Jejak Karya

Jejak Karya

Thursday, March 31, 2011

HISTERIA SEPANJANG SLAMET RIYADHI

Thursday, March 31, 2011 0 Comments
Rabu, 30 Maret 2011
Ah, tak terasa sang waktu bergulir begitu cepat. Hampir sampai di penghujung bulan Maret. Jadi ingat dengan tema Maret yang tertulis di lembaran targetan tiap bulan dan di Buku DNA-ku (Dream ‘N Action!):
MARET: Semangat [M]enja[A]di p[RE]diktor [T]erbaik, ‘tuk [M]erangkai k[A]rya, [RE]alisasikan impian, [T]otalitas ber-A.M.A.N.A.H!!!

Tak terasa sudah 3 bulan setelah hari itu. Aku hanya bisa tersenyum…dan merasakan betapa scenario Allah SWT sangat indah. Sebaik-baik rencana kita, jauh lebih baik rencana Allah untuk kita. Aku yakin, ini hanya bagian dari kebahagiaan yang Dia tunda untukku. Hingga nantinya waktulah yang akan menuntunku sampai pada suatu masa yang TEPAT dan TERBAIK. Semangat merangkai karya! Semangat tuk wujudkan impian tahun 2011!^^

Melihat agenda yang tertera di kertas jadwal pengajar Ganesha Operation, siang ini aku dapat jadwal piket jam 14.00. Jam 13.00 aku sudah siap berangkat. Seperti biasa tas EXPORT hitam backpackerku selalu menemani kemanapun aku beraktivitas. Salah satunya mengajar. Mungkin aku yang agak berbeda dengan pengajar yang lain. Hihi…kebanyakan mereka memakai tas yang “feminim” bangetlah. Gaya ibu-ibu atau ala wanita karier, pokoknya yang girly banget. Tapi meski aku punya dua tas model kayak gitu tapi aku lebih suka pake tas punggung. Pokoknya yang sporty! Dan itu “Nungma banget”. Coz dari dulu kata ibu tuh, SUPERTWIN selalu identik dengan bawaan yang “mbrengkut”. Hihi…pakai tas GD kan bisa bawa banyak, termasuk buku bacaan. Benda yang wajib ada di dalam tas, selain Al Qur’an, air putih, buku DNA, dan payung. Serasa punya kantong ajaib DORAEMON-lah.

Kulangkahkan kakiku di Jalan Surya Utama, daerah belakang kampus UNS. Tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara seorang muslimah yang menghentikan sepeda motor Shogun birunya di sampingku.
“Assalamu’alaikum. Mau kemana Ukh?”, tanyanya. O…ternyata Aulia, sahabatku saat beramanah di Studi Ilmiah Mahasiswa (SIM) dulu.
“Wa’alaikumsalam.Wr.Wb. eh, Aul! Mau ke Sekarpace,” jawabku sambil tersenyum.
“Ayo, Ukh tak anter sekalian. Aku juga mau beli bensin,” kata Aul, kemudian aku pun “nebeng” dia sampai Sekarpace. Hihi…Alhamdulillah. Jazakillah khoir ya Ukhti…^^v

Naik ATMO dari Sekarpace sambil ndengerin nasyid yang menghentakkan semangat! Di luar sana hujan, Cinta! Benar-benar menikmati denting melodi air mata langit yang perlahan kemudian menderas, menghujam bumi. Damai banget rasanya! Turun di depan kantor pemadam kebakaran. Aku urungkan niat untuk membuka payung. Ah, aku ingin berjalan di bawah rintik gerimis. So nice moment!!!

Alhamdulillah, sampai juga di GO. Menyapa Bu RL, Bu DI, dan Bu NA. Tumben sampai jam 14.30 belum ada siswa yang datang minta jam tambahan pelajaran atau sekedar nanya PR. Yadah, aku memanfaatkan “free time” itu dengan mencoret-coret note kecilku. Judul yang tertera “HARAPAN dan IMPIANKU UNTUK FLP SOLO RAYA”. Aku pun tenggelam dalam semangat “MARET”-ku. Terpending sejenak karena ada dik Mega (siswi kelas 6) yang minta dikoreksi jawaban UKK Matematikanya. Sip…aktivitasku itu sempat terganggu karena aksi Sherina (siswi kelas 5) yang menggelitiki aku dari belakang. Jiaan…Sherina itu sering banget ngasih aku coklat. Hehe. Mbak Bella datang. Kita sempat ngobrol-ngobrol, tapi hanya sebentar. “Mbak Bella, aku pengin sharing banyak banget ma kamu! Kapan?”

Jam 15.30 bel masuk berbunyi. Hari ini aku mengajar di kelas 6UNR1. Kelasnya Agatha dkk di EINSTEIN. Seru banget euy. Kita membahas soal-soal UASBN Matematika dan Bahasa Indonesia. Di sela-sela pembahasan, aku kasih “break permainan”. Wizzz, pokoknya gayeng banget suasana KBM sore itu. Pasca mengajar jam 17.45, ada 2 orang siswa kelas 4 yang menodong PR ketika aku keluar dari EINSTEIN. “Bu NM, ajarin PR Bahasa Jawa dong!”. Hadeeeh… mendingan bahasa Arab atau bahasa Inggris dah daripada bahasa Jawa. Xixixi….akhirnya aku bawa mereka ke kelas NEWTON.

“Berapa soal dik PR-nya?”, tanyaku. Yang satu njawab, “60 soal ni, Bu!”. Gubrak! Yang satunya, “LKS, Romawi I-III, Bu!”. Gubrak lagi!. Hihi…yadah aku pun menikmati proses membantu mereka mengerjakan PR. Mengandalkan daya ingatku tentang bahasa Jawa. Ada bagian nulis Jawa juga, kalau yang materi ini mah aku masih ingat, tapi kalau sudah pewayangan atau istilah-istilah yang njawani banget, banyak yang lupa euy. Akhirnya, aku SMS Babe tanya 3 soal yang aku gak ngerti ‘n lupa apa jawabannya. Hihi…Babe pun membalas dengan sangat eksprezz! Tengkyu Babeku chayang! ^^v

Setelah sholat dan selesai membantu para siswa mengerjakan PR, aku pun melangkahkan kaki ‘tuk pulang. Menuju Jalan Slamet Riyadhi. Ah, sebenarnya tadi pengin banget ngajak Mbak Bella makan malam di warung nasi uduk kota barat. Tapi pas istirahat ngajar, aku gak ketemu beliau ‘n pas selesai ngajar kayaknya beliau pulang duluan. Yadah, akhirnya aku beli nasi uduk sendiri. Dibungkus! Gak enak kalau makan sendirian gak ada teman ngobrol. Berpayung ria di bawah rintik hujan. Menikmati gemerlap lampu dari kendaraan yang berlalu lalang.
Menanti angkot 01 di “tempat biasa”. Di tempat itu pula, aku sering mencuri dengar obrolan para tukang becak. Tak jarang mereka menawarkan jasa becaknya kepadaku. Tapi dengan halus selalu aku mengatakan, “Mau ke daerah kampus UNS kok, Pak. Jadi naik angkot saja!”. Ah, kapan-kapan mbecak sampai kampus seru kali ya? Hehehe…dijamin langsung pijet tukang becaknya! Hadeh…

Dari arah barat, muncul dua buah angkot 01. Sempat terjadi kemacetan kecil. Aku sempat bingung juga harus naik yang mana. Angkot yang 1 gak ada penumpangnya, sedangkan satunya ada. Angkot yang tidak ada penumpangnya mempersilahkan aku untuk naik angkot di belakangnya. Aku pun membawa ragaku memasuki angkot yang gelap itu. Tumben lampunya gak dinyalain. Biasanya angkot-angkot yang lain selalu menyala lampunya. Berkeliling mengedarkan pandangan. Ada seorang lelaki paruh baya yang duduk di sebelah pak sopir. Ada seorang ibu yang duduk satu ‘ruangan’ denganku. Aku sempat menangkap percakapan antara sang bapak dengan pak sopir.

