Jejak Karya

Jejak Karya

Saturday, October 20, 2012

Jejak Kelana di Kota Jogja: “INDAHNYA BERSYUKUR, MENANTI, dan BERHARAP…"


by Norma Keisya Avicenna on Thursday, October 18, 2012 at 2:05pm ·
 
 
Hidup adalah serangkaian rencana yang menuntut aplikasi nyata. Dan aku adalah orang dengan tipe yang suka sekali menuliskan rencana-rencana bahagia dalam hidupku, melingkari angka-angka di kalender, entah itu mencatat ada hal bahagia yang bisa aku letakkan di tahta tertinggi dalam hati ataukah mencatat rencana tindakan yang akan aku lakukan. Semua terangkum dalam 1 kata: visioner! Visioner yang semoga selalu siap menghadapi tantangan, menganggap semua tantangan di hadapan sebagai pemacu semangat untuk menjadi pribadi yang semakin berkualitas dan berkuantitas. Menjadi sebaik-baik manusia dalam rangka merengkuh keridhoan-Nya.

Termasuk apa yang akan aku lakukan dalam 2 hari ini (16-17 Oktober). Awal bulan aku lingkari tanggal 16 dan 17 Oktober: “Mulung Inspirasi di Jogja”. Alhamdulillaah, tanggal 16 Oktober sekalian ada Roadshow Indonesia Mengajar bersama Anies Baswedan di UGM. Mantaaap!

Selasa, 16 Oktober 2012
Alhamdulillaah, terbangun jam 02:02 (jam biologis bangun tidur. Alhamdulillaah, perlahan namun pasti sudah bisa beradaptasi di Wonogiri). Langsung merengkuh kenikmatan sepertiga malam terakhir. Luruh dalam do’a, munajat istimewa, dan sujud-sujud panjang. Lanjut berselancar di dunia maya sampai Subuh menjelang. Ba’da Subuh baru packing. Asyiiik… Satu hal yang paling aku suka saat mempersiapkan sebuah perjalanan istimewa adalah memasukkan satu per satu barang keperluan, menatanya, dan checking semuanya jangan sampai ada yang ketinggalan. Sayangnya episode mbolang kali ini Zen nggak aku ajak. Hihi, baik-baik di markas ya, Zen!

Jam 05.30 diantar Babe ke cegatan bis dekat rumah, lanjut menikmati perjalanan dengan bis Wonogiri-Solo sambil menoleh ke kanan. Hehe. Paling suka melihat pendar jingga di hamparan langit sebelah timur. Cakep banget!

Turun di Terminal Tirtonadi, sudah banyak bapak-bapak menawarkan jasanya. Tapi aku memilih sosok laki-laki paruh baya yang tengah tersenyum saat aku berjalan ke arahnya. Pak Rus namanya. Naik becak sampai Stasiun Balapan. Sudah menjadi kebiasaan, selama dalam perjalanan aku pasti ingin punya kenalan baru, membuka percakapan, dan mendapatkan banyak hal dari obrolan sederhana bersama orang itu. Semangat menjemput rezeki, Pak Rus!

Sampai di Stasiun Balapan, lihat di loket Prameks/ Madiun Jaya. Jiaaah, ‘delay’ semua! KA Manja baru ada jam 08:21. Yasudah, beli tiket, masuk peron, ambil posisi duduk yang nyaman, mengeluarkan sebuah buku “NASIHAT buat BUNDA” (+stabilo). Saatnya MEMBACA! Masih ada waktu 1,5 jam untuk mengisi fase penantian. Heuheu…

Kenalan dengan seorang ibu yang duduk di sampingku. Beliau orang asli Madura dengan logat dan dialek yang khas Madura. Wow! Beliau mau ke Surabaya menengok cucu yang di Surabaya setelah sebulan di Solo (menengok cucu di Solo juga). Wah, touring rindu cucu ceritanya… Keren ya?

Dan banyak kejadian unik lainnya! Serunya lagi saat ada si kecil Olivia duduk di sampingku, bermain dengannya, dan aku ngobrol banyak dengan ibunya. Nggemesin banget!

Detik pun merangkak menjadi menit, menit pun berjalan menjadi jam, sang jam pun berlari tanpa terasa 1,5 jam selesai terlewati. Dari pengeras suara pun memberikan informasi kalau Manja datang. Asyiiik. Dan Alhamdulillah dapat tempat duduk. Satu gerbong dengan adik-adik SDN 15 Surakarta yang mau outing class di Jogja. Jadi inget murid-murid GO Solo-ku yang kebanyakan dari SDN 15, salah satu SD unggulan di kota Solo!

