Jejak Karya

Jejak Karya

Monday, September 21, 2020

BELAJAR TOLERANSI DARI NOVEL ANAK KEO & NOAKI

Monday, September 21, 2020 0 Comments

 


“Bu Norma, novel ini aku bangeeet!” seru Khansa, kelas 6 SD.

“Aku ingin punya sahabat seperti Formasi 8!” kata Inas, kelas 5 SD.

 

Begitulah celoteh anak-anak di DNA Writing Club saat aku sodori novel seri Keo & Noaki. Tidak hanya meminjam lalu membaca satu demi satu novelnya, mereka pun memutuskan untuk mengoleksi. Tentu saja setelah minta izin orang tua masing-masing, bahkan ada yang membeli dari hasil uang tabungan mereka sendiri.


Inilah novel anak yang paling laris dipinjam di Perpustakaan DNA. Novel karya penulis favoritku, Kak Ary Nilandari. Ada 6 judul novel seri Keo & Noaki versi buku cetak. Lalu, Kak Ary menambahkan ada seri 6.5, yang bisa dibaca di wattpad. Sampai detik ini pun para diehard fans Keo & Noaki masih menanti-nanti seri berikutnya. Mungkin yang para tokohnya sudah menginjak usia SMP lalu SMA, dan seterusnya. Ayo, Kak Ary, seri Keo & Noaki dilanjutin, dong! Hehehe.


Ada satu momen istimewa saat DNA diminta Kak Ary Nilandari untuk menerbitkan judul ke-5 dan ke-6 (Seri ke-5 dan 6 beralih menjadi “Keo & Noaki”), setelah sebelumnya judul 1-4 (awalnya Go, Keo! No, Noaki!/GKNN) diterbitkan oleh Penerbit Kiddo. Wow! Terima kasih ya, Kak Ary atas kepercayaannya dan terbukti kalau Keo & Noaki sangat best seller.

 



Merayakan Perbedaan dalam Jalinan Persahabatan

Seri Keo & Noaki adalah novel anak yang mengisahkan persahabatan antar delapan anak yang berusia antara sepuluh hingga dua belas tahun (kelas 4-6 SD). Mereka memiliki latar belakang yang sangat beragam.


Tokoh utamanya bernama Keo dan Noaki. Mereka adalah anak lelaki dan perempuan berusia 11 tahun yang memiliki wajah kembar, tapi tidak ada hubungan darah. Persahabatan mereka terbentuk setelah melalui rangkaian peristiwa dan terus diuji dengan konflik-konflik yang tidak mudah. Sudut pandang anak-anak dan cara penyelesaian masalah ala mereka membuat seri ini dekat dengan pembacanya.


Menurut Kak Ary Nilandari, gagasan dan idealisme yang diangkat dalam seri ini mencakup: nilai-nilai persahabatan, pengakuan akan proses pertumbuhan alami anak, konflik realistik, multikulturalisme, penanaman karakter unggul, suara anak, pendidikan sekolah yang ramah anak, cinta lingkungan, reading campaign, dan pengakuan pentingnya akses internet dan gadget disertai kesadaran akan bahayanya juga. 


Terus, visi dan misi dari Kak Ary di balik seri Keo & Noaki terangkum dalam satu kalimat: “merayakan perbedaan dalam persahabatan”, alasannya…

1. Karena persahabatan tidak bisa dibeli dengan uang.

2. Sahabat harus dicari dan dipertahankan, meskipun harus berkorban untuk itu.

3. Dalam persahabatan, perbedaan diakui, diterima, dan dihargai.

4. Sahabat saling menerima ada adanya.

5. Persahabatan kerap diuji. Kadar kesejatiannya terlihat setelah melalui aneka konflik dan bertahan.

 

Di seri pertama, visi dan misi ini mulai tampak saat pengenalan tokoh. Delapan orang tokoh dengan segala latar belakang mereka masing-masing. Novel ini sangat unik. Seri ganjil dari sudut pandang khas anak laki-laki, yaitu Keo. Seri genap dari sudut pandang khas anak perempuan, yaitu Noaki. Nah, pada novel pertama mengisahkan kepindahan Keo dari Jakarta ke Bandung karena ibunya berpindah tempat kerja. Sebenarnya Keo tidak suka, tapi ibu memberi masa percobaan kepada Keo selama satu bulan. Jika setelah satu bulan Keo merasa tidak betah di Bandung, maka mereka akan kembali ke Jakarta.