“Sampun kagungan putro pinten, Mas?”, Tanya bapak itu.
“Setunggal, Pak……”, jawab pak sopir. Kalimat selanjutnya aku tidak bisa mendengar dengan jelas. Kalah dengan deru kendaraan yang memenuhi hiruk pikuknya jalan Slamet Riyadhi petang itu. Pokoknya ada bagian ketawa, kalau anak Pelangi mengistilahkan, ketawa gaya diare…”Mehehehehe…”.

Bapak itu turun di daerah warung makan Adem Ayem, masih dekat dengan SGM. Sebelum turun, Bapak itu menepuk pundak pak sopir sambil berkata, “ngati-ati olehe nyambut gawe!”. Kemudian menyapa ibu yang tadi duduk pas di belakang pak sopir. Aku masih sibuk dengan pikiranku dan perasaanku. Aku seperti menangkap aura-aura tidak beres tengah terjadi. Perasaanku mendadak berkabut. Astaghfirullahal’adzim, semoga ini hanya perasaanku saja!

Angkot 01 itu pun kembali melaju. Jantungku berdetak diambang batas normal. Angkot itu melaju cukup kencang. Hampir saja menabrak becak yang mau menyeberang. Polisi yang lagi kongkow-kongkow di pos aja aku bisa melihat ekspresi kagetnya. Alhamdulillah, kecelakaan itu bisa dihindari. Ibu itu minta pak sopir menghentikan angkotnya di Ngarsopuro. Wah, tinggal aku sendiri nih! Aku kembali menata hati dan perasaanku. “Tidak apa-apa, Nung. Semuanya akan baik-baik saja. Ingat, KAMU PUNYA ALLAH!!! Ada Dia yang selalu menjaga dan melindungimu.”

Pak Sopir itu menyalakan rokoknya, dan bertanya kepadaku “Mbak’e turun mana?” aku jawab singkat, “Pedaringan, Pak!”. “Nunggu bentar, ya Mbak!”
Aku masih berusaha menenangkan diri dan berusaha jangan sampai pikiran-pikiran negatif menghantuiku. Tapi jujur, aku menangkap suatu hal yang janggal dari gelagat Pak Sopir. Satu pertanyaan dan pernyataan yang berkecamuk dalam pikiranku, “Kayaknya ni sopir abis mabuk. Benarkah?”. Aku sempat melihat ada orang nyebrang, tak kira mau naik angkot. Tapi ternyata tidak. Hadeh…Ibu yang turun tadi aku lihat juga masih berdiri di bawah tulisan Ngarsopuro, sesekali sambil menatap angkot dan menatap ke arahku. Aku merasa seolah ibu itu “mengisyaratkan” sesuatu kepadaku tapi tak terucap, hanya tampak dari gesture tubuh dan roman mukanya. Ah, mungkin hanya perasaanku saja!

Sampai akhirnya, angkot itu kembali melaju. Kencang dan semakin kencang. Benar-benar memacu adrenalin. Meliuk-liuk, zig-zag. Aku benar-benar syok dan kalang-kabut. Wah, nek di video pasti gayeng tenan! Tapi mana sempat? Yang berkecamuk di otakku malah pikiran-pikiran gak jelas. Akankah terjadi kecelakaan hebat karena ulah sopir yang ugal-ugalan itu? Atau mungkin ini hari terakhirku? Hadeh…bibir ini basah oleh lantunan dzikir dan istighfar! Adegan paling tak terlupa pas ni angkot hampir aja nabrak mobil ‘n aku teriaaaak. Ya, aku teriak. Cukup kencang mungkin. Masak itu angkot hampir aja sampai di jalur rel kereta api. Alhamdulillah, untung itu sopir sigap. Kalau gak, aku dah gak bisa membayangkan apa yang akan terjadi. Posisiku tidak lagi duduk, sudah setengah berdiri. Sampai akhirnya di belokan Gladhag, aku berteriak ke sopir itu, “Udah, Mas…Udah…BERHENTI!!! Saya turun Gladhag. Dah, STOP…STOP…!!!” sempat takut juga, kalau-kalau sopir itu gak mau menghentikan laju mesin angkotnya. Tapi akhirnya, angkot berhenti dan aku turun dengan sedikit meloncat, karena angkot itu belum berhenti 100%. Pyuuuuuhhh…leganya! Keringat dingin masih membasahi dahiku. Hujan syukur menderas dalam hatiku. Ya Rabb, aku masih hidup! Aku masih terbayang-bayang dengan kejadian “ugal-ugalan” tadi.

Ada angkot 01 lain yang lewat. Aku menyetopnya kemudian naik. Ada seorang ibu yang kemudian mencecarku dengan beberapa pertanyaan.
“Mbak tadi naik angkot itu ya?”, sambil menunjuk angkot yang kunaiki tadi yang sekarang melaju di depan angkot kedua yang kunaiki.
“Iya, Bu. Kayaknya sopirnya habis mabuk. Tadi hampir aja nabrak becak dan mobil, Bu!”, jawabku, masih mencoba menenangkan diri. Obrolan berlanjut masih seputar sopir yang ugal-ugalan tadi.

Waktu lewat Jalan Urip Sumohardjo, tepatnya pas depan warung tenda BEBEK BAKAR PRESTO, aku jadi kangen dengan lelaki kedua yang sangat mencintaiku, Mas Dhody. Biasanya sepulang ngajar dari GO dia selalu menjemputku dengan Vega Merah kesayangannya. Tapi sekarang aku harus benar-benar mandiri dan survive kalau harus pulang agak malam. Kangen dinner bareng di tempat itu. Kangen sama bebek bakarnya juga.
Alhamdulillah, dengan selamat dan sehat wal’afiat akhirnya aku sampai juga di Zona Inspirasiku. Rehat sejenak, kemudian menyantap wedang ronde dan nasi uduk. Masih terbayang kejadian yang bikin aku histeria sepanjang Slamet Riyadhi. Sekarang harus lebih waspada dan hati-hati kalau mau naik angkot. Perhatikan sopirnya, penumpangnya, dll. Ya Rabbi, terima kasih atas penjagaan dan perlindungan-Mu pada diri ini. Terima kasih, Ya Rabb…

Aku jadi ingat SMS Motivasi yang tadi pagi aku kirimkan ke beberapa orang sahabatku,
“Berpikir jernih, hal yang seharusnya kita lakukan ketika dihadapkan pada sesuatu. Berpikir jernih akan membuat kita mengambil sikap yang lebih bijak. Bukan karena emosi, bukan karena arti, bukan karena pengalaman. Tapi layaknya mendengar dengan hati nurani, melihat apa yang terjadi. Karena ada yang mengatakan, bahwa orang bijak bukanlah orang yang mengambil pandangan dari ilmu pengetahuan yang sudah didapat atau pengalaman yang sudah dilalui. Tapi kemampuan untuk menggunakan bashirah (suara hati).”

[Keisya Avicenna, 31 Maret 2011…”MENULIS UNTUK MENDOKUMENTASIKAN HIDUP”. Tatkala kemewahan pagi masih menyapaku di penghujung Maret. Nasihat seorang kakak: “JIKA KAMU PUNYA ALLAH SWT, MAKA KAMU PUNYA SEGALANYA!”. Maka dengan tegas aku katakan, “CUKUP BAGIKU ALLAH SWT!”]

Hari-Hari Penantian

Thursday, March 31, 2011 0 Comments
by Tazkiah an Nafs on Wednesday, March 30, 2011 at 3:56pm

Bagi seorang gadis, ada masa penantian yang acapkali menimbulkan suasana rawan, menanti jodoh. Padahal jodoh, maut dan rezeki adalah wewenang Allah semata. Tak ada sedikitpun hak manusia untuk mengklaim wewenang tersebut. Tapi, watak manusia terkadang lupa dengan janji Allah. Apalagi bila lingkungan sekitarnya terus menerus memburu’nya untuk menikah, sementara jodoh yang dinantikan tak kunjung tiba. Dalam keadaan demikian, kerap muncul bermacam efek yang dapat membahayakan dirinya.



Seorang wanita akan dianggap dewasa bila ia telah mengalami menstruasi. Islam mencatat masa ini sebagai masa awal mukallafnya seorang wanita. Yang perlu diketahui, wanita sekarang menjadi akil baligh jauh lebih cepat dibanding masa dahulu. Dua puluh tahun yang lampau, wanita paling cepat mengalami menstruasi pada usia 15 tahun. Namun pada masa ini, tak jarang wanita mulai mens pada usia 11 tahun. Akibatnya, kedewasaan wanita terhadap masalah-masalah perkawinan akan meningkat secara cepat.



