Jejak Karya

Jejak Karya

Thursday, January 30, 2014

PANGERANKU BERKUDA AVANZA

Thursday, January 30, 2014 0 Comments



“Ada kisah baru yang akan dimulai, ada kisah lain yang menunggu untuk segera diakhiri. Ini bukan cinta yang terbungkam oleh diam tapi cinta yang terlanjur malu untuk menngungkapkan. Bukan karena apa atau siapa, menjawab kapan atau mengapa, bertanya bagaimana atau mencari tahu ada di mana? Bukan, bukan tentang itu semua! Semestinya pikirmu tahu dan hatimu semakin mengamini, bahwa dirimu adalah milik-Nya dan dirinya juga milik-Nya. Jadi, biarkan saja Sang Pemilik Jiwa berkehendak sesuka atas apa yang menjadi milik-Nya. Semuanya tak akan tertukar, maka tetap tersenyumlah biar segalanya semakin indah, mudah, dan full barokah…”

Kalimat di atas tertulis dengan sangat rapi di buku catatan harianku tertanggal 7 Oktober 2012. Hari itu untuk pertama kalinya aku bertemu dan berkenalan dengan sosok laki-laki yang menjadi calon suamiku. Kami belum pernah bertemu sebelumnya, belum saling mengenal sebelumnya. Tapi bismillah, dalam hatiku mengamini, jika sosok laki-laki itu yang dipilih Allah SWT untuk melengkapi hidupku, Allah SWT pasti akan memberikan banyak ‘hal ajaib’ yang mungkin di luar batas nalarku sebagai manusia biasa.
 Sepekan kemudian, ada AVANZA hitam type G berhenti tepat di depan rumah. Jantungku berdetak makin cepat dari biasanya. Calon suami datang ke rumah bersama keluarga kakak keduanya. Dari dalam rumah, diam-diam aku mengintip sejak pertama kali sosok laki-laki itu membuka pintu mobil dan turun dari mobil AVANZA itu. Sosok yang gagah. Kali ini bukan pangeran berkuda putih yang ingin meminang sang tuan putri, tapi pangeran berkuda AVANZA. Wow!
Entah aku harus melukiskan warna hatiku saat itu seperti apa? Ya Allah, diakah jodohku? Diakah pangeran kunci surga yang selama ini aku impikan? Diakah buah manis dari kesabaran dan do’a panjangku selama ini? Hanya Engkau Yang Maha Tahu.
Pasca kepulangannya mengutarakan niat suci kepada Babe untuk mempersuntingku, kami sama sekali tidak pernah berkomunikasi apapun kecuali waktu beliau bertanya kepadaku minta mahar apa. Selebihnya komunikasi lewat perantara saudari kembarku, Mbak Thicko.
Akupun menyampaikan impianku sejak dulu (lewat SMS ke Mbak Thicko agar disampaikan lewat BBM), aku ingin menikah tanggal 10-11-12. Tanggal yang cantik dan penuh makna buatku. Di sisi lain karena bertepatan dengan Hari Pahlawan juga angka-angka yang terangkai adalah angka-angka yang sarat akan makna.

10=1+0=1. Segala sesuatu itu muaranya 1, hanya Allah Swt.
11=1+1=2. Satu jiwa bertemu satu jiwa yang lain, bersinergi melipatgandakan potensi.
12=1+2=3. Fase hidup manusia ada 3: LAHIR-HIDUP-MATI

Alhamdulillah, keluarga besar beliau di Klaten dan Semarang pun sepakat. Masih bersisa waktu kurang lebih 1 bulan untuk mempersiapkan semuanya.

28 Oktober 2012
 Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda akan ada khitbah (lamaran) resmi dari pihak keluarga besar dari calon suamiku. Lagi-lagi, AVANZA itu turut menjadi saksi perjuangan calon pangeran cintaku. AVANZA itu milik calon kakak iparku (kakak kedua calon suamiku). Calon suamiku adalah anak bungsu dan kakak keduanya itu sangat menyayanginya.
Menurut cerita dari saudari kembarku, keluarga calon suami begitu semangat dan kompak saat mencari keperluan pernikahan dan seserahan. Lagi-lagi, AVANZA hitam itu turut menjadi bagian dari tim sukses persiapan pernikahan kami.