Keo harus beradaptasi dengan banyak hal, termasuk dengan sekolah barunya. Di sekolah itu, Keo bertemu dengan sekelompok anak berjumlah 7 orang. Anak-anak itu sangat unik dengan suku, ras, dan agama yang berbeda-beda.

Saat menceritakan behind the scene Seri Keo & Noaki, Kak Ary menyebutkan untuk mewujudkan visi dan misi dari karya ini, Kak Ary menciptakan tokoh yang multietnis dan multiagama. Hal ini akan memberikan banyak pengalaman keren bagi para pembaca cilik tentang hakikat semboyan Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Delapan tokoh dan seri Keo & Noaki ini (Keo, Noaki, Wamena, Timika, Ajeng, Lady, Sebastian, dan Toby) berasal dari suku bangsa: Jawa, Sunda, Tionghoa, Minang, Papua, Manado, Bali, bahkan ada yang berdarah Prancis. Mereka lalu menamakan diri mereka Formasi 8.


Lalu, dengan tokoh yang memiliki agama dan kepercayaan yang berbeda-beda, apa yang ingin Kak Ary sampaikan? Simak, yuk!

  • Indonesia terdiri atas ratusan etnis; kaya tradisi budaya, agama, dan bahasa. Keberagaman itu harus diapresiasi dan diperkenalkan kepada anak-anak.
  • Anak-anak sejatinya memiliki toleransi tinggi. Orang dewasalah yang seringnya menanamkan ketakutan dan kecurigaan terhadap perbedaan, Hal ini tidak sehat bagi perkembangan sosial-emosional anak.
  • Keburukan perilaku berasal dari pribadi manusianya, bukan dari latar etnis dan agamanya.
  • Dalam keberagaman, justru anak menyadari jati diri dan keunikannya. Rasa percaya diri pun tumbuh karena itu.

 

            Wah, makin penasaran, kan, gimana alur ceritanya?

 

Banyak adegan dalam novel yang dikemas dengan asik dan tanpa menggurui, mengajarkan kepada anak-anak tentang indahnya sikap toleransi. Bagaimana tokoh-tokoh saling menghargai perbedaan, bagaimana mereka berjuang untuk menjaga persahabatan, konflik-konflik yang muncul dalam novel seri ini juga memperkaya sudut pandang pembaca.

Ini salah satu cuplikan dari seri ke-3, halaman 65:

“Untuk PKn, Keo sekelompok dengan Langit dan Mazaki, membuat tabel perbedaan di antara mereka. Ciri fisik, suku bangsa, agama, adat istiadat, bahasa, dan tata krama sehari-hari. Menarik dan menyenangkan sekali. Mengenal Langit dan Mazaki lebih jauh. Keo justru lebih sadar dengan ciri fisik, kesundaan, keislaman, dan cara hidup keluarganya.”

Wah, keren sekali, ya! Aku sendiri setelah membaca ke-7 seri ini merasa: novel ini harus jadi bacaan wajib anak-anak Indonesia, nih! Karena segala unsur intrinsik dan ekstrinsik sangat kaya sekali dan dekat dengan dunia anak-anak, terutama anak-anak pre-teen (praremaja). Serial Keo & Noaki memang dipersembahkan untuk pembaca kategori pre-teen (praremaja) yang sedang mengalami beraneka macam “gejolak” akibat dari hormon pertumbuhan.

Anak-anak dapat dikenalkan dengan indahnya nilai-nilai toleransi salah satunya lewat bacaan, tentu saja pilih bacaan yang mendidik. Aku rekomendasikan seri novel Keo & Noaki ini. Cakep abiz!