Keresahan mulai melanda tatkala usia sudah merangkak naik, tapi calon suami tak kunjung datang. Tanpa disadari, ada perilaku-perilaku yang mestinya tak layak dilakukan oleh seseorang yang sudah dianggap sebagai teladan dilingkungannya. Ada muslimah-muslimah yang menjadi sangat sensitif terhadap acara-acara walimah ataupun wacana-wacana seputar jodoh dan pernikahan. Ada juga yang bersikap seolah tak ingin segera menikah dengan berbagai alasan seperti karir, studi maupun ingin terlebih dulu membahagiakan orang tua. Padahal, hal itu cuma sebagai pelampiasan perasaan lelah menanti jodoh.



Sebaliknya, ada juga muslimah yang cenderung bersikap over acting. Terlebih bila sedang menghadiri acara-acara yang juga dihadiri lawan jenisnya. Ia akan melakukan berbagai hal agar “terlihat”, berkomentar hal-hal yang nggak perlu yang gunanya cuma untuk menarik perhatian, atau aktif berselidik jika mendengar ada laki-laki (ikhwan) yang siap menikah. Seperti halnya wanita dimata laki-laki, kajian dengan tema “ikhwan” pun menjadi satu wacana favorit yang tak kunjung usai dibicarakan dalam komunitas muslimah.



Data yang terlihat dibeberapa biro jodoh juga menambah daftar panjang fenomena yang menggambarkan betapa kaum Hawwa sangat dihantui masalah-masalah rawan yang membuat kita berpikir panjang dan harus segera dicarikan jalan keluarnya.



Tentang hal diatas, Al qur’an dengan apik mengisahkan ketidakberdayaan seorang wanita menghadapi masa penantian. “Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali …” (QS. An Nahl:92).



Pernikahan memang bukan fardhu. Tidak ada dosa atas seseorang yang tidak menikah selama ia memang tidak menentang sunnah Rasul ini. Jadi, sekarang atau nanti kita menikah, bukanlah problem utama. Yang terpenting adalah bagaimana mengisi masa-masa penantian ini dengan hal-hal yang positif ataupun aktifitas yang berkenaan dengan persiapan pra nikah.



Persiapan berawal dari hati. Kebersihan hati akan membuat seseorang tenang dalam melangkah. Istilah “perawan tua” tidak akan menggetarkan perjalanannya dan membuat dia berpaling dari jalan dakwah. Kalaupun tak berjodoh di dunia, bukankah Allah akan menggantikannya di akhirat kelak sesuai dengan tingkatan amalnya?



Kebersihan hati juga akan sangat menentukan sikap qona’ah (ikhlas menerima dan merasa cukup) terhadap pemberian Allah. Sehingga ia dengan senang hati menerima, jika sekiranya Allah memberinya jodoh seseorang yang secara fisik (selain agama) tidak sesuai harapannya, agar tidak kaget melihat standar kebahagiaan yang diluar bayangannya.



Orang tua dan keluarga juga perlu dikondisikan, agar mereka tidak menyalahkan Islam. Banyak orang tua yang beranggapan bahwa jilbab adalah yang selama ini menjadi penghalang anaknya tidak mendapatkan pasangan.



Selain itu, bersabar dan berdo’a nampaknya merupakan kunci mutlak untuk menstabilkan moral (akhlaq). Dengan kesabaran, ada pintu-pintu yang terbuka yang barangkali tak terlihat ketika kita sedang sempit dada. Dengan do’a, ada jalinan mesra dengan Sang Pemilik. Mungkin tidak saat itu juga do’a-do’a kita akan segera dikabulkan, tetapi bukankah do’a adalah ibadah? Jadi, semakin banyak do’a terucap, semakin banyak pula ibadah dilakukan.



Buat para muslimah yang baru saja menikmati keindahan meneguk bahtera rumah tangga, tampaknya ada sikap yang harus dilakukan untuk menjaga perasaan muslimah yang belum menikah. Istri-istri baru itu, biasanya senang “mengompori”. Sebenarnya sikap ini sah-sah saja, agar tampak bukti bahwa menikah tanpa pacaran, menikah dalam rangka dakwah adalah “pengorbanan” yang menyejukkan. Tapi jika hanya sekedar memanasi tanpa solusi, sebaiknya sikap seperti itu ditahan. Apalagi jika si muslimah itu tidak siap dengan cerita-cerita seputar nikah itu, bisa jadi akan memedihkan perasaannya.



Namun demikian, lain halnya dengan muslimah-muslimah yang ‘bandel’, yang dengan berbagai alasan kerap menolak untuk menikah meski seharusnya sudah siap. Baik tuntutan dakwah maupun tuntutan lainnya.



Menikah adalah ibadah. Tapi, ia bukan satu-satunya ibadah. Masih banyak alternatif ibadah yang bisa dilakukan. Alangkah naifnya bila kita malah banyak membuang waktu untuk memikirkan masalah pernikahan yang tak kunjung juga teralami. Masih banyak pekerjaan dan hal lain yang membutuhkan penyaluran potensi kita. Mumpung masih gadis, optimalkanlah potensi diri. Karena kelak, jika kesibukan menjadi istri dan ibu menghampiri kita, waktu untuk menuntut ilmu, menghapal ayat Qur’an dan hadits, bahkan untuk bertemu Allah di sepertiga malam, tentu saja akan berkurang. Nah, kenapa tidak kita optimalkan sejak sekarang?



“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar” (QS 3:142)

***



sumber : Eramuslim.com

Wednesday, March 30, 2011

Sendiri Menyepi

Wednesday, March 30, 2011 0 Comments

Sendiri menyepi..
Tenggelam dalam renungan
Ada apa aku seakan kujauh dari ketenangan
perlahan kucari, mengapa diriku hampa…
mungkin ada salah, mungkin ku tersesat,
mungkin dan mungkin lagi…
Oh Tuhan aku merasa
sendiri menyepi
ingin ku menangis, menyesali diri, mengapa terjadi
sampai kapan ku begini
resah tak bertepi
kembalikan aku pada cahayaMu yang sempat menyala
benderang di hidupku..
Perlahan kucari, mengapa diriku hampa
mungkin ada salah mungkin ku tersesat,
mungkin dan mungkin lagi
Oh Tuhan aku merasa..
sendiri menyepi…
Ingin ku menangis, menyesali diri, mengapa terjadi
sampai kapan ku begini
resah tak bertepi
kembalikan aku pada cahayaMu yang sempat menyala
Oh Tuhan aku merasaaaaaaaa……
seeeeendiri….aku merasa sendiri..
sampai kapan begini
resah tiada bertepi…Ooohh..
Kuingin cahya-Mu
benderang di hidupku..

****
Mau pulang, tapi sudah jam segini. Pasti macet! Akhirnya bertahan dulu di kantor dan saatnya menulis sambil mendengar nasyid "Sendiri Menyepi"-nya Edcoustic.. Mengungkapkan isi hati saja deh...

Hari ini kembali dalam lautan tafakkur
Batinku menyepi sendiri di sini
Dalam kegelisahan hati yang menyeruak
Di tengah keresahan jiwa yang tiba-tiba datang menyerang
Mencoba mengais hikmah di antara secercah harapan
Sembari meluruskan niat, ku lakukan semua ini semata karena-Nya
Semoga bisa menyelam dan tenggelam dalam lautan cinta milik-Nya…
Kulelah menggumamkan sejuta tanya
Karena jawaban yang tak kunjung jua kutemui
Tapi janji itu akan tetap terus terpatri
Meski halangan dan rintangan menghadang…
Walau pertahanan ini hampir goyah…
Aku ingin tetap meneruskan perjuangan ini…
Untaian dzikir terus mengalir…
Lantunan doa terus mengalun…
Kupasrahkan semuanya pada-Mu
Kau yang berhak menilai dan menentukan…
Bimbing dan kuatkan aku ya Rabb
Kumohon……


Tuhan....Tak ada tempat mengadu yang terbaik selain diri-Mu....
Besar harapanku untuk terus bertahan di jalan ini
Kutahu jalan-Mu tak serta merta lurus membentang,
Penuh duri dan belukar sana sini.
Tapi, yakinkan aku bahwa Engkau slalu ada untuk menjaga dan menolongku.
Kuakui hanya firman-Mu yang slalu bisa membawa ketenangan dihati...
 