10 November 2012, impian 10-11-12 itupun menjejak nyata.
"Walimatul urs dengan baju aqad warna putih bertabur hiasan melati dan baju resepsi warna hijau tua dengan konsep Islamic Wedding: Lovely Jasmine on The Green Paradise".
Inilah salah satu impianku yang menjejak nyata.
Biduk yang kau kayuh akan merapat TEPAT di dermaga hatiku.
Sampai akhirnya, terjadilah pertemuan TERBAIK pertama di temaram senja.
Kubingkai binar indah lakumu TEPAT seperti kerlipan gemintang.
Berpendar di seantero angkasa hatiku dengan formasi TERBAIK-nya.
Biarkan degup jantung kita TEPAT berpadu karena-Nya…
Sebagai tanda tambatan TERBAIK, akhir dari segala pengembaraan atas nama cinta…
Saat menuju lokasi aqad nikah, calon suami bersama keluarga kakaknya naik AVANZA. Aku naik mobil yang berbeda, bersama Babe dan Ibu. Alhamdulillah,semua proses pernikahan kami berjalan lancar, haru, dan seru.
Sebuah kenangan penuh cinta bersama AVANZA...
[ ]
AVANZA kini masih setia menemani hari-hari yang istimewa dalam keluarga besar kami. Aku dan suami kini tinggal di kota Semarang, dekat dengan rumah kakak. Kakak kedua sering mengajak kami jalan-jalan dengan AVANZA barunya. AVANZA hitam kini sudah di’pensiun’kan berganti varian baru yakni AVANZA Veloz.
Selama ini, AVANZA terkenal dengan julukan “Mobil Sejuta Umat”. Hal ini sangat dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, AVANZA benar-benar memiliki banyak keunggulan yang sangat menguntungkan. Diantaranya, AVANZA memiliki groind clearance* yang relatif tinggi jika dibandingkan dengan MPV yang lainnya sehingga dapat melaju ketika ada genangan air mencapai ketinggian 60 cm. Ditambah lagi, AVANZA memiliki turning radius yang baik, sehingga radius putarannya tidak terlalu besar ataupun kecil.  AVANZA juga memiliki penggerah roda belakang sehingga dapat mengangkat beban berat ketika menanjak.
Tahun 2011 muncul varian baru Veloz (berasal dari bahasa Inggris, Velocity yang artinya kecepatan) menjadi varian teratas (top of the line) juga menjadi pembeda dengan generasi sebelumnya. Keluarga kami pun semakin nyaman ketika bepergian menggunakan AVANZA Veloz dengan desain interior dan eksteriornya yang membuat kami jatuh cinta.
 Kini, PT Toyota Astra Motor (TAM) telah memberikan penyegaran pada kualitas keselamatan dan kenyamanan semua varian New AVANZA. Kehadiran semua varian New AVANZA semakin lengkap dengan adanya dual airbags, front seatbelt pretensioner/force limiter (PT/FL), driver seatbelt warning, sliding brake pedal, dan knee bolster bagi pengendara.Tidak diragukan lagi, AVANZA sungguh memanjakan dan memiliki tingkat kenyamanan yang tak tertandingi.

Cinta, telah berbilang waktu
Hariku berlalu bersamamu
Dan diri ini tak pernah lelah berharap…
Agar engkau tak pernah jemu
‘tuk bantu aku menjadi sebaik-baik perhiasan duniamu
Cinta, engkaulah yang ‘kan mengantarkanku ke taman akhlak yang mulia
Taman istimewa, taman surga…

Bukan pangeran berkuda putih yang Dia kirimkan
Namun, pangeran gagah berkuda AVANZA yang Dia pilihkan
Terima kasih, Ya Allah...

*Ground clearance adalah sejumlah ruang di antara dasar dari ban kendaraan dengan bagian bawah chassis. Ground clearance biasanya diukur dengan aturan standar tertentu; ada yang diukur ketika diberikan beban, ada juga yang diukur ketika tanpa beban. Mobil adalah contoh kendaraan yang pengukuran ground clearance-nya dilakukan ketika tidak ada muatan atau penumpang di dalamnya. (Sumber : Wikipedia Indonesia)

Friday, January 03, 2014

Kenangan SUPERTWIN Saat “DISETRAP” Alm. Kang Aden EDCOUSTIC

Friday, January 03, 2014


Sekelumit kisah ini menjadi pengingat bagi saya (pada khususnya) saat bertemu dengan Almarhum Kang Aden-Edcoustic. Kisah yang sama juga pernah ditulis oleh saudari kembar saya, ini versi revisinya.
 Norma-Kang Aden (alm.)-Kang Eggie-Saya

Sore itu, hari ke-24 di Bulan Desember, jam 17.00 kami menuju Daarut Tauhid. Acara Launching album hits satu dekade EDCOUSTIC. Bismillah, semoga tidak macet karena sore ini malam Natal. Surprise oey! Ternyata meski kami nggak janjian, ternyata kami kompakan memakai baju model sama, baju favorit kami yang dulu menjadi saksi saat kami menjejak di kota Palembang. Redholic ‘n Greenholic… Uhuy, SUPERTWIN bener-bener sehati deh! :)

Alhamdulillah, meskipun jalanan padat tapi macetnya tidak terlalu parah. Sampai di kompleks Daarut Tauhid bertepatan dengan adzan Maghrib bonus gerimis rintik-rintik. Subhanallah, syahdu banget!