Oh ya, coba baca dulu seri #1, pasti anak-anak (bahkan orang tua) bakalan nagih untuk baca seri-seri berikutnya. Seri ganjil favoritku yaitu seri #5 yang berjudul “Panggil Aku, SPARK!” yang secara garis besar banyak bercerita urusan anak cocok. Seperti apa saja yang dirasakan Keo, rasa cemburu, “persaingan” antara Nata dan Keo untuk merebut perhatian Noaki, ketakutan Keo tentang mimpi basah, dan banyak lagi. Ada satu bagian yang aku suka, saat Kak Ary menyebut mimpi basah sebagai “emisi malam”. Istilah ini terdengar lebih ilmiah dan membahas tentang hal ini bukanlah hal yang tabu. Mimpi basah menjadi episode sangat penting bagi anak cowok, jadi memang sudah seharusnya bagian ini dimunculkan.



Demikian juga di seri genap favoritku, yaitu seri #6 yang berjudul “Layang-Layang Hati”. Pada seri ini menggunakan sudut pandang Noaki. Ada bagian yang menggambarkan salah satu tokoh mengalami menstruasi. Ah, aku benar-benar akui, racikan cerita yang dijalin Kak Ary sungguh luar biasa. Benar-benar layak konsumsi untuk anak-anak pre-teen. Setting yang detail, dialog cerdas dan mengalir, terus tokoh-tokoh yang berkarakter, konflik yang membuat emosi campur aduk, benar-benar semuanya dikemas dengan sangat keren tanpa menggurui.

 

Pentingnya Menanamkan Nilai Tolerasi Sejak Dini

Nah, dari novel anak seri Keo & Noaki, para pembaca dapat  belajar bahwa perbedaan itu indah, perbedaan itu bahkan akan “memperkaya”, akan membuat banyak hal menjadi lebih bernilai dan penuh makna. Karena itu, sikap tolerasi perlu ditanamkan sejak dini, tidak hanya dikenalkan namun juga melalui pembiasaan-pembiasaan dari hal-hal yang sederhana.

Misalnya, saat anak bermain dengan teman atau saudara. Anak akan belajar tentang nilai-nilai sosial, adab berinteraksi dengan orang lain, belajar kasih sayang, dan makna sebuah kebersamaan. Anak juga belajar saat berbagi dan berganti dengan teman atau saudaranya, belajar menghargai pendapat teman atau saudara yang berbeda saat bermain, dan lain sebagainya.

Dengan menanamkan sikap toleransi sejak dini, manfaat yang akan didapat, diantaranya:

  1. Anak-anak akan belajar beradaptasi dengan lingkungannya yang beragam (heterogen).
  2. Anak akan lebih santai menghadapi perbedaan yang ada di sekitarnya.
  3. Anak akan belajar menjadi pribadi yang tangguh dan percaya diri.
  4. Anak akan belajar memegang teguh prinsip dan tidak mudah terpengaruh pada hal yang tidak baik.
  5. Mencegah timbulnya kasus “bullying” pada anak.
  6. Anak memiliki kecerdasan sosial dan dapat menempatkan diri dengan baik.
  7. Anak akan lebih berani bereksplorasi.

 

Nah, kemampuan bertoleransi sangat berkaitan dengan kecerdasan kognitif dan kecerdasan sosial anak, tidak hanya di usia kanak-kanak, tetapi juga saat mereka dewasa kelak. Lalu, bagaimana cara membiasakan anak-anak untuk bertoleransi?

  • Sebagai orang tua, berikan teladan dan contoh terbaik untuk anak. Misalnya: bersikap baik kepada tetangga yang berbeda agama dan suku.
  • Ajak anak lebih sering bersosialisasi. Misalnya: ajak anak mengunjungi taman bermain di dekat rumah, menemani ibu berbelanja ke pasar, silaturahim ke rumah tetangga, dan banyak lagi.
  • Kenalkan anak dengan keanekaragaman budaya. Misalnya: jelaskan kepada anak, setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas masing-masing yang istimewa dan unik. Mungkin bisa mengambil contoh dari keluarga besar, ada yang dari suku Jawa, suku Sunda, dan lainnya.

 

Terakhir… kalau Kepo dengan novel seri Keo & Noaki, bisa baca sinopsis dan blurb-nya di sini.