Aku termenung. Puisi di atas menggambarkan betapa rapuhnya diriku. Semoga kerapuhan ini tidak berlangsung lama. Karena aku ingin segera bangkit dari lamunan panjangku...
 
"Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?"{yaitu} kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui. Niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam surga 'Adn. Itulah kemenangan yang agung.
Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai {yaitu} pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mukmin". (QS. As-Saff: 10-13).

"Kalian adalah UMAT yang TERBAIK yang diLAHIRkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah" (QS. Al-Imran:110)

Yang sedang tenggelam dalam renungan,

Aisya Avicenna

Aksi Kedua yang Luar Biasa

Wednesday, March 30, 2011 0 Comments

Ahad, 27 Maret 2011 selepas dari agenda pertemuan rutin anggota Pramuda angkatan 15 FLP Jakarta di Masjid ARH dan makan siang, Aisya meluncur dengan menggunakan kendaraan beroda tiga khas Jakarta alias bajaj BBG menuju Monas. Rencana awal, Aisya makan siangnya di bajaj saja untuk menghemat waktu, tapi ternyata setelah dipikir-pikir, di bajaj kan goyang-goyang.. kalau keselek ya berbahaya! Hihi...


Setelah bernegosiasi dengan sopir bajaj, akhirnya disepakati ongkosnya. Di dalam bajaj sempat mencicipi MADU SUNNAH HPA yang tadi dibawakan Mbak Pika FLP. Hmm, biar jadi dopping! Begitu pikir Aisya. Sesampainya di Monas, ada beberapa andong yang sudah dihias pita. Cantiknya... (Andongnya lho, bukan kudanya!). Aisya masuk ke monas. Hmm, sepertinya salah turun nih. Mungkin panggung utamanya ada di dekat patung kuda.


Akhirnya Aisya menuju ke sana. Ehem, Glek... Sepanjang perjalanan ke sana Aisya cuma bisa menunduk dan berucap kata "Sabar... Sabar... Sabar.. " berulang kali. Pasalnya, kanan kirinya tuh banyak pemandangan yang bikin ngiri. Tapi insya Allah ngirinya tuh iri yang memotivasi. Di sebelah kanan depan ada pasangan suami istri yang kompak dengan kaos putih-kuning-hitam sedang bergandengan tangan mesra. Glek.. Trus, di sebelah kiri ada seorang istri yang sedang memotret suami dan anaknya. Hmm, Aisya hanya tersenyum (pengin!). Aisya melanjutkan perjalanan sambil nasyidan.. Penantian...


Penantian adalah satu ujian
tetapkanlah ku selalu dalam harapan
kerana keimanan tak hanya diucapkan
adalah ketabahan menghadapi cubaan

sabarkanlah ku menanti pasangan hati
tulus kan kusambut sepenuh jiwa ini
di dalam asa diri menjemput berkah-Mu
tibalah izin-Mu atas harapan ini



Rabbi, teguhkanlah ku di penantian ini
berikanlah cahaya terang-Mu selalu
Rabbi, segala upaya hamba-Mu ini
hanyalah bersandar semata kepada-Mu

Rabbi, redhailah penantianku ini
hadirkanlah ketenteraman di dalam hati
Rabbi, hanya pada-Mu-lah doaku ini
duhai tempat mengadu segala resah diri


Akhirnya Aisya sampai di panggung utama. Alhamdulillah, baru dimulai. Acara diawali dengan penampilan dari Izzatul Islam. Menghentak!!! Berhubung mantan vokalis STREAM, Aisya juga turut bernasyidan ria.

Paling suka waktu Izzis membawakan Jejak!

menapaki langkah-langkah berduri
menyusuri rawa, lembah dan hutan
berjalan diantara tebing jurang
smua dilalui demi perjuangan

letih tubuh di dalam perjalanan
saat hujan dan badai merasuki badan
namun jiwa harus terus bertahan
karna perjalanan masih panjang

kami adalah tentara Allah, siap melangkah menuju ke medan juang
walau tertatih kaki ini berjalan
jiwa perindu syahid tak akan tergoyahkan

wahai tentara Allah bertahanlah,,
jangan menangis walau jasadmu terluka
sebelum engkau bergelar syuhada
tetaplah bertahan dan bersiap siagalah

* Puisinya...

gunung tinggi menjulang
samudra luas membentang
adalah lahan peneguhan

hutan rimba
padang gersang
jadi ajang pembuktian

hujan badai
terik panas kerontang
pasti kan hiasi perjalanan
saat langkah tlah diayunkan
pantang surut ke belakang hingga sampai ke tujuan
bertahanlah dan bersiap siagalah



Wah... keren pokoknya!

Setelah penampilan Izzis, Aisya merapat ke barisan akhwat di depan panggung. Acara dilanjutkan dengan prakata dari MC. Kami diajari beberapa yel-yel. Setelah itu tasmi' Qur'an oleh seorang ikhwan yang hafizh! Mantap... Baru setelah itu ada orasi dari beberapa tokoh. Sebut saja ada Pak Hidayat Nur Wahid, Pak Anis Matta, Ibu Yoyoh Yusroh dan beberapa tokoh lintas agama.

Alhamdulillah, akhirnya bisa satu forum dengan Wakil Ketua DPR RI, Pak Anis Matta, Lc, memberikan orasinya di acara Aksi Munashoroh untuk Timur Tengah tersebut. Dihadapan ratusan ribu massa aksi, beliau menyampaikan, "Yang mendukung revolusi itu anak-anak muda, bukan cuma karena usianya tapi muda dari perasaan yang slalu berjiwa muda," ujarnya.

Setelah orasi dari para tokoh (Aisya sempat merekam semuanya, insya Allah akan diupload kemudian hari... belum sempat ditulis orasinya), sempat ada penampilan dari Ar Ruhul Jadid. Setelah itu pelepasan merpati dan kita jalan dari Monas menuju bundaran HI, terus kembali ke Monas lagi. Subhanallah, selama dari Monas sampai ke Monas lagi cuacanya mendung. Sempat gerimis sebentar. Hmm, serasa malaikat turut serta dalam aksi kali ini. Saat aksi ini Aisya hanya sendiri. Sebenarnya kawan-kawan "lingkaran cintanya" juga ada yang datang, tapi tidak bertemu karena mereka datang terlambat (sebelumnya mereka ada agenda ke walimahan dulu). Karena ada agenda lain, akhirnya mereka juga tidak turut turun ke jalan.

Oh ya, aksi tersebut digelar sebagai bentuk kepedulian dan rasa prihatin yang mendalam atas nasib masyarakat sipil yang menjadi korban krisis politik dan konflik bersenjata, yang berkecamuk di sejumlah negara di Timur Tengah, seperti di Yaman, Bahrain, Libya, juga di Palestina.

Aksi ini juga dimaksudkan untuk meminta pemerintah Indonesia mendesak Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengeluarkan resolusi untuk mengakhiri krisis politik dan konflik bersenjata tersebut guna menghindari jatuhnya korban rakyat sipil yang lebih banyak lagi.

Aksi ini bisa juga sebagai tekanan untuk DPR khususnya komisi I yang membidangi pertahanan dan luar negeri agar memberikan tekanan kepada pemerintah Indonesia untuk mendesak PBB mengeluarkan resolusi itu.

Eh iya, Aisya sempat bertemu dengan murabiyah pertamanya di Jakarta. Hmm, mbaknya itu begitu istimewa. Mbaknya itu pula yang dulu pernah membantunya saat Aisya mencoba mengukir sejarah baru dalam hidupnya, meski pada akhirnya kisah itu harus berhenti di tengah jalan dan Aisya berjanji pada dirinya sendiri tak akan lagi meneruskan kisah itu. Ia akan merangkai kisah lain yang lebih indah. Semoga dalam waktu dekat ini.