Tuesday, December 31, 2013

XL SEMAKIN MEMANJAKAN DENGAN MODERNISASI JARINGAN

Tuesday, December 31, 2013 0 Comments

Saat ini, penggunaan alat komunikasi seolah sudah menjadi kebutuhan primer. Perkembangan teknologi yang semakin pesat dan canggih harus diimbangi dengan penyediaan layanan seluler dengan akses yang semakin cepat dan mudah. Dan XL mencoba menjawab tantangan itu!
Kenal Lebih Dekat dengan XL
XL adalah salah satu perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia. XL mulai beroperasi secara komersial sejak 8 Oktober 1996. Wow, sudah 17 tahun! Ibarat masa remaja, saat ini XL sedang semangat-semangatnya. “Masa muda, masa yang berapi-api,” begitu kata Rhoma Irama. Ya, XL pun mulai membuktikan ‘keeksisan’ dan ‘kualitas dirinya’ dengan menyediakan layanan seluler dengan jaringan yang luas dan berkualitas di seluruh Indonesia, bagi pelanggan ritel (Consumer Solutions) dan solusi terbaik bagi pelanggan korporat (Business Solutions).
XL Syukuran Tuntaskan Modernisasi Jaringan Area Jateng dan DI Yogyakarta
Senin, 16 Desember 2013 menjadi hari yang sangat istimewa bagi para blogger dan wartawan karena mendapatkan undangan spesial dari keluarga XL. Tak terkecuali emak-emak yang tergabung dalam komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis Semarang. Bertempat di Gumaya Tower Hotel Semarang, XL mengadakan acaran syukuran penuntasan proyek modernisasi jaringan di Jateng dan DI Yogyakarta. 

Proses modernisasi jaringan XLdi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta dikerjakan sejak April 2013 yang lalu. Proses ini dimulai dari Solo kemudian berlanjut ke seluruh kabupaten dan kecamatan yang ada di kedua provinsi. Secara lebih spesifik, proses modernisasi jaringan yang dilakukan XL berupa perbaikan desain, penggantian perangkat, penalaan dan optimisasi jaringan. XL menerapkan teknologi penggabungan beberapa perangkat RBS menjadi satu atau dikenal dengan istilah ”Single RAN”. Keuntungan penerapan teknologi ini adalah hemat listrik hingga 70%, penggunaan ruangan yang  semakin kecil serta pengoperasiannya yang semakin mudah. Dengan kerja keras dan proses yang cukup panjang saat ini proyek tersebut selesai dikerjakan sesuai dengan jadwal yang direncanakan sekaligus mengantisipasi lonjakan trafik pada libur Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Wow!  Pada proyek ini XL melakukan modernisasi terhadap 750 RBS (Radio Base Station) 2G eksisting serta mengganti 1080 RBS 3G lama dengan perangkat terbaru yang lebih canggih dan lebih besar kapasitasnya. Mantap, kan?

Para blogger dan wartawan ikut syukuran :)

Pada acara penutupan sekaligus syukuran atas selesainya proyek ini, sejumlah wartawan dan para blogger Semarang diajak untuk melakukan uji jaringan (Drive Test) pasca modernisasi. Uji jaringan dipandu oleh team Network XL dengan rute melintasi titik-titik penting Kota Semarang yaitu Bundaran Simpang Lima, Bundaran Tugu Muda, Stasiun Kereta Tawang, Gereja Bleduk, Kantor Pos Besar Indonesia. Selama perjalanan peserta secara langsung menyaksikan dan merasakan performa kualitas jaringan XL yang sudah termodernisasi, baik yang berbasis 2G maupun 3G.
Bis Drive Test