Kabar buruknya, seri 1-4 sudah tidak dicetak lagi oleh Penerbit Kiddo, stok di Kak Ary sudah benar-benar terbatas. Mungkin seri 5-6 yang masih bisa didapatkan. 

 



BLURB SERI KEO & NOAKI

Monday, September 21, 2020 0 Comments


Go, Keo! No, Noaki! #1: DOUBLE KACAU!

Hidup Keo jungkir balik!

Pindah sekolah, pindah rumah, pindah kota, itu saja sudah bikin duniamu jungkir balik. Apalagi kalau kamu ketemu kembaran beda ayah-ibu yang ngajak
kamu berantem terus. Iya, itu yang Keo alami. Ajaib memang, muka Noaki mirip banget dengan Keo. Tapi masa, sih, itu jadi alasan ribut? Belum lagi teman-teman Noaki yang aneh. Ada si jenius yang eksentrik, si lembut yang penuh perhatian tapi bikin enggak nyaman, si kembar yang sial kalau terpisah, dan dua lagi yang menantangnya “duel secara beradab”.

Tuh, kan! Keo punya waktu sebulan untuk menaklukkan tujuh anak itu. Eh, tambah satu lagi, si misterius yang katanya ingin membantu tapi malah bikin situasi tambah kacau. Sebulan saja, atau Keo kembali lagi ke Jakarta, ke rumah dan sekolah lama

 

Go, Keo! No, Noaki! #2: BELUT PENENTUAN

Keo bikin hidup Noaki jadi kacau!

Padahal dari awal hidup Noaki juga sudah kacau. Punya Ibu yang selalu ngelarang, cerewet, dan menjaganya dengan ketat. Terlalu ketat! Punya teman jenius nyentrik, Sebastien, yang suka menghilang.

Entah kenapa, Keo yang mukanya mirip Noaki (padahal jelas beda ayah-ibu) selalu membuatnya salah tingkah, deg-degan, dan kesal. Meskipun begitu, semua teman bahkan ibunya cepat sekali akrab dengan Keo. Puncaknya, Keo yang ternyata sering kesepian itu harus kehilangan layang-layang penuh kenangan dari almarhum omnya. Keo meminta bantuan Noaki dan teman-temannya untuk mendapatkan kembali layang-layang itu.

Dan, Noaki mendapati dirinya berjuang keras demi layang-layang itu. Meskipun untuk itu, dia harus menghadapi ketakutannya!

 

Go, Keo! No, Noaki! #3: TEKA-TEKI K2SOUL

Jangan sekali-kali meremehkan Noaki!

Tidak sekarang, tidak pula waktu Noaki kelas 3. Keo kena akibatnya.

Pertama, dia menyepelekan pesan Noaki dan membuat Noaki amat kesakitan.

Kedua, untuk berbaikan lagi dengannya, Keo harus memecahkan sandi K2Soul yang dibuat Noaki saat diakelas 3. Dan, ternyata itu sama sekali tidak mudah! K2Soul adalah singkatan key to the soul, alias kuncimenuju jiwa. Sebuah teka-teki yang harus dipecahkan untuk menemukan benda kesayangan teman yang ingin diajak berbaikan.

Ketiga, karena sulit memecahkan K2Soul Noaki, Keo malah membuat perjanjian menguras tenaga dengan Kinanti, lawannya. Semua demi Noaki.

 

Go, Keo! No, Noaki! #4: RAHASIA SAHABAT

Keo berubah dan menjauh!

Keo mengabaikan Noaki, nyaris membuka rahasia Toby, menggempur Lady dalam game simulasi sampai jatuh sakit, membuat Ajeng sedih karenanya, dan menolak permintaan Wamena dengan kasar.

Noaki berusaha mencari tahu apa yang terjadi. Apakah ini karena Keo merindukan Papi? Apakah ada kaitannya dengan teman chat Keo di facebook? Bagaimana dengan lelaki mencurigakan yang tertangkap basah terus memotret Keo?

