAMARA yang dapat menjadi fondasi tangguh bagi berdirinya masyarakat dan bangsa yang beradab, maju, dan beriman. Dalammempersiapkan generasi terbaik, semuanya diawali dari keluarga. Lingkungan keluarga sebagai tempat pertama bagi pertumbuhan anak menjadi faktor terpenting yang mempengaruhi watak, kebiasaan dan perkembangan psikologinya. Keluarga yang SAMARA merupakan lingkungan yang baik dalam membantuk generasi Rabbani. Kuliah Pra Nikah ini memiliki cita mulia yakni membangun “Baiti Jannati” (Rumahku adalah Surgaku), dimana tercipta kebahagiaan, ketentraman, kedamaian, dan banyak hal-hal kebaikan di dalam keluarga.


      II.            Landasan Kegiatan/Program
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa menikah maka ia telah melindungi (menguasai) separuh agamanya, karena itu hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara separuhnya lagi.”
Pernikahan adalah langkah awal bagi sebuah bangunan baru dalam masyarakat muslim dan tiang pancang baru untuk menyangga keutuhan bangunan tersebut maka sangatlah pantas bila semua anggota masyarakat menyambut gembira peristiwa itu dengan ucapan selamat dan doa keberkahan yang diliputi rasa gembira dan bersuka ria.
Menikah mempunyai beberapa tujuan, antara lain :
1.        Menikah merupakan salah satu perintah Allah, lihat saja dalam QS. An Nisa’ [4]: 3, QS. An-Nur [24]: 32 dan sabda Rasulullah : “Menikahlah karena sesungguhnya aku bangga dengan umatku yang banyak...“(HR. Baihaqi). Kebahagiaan dan ketenangan hati orang mukmin hanyalah dengan mentaati Allah dan Rasul-Nya.
2.        Untuk melestarikan keturunan dan memakmurkan bumi Allah sehingga tujuan penciptaan makhluk bisa terealisasi dengan baik yaitu ibadah kepada Allah Swt.
3.        Untuk menyalurkan kebutuhan biologis antara laki-laki dan perempuan sehingga bisa terjaga kesucian masing-masing.
4.        Dalam rangka untuk menjaga keutuhan nasab karena bila tidak ada pernikahan yang resmi sesuai dengan aturan agama maka akan terjadi kekacauan kehidupan sehingga banyak anak manusia yang terlahir tanpa orang tua dan tidak sah menurut agama.
5.        Untuk meraih ketenangan jiwa yang menjadi tujuan utama hidup manusia (QS. Ar Rum [30]: 21).
6.        Memperbanyak jumlah umat Nabi Muhammad SAW sehingga menjadi umat yang disegani dan diperhitungkan seperti yang diinginkan Allah Swt.
7.        Dalam rangka untuk menyelamatkan masyarakat dari bahaya berbagai penyakit moral dan kerusakan akhlak.
Banyak sekali tujuan pernikahan. Semuanya begitu mulia dan tentunya akan bernilai pahala dan dihitung sebagai ibadah jika memang diniatkan semata-mata karena Allah Swt. Semua tujuan itu akan tercapai jika kita melakukan persiapan dengan matang. Untuk itulah, program Kuliah Pra Nikah ini diselenggarakan.
Fakta yang sangat ironis di Indonesia akhir-akhir ini menunjukkan bahwa dari dua juta pernikahan keluarga yang terjadi setiap tahunnya, 10%-nya berakhir dengan perceraian. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor, yaitu :
1.      Pergeseran paradigma dari pernikahan yang seharusnyamerupakanhal yang agung dan sakral, kini menjadi hal yang biasa-biasasaja.
2.      Orang tua kurang respek dalam membimbing anaknya yang sudah berusia siap nikah karena kebanyakan orang tua saat ini justru sibuk mengurusi kriteria jodoh anaknya, bagaimana menyelenggarakan pesta pernikahan anaknya, dsb dibandingkan memberikan bekal ilmu tentang pernikahan dan menjalani kehidupan berumahtangga pada anaknya.
3.      Dampak globalisasi, misalnya : bebasnya berita tentang pernikahan dan perceraian artis atau tokoh masyarakat yang bias menjadi teladan buruk bagi masyarakat.
Untuk menghindari hal-hal tersebut terjadi, tentu saja dibutuhkan pendidikan yang dapat membuka wacana dan memaknai lebih dalam arti sebuah pernikahan dan tujuan dari pernikahan itu sendiri.

        I.            Lokasi Kegiatan
Gedung milik Yayasan Walisongo lantai 1, 2 ruang kelas kapasitas maksimal 120 orang (model kursi kuliah), ber ac, soundsystem & LCD.
Alamat : Jl. Papandayan, Semarang


      II.            Bentuk Kegiatan/Program
Kuliah persiapan nikah selama 12 kali pertemuan selama 6 bulan (2 kali per bulan) yang membahas secara tematik problematika persiapan menuju pernikahan Islami mulai dari persiapan diri, memilih pasangan, proses akad & walimah, masa awal memasuki rumah tangga.

    III.            Pemateri
1.      Bunda Darosy
Dosen Psikologi UNDIP, Pakar Parenting, Pengasuh Rumahku Surgaku TVRI Jateng, Ketua BAITI JANNATI CENTER, Penulis Buku Baiti Jannati.
2.      Robi’ah Al Adawiyah, SH
Ketua KPPA Benih Solo, Konsultan Remaja, Penulis buku rumahtanggadan Remaja.
3.      Bu Maskufah
Ketua SALIMA Kota Semarang, penulis buku Smart Messages for Ukhti.
4.      Bu Diah Rahmawati
Pemerhati keluarga SAMARA, Pembina BAITI JANNATI CENTER, Ketua SALIMA Jateng
5.      Afifah Afra
Penulis, Direktur Penerbit Indiva, SekjenFLP Pusat, owner Sayap Sakinah Center.
6.      Ustadz Hatta Syamsuddin, Lc
Penulis buku Muhammad Inspiring Romance, Trainer Keluarga Romantis Ala Rasulullah.
7.      Ustadz Anwar Jufri, LC
Direktur LEPIS (Lembaga Pendidikan Islam) Bawen
8.      Pakar Kesehatan Ibu dan Wanita
Spesialis kulit & kelamin, Spesialis kandungan, bidan

   IV.            Sasaran Peserta
Sasaran utama kegiatan ini adalah mahasiswa kampus dan universitas di Kota Semarang. Dalam sosialisasinya akan bekerjasama dengan divisi Kerohanian Islam kampus dan universitas di Kota Semarang.
Target peserta 60-80 orang per angkatan.

Baiti Jannati Center
Sekretariat      : Jl. Ganesha Raya, Kompleks Masjid At Taqwa No 1, Pedurungan Tengah, Semarang.
Telp.    : 08122814853, 085647122033