 Mas Bimbi asyik menerangkan kepada para blogger

 True Put


 Keliling Kota Semarang

 XL siap bersaing

Menjadi sebuah moment yang istimewa, saat saya bisa menambah ilmu dan wawasan serta melihat dengan lebih jelas dan lebih dekat kualitas jaringan XL. Saat di bis, rombongan blogger dipandu oleh Mas Bimbi. Ada monitor di bagian depan bis yang menampilkan kestabilan jaringan XLmeski bis terus melaju mengelilingi tempat-tempat istimewa di Kota Semarang. Di layar monitor itu, bagian kiri menunjukkan titik-titik ‘perjalanan’ XL yang di-compare dengan operator seluler yang lain. Layar monitor bagian kanan, diputarkan video dari You Tube. Di bagian bawah video, ada semacam diagram yang menunjukkan visualisasi kecepatan network jaringan 3G. Dari sana akan muncul warna merah, kuning, dan hijau. Warna hijau menunjukkan kecepatan yang tinggi. Dan XL cukup stabil dengan warna hijau dibandingkan dengan operator seluler yang lain. Terbukti video dari You Tube itu jalan terus tanpa buffering. Mantap euy! XL semakin membuktikan mampu memberikan layanan internet tercepat dan berkualitas di usianya yang Sweet Seventeen ini.
Salah satu hal yang menjadi fokus setiap operator adalah perluasan dan pengembangan area jaringan, tanpa mengesampingan kualitas, inovasi, dan kecepatan akses. Tapi kondisi di lapangan, saya sendiri pun sering mengalami, sinyal di HP full tetapi saat menelepon atau menerima telepon muncul suara-suara robot, putus-putus, dan terbata-bata. Demikian juga dengan akses internet yang sering ‘lemot’ padahal sinyal full.Pada sesi diskusi saat Drive Test, Mas Bimbi memaparkan beberapa penyebabnya :
1.      Daerah dengan dedaunan yang rimbun.
2.      Gedung dan bangunan yang menjulang tinggi.
3.      Lokasi di area perbukitan dan pegunungan.
4.      Separasi perbedaan bandwidth XL.
5.      Pengaruh eksternal, misalnya gangguan dari tegangan sinyal lain (radio frekuensi, sinyal operator kereta api, dll.).
Setelah Drive Test dan merasakan performa jaringan XL yang telah dimodernisasi, kami kembali ke Gumaya Tower  Hotel untuk melanjutkan acara. Ruangan semakin ramai dan acara semakin seru. Ada bagi-bagi doorprize,kehadiran adik-adik dari panti asuhan pun membuat suasana hari itu semakin keren. Istimewa lagi, kala para petinggi XL menyampaikan beberapa pencapaian prestasi XL sampai saat ini dan pemotongan tumpeng  sekaligus doa bersama.
 Vice President Project Management Officer XL, Agus Simorangkir mengatakan, “Sebagai operator telekomunikasi terkemuka di Indonesia kami terus beradaptasi dengan teknologi yang semakin maju dan berkembang saat ini. Salah satunya adalah dengan Modernisasi Jaringan yang telah kami lakukan sejak tahun lalu di berbagai wilayah Indonesia. Hal ini adalah langkah strategis yang kami ambil untuk terus menjadi yang terdepan dalam layanan tekomunikasi, terutama layanan data.” Dahsyaaat!
 Harapan ke depan, semoga XL  terus memperluas jaringannya, meningkatkan kualitas, dan terus berinovasi menciptakan fitur-fitur yang keren untuk melayani lebih banyak lagi kebutuhan komunikasi masyarakat dan memberi kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi, khususnya di Indonesia. Terima kasih XL yang telah memanjakan hari-hari saya. Terus semangat XLangkah Lebih Maju!

 Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) Semarang bergaya XL

[Keisya Avicenna : "XL adalah kartu pertama saya sejak saya memakai HP pertama kala SMA"]
XLalu sukses!
XLalu ceria!
XLalu semangat!

Sunday, December 22, 2013

IBU, CINTA TANPA AKHIR

Sunday, December 22, 2013 0 Comments

Selaksa Cinta Untukmu Bunda [Cahaya Cinta Ibunda]
*Keisya Avicenna

Bingkisan kataku menari
Di ujung jemari
Tertuang dalam puisi
Mencurahkan kerinduan yang menghentak di hati

Bunda…
Dalam temaram sang malam
Engkau hadir laksana pelita
Engkaulah wanita yang sangat berarti dalam hidup putrinya
Senyum kita adalah kebahagiaan Bunda
Dan tangis kita adalah kesedihan Bunda
Di waktu kecil, Bunda tunjukkan padaku
Bagaimana berjalan tanpa tangan Bunda…
Kini, setelah beranjak dewasa, Bunda ajarkan padaku
Bermimpi seluas langit
Dan selalu tabah mengarungi bahtera kehidupan...

Tidak ada yang pernah bisa menandingi cinta dan pengorbanan Bunda
Kasih sayang Bunda...tulus, tak bersyarat.
Kasih Bunda sepanjang badan.
Sayang Bunda sepanjang jalan.
Cinta Bunda sepanjang hayat

Bunda...dari rahim sucimu, diri ini terlahir
Engkau bagai matahari yang tak pernah lelah hangatkan bumi
Bagai rembulan yang selau setia pantulkan cahaya cinta dalam pekatnya malam
Bahkan Bunda bagaikan angin pembawa kesejukan bagi nurani yang sepi
Bunda, jiwa yang selalu memberi dengan keikhlasan hati
Menjadi pengobar semangat akan cinta yang dalam
Memberi makna hidup yang penuh tantangan di masa depan...

Bunda…
Karena engkaulah sempurna kebahagiaanku
Setiap kali aku putus asa…
Senyum Bunda yang slalu menawarkan asa untukku…
Di waktu malam, desah nafas Bundalah yang slalu menghangatkanku
Senyum Bunda yang slalu menyambut wajah tidurku…

Bunda…
Aku bangga menjadi putrimu...
Bagian dari diri Bunda
Surga ada di telapak kakimu...