Alhamdulillah, perjalanan aksi yang cukup panjang itu akhirnya bisa dilewati Aisya dengan penuh semangat karena sepanjang perjalanan ia bersama dengan para ikhwah yang luar biasa meskipun tidak ia kenal. Ada seorang ibu muda yang menggendong anaknya, suami istri yang bergandeng mesra (lagi-lagi bikin ngiri), adik-adik kecil, dll. Mereka semua sangat bersemangat! Aisya nggak mau kalah dong...

Pukul 17.00, Aisya pulang.... Hmm, benar-benar aksi kedua yang luar biasa!!!

Aisya Avicenna

Insan Istimewa

Wednesday, March 30, 2011 0 Comments
Kebetulan di kantor lagi dengerin "Permata Yang Dicari"-nya DeHearty

Hadirnya tanpa kusedari
Menggamit kasih cinta bersemi
Hadir cinta insan padaku ini
Anugerah kurniaan Ilahi
Lembut tutur bicaranya
Menarik hatiku untuk mendekatinya
Kesopanannya memikat di hati
Mendamaikan jiwaku yang resah ini
Ya Allah


Jika dia benar untukku
Dekatkanlah hatinya dengan hatiku
Jika dia bukan milikku
Damaikanlah hatiku
Dengan ketentuan-Mu
Dialah permata yang dicari
Selama ini baru kutemui
Tapi ku pasti rencana Ilahi
Apakah dia kan kumiliki
Tidak sekali dinodai nafsu
Akan kubatasi dengan syari’at-Mu
Jika dirinya bukan untukku
Redha hatiku dengan ketentuan-Mu
Ya Allah
Engkaulah tempat kubergantung harapanku
Kuharap diriku senantiasa di bawah rahmad-Mu.


Mencintai dan dicintai adalah fitroh manusia, hal itu ada sejak sebelum kita dilahirkan di dunia. Insya Allah, para ukhtifillah, moga kita termasuk hamba-hamba Allah SWT yang nantinya kalo sudah tiba masanya kita dipertemukan dengan hamba Allah SWT yang terbaik untuk menjadi pendamping hidup, bersama-sama membangun keluarga sakinah mawadah dan warohmah. Senantiasa diberikan kemudahan dalam mendapat keturunan keturunan yang sholeh-sholehah yang dapat menyejukkan hati kedua orang tua. Allahumma amin.



Ukhtifillah semoga kita juga tetap diberikan keistiqomahan untuk menjaga diri dari perbuatan yang mendatangkan murka-Nya. Insya Allah dengan kesabaran menjaga iffah kita dan dengan kegigihan kita untuk mempetahankan izzah kita Insya Allah akan diberi balasan yang setimpal dari Nya, yaitu pendamping yang bisa membawa kebahagiaan di dunia maupun di akhirat, Allahumma amin.

Karena semua itu sudah ada waktunya sendiri-sendiri, so sambil menunggu waktu yang sudah ditentukan kapan datangnya, marilah kita semua mempersiapkan diri untuk mencari bekal, mencari ilmu untuk persediaan perjuangan kita, agar nantinya kita tidak kehabisan bekal.

Pernikahan itu bagaikan kapal, kapal yang akan berlayar di samudera yang sangat luas. Ketika kapal akan diterjang gelombang, angin yang besar dan bencana, kita sudah mempersiapkan bekal dan tehnik, bagaimana kita menghadapinya agar tetap berlayar dengan baik, selamat sampai ditujuan. Pernikahan juga seperti itu, jangan sam
pai kita tidak mempersiapkan dengan baik. Menikah mudah dan sulit, mudah jika kita mempersiapkan sedari dulu, sulit jika kita tidak tahu ilmu di dalam pernikahan tersebut, alias tidak punya bekal sama sekali. Dan semoga kita termasuk orang yang dimudahkan oleh Allah Swt, Allahumma amin……

[Serakan Inspirasi]

by : Keisya Avicenna (my supertwin)

KARENA SEMUA KENANGAN TAKKAN MUNGKIN TERHAPUS WAKTU #1 [Catatan untuk “Kaum Adam” FLP Pelangi]

Wednesday, March 30, 2011 0 Comments


Buat : Kang Sofa, Mas El, Mas Dwi, Mas Tyo, Mas Sururi, etc…]

1. Fachmy Casofa (Kepala Suku yang “merah merona” karena tertolak Cut Mala)
Fachmy Casofa. Nama yang aneh! Itu yang pertama kali terlintas dalam pikiran Nungma saat menemukan sebuah buku yang sangat ingin Nungma beli pada tahun 2009, yaitu MUSLIM INSPIRATIF. Ah, sebodo dengan penulisnya. Yang penting INSPIRASI menjadi sebuah kata yang sangat Nungma cintai di tahun 2009. Buku itu sangat berjasa karena bisa menjadi salah satu sumber inspirasi pada saat SUPERTWIN mengisi Training Akademik di MIPA UNDIP.
Akhir 2009, Nungma sempat nge-add penulis buku itu di FB. Dan akhirnya nama itu masuk dalam friend list-nya Nungma di FB. Gila! Chatingan yang sangat konyol pada awalnya. Bener-bener gila. Kok bisa ya kenal dengan orang yang super jayus n konyol kayak dia. Wkwkwk… Sempat juga SMSan. Sampai akhirnya Nungma mengucapkan terima kasih karena buku MUSLIM INSPIRATIF-nya cukup berjasa dalam performance SUPERTWIN pas jadi trainer di UNDIP. Unforgettable experience dah. Dan ungkapan yang Nung masih ingat dari dia adalah: “Wah, terima kasih juga ya. Saya jadi merasa hidup saya ada gunanya.” Heuheu…jadi terharu! Hehehe…

Waktu terus berjalan (halah), kadang kalau ada waktu luang, sempat chat juga dengan dia, minta motivasi tentang kepenulisan. Balesan-balesan yang meluncur pun juga sangat konyol. Sumpah, Nung jadi penasaran banget dengan sosok Fachmy Casofa. Sudah namanya aneh, kegilaannya di atas rata-rata, dan yang terpenting rasa-rasanya pengin nimpuk!!! Beneeeer!!!
Sampai akhirnya, pada tanggal 7 November 2010 (pagi sebelumnya kita sempat chatingan, olok-olokan, pokoknya mencerminkan ketidakwarasannya deh.hehe…), hari itu ada agenda Pelat Pulpen FLP Solo Raya hari ke-2. Bertempat di Aula Fakultas Hukum. Waktu itu Nung berjalan menuju aula. Sekilas menangkap sosok yang sudah Nung kenal (karena Nung cukup hafal tampang ngeneznya di foto profile FBnya). Tu orang jalan berdua (kayaknya dengan Mas Dwi), lewat simpangan dengan Nungma. Ekspresine konyol banget!!! Sumpah, pengin nimpuk saat itu juga. Tapi Nung coba mengendalikan diri. Hahaha…Nah, pas di dalam ruangan, beliau sempat di “sindir” sama Mbak Asri Istiqomah. Kemudian semua mata tertuju padanya, gek dia pasang tampang paling innocent. Yang salah tingkah malah orang yang duduk di sampingnya (mas Dwi-red). Geeeerrrrr!!! Sampai akhirnya, Nung SMS tu orang. Melu ngosoni. Dan apa balasannya? (intinya) pengin nyamar. Henshin gitu n pinjem jilbab pink!!! (gila gak tuh??? Sangaaat!!!).
Dan dunia ternyata hanya seluas daun kelor (haiyyah), sekarang Fachmy Casofa bukan orang asing lagi, bukan makhluk planet yang kesasar ntah di belahan angkasa raya sebelah mana... Sekarang beliau menjadi sesepuh yang sangat berjasa dalam keberlangsungan keluarga besar FLP Pelangi Solo Raya. Hihi…menjadi kepala suku Pelangi, meski harus berngenez-ngenez ria, Kang Sofa selalu berusaha memberikan yang terbaik semampu dia! Agar kita terus produktif menghasilkan karya. Terima kasih banyak, ya Kang! Beliau juga menjadi pethunya di NIBIRU READERS SOLO dengan 5 anggota yang sangat unyu-unyu (baca: Mas Aris El Durra, dirinya, Diah Cmut, Ayu’, n Nungma).
Sukses selalu ya, Bro! Be a good brother ‘n teacher for us! Semoga segera ketemu dengan “Cut Mala”…jangan lupa malam ini jadwal Kamen Rider ronda! ^^v…HENSHIN!!!