Lalu mendadak Keo hilang. Noaki meyakinkan keenam sahabatnya untuk melupakan masalah mereka dengan Keo dan menemukan Keo. Secepatnya. Berhasilkah dia? Baca kisah serunya!

 

Keo & Noaki #5: PANGGIL DIA SPARK!

SPARK menyusup di hati Keo. Gara-gara dia, perasaan Keo tentang Noaki semakin sulit dipahami. Belum juga itu beres, muncul Nata Kusuma. Noaki begitu peduli padanya, dan semua sahabat menerimanya. Padahal dulu, Keo jungkir balik untuk menjadi bagian dari mereka. Enggak adil, bukan? Jangan-jangan posisinya akan tergeser Nata pula.

Keo pun tidak tinggal diam. Ketika terjadi kebakaran di rumah Nata, persaingan menjadi tidak penting lagi. Keo tahu Nata perlu bantuannya. Tapi membantu Nata berarti kehilangan kesempatan mengetahui rahasia besar tentang Papi.

Apa yang harus Keo lakukan? Apa itu SPARK dan apa kaitannya dengan Nata? Bagaimana Formasi 8 mempengaruhi keputusan Keo?

Baca kisah seru Keo & Noaki ini, yang merupakan kelanjutan serial Go, Keo! No, Noaki! Lengkapi koleksimu!

 

Keo & Noaki #6: LAYANG-LAYANG HATI




Kemping = Keseruan.

Tapi apa jadinya kalau ditambah insiden misterius seperti pencurian, sabotase dan kejailan? Apa jadinya kalau Noaki jadi target si pelaku yang mungkin mendendam?

Tunggu itu belum semua. Formasi 8 bersitegang dengan Triple A. Surat-surat pribadi Formasi 8 yang dikubur secara rahasia telah dibongkar dan dicuripula. Keo dan Toby jadi sering berselisih. Ajeng dan Lady disibukkan dengan urusan cewek. Si Kembar khawatir perkemahan jadi kacau. Dan Sebastien merasa menjadi detektif gagal.

Di tengah semua itu, Noaki harus memberikan tanggapan kepada Keo. Lewat puisinya, Keo telah membuat Noaki super galau. Bagaimana Noaki keluar dari semua kerumitan itu? Apakah Formasi 8 mampu membuktikan kekuatan persahabatan dan menemukan si pelaku?

 

Keo&Noaki #6.5: BUNGA BERBUNGA RASA




Lagi-lagi Keo diganggu si Misterius. Kali ini seseorang yang suka menaruh bunga di kursi Keo. Kelabakan? Pasti. Baper? Iyalah, apalagi si SPARK terus mengompori.

 

Sunday, September 20, 2020

NGOBROLIN DRAKOR BARENG TEMAN FESBUK: DARI DRAKULA SAMPAI SELF REWARD

Sunday, September 20, 2020 17 Comments


Tema arisan blog Gandjel Rel kali ini tentang DRAKOR, sesuatu yang terbilang asing bagiku karena aku memang bukan penikmat drakor. Akhirnya, aku sebar pertanyaan saja di status FB-ku dan jawaban dari lingkaran temanku di FB (Teman Fesbuk) sangat beragam. Dari yang super kocak sampai yang serius.

 

Pertanyaan pertama:

11 September 2020

 

Para penikmat drakor, sebutkan 1 judul drakor favoritmu, dong!

Terus jelasin kenapa suka judul itu! 


Dari pertanyaan pertama ini, aku mendapatkan banyak jawaban. 

Inilah daftar judul drakor favorit versi “temen fesbuk” Norma Keisya Avicenna.