Malam ini…
Dalam untaian rindu yang menggelora
Terbingkai dalam rangkaian kata sederhana
Menorehkan indah akan segala kenangan
Terbayang sosok wanita lembut dengan guratan-guratan wajah tegar,
yang mungkin kini tengah sendiri,
Menanti di samudra rindu.
Ingin rasanya detik ini jua menghamburkan badan pada pangkuanmu
dan berbisik…”I Love U BUNDA…”

Kini, bersama untaian do'a yang mengalun syahdu…
Kulukiskan rindu diatas langit-langit hati
Penuh do'a tulus dan suci
Semoga Bunda selalu dalam naungan cinta Illahi Robbi…

Di sepertiga malam ini ada bait rindu yang ingin aku ungkapkan, ada doa tak berbilang yang ingin aku panjatkan untuk sosok mulia yang menjelma malaikat dalam hidupku, IBU…

Ada satu kisah di masa lalu, yang kali ini izinkan deretan aksaraku kembali mengenangnya.

Ya, tiap HARI IBU atau tiap kapan pun itu aku pasti mengenang jasa-jasa Ibu yang luar biasa dalam hidupku. Aku kembali membawa anganku melayang 10 tahun silam. Saat di mana aku tega membuat Ibu bersedih, membuat air mata Ibu terkuras. Tapi, apa dayaku untuk melawan skenario-Nya? Justru ketika aku merasa rapuh dan lemah, Ibu-lah orang pertama yang menguatkan.

Pasca aku “divonis” dokter untuk cuti sekolah 1 tahun, Ibu yang memotivasi hari-hariku. Ibu paham sekali dengan perasaanku yang menjadi sangat sensitif waktu itu. Bagaimana tidak sedih dan sakit hati, tiap hari aku disuguhkan pemandangan keberangkatan saudari kembarku sendiri yang memakai seragam putih-abu-abu dan ia menikmati hari-hari kelas 2 SMA-nya dengan sangat ceria. Sedangkan aku? Aku harus fokus dengan kesembuhanku. Meski Babe dan Ibu telah menyiapkan “warung kecil” yang harus aku kelola. Tapi, kesedihan itu benar-benar menghebat dalam diri ini.

Dan aku paling benci kalau ada orang menjengukku ke rumah! Ya, aku tidak suka dikasihani orang. Orang-orang yang datang dengan tatapan iba. Ah, betapa egois dan jahatnya hatiku waktu itu. Aku benar-benar merasa menjadi orang yang tidak bisa menerima kenyataan.

Pada suatu siang saat teman-teman kantor Ibu datang ke rumah, aku menyapa mereka sebentar kemudian asyik kembali di “warung kecil” ku. Setelah mereka berpamitan, aku segera berlari ke kamar, apa yang kulakukan? Aku menangis! Ya, aku menangis mencoba meluruhkan segala sedihku! Aku merasa jadi orang yang paling merepotkan saat itu! Tapi apa yang dilakukan Ibu? Dengan cinta dan kelembutan hatinya, Ibu menghampiriku, memelukku dengan segenap rasa sayangnya. Ibu bertanya, “Kenapa Dik Nung menangis? Ada apa? Cerita sama Ibu apa yang membuatmu sedih?” tanya Ibu sambil mengusap air mata yang telah menciptakan jejak di kulit pipiku.

Aku menceritakan keluh kesahku. Dengan lirih aku berkata, “Bu, dik Nung pengin sekolah lagi kayak mbak Ika. Dik Nung gak mau terus-terusan di rumah…” Air mataku kembali berderai. Setidaknya ada sedikit rasa lega karena aku mampu mengungkapkan inginku pada ibu. Ibu kembali memelukku erat kemudian menatapku, beliau pun berkata, “Dik Nung yang sabar, ya! Sekarang dik Nung sedang dapat ujian dari Allah Swt. Dik Nung harus kuat, harus yakin kalau nanti pasti sembuh dan bisa kembali sekolah seperti mbak Ika. Babe, Ibuk, Mas Dhody, Mbak Ika, semuanya gak ingin lihat dik Nung sedih. Yakin ya, Allah Swt sayaaang sama dik Nung.” Ibu kembali memelukku dan menciptakan keceriaan dan membangun rasa optimis dalam diri ini. Aku lihat Ibu menangis saat memelukku… Entah, sudah berapa banyak air mata yang terurai saat Ibu membersamai hari-hari perjuanganku di rumah sakit. Semuanya menjadi sebuah kenangan indah yang takkan pernah kuizinkan keluar dari memori otak ini. Dan aku biarkan semuanya mengendap dalam hati ini.