Bismillahi majreha wamursaha…
“Kulayangkan pandangku melalui kaca jendela. Dari tempat ku bersandar seiring lantun kereta. Membawaku menikmati tempat-tempat yang indah. Membuat isi hidupku penuh riuh dan berwarna…” [Konser sama Padi dulu. Hihi]

Stasiun Lempuyangan, Jogja
Turun di stasiun menuju pintu keluar dan terjadilah adegan paling seru pagi ini. Bertemu seorang mahasiswi tingkat akhir yang saat ini sedang menempuh studinya di Fakultas Hukum UII. Dian namanya. Dian dulu adalah tetangga dekat rumah, selisih usia kita 4 tahun. Bisa dibilang, Dian itu teman bermain dan belajar di masa kecil. Main lompat tali yuuuuk! Hihi. Gak nyangka euy, ni anak makin jangkung aja! Hari ini Dian free dari agenda kampus dan dia bersedia menjadi guideku hari ini di Jogja. Asyiiik…

Agenda pertama kita ke daerah Monjali, tepatnya ke rumah Ham-ham yang tanggal 121012 kemarin melahirkan seorang putri pertamanya. Ihiiir, bezuk Avicena junior nih! Karena nama si kecil juga pake Avicena (tapi n nya 1). Hadeeeuh, mbolang tanpa nyasar tuh bagai sayur tanpa garam. Nyasar lah kita berkali-kali sebelum akhirnya ketemu juga rumahnya Ham-ham. Hihi… *nyegirgaringbanget!

Subhanallah, cantik banget Avicena junior! Hidungnya mancung banget! Ehem, nggak beda jauh kok ama yang senior… (aih,*langsungdikrukupikreseksamaemaknya). Ngobrol seru sama Ham-ham, njawil-njawil pipi chubbynya Zia, foto-foto sama Zia dan ZIKAMON. Hihi…

Ba’da Dhuhur, kita pamit. Soalnya harus segera ke Grha Sabha UGM. Tapi sebelumnya kulineran dulu sama Dian. Asyik, traktiran pertama di Jogja nih. Sampai Grha, langsung deh heboh sendiri karena ketemu Dian Karyati Pamungkas. Foto-foto sama temen-temennya yang tergabung dalam sebuah komunitas, dia juga beli TSOS, dan ngobrol banyak hal juga meski cuma sebentar. Teman SMP-nya SUPERTWIN. Dan hanya SUPERTWIN yang manggil dia dengan panggilan “Karya”.  Hihi… Nung dapat info roadshow Indonesia Mengajar itupun dari dia. Seru deh!

“AWALI LANGKAHMU DENGAN MENGAJAR”, tema besar acara siang itu. Diawali dengan presentasi beberapa komunitas yang konsen dalam hal pendidikan, seni, social development, dll. Paling seru pas ada hiburan Tari Saman. Ah, ingatanku langsung melayang di sebuah tempat, saat aku pernah duduk bersama orang-orang luar biasa di suatu malam. Depan sekre BEM UNSOED Purwokerto. Ya, aku langsung ingat Jun, Sendy, Uon, n the gank. Anak-anak Teater Receh yang malam itu pada heboh sendiri saat latihan Tari Saman.

Acara inti bersama Pak Anies. Keren banget euy! So inspiring…
Paling mak cles, saat beliau berkata: “MIMPI ITU MENGGERAKKAN”. Hoho, so jangan pernah takut untuk bermimpi. Berani bermimpi dan beranilah mewujudkannya! Ada dua pengajar muda yang menceritakan pengalamannya saat ditugaskan di wilayah Aceh Utara dan Fak-fak Papua. Huaaa, gue mupeeeeeeeeeeeeeeeng sangaaaaaaaaaat!

Acara belum selesai, kita sudah keluar duluan. Oya, bertambah 1 personil. Siti namanya, tapi aku lebih suka manggilnya Kokom. Teman dari UII, kenal pas ikut Finansial Revolution bersama Tung Desem Waringin di Jogja beberapa waktu silam.

Sholat Ashar di Maskam UGM berdua ama Dian, Kokom malah sholat di dekat Grha. Yasudah… Adhem banget suasananya. Diri ini sempat menangkap dua sosok yang tidak asing. Alumni mahasiswa FP UNS angkatan 2004 dan 2005 yang sekarang sedang menempuh studi S2 di UGM. Selesai sholat, sambil nunggu Kokom kita pun ke lantai dasar. Ada kajian. Hm, dan siapa sangka kalau yang mengisi Ustadz Fauzil Adhim. Huaaa, akhirnya bisa ikut KAJIAN PRA NIKAH langsung sama beliau di tempat istimewa pula.

Saat duduk di tempat itu pun ada SMS masuk. SMS yang… (*ah, sulitditerjemahkandengankata-kata.hihi.lebay.com)

Langsung deh Bold dan Underline saat Ustadz bilang mengutip salah satu hadits: “Sebaik-baik pernikahan adalah yang PALING MUDAH PROSESNYA dan PALING MURAH MAHARNYA!” (Langsung deh ngangguk manteeep! Hihi)

Kajian selesai dan sedikit syok juga (hehe) ternyata ada Kun Geia (penulis The Lost Java) yang tadi juga ikut menyimak kajian. Ngobrol-ngobrol sama dia tentang rencana-rencana roadshow TLJ ke depan.