2. Aris El Durra [Danus yang hobi banget kirim SMS dan super duper hiperaktif (baca: sukangilang). Hihihi]
Pertama kali bertemu dengan Mas Aris tanggal 5 Ramadhan 1431 H atau tanggal 15 Agustus 2010. Kenal beliau dari facebook. Sempat chating juga sebelum pertemuan perdana itu. Karena setahu Nungma beliau juga salah satu anggota FLP Solo Raya.
Nungma ingat, dulu sempat menanyakan apakah Mas Aris ini yang punya salon El Durra (salon yang dah jadi langganan Nungma sejak semester satu, pas dulu masih di Jalan Surya). Karena nama belakangnya kok pake “El Durra”. Beliau pada awalnya gak mau njawab ‘n nyuruh Nungma sendiri yang mencari jawabannya. Ealah, akhirnya terkuak juga. Ya, beliau adalah sosok pengusaha muda sekaligus PNS RSJD (hihi, moga gak ketularan pasien-pasiennya), sosok yang sangat gigih mewujudkan mimpi-mimpinya. Salah satunya dengan mendirikan salon syari’ah khusus muslimah El Durra itu. Subhanallah…
Kembali ke tanggal 15 Agustus 2010, Nungma mengikuti Workshop Nasional Menulis Kreatif “Ngabuburit Seru Bareng Gizone” yang bertempat di TK Permata Hati. Waktu itu, Mbak Asri Istiqomah (pas sesi beliau ngasih materi) sempat nyebutin nama ‘n nunjuk Mas Aris El Durra yang duduk di pojok belakang. Nungma pun mengo…”O, itu to orangnya!”. Trus pas break sholat, pas Nungma jalan melewati gerbang, beliau lagi ubet ngeluarin Vega Biru-nya. Tyuz tak sapa deh. “Mas Aris ya?”. Tu orang njawab. “Iya, Norma ya?’. Wkwkwk…konyol banget lah. E, sekarang setelah kenal tambah gayeng tenan.
Banyak hal yang bisa Nungma pelajari dari karakter beliau. Totalitas dalam mengemban amanah, rela berkorban dalam banyak hal, kehumasannya oke punya, semangat berbaginya luar biasa, pantang menyerah, ia terus bisa survive sebagai si bungsu meski sudah ditinggal orang tuanya sejak lama (bagian yang ini Mas yang aku paling salut dari dirimu!). Mas Aris juga yang bikin julukan baru buat SUPERTWIN; “UPIN dan IPIN”. Makanya jangan heran teman-teman, kalau ada yang manggil Nungma dengan sebutan IPIN. Gara-gara Mas Aris tuh!!! Betul…Betul…Betul…Hehe…
Yups, semoga bisa menjadi haji yang mabrur ya Mas (ntar tak siapin catatan list oleh-oleh.xixi) ‘n segera menemukan “bidadari”nya. Amin. Hehe…selalu jadi sahabat dan kakak yang luar biasa buat Nungma dan adik-adikmu di Pelangi ya… Adik-adikmu di Danus diberdayakan tuh. Suruh jualan permen sunduk gitu. Hihi…(Bravo Gus Durra! Gubrak…^^)

3. Mas Tyo (kaderisasi yang selalu “ngenez”)
Pertama kali ketemu dengan sosok Mas Tyo pas rapat perdana FLP Pelangi di Masjid Nurul Huda. Tapi belum tahu orangnya yang mana. Sampai akhirnya di pertemuan kedua saat bertempat di Pendhopo Kecil Taman Budaya Jawa Tengah, Nung baru ngeh o…itu to yang namanya Mas Tyo. Dari tampangnya aja dah bikin ngikikgulingguling. Wkwkwkwk…. Satu hal yang masih terekam di memory otak Nung, waktu itu kan yang ngisi Kang Nass dan beliau menyuruh kita mengungkapkan alasan kenapa buku yang beliau sebutkan -dari list buku yang kita kumpulkan tadi- menjadi buku favorit/ buku yang cukup berpengaruh dalam hidup kita. Gek Mas Tyo ditanyai bukunya Salim A. Fillah yang “Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan” apa bukunya Muh. Faudzil Adhim yang “Saatnya Untuk Menikah” itu ya, Nung agak lupa. Yang jelas tentang pernikahan. Hahaha…gek njawabe, ya itu sesuai dengan cita-cita dan harapan dia gitu. (*nglirik Sephia-nya).
Dari Mas Tyo, Nung belajar banyak hal juga. Beliau orangnya ontime. Bener!!! Rela berkorban juga, baik hati, tidak sombong dan suka menabung. Suka ngabizin makanan juga. Haha. Hm, berhubung dia sering jadi tukang jepretnya Pelangi tomatis dia jarang ikutan foto bareng. Ealah, tapi sekali dia minta foto dijamin langsung bisa jadi bahan pitnah. Hahaha. Ni orang paling semangat kalau ada ROMANTIS alias ROmbongan MAkaN graTIS!!! Dijamin, Mas Tyo berada di garda terdepan. Serbuuuuu…..xixixi. (Ssssttt…Nung punya SMS puisinya Mas Tyo lho. Kapan-kapan tak publish. Dia punya bakat yang terpendam…kapan-kapan ngisi rubik puisi di EMBUN Mas bareng Diah Cmut n Nungma. Hahaha…gawe rubik dewe…^^). Pesen Nung, yang akur ya sama belahan jiwanya!^^b

4. Mas Dwi (sosok yang unpredictable…^^v)
Bertemu dengan Mas Dwi pertama kali pas Pelat Pulpen hari kedua tapi juga belum terlalu ‘ngeh’. Baru ngobrol ya pas di pendhopo kecil TBJT. Sosoknya unik. Hihi…beliau baik dan penuh semangat. Enak diajak sharing juga. Wiss, pokokmen tetep semangat ya Mas Cowie!!!

5. Mas Sururi (so myzteriuoz. DIMENSI! Diam-diam Menyimpan Potensi)
Bertemu perdana pas pertemuan Pelangi di NH. Baru mengawali percakapan ya pas di pendhopo TBJT. Kesan pertama pendiam dan misterius. Hehe. Tapi lama-kelamaan asyik juga diajak ngobrol. Mas Ruri, kamu masih punya tanggungan puisi buat Kyai Slamet lho yaaaa…

Hehe… Iseng aja bikin catatan untuk 5 orang “kaum Adam” di FLP Pelangi. Ohya, baru-baru ini tambah satu sosok. Orang menyebutnya Wildan. Hihi. Sangar tenan mukanya (peace, Wild!). Sosok yang ketika memakai jaket selalu ada tulisan berukuran super big yang berbunyi “JUAL PULSA”. Hadeeeeh…semoga kita bisa menjalin silaturahmi dengan baik, ya Wild! Ohya, ada yang tahu Mas yang satunya itu? Nung lupa namanya, gak pernah nongol sih…hehe….
Bersyukur kenal kalian semua. Kakak-kakakku yang LUAR BIASA!!! Bikin hidup Nungma semakin penuh warna…^^v

Catatan hasil RESEARCH HUMAS, setelah buka buku DNA dan flash back memory di otak ini. Tulisan sebagai bahan referensi pembuatan “NOVEL PELANGI”. Hihi…buat yang Kaum Hawa, nantikan tulisan selanjutnya. Tulisan ini hanya sebagai sarana “refreshing sejenak”. Bosan dengan naskah…^^. Sekarang, -setelah menulis catatan ini-, sepertinya “SPIRIT” itu kembali “MEMBARA”…SEMANGAT, PELANGIKU!!!

[Keisya Avicenna, 30 Maret 2011. Dalam episode: “MENULIS untuk MENDOKUMENTASIKAN HIDUP!”]

INI PAGIKU, BAGAIMANA PAGIMU?

Wednesday, March 30, 2011 0 Comments
by Norma Keisya Avicenna on Tuesday, March 29, 2011 at 6:25am
Pagi adalah saat dimana aku menyapa embun
Butiran bening yg mampu menghapus dahaga kegersangan jiwa..