“Ibu, sudahkah engkau bahagia melihat putrimu sekarang? Sudahkah aku menjadi anak shalihah yang dengan doa dan akhlaknya dapat mengantarmu ke Jannah-Nya? Ibu, sungguh aku belum menjadi apa-apa…”

***
RUANG RENUNG
by: Keisya Avicenna
Dengan menyebut asma-Mu, Allah Yang Maha Kasih lagi Maha Sayang. Demi waktu… Allah SWT telah berfirman dalam Q.S.Al-Ashr! Waktu akan terus berjalan, dari awal menuju akhir. Yang terus menyaksikan KEHIDUPAN menuju KEMATIAN! Yang terus mengantarkan…setiap detik dan setiap nafas.
Waktu adalah makhluk yang abadi. Menyertai setiap langkah manusia dalam hidup, sehingga dia tahu. KEBURUKAN dan KEBAIKAN manusia. Waktu juga yang akan menemani manusia, memperoleh balasan dari segala yang mereka perbuat.

Saudaraku…
LIHATLAH KE DALAM DIRI!
Pejamkan mata duniamu, buka lebar mata hatimu…Tak terasa, diri ini telah hidup di dunia selama belasan tahun. Sungguh,tak mengira,waktu begitu cepat berlalu.
Ingatlah baik-baik,ketika dirimu dalam keadaan lemah, buta, tuli, tak bisa bicara,hanya menangis memecah kesunyian. Ketika itu kita mulai diperkenalkan dengan dunia fana, kita menangis. Entah, mungkin karena kita menyesal harus turun ke alam dunia, tempat segala cobaan dan godaan syetan. Karena pada dasarnya Nabi Adam a.s. turun ke dunia karena hukuman,dan hukuman tentunya terasa pahit.

Jerit tangis kita disambut dengan senyum haru sang IBU, yang telah mempertaruhkan nyawanya demi kelahiran kita!  Kelemahan kita ditutupi takbir adzan sang BAPAK, yang mendambakan agar kelak sang anak menjadi orang yang saleh, orang yang baik, orang yang berguna, dan orang yang sukses tentunya!

Saudaraku…
Kita mulai beranjak tumbuh…mulai mengenal satu per satu benda dunia, mulai mengenal keindahan semu dunia. Sehingga perlahan-lahan kita lupa akan komitmen yang telah kita ikrarkan di hadapan Allah Azza Wa Jalla, di alam kandungan, di mana waktu itu kita ditanya oleh Allah SWT, “Bukankah aku ini Tuhan bagimu?”Kemudian kita menjawab,”Ya, hanya Allah Tuhan bagiku!!!” Komitmen dan perjanjian yang kita buat kemudian hilang, sirna oleh kemilau sihir dunia.

Dari sini coba kita renungkan dengan nuranimu yang suci. Betapa kehidupan ini sungguh cepat, tak terasa. Sebentar lagi muda akan berlanjut menjadi tua dan tua akan berlanjut menjadi MATI! Itulah perjalanan dunia…hanya lewat…SEMENTARA!
Maka benar, dalam satu hadist dikatakan bahwa : “Dunia adalah jembatan menuju akhirat.” Karena di sini tak sedikitpun kebahagiaan dapat ditemukan. Apa yang kita dapatkan, yang kita genggam saat ini, suatu saat pasti adakalanya hilang. Ada PERTEMUAN pasti ada PERPISAHAN. Ada AWAL pasti akan ada AKHIR. Ada PAGI pasti akan diakhiri waktu MALAM. Dan itu cuma terjadi SATU KALI!
Karena hari ini tidak akan terulang lagi di hari esok! Tahun ini tidak akan sama dengan tahun kemarin. Bahkan detik ini sudah berbeda dengan detik yang akan datang.Itulah WAKTU, Saudaraku…! Waktu yang terus memaksa manusia untuk berlari manjalani kehidupan, sehingga bagi siapa yang berhenti, maka SANG WAKTU yang akan membunuhnya…

Saudaraku…
Adakalanya kita lupa dan tidak sadar bahwa kita dikejar sang WAKTU. Kita baru ingat dan sadar ketika sesuatu hilang dari sisi kita. Kita tahu, setiap yang bernyawa pasti akan MATI! Tapi kita baru sadar dan terpukul jika orang-orang yang kita cintai pergi…meninggalkan kita.
Renungkanlah, jika suatu saat nanti ibu dan bapakmu telah tiada, sudahkah selama ini kita mempersembahkan yang TERBAIK untuk mereka? Kenanglah kasih sayang mereka…

BAPAK…
Tetes demi tetes peluh keringatnya, pengabdian tertinggi untuk keluarga, sebagai pemimpin, pengatur, pencari rizki bagi keluarga. Terkadang beliau tidak memperhatikan keadaan dirinya sendiri. Beliau rela tidak makan untuk keluarga agar kita tetap bisa sekolah. Tak jarang, beliau harus dihadapkan pada permasalahan yang pelik yang disembunyikannya dari keluarga. Wajar, beliau tidak mau beban tersebut ikut ditanggung oleh istri dan anak-anaknya.