Menikmati senja kota Jogja. Asyiiik, ba’da Maghrib dapat traktiran makan malam di depan Toga Mas! Terima kasih, KG! hihi… *kapanlagiditraktirpenulishebat! ^_^

Masuk Toga Mas, ada dua buah buku istimewa yang aku beli. Buku yang selama ini masuk dalam deretan daftar buku-buku yang harus aku miliki. Sippks! Siap menemaniku dalam fase METAMORFOSA. Jam 19.30, aku gantian mbonceng Kokom karena aku nebeng nginep di kostannya. Berpisah deh sama Dian. Terima kasih ya Say atas semua kisah mbolang kita hari ini… ^_^

Kembali menikmati malam kota Jogja. Alhamdulillah banget, sore-malam ini tidak hujan. Sampai di kost Kokom, ketemu Sammy. Ah, seru banget lah! Seru tuh kalau mau mbolang ke suatu kota ada banyak sahabat yang bisa kita singgahi (eh, tebengi maksudnya! Hehe). Malam itu kita bertiga heboh sendiri di kamar Kokom. Bercerita banyak hal.

Rabu, 17 Oktober 2012
Sepertiga malam yang istimewa.
Saat pagi menjelang pun, sudah banyak rencana yang harus siap dieksekusi hari ini.

Ikut Kokom ke UII. Pagi ini dia harus ngasih pretest para praktikannya. Aku pun ikutan masuk di lab. Ah, jadi kangen masa-masa jadi praktikan, masa-masa jadi aslab, masa-masa pake jas lab, masa-masa praktikum, dll. Kangeeen!

Setelah Kokom ketemu dosennya pasca kemarin dia pendadaran (masih menyisakan kegalauan. Hehe) kita pun melanjukan perjalanan ke daerah UGM. Sarapan perdana: siomay. Laper berat euy! Terus ke Pondok Bambu. Janjian sama Kang Saka di sana. Tempatnya unik banget euy… seruuu! Kang Saka datangnya agak telat karena harus nganter berobat kakeknya dulu. Gakpapa, yang penting siang ini dapat traktiran makan lagi. Hihi. Mak nyuz tenan lah! *mbolang tuh paling asyik kalau dapat santunan makan gratis dari ‘tuan rumah’. Hehe.

Jam 12.30, Kokom dan Kang Saka mengantarkan ke Stasiun Lempuyangan. Alhamdulillah, ada prameks jam 13.30. Aih, dapat 5 kotak bakpia ‘n yangko dari Kang Saka buat orang rumah. Makasih ya, Bro! Moga makin ndut aja. Wkwkwk… Foto-foto dulu sebelum berpisah. Hehe… *tepokjidat!

Sempat ketemu Ika Sunu, dan nggak nyangka bisa bareng Ucik. Asyik, ada temen ngobrol dan ‘menggila’ selama perjalanan pulang ke Solo. Terima kasih, ya cik! Alhamdulillah, sampai di Stasiun Purwosari jam 14.30. Berpisah sama Ucik dan aku melanjutkan perjalanan menuju tempat istimewa di mana kita akan melingkar penuh cinta.

***
Dan hujan sore ini sangaaaaat deras! Salah satu waktu yang mustajab untuk melantunkan do’a…
***
Denting hujan meramaikan kebisuan
Membuat jiwa terjaga dari lamunan panjangnya
Menyejukkan nurani dari kegersangan cinta
Yang tlah lama terbuai nestapa

Hujan, menawarkan kerinduan dari tiap tetesannya
Titik yang menjadi rintik
Pelan, kemudian menderas…
Menghujam bumi dengan laju yang pasti

Kurindukan dalam alunan rintiknya yang damai
Tak membawa angkara
Tak jua resahkan jiwa

Kunantikan hujan yang kan hapus kesedihan
Meski dalam setiap tetesannya
Ia masih mencari “apa itu arti cinta?”

Bait-bait hujan merenda harapan
Akan cinta dalam penantian
Bilakah ia kan datang selepas hujan mengering?

***

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?


Rekah indah terpancar di jiwa
Kala pandang gores melukis kata
Sebagai pengukir nuansa rasa
Bersemi sekuntum ranum tentang rindu
Sebuah goresan indah dalam jejak pengembaraanku
Dalam dekapan sunyi
Di antara ucap beribu janji

Mengayun bersama senyuman penuh arti
Untuk sebuah masa TEPAT dan TERBAIK yang tengah dinanti  

#For The A.M.A.N.A.H of My Life…

[Keisya Avicenna, 19 Oktober 2012. INDAHNYA BERSYUKUR, MENANTI, dan BERHARAP... Terima kasih Aptika atas kata-kata yang sungguh berdaya! Love u...^_^]

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.


Salam,


Keisya Avicenna