Jejak Karya

Jejak Karya

Sunday, November 29, 2020

NOSTALGIA PERAYAAN KEMERDEKAAN DI KAMPUNG HALAMAN



 

PUISI #1

Untukmu Kusuma Bangsa

 

Untukmu yang telah mendahului kami

Wahai kusuma bangsa…

Kau begitu berjasa

Hingga Indonesia kini merdeka…

 

            Untukmu yang telah mendahului kami

            wahai kusuma bangsa

            di tanah juang ini kami lahir…

            di medan juang ini pula kami dibesarkan…

 

Kini…

Indonesia telah merdeka

Tapi, jiwa-jiwa ini belumlah merdeka sepenuhnya

Kebodohan, kemalasan, orientasi duniawi…

Menjadi belenggu yang mampu butakan hati nurani anak negeri!

           

            Marilah kawan…

Kita satukan langkah!

Bulatkan tekad!

Bergerak dan berjuang bersama…

Untuk pahlawanku…

Untuk ayah dan bundaku…

            Untuk bangsaku…

 

Masa depan indonesia ada di tangan kita…

Merdeka!

Merdeka!

Merdeka!


*Puisi ini dibacakan oleh Dek Esa pada saat malam tirakatan dalam rangka perayaan 17 Agustus  ke-63 (tahun 2008) di Banaran, Wonogiri.

 

 

PUISI #2

 

Malam bergelayut manja

Gelap merayap… terang berganti kelam…

Mentari pun tlah usai tunaikan tugasnya

Di balik cakrawala senja…

 

            Dan sang rembulan berganti menyapa

            Ditemani kilauan bintang

            Berkedip-kedip penuh suka cita…

Suasana semakin syahdu

Bersama embusan angin yang mampu sentuh kalbuku

 

Malam ini, kita semua menjadi saksi

Dalam waktu yang terus bergulir dan berganti

63 tahun bukanlah waktu yang singkat

Untuk sebuah perjuangan

Indonesia, tempat kita berpijak…

Tuk wujudkan segala cita dan asa!

 

            Perjuangan ini belum berhenti, Kawan…

            Indonesia butuh tangan-tangan kita

Pikiran-pikiran cerdas kita

            yang ‘kan mampu ubah nasib bangsa

            Menuju indonesia lebih baik dan sejahtera

 

Malam ini pun menjadi saksi…

Terpautnya hati-hati ini untuk sebuah janji

Yang kini terpatri di dalam diri…

Karna kami adalah pemuda dan pemudi

Calon pemimpin bangsa ini!

 

*Puisi ini dibacakan oleh Dek Tomy pada saat malam tirakatan dalam rangka perayaan 17 Agustus  ke-63 (tahun 2008) di Banaran, Wonogiri.

[*]

Saya pun kembali bernostalgia pada masa remaja. Waktu itu, saya cukup aktif di kegiatan Karang Taruna RT, meskipun saya sedang kuliah dan ngekos di Solo. Salah satu kegiatan kami jelang perayaan HUT Kemerdekaan RI adalah menyiapkan malam tirakatan. Sebelum malam tirakatan, para remaja Karang Taruna biasanya mengadakan aneka perlombaan untuk anak-anak hingga orang dewasa. Seperti lomba balap kelereng, lomba memasukkan pensil dalam botol, joget balon, dan banyak lagi. Seru sekali! Para pemenang lomba akan mendapatkan hadiah yang akan diserahkan pada malam tirakatan.

Waktu itu, saya mendapatkan tugas mendampingi anak-anak (usia SD) untuk persiapan manggung. Mereka akan membaca puisi dan paduan suara. Saya pun mulai membuatkan naskah puisi dan melatih mereka bernyanyi lagu-lagu kebangsaan. Anak-anak berlatih dengan penuh semangat. Mereka latihan di rumah setiap malam di rumah saya.

Sampai akhirnya, hari-H pun tiba. Anak-anak pakai kostum ala pejuang kemerdekaan. Mereka deg-degan sekaligus sangat excited. Alhamdulillah, semua berjalan dengan lancar. Tepuk tangan meriah mereka dapatkan dari para penonton. Dalam acara ini, banyak hal yang dipelajari anak-anak. Mereka belajar untuk meneladani nilai-nilai kepahlawanan, seperti: berani, rajin berlatih, tampil percaya diri, bekerja sama, dan banyak lagi.

[*]

Tahun-tahun berikutnya, baik malam tirakatan, lomba-lomba perayaan 17 Agustus di kampung halaman saya semakin variatif. Bahkan almarhum Ahha Wok sering pentas drama komedi yang tetap ada unsur kepahlawanannya dan selalu sukses membuat para penonton merasa terhibur.

 

 


 

 

 

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.


Salam,


Keisya Avicenna