BAPAK…sosok gagah, tegar dan berwibawa yang kini telah tiada. Lalu siapa lagi yang memimpin, mengatur,dan mencari rizki untuk keluarga? Siapkah kita saat ini, untuk bisa seperti BAPAK? Menjadi pekerja keras tanpa pamrih semata-mata demi keluarga? Apa yang mau kita berikan buat BAPAK, jika kenyataannya beliau harus meninggalkan kita? Sudahkah kita membuat beliau bangga? Dengan akhlaq kita, dengan prestasi kita, dengan kebaikan-kebaikan kita? Atau sosok manusia ini hatinya malah membatu! Hilang rasa hormatnya pada orang tua! Sehingga perilaku malah menjadi kasar terhadap mereka.

Tapi lihat…mereka tetap tersenyum! BAPAK tetap mengobatkan kita jika sakit, padahal umpatan dan cacian yang terlontar dari mulut ini mungkin sama sekali sudah sulit dihitung, karena begitu banyak!

IBU…
Ingatlah pengorbanan sang IBU, yang menyayangi dan melindungi kita sejak dalam kandungan, yang merawat dan membela kita setiap saat, kesalahan dan kejelekan kita ditutup rapat oleh IBU!
IBU hanya berharap, anaknya akan berubah suatu saat.
Coba ingat, ketika kita mendapat masalah,IBU-lah tempat terbaik untuk bercerita, nasihat-nasihat beliau begitu tulus, senyumnya begitu teduh, seolah beliau berkata:“KAMU HARUS MENJADI ANAK YANG BAIK!”

Ketika sakit… IBU terus menunggui kita, membantu kita untuk segera sembuh, memotivasi kita untuk selalu bertahan. IBU…yang selalu kita cium tangannya ketika berangkat beraktivitas, yang selalu kita jadikan pembela setiap saat.
IBU…yang melindungi dan mengatur, melayani kebutuhan kita, sehingga kita terlupa dan menganggap IBU sebagai pelayan dalam keluarga.
Sudahkah kita minta ampun kepada IBU?
Atas kesalahan-kesalahan kita, atas umpatan dan cacian kita, atas kemarahan kita kepada beliau? Atas kesewenang-wenangan kita, memperlakukan dengan keji. Sosok yang mulia bernama IBU!

Saudaraku…
Kita hanya melihat sedikit, tenteng perjalanan WAKTU!
Di mana mudah bagi Allah untuk mengambil BAPAK dan IBU dari sisi kita. Waktu tidak dapat diramal, sehingga saat-saat pahit itu, ketika harus berpisah dengan BAPAK dan IBU,sangat tidak bisa diperkirakan, akan tiba saat itu dengan cepat, pahit dan luka. Karena dua sosok yang amat berharga dalam hidup kita…Kini tiada! 

Itu baru kita RENUNGKAN…
Dan kenyataannya, sekarang kita masih mendapati mereka menanti kedatangan kita, kepulangan kita di rumah, kita masih mendapatkan kasih sayang mereka setiap saat. Untuk itu, belum terlambat jika mulai saat ini kita mencobauntuk mulai menghargai jerih payah mereka, untuk memberikan yang TERBAIK bagi mereka.Menunjukkan PRESTASI dan KESUKSESAN kita, untuk ditukar dengan senyum BANGGA dan BAHAGIA dari mereka…

Saudaraku…
Masih banyak yang harus kita lakukan untuk menghadapi sang WAKTU, dengan mempersembahkan yang TERBAIK bagi DUNIA dan AKHIRAT! 

Karena sekali lagi, waktu tidak akan berhenti…waktu akan terus berjalan, sehingga usaha kita hanya  siap untuk menghadapinya detik demi detik…

“Hidup membutuhkan KETEGARAN dan KEKUATAN untuk menjalaninya, karena besok dan seterusnya, kita tidak akan tetap muda, pasti akan beranjak tua dan mati. Persiapkan masa depanmu mulai saat ini! Dan biarkan hari-hari cerah di masa depanmu akan terwujud bersama IKHTIAR dan DOA-mu…”

***
CATATAN LANGIT
by: Keisya Avicenna
Langit masih saja berkeringat saat pelepah malam mulai menjelma fajar…
Waktu Subuh yang mengalir sebelum malam berakhir
Sang muadzin bersenandung syahdu…
Menampar mimpi-mimpi para pemboros waktu
Pengingat ‘tuk segera terjaga dan mengambil air wudhu
Bermunajat sebelum pagi membuka hari

Saat tiba waktu Dhuha…
Embun perlahan mengering di hamparan rerumputan
Di kening sajadah kupungut pecahan doa
Ada yang menderas di jiwa, dalam harap dan pinta…

Saat jiwa tak lagi mengenal lelah lembaran hari yang berlarian
Saat itu pula bersemayam sebuah keyakinan:
“Tak perlu lagi bertanya tentang catatan langit!”
Karena pena telah diangkat
Catatan telah mengering
Takdir telah dituliskan!