Pagi adalah saat dimana aku leluasa mengagumi sang bagas
Merekah di timur
Menjelma dlm bulatan keemasan yg siap hangatkan semesta
Memancarkan semangat dalam batang-batang cahaya..

Pagi adalah saat dimana lidahku basah dlm lantunan dzikir..
Memuji kebesaranNya
Berucap hamdalah..dalam bilangan tak terkira bnyaknya..

Pagi adalah saat dimana aku mengeja angka,karena waktu tlah membwaku dlm hari yg berganti..
Yg tak pernah q tahu kapan ujungny nanti..

Monday, March 28, 2011

Obrolan Sore dengan Ketua Efelpe Jakarte

Monday, March 28, 2011 0 Comments
Kang Tef - Aisya - Tasaro
[Aisya Avicenna]
aslmkm
sore kang tef...
hanya menyapa saja... hehe

[Taufan E. Prast]
Wa'alaikum salam... sore, Ticko... apa kabarmu, terima kasih sudah menyapaku... hehe

[Aisya Avicenna]
alhamdulillah, baik2 saja kang
kang tef pa kabar??

[Taufan E. Prast]
alhamdulillah sehat wal afiat...

[Aisya Avicenna]
alhamdulillah...

[Taufan E. Prast]
syukurlah, jaga kesehatan ya...

[Aisya Avicenna]
insya Allah
kang tef jg
mbak era jg dijagain
hehe
salam yaaa

[Taufan E. Prast]
haha... dia sudah bisa jaga diri, justru aku yang masih liar, hehe...

[Aisya Avicenna]
wkwkwk

[Taufan E. Prast]
lagi nulis apa, Ticko?

[Aisya Avicenna]
nulis Analisis Beban Kerja (di kantor)...
hehe
klo buku insya Allah ada beberapa yg lg mau diselesaiin
doain kang mg lancar...
hehe
coz hrs bg waktu jg buat belajar mau ikut seleksi beasiswa S2

[Taufan E. Prast]

alhamdulillah, amiiiin... aku melihat kesungguhan yang luar biasa pada dirimu... semoga semuanya lancar...

[Aisya Avicenna]
aamiin...

[Taufan E. Prast]
bergeraklah selagi muda dan ada kesempatan...

[Aisya Avicenna]
ni daku jg ada tawaran dari sebuah penerbit di solo.. baru usul tema sih, katanya 85 % mau diterbitin
ni lg diuber2 outlinennya
puyeng jg sih, bnyk yg hrs dikerjakan.. mg bs memprioritaskan

[Taufan E. Prast]
alhamdulillah, pesannya satu, "jaga keseimbangan"

[Aisya Avicenna]
iya
selalu berjuang untuk itu
kadang fisiknya yg gak bisa menyeimbangi
hehe
bagi2 dagingnya dung kang
:):)
masak ketuanya endut, anak buahnya kurus.. xixi

[Taufan E. Prast]
wkekeke... ga ada hubungannya tuh...

[Aisya Avicenna]
ada, berarti harus ada usaha untuk mensejahterakan anak buah, misalnya bawa makanan atau traktir makan2 sesering mungkin.. apalagi anak kost seperti aku
hehe

[Taufan E. Prast]
menikahlah, maka engkau akan gemuk, hahaha

[Aisya Avicenna]
hahaha
insya Allah... segera! :):)

[Taufan E. Prast]
Amiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin.... alhamdulillah... :):)
oke ya, aku ada miting nih...

[Aisya Avicenna]
oke
semoga sukses

NB : Kang Taufan E. Prast adalah ketua FLP Jakarta periode 2011-2013 (pada periode 2009-2011 juga sudah menjabat ding! ^^v). Hmm, dia adalah salah satu penulis favoritku juga. Tulisan dan kepribadiannya sangat menginspirasi. Istrinya (Teh Era) juga salah satu inspiratorku. Alhamdulillah, salah satu rahasia Allah mengirimku ke Jakarta adalah karena di Jakarta ada mereka. Sosok-sosok yang luar biasa!

Aisya Avicenna

Pertemuan IV Pramuda Angkatan 15

Monday, March 28, 2011 0 Comments
Bang Melvi Yendra

Hari, Tanggal : Ahad, 17 Maret 2011
Waktu : Pukul 10.00-12.00
Tempat : Masjis ARH, UI Salemba
MC dan moderator : Ikal
Pembicara : Melvi Yendra
Tema : "DUNIA MENULIS DAN PELUANGNYA DI DUNIA BROADCAST"
Sekilas Profil Pembicara :
Bang Melvi lahir tahun 1975 di Padang. Kelas 4 SD tulisan beliau yang berupa puisi dimuat di Majalah Bobo. Kelas 6 SD menulis cerpen untuk Bobo dan Ananda. Saat SMP dan SMA menulis di Koran Sanggalang. Nah, di koran daerah ini, ada satu rubrik khusus untuk remaja (pelajar). Semua murid berkompetisi, termasuk Bang Melvi. Dan ketika karyanya dimuat, maka namanya akan diumumkan waktu upacara bendera hari Senin. Sungguh mengangkat nama baik sekolah!
Bang Melvi juga pernah bekerja di penerbitan, di Annida selama 2.5 tahun, di Mizan selama 4.5 tahun. Setelah resign dari Mizan, selama 1.5 tahun beliau menjadi penulis lepas. Beliau sempat berkata, “Jangan kerja di penerbitan karena bisa mengurangi produktivitas menulis. Karena akan sering mengurusi tulisan orang lain daripada tulisan sendiri.” Hmm, sebenarnya bercanda juga sih!
Berbicara tentang dunia broadcast, spesifiknya tentang dunia skenario, Bang Melvi berujar bahwa dunia ini sangat keras. Beliau berbagi cerita saat gabung di ANP (Aris Nugroho Production), pemiliknya bernama Aris Nugroho. Mas Aris adalah sutradara sekaligus kreator beberapa komedi situasi di televisi, sebut saja ada Bajaj Bajuri, OB, Coffeebean Show, dll. Saat kerja di ANP itulah Bang Melvi mengalami ‘penggemblengan’ yang luar biasa. Dicaci maki sudah biasa.


Bang Melvi berujar, kalau kerja jadi penulis skenario :
1. Harus tega sama keluarga
2. Harus tega sama pekerjaan
3. Harus tega sama diri sendiri
Saat gabung ANP, ada tahap audisi dulu. Terpilihlah 50 orang dari berbagai daerah. Tugas pertama : menyerahkan 10 sinopsis perhari via email. Tiga puluh orang mengundurkan diri. Kemudian gugur lagi 5 orang. Tinggal 15 orang! Kelima belas orang itu salah tiganya adalah senior FLP, ada Mas Sakti Wibowo, Mas Sokat, dan Bang Melvi. 


Penghasilan seorang penulis skenario didapatkan berdasarkan hasil kerja, prestasi, dan kecermatan dalam menangkap ide dan peluang. Jargon dari Mas Aris adalah “Jika sudah masuk dalam ANP, maka ego dan harga diri harus ditinggalkan di keset”. Saat yang paling berat bagi Bang Melvi adalah saat mengejar deadline. Bang Melvi gabung di ANP selama 3 tahun.


Salah satu cara agar skenario kita diproduksi adalah dengan bertemu langsung dengan “user”-nya, yaitu produsernya, karena produsernya yang berhak memproduksi naskah. Peluang untuk menulis skenario tuh sangat banyak.


Alur skenario : membuat sinopsis, kemudian dikembangkan menjadi story line, setelah direvisi baru enjadi naskah. Naskah ini meski sudah di-ACC, tapi belum tentu diproduksi. 