  • Jewel in the Palace
  • Goblin
  • Crash Landing on You
  • Hospital Playlist
  • Mother
  • Mr. Sunshine
  • Saimdang
  • Kingdom
  • Sassy Girl
  • One Upon A Star
  • Hospital Ship
  • Empress Gi
  • Goblin
  • Itaewon Class
  • Flower of Evil
  • Dream High
  • Its Ok Not To Be Ok
  • Mental Health
  • Sky Castle
  • Memories of Alhambra
  • Go Back Couple
  • Doctor Stranger
  • Heart Surgeon
  • Doctor Romantic
  • Class of Lies
  • Hope & Wedding Dress
  • Endless Love
  • Kill Me Heal Me
  • Flying Dragon
  • She was Pretty
  • Waikiki 1
  • The World of The Married
  • Full House
  • The Princess Man
  • Pinnochio
  • My Girlfriend is Gumiho

(Mungkin ada juga yang terlewat belum saya tulis)


Kebanyakan para Teman Fesbuk memilih judul itu karena:

  • Kisah drakornya mirip dengan kisah hidupnya.
  • Banyak ilmu dan pelajaran yang bisa diambil.
  • Aktor dan aktris yang memerankan drakor itu keren alias good looking.

Komen terbaik Teman Fesbuk:


Dari Dek Siska Fitri

"Empress Gi", Mbak Cenung.

Selain aktris yang memerankan keren, jalan ceritanya juga bagus.

Banyak pelajaran yang bisa diambil:

  1. Pengaruh/peran pendamping (istri) sangat besar dalam kehebatan pasangan, apalagi dalam menjalankan tugas kekaisaran, sekalipun pasangannya bukan siapa-siapa, kaisar yang lemah pada mulanya tapi saat dia tepat memilih pendamping/istri maka akan bisa membuat kekuatan yang lebih hebat
  2. Dalam drama ini, nampak jelas kalau permainan politik dalam kerajaan sangat mengerikan, harus hati-hati kadang musuh bisa jadi teman, teman bisa jadi lawan.
  3. Keserakahan akan membinasakan.
  4. Setia pada pimpinan, "kami dengar dan kami taat", walau nyawa taruhannya.
  5. Dan yang pasti "Menikah dengan orang yang dicintai itu suatu kemungkinan, tapi mencintai orang yang kita nikahi itu suatu kewajiban" hehe.....karena Empress-nya tidak menikah dengan yang dicintainya, tapi menikah dengan kaisar.

Tapi Drakornya panjang, 52 episode. Aiiih, banyak pokoknya, Mbak. Setiap episode ada alasan untuk melanjutkan. Hehe. 


Jawaban kocak

Jawaban kocak pertama:



(Hahaha. Benar juga sih. Ini mah drama Korea khas keluarga tiga kembar yang super nggemesin)


Jawaban kocak kedua: 


DRAKOR =TEMANNYA DRAKULA.

Wkwkwk. Kocak parah!


Inilah jawaban super jujur sesuai fakta:

 



Wkwkwk. Memang si kembar yang kompak ya, Mico. Buktinya? Salah seorang Teman Fesbuk komentar begini...



Pertanyaan kedua, 12 September 2020

 

Siapa pemain drakor yang kamu suka? Berikan alasannya juga yes… #survey

 

Inilah jawaban berikut alasan dari para "teman fesbuk":

  • Lee Min Ho (good looking)
  • Kim Rae Won (berwajah kaku, nggak mboseni)
  • Jo Jung Suk (multitalenta dan improvisasi oke saat main Hospital Playlist)
  • Kim Soo Hyun (belum bisa move on sama aktingnya)
  • Hae Ji Won (tiap main jadi cewek tangguh/tomboi, aktingnya keren dan sosok yang cantik)
  • Park Seo Joon (ganteng, kalau main bisa membawa emosi penontonnya)
  • Lee Jong Suk (tengil, kelihatan cerdas, pinter milih proyek)
  • Lee Sun Kyung (suka sama perannya di My Mister)
  • Hyun Bin (cakep, aktingnya dapet banget, action hayuk, komedi hayuk, drama hayuk, kereeen)

 

Komen terbaek Teman Fesbuk:


Diah Rahmawati


Tokoh drakor yg aku suka:

- Master Kim atau Kim Sa Bu atau Bo Yong Joo. Diperankan oleh Han Suk Kyu. Dibandingkan Lee min ho/Jong Suk/Hyun bin jelas kalah good looking dan ga seterkenal mereka karena Suk Kyu udah tua. Tapi karakternya dalam drama dr.romantic ini keren banget. Dia memilih jadi dokter bedah di rumah sakit kecil. Menguasai segala macam pertolongan pertama dan juga ahli bedah. Aktingnya saat menyelamatkan pasien keren banget. Koyo malaikat. Pasien adalah segalanya baginya. Oh ya, quote2nya nendang.