Di altar langit nanti malam, kan kembali kubentangkan harapan…
Berharap bulan menghiburku dengan senyuman
Bersama gemintang yang berkerlip nan rupawan

Ibu, semoga Allah Swt segera kabulkan pintamu
Atas AMANAH-Nya yang kelak Dia titipkan padaku…

Aku pernah meminta Ibu menuliskan kata penyemangat dalam catatan harianku. Dan inilah pesan, harapan dan doa beliau:
“Sehat jasmani dan rohani. Selamat di dunia dan akhirat. Rajin dan tekun beribadah. Tercapai apa yang dicita-cintakan. Benar, lancar, dimudahkan aktivitasnya. Dimudahkan jodohnya: ‘yang soleh, bertanggung jawab, pengertian, mencukupi kebutuhan.’ TETAP SEMANGAT!!!”

Oh Ibu, di telapak kakimu sungguh ada surga…
[Keisya Avicenna]

#Saat kurasakan kasih-Nya mengalir dari langit teriring syair-syair terindah para malaikat, saatnya kembali mengeja surat cinta-Nya di beranda sunyi#





Thursday, December 19, 2013

Tips Menulis: Cara Menulis Dialog dalam Cerpen [Isa Alamsyah]

Thursday, December 19, 2013 0 Comments

Tips Menulis: Cara Menulis Dialog dalam Cerpen
Oleh: Isa Alamsyah

Berikut ini akan saya sampaikan cara penulisan dialog yang paling banyak dilanggar karena ketidaktahuan penulis pemula.
Diingat baik-baik ya

PERATURAN PERTAMA
Setiap dialog selalu masuk ke alinea baru
Kecuali dialog yang dipotong sedikit, lalu dilanjutkan

------"Mau kemana?" tanyaku. (alinea baru)
------"Mau tahu aja, itu urusanku," jawabnya. (alinea baru)
------"Tapi keselamatanmu juga urusanku," sanggahku sambil menangis, "jangan tinggalkan aku." (alinea baru - sambungannya tidak)

Perhatikan dialog (petik pertama) pada baris pertama dan kedua masuk alinea baru sekalipun halamannya masih muat. Petik keempat pada baris tiga tidak masuk alinea baru karena dialognya masih lanjutan dari petik sebelumnya hanya dijeda sedikit narasi.

PERATURAN KEDUA
Huruf pertama nempel (tanpa spasi) dengan kutip buka dan tanda baca/ huruf terakhir nempel dengan kutip tutup.
"Mau ke mana?" = benar
" Mau ke mana ?" = salah (ada spasi)

PERATURAN KETIGA
Huruf besar di awal dialog.
Kalimat di awal dialog sekalipun di awal petik dianggap sebagai awal kalimat jadi huruf besar.
"Mau ke mana?" = benar
"mau ke mana?" = salah (huruf pertama)

Kecuali kalau kalimatnya dijeda, maka kalimat pada petik berikutnya dianggap sebagai kalimat lanjutan jadi huruf kecil.

Contoh yang benar (jangannya huruf kecil)
"Tapi keselamatanmu juga urusanku," sanggahku sambil menangis, "jangan tinggalkan aku."

- kata jangan adalah lanjutan dari kalimat sebelumnya jadi huruf kecil saja.
karena kalau tidak dijeda kalimatnya:

"Tapi keselamatanmu juga urusanku, jangan tinggalkan aku," sanggahku sambil menangis.

Contoh yang salah (jangan-nya huruf kecil)
"Tapi keselamatanmu juga urusanku," sanggahku sambil menangis, "Jangan tinggalkan aku".
(sekalipun beberapa penerbit tetap melakukan ini tergantung kebijakan)

PERATURAN KEEMPAT
Titik, koma, tanda tanya tada seru, pada akhir kalimat ada di dalam petik bukan di luar petik dan menempel pada tanda petik penutup.

Akhir kalimat dalam petik yang diakhiri dengan titik atau koma, maka tanda baca tersebut ada di dalam petik menempel dengan petik terakhir bukan di luar petik

Contoh yang benar
"Tapi keselamatanmu juga urusanku," sanggahku sambil menangis, "jangan tinggalkan aku." (titiknya di dalam petik)
Contoh yang salah
"Tapi keselamatanmu juga urusanku," sanggahku sambil menangis, "jangan tinggalkan aku". (titiknya di luar petik)

PERATURAN KELIMA
Titik dipakai kalau dialog berhenti tanpa keterangan narasi
jika dengan narasi pakai koma.
"Tapi keselamatanmu juga urusanku," sanggahku sambil menangis, "Jangan tinggalkan aku." (pakai titik)
"Tapi keselamatanmu juga urusanku, jangan tinggalkan aku," sanggahku sambil menangis. (pakai koma)

PERATURAN KEENAM
Kalau diawali narasi sebelum dialog dikasih koma dulu menempel pada huruf terakhir kalimat narasi lalu spasi lalu petik buka
Aku bertanya padanya, "Kamu mau ke mana?"

Ok segitu dulu, semoga bermanfaat kalau ada kesalahan mohon dikoreksi.