Saat memasuki sesi tanya jawab, ada beberapa pertanyaan yang masuk.
1. Sudah mengirim sinopsis, tapi tidak ada respon. Bagaimana agar bisa mengurangi risiko diplagiat?
Memang, cukup menarik karena 1 sinopsis dihargai RP 500.000,- sehingga ada saja kejahatan tentang ini. Ada "penjahat sinopsis, dia membuka pengumuman, banyak penulis yang mengirim sinopsi, kemudian sama 'penjahat' tersebut sinopsisnya diplagiat (dipilih yang bagus)dan si penulis tidak dikabari.
2. Dukanya seorang penulis skenario adalah saat kreativitasnya kadang terpangkas karena masalah budget atau mendadak skenarionya harus diubag karena tokoh berhalangan hadir.
5. Apa saja yang dibutuhkan untuk membuat film sampai jadi? Properti, eumah, artis, crew, dll
6. Kalau ada stasiun TV yang memutar film yang sama, bisa jadi karena kontrak filmnya yang cukup panjang.
7. Seorang penulis novel yang naskahnya dipotong-potong. Solusi terbaik, kita sendiri yang memfilmkan (kita jadi penulis, sutradara, sekaligus produsernya).


Motivasi dari Bang Melvi:
1. FLP sudah besar dan anggotanya banyak yang sudah menjadi orang besar. Satu hal yang harus dijaga, yakni semangat menulis yang harus dibangun daru diri sendiri. FLP hanya sebagai sarana.
2. Karya kita = sejarah kita yang insya Allah akan bergaung selamanya. Menulis adalah salah satu cara yang membuat kita hidup selamanya.
3. Berjuanglah dan jangan mudah menyerah! Menjadi penulis itu tidak butuh biaya! Siapapun Anda, Anda bisa menjadi penulis. Ada dokter yang juga penulis, guru yang juga penulis, dan PNS yang juga penulis (yang terakhir ini saya imbuhi sendiri.. hehe ^^v).
Wah, ternyata di KTP Bang Melvi tertulis “PENULIS” dalam pekerjaannya. Baru tahu!!!

Setelah materi dari Bang Melvi, dilanjutkan kultum oleh Arief. Kultumnya bisa dibaca di : http://www.facebook.com/notes/arief-fathur-rizqi/catatan-kecil/10150128041375793

Reportase by :Aisya Avicenna

GORESAN WARNA KE-14 [FLP Pelangi Solo Raya]

Monday, March 28, 2011 0 Comments



Ahad, 27 Maret 2011
Ada kabar duka dari salah satu anggota FLP Pelangi.
Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Ibu Muyassarah (ibunya Mbak Ummi Kultsum) meninggal dunia. Semoga amal ibadah beliau diterima Allah SWT dan semoga keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberikan kesabaran. Amin.
***
Rencana awal, Pelangi mau ta’ziyah bareng. Kumpul di markas jam 10. Tapi ternyata banyak yang tidak bisa. Nung berangkat ke markas nebeng Mbak Anik. Sesampai di markas sudah ada Mas Dwi dan Kang Sofa dengan tampang “ngenez”mereka. Kita ngefixkan Ruang Multimedia dulu buat agenda pelatihan nanti siang. Karena tadi dapat kabar dari Mbak Fitri kalau beliau nanti siang tidak bisa datang. Otomatis tidak ada yang bertanggung jawab untuk peminjaman ruangan. Wadew, padahal siang ini kita mengundang pemateri tamu dari Tiga Serangkai. Hujan turun, deras juga euy. Kang Sofa n Mas Dwi sempat jadi “pahlawan kehujanan”, bantuin pak penjaga sekolah ngangkatin karpet yang dijemur. Hihihi. Hm, belum jadi berangkat ke rumah Mbak Ummi deh. Tapi di sana sudah ada Mbak Nury, Mbak Ivon, Mbak Amrih, dan Mbak Eka. Nung sempat baca statusnya Mbak Nury dan comment2 di bawahnya: “Layat paling geeeerrr kayae baru hari ini deh”. “Aku jadi bingung, mau bilang Innalillahi apa Masya Allah. Gokil banget dah, tapi aku tahu itu berangkat dari kesiapan dia untuk ditinggal seseorang yang dicintainya.”. wah, Nung jadi penasaran dengan apa yang tengah terjadi. Hehe…

Sambil nunggu konfirmasi dari Mbak Fitri dan nunggu hujan reda, kita berempat mbahas agenda Muslim Fair tanggal 10 April nanti. Bikin konsep “BANCAKAN PENULIS”. Wkwkwk… Tak terasa adzan Dhuhur berkumandang. Hujan juga masih turun tapi dah gak sederas tadi. Sholat dulu then persiapan Ruang Multimedia. Alhamdulillah, Mbak Fitri mengizinkan untuk pemakaian markas meski cuma sampai Ashar.

Mengenal Anak Melalui Buku
Sekitar jam 13.30, materi penulisan pun dimulai. Anak-anak Pelangi pada telat. Dasaaar! Tapi gak papa ding, yang penting bawain Nungma makanan. Laper euy… Mbak Af Idah Salmah menyampaikan banyak hal tentang “BUKU ANAK”. Mulai dari “Seputar Dunia Buku Anak”, “Jenis-Jenis Buku Anak”, “Cara Cari Ide dan Menentukan Tema Buku Anak”, “Cara Memasukkan Naskah ke Penerbit”, sampai “Tips Membuat Buku Anak yang Tidak Menjemukan”. Banyak dapat ilmu baru nih!
Pada bagian akhir beliau menyampaikan:
“MAN JADDA WAJADA. Keberhasilan adalah berkat kerja keras yang ikhlas menjalani dan menerima kritikan dengan meningkatkan kreativitas diri.”
Terima kasih ya Mbak Fida…^^

***
Sholat Ashar dulu. Kemudian kita rapat di pelataran masjid. Makhluk yang tersisa: Kang Sofa, Mas Dwi, Mbak Eka, Mbak Nury, Mbak Amrih, Mbak Anik, Nungma, Diah Cmut, dan Mbak Fu’ah. Oya, Mbak Santi nyusul setelah pulang dari kuliah. Hujan kembali menyejukkan hati-hati kita.
Rapat yang super gayeng dimulai dari pembahasan EMBUN, terutama jadwal pengerjaan naskah kita tiap pekan. Dan disepakati setiap Ahad sore pasca pertemuan rutin Pelangi kita merapatkan naskah EMBUN.
Point pembahasan kedua mengenai laporan keuangan Bendahara Pelangi, Bunda Fu’ah. Hoho…berhubung belum direkap jadi belum bisa diketahui kas terakhir Pelangi berapa duit. Tapi Insya Allah, sebentar lagi Pelangi bakal dapat pemasukan dari majalah di setiap bulannya. Cihuy…
Point pembahasan ketiga, Kang Sofa menyampaikan harapan besar Kang Nass untuk FLP Pelangi dan harapan Kang Sofa juga untuk anak-cucunya di Pelangi:
1. Pelangi menjadi tim yang kuat dan solid
2. 80% menjadi “PENULIS”
3. Produktif dalam BERKARYA!

Point pembahasan keempat, kewajiban penyelesaian naskah, maksimal sampai Juni 2011 lho yak…tiap orang ditanyai kepala suku sudah sejauh mana penulisan naskah bukunya. Hehe…Bismillah…Ayo, SEMANGAT!!!
Point pembahasan kelima, tentang agenda Muslim Fair tanggal 10 April. Pethunya menyampaikan usulan konsep “BANCAKAN PENULIS”. Tapi setelah disampaikan kepada Kang Nass via SMS beliau ternyata pas hari H tidak bisa datang. Beliau juga kurang setuju dengan konsep yang kita buat, hal terpenting yang beliau tekankan adalah harus ada “REGENERASI”. Yah, mungkin nanti Kang Sofa duet sama Mbak Asri aja deh. Hehe…ben tambah gayeng n seru!
Point pembahasan keenam, agenda dari Divisi Kaderisasi. Kita buat kesepakatan tiap tiga bulan sekali ada agenda silaturahim ke rumah personil Pelangi. Rencana ke depan, bulan Juli kita silaturahim ke rumah Mbak Anik di Sukoharjo. Ciiip…d^^b.
Dan pertemuan kita hari ini berakhir pukul 17.15. Sampai ketemu lagi pekan depan dalam kondisi yang lebih baik. SEMANGAT MENYELESAIKAN NASKAH BUKU KITA YAK!!! Yang sudah selesai, TERUSLAH BERKARYA!!!
Dan di akhir reportase ini, terlantunkanlah doa…”Semoga Pelangi menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah…Amin.” d^^b

[Keisya Avicenna, 27 Maret 2011]