Doctor John pemerannya Ji-Sung.

Pokoke keren. Dokter yg punya kelainan otak tidak bisa merasakan sakit. Tapi justru itu yg bikin dia jadi dokter di departemen penanggulangan rasa sakit.

Ji sung dalam drama Kill me Heal me. Karakternya bisa berubah-ubah karena kepribadian ganda. Bahkan jadi gadis remaja yg ngefans boyband. Aselik epik!


Kalau aktor drakor favorit,

Lee Jong Suk emang ga ada duanya. Wk... Cerdas tapi nyebelin. Akting di drama W, romance is a Bonus book, i can hear your voice, while you're sleeping, ganteng abis, romantis, cerdas. Tapi akting di film VIP, medeni. Dia psikopat yg menakutkan. Di film face reader, aktingnya bagus meski pemeran pembantu. Dapet banget karakternya sbg orang cerdas yg jujur sekaligus teraniaya.

Park Seo Joon, ganteng maksimal. Aktingnya di Itaewon class iso datar nggemesi. Di my secretary Kim, dadi tengil, sombong, keren, tajir.

Apik meneh di film Mr. Right (lali judule), dadi siswa Akpol yang menggagalkan penculikan gadis remaja untuk 'diternak' sel telurnya. Aktingnya keren, gelut2 juga pinter.

 

 

Jawaban terkocak:



(Iki mah bojone dewek! Bhahaha)

 

Pertanyaan ketiga, 14 September 2020


Apa pengaruh positif yang kamu rasakan setelah nonton drakor?


  • Hiburan
  • Jadi romantis
  • Belajar ilmu baru dan banyak dapat pengetahuan baru
  • Minimal bisa anyeong, mianhae, daebak, saranghaeyo, dll.
  • Lebih memahami alur cerita, bahasa2 puitis di dalamnya
  • Bisa konek cerita sama remaja/para mahasiswa, shg bisa lebih merasa dekat
  • Lebih termotivasi dalam menjalani hidup.
  • Bisa belajar bahasa (nambah kosakata baru setiap nonton) dan belajar sejarahnya.
  • Belajar trauma healing.
  • Dapat ide nulis.
  • Memanfaatkan waktu luang.
  • Bisa lebih matchingin baju dan hijab, terutama setelah nonton "What's Wrong with Secretary Kim".

Jawaban terkocak:



Jawaban serius:





Aku dapat saran dari Debi buat nonton Sky Castle karena kata doi pas banget buat aku yang suka dunia pendidikan dan parenting. Terus aku juga sempat japrian di WA sama sahabat kocakku, Cemut a.k.a Diah Rahmawati tentang drakor yang ada hubungannya sama literasi.



Sejatinya, semua kembali ke pribadi masing-masing, yes! 

Ada yang komen kalau sekarang sudah insaf nonton drakor karena merasa jadi kecanduan dan "wasting time". Ada yang komen kalau drakor itu bisa jadi "SELF REWARD". 



Endingnya aku sampai pada sebuah kesimpulan, bahwa dari alam dan kehidupan sekitar kita banyak belajar tentang bagaimana cara melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda-beda, baik itu positif maupun negatif. Namun, hakikatnya kita sebagai manusia yang telah diberikan akal, sudah suatu keharusan untuk mengambil suatu kebaikan dari sisi positif dan menjauhkan diri dari sisi negatif. Uwuwww syekaliii.... wkwkwk.

Lantas, apakah aku akan mencoba nge-drakor barang sejenak? 

Hohoho. 



 

Wednesday, September 16, 2020

TANTANGAN MENULIS BUKU PENGAYAAN

Wednesday, September 16, 2020 18 Comments

 


Ada perjalanan menuju Allah, ada derajat (maqom) dan station dalam setiap perjalanan, maka teruslah berjalan menuju Allah, setiap manusia dinilai dari apa yang diusahakannya. 

Hidup adalah perjalanan dari Allah menuju kepada Allah.

(Ust. Harry Santosa)

***

 

Pada sebuah pagi di pertengahan Desember 2019. Waktu itu, aku sedang mudik ke Wonogiri, tanah kelahiranku. Saat sedang asyik membantu Ibuk di dapur, tiba-tiba, ada sebuah nama yang muncul di layar smartphone-ku. Tumben sosok itu telepon. Pasti ada yang penting, pikirku. Sosok itu adalah seorang penulis, editor, juga mentorku saat belajar menulis buku nonfiksi kala aku masih jadi anak kos di Solo. Setelah mengawali percakapan dengan basa-basi super kocak, sampai akhirnya beliau sampai pada inti obrolan.

 

“Nung, mau nggak jadi timku? Aku lagi dapat proyek nulis naskah buku nonteks pelajaran, nih. (Terus beliau menjelaskan secara singkat tentang buku itu). Tapi, nanti sistem pembayarannya beli putus. Bla… bla… bla…” (Beliau menyebutkan nominal royalti per judul buku, plus siapa yang bertanggung jawab dari proyek tersebut, penerbit apa saja yang mengajak kerja sama, dan banyak lagi.)

 

Akhirnya, akupun mengiyakan. Menulis bagiku bisa jadi sarana terapi. Semoga dengan semakin menyibukkan diriku dengan aktivitas produktif itu, kesedihan karena kehilangan sosok Babe 20 September silam bisa teralihkan. Ya, aku harus sibuk. Aku harus bisa move on. Bismillah…

 

Setelah percakapan di telepon itu, aku mendapatkan kiriman 10 judul buku di email lengkap dengan timeline-nya. Huwaaat? Banyak banget ternyata. Aku kira 1-2 judul buku saja. Tapi bismillah… aku niatkan sebagai sarana belajar dan mengasah keterampilanku menulis, khususnya menulis naskah nonfiksi.

 

Aku mendapatkan banyak ilmu dan pengetahuan baru mengenai buku nonteks pelajaran atau buku pengayaan. Beberapa teman penulis waktu itu pun banyak yang disibukkan mengikuti seleksi penulis buku pengayaan dari beberapa penerbit yang membuka lowongan bagi penulis dengan sistem pembayaran royalti.

 

Saudari kembarku juga ikut dan dia juga menceritakan pengalamannya kepadaku. Dia terlibat dalam penulisan naskah buku nonfiksi tentang Matematika untuk pembaca anak usia SD. Teman penulis lain terlibat dalam pengerjaan naskah buku fiksi untuk PAUD. Buku-buku yang mereka tulis itu nantinya akan melewati proses yang panjang dan berliku. Diawali dari proses pengerjaan naskah, editing, layout, ilustrasi, cetak, kemudian masuk dalam penilaian. Penggunaan buku nonteks untuk kepentingan pendidikan harus mendapatkan pengesahan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Karena itu, buku-buku tersebut harus melewati proses penilaian.

 

Dalam tulisan ini, aku akan sedikit mengulas tentang buku nonteks pelajaran atau buku pengayaan. Materi ini aku rangkum dari presentasi Pak Bambang Trim (salah satu anggota panitia penilai BNTP 2019) dan Kang Fahmy Casofa (Nulix).

 

Apa itu Buku Nonteks Pelajaran atau Buku Pengayaan?

Buku nonteks adalah istilah resmi yang digunakan oleh pemerintah untuk menyebut buku pendidikan di luar buku teks/pelajaran. Hal ini tertuang di dalam UU Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan. Buku nonteks bersifat umum sebagai pengayaan wawasan bagi para pembacanya yaitu anak usia dini, usia SD, usia SMP dan SMA, hingga para pendidik (guru). Istilah lain untuk menyebut buku nonteks adalah ‘buku pengayaan’ atau ‘buku bacaan’. Buku nonteks biasanya diperlukan untuk mengisi perpustakaan sekolah, termasuk perpustakaan daerah.

 

Dapatkah buku umum menjadi buku nonteks?

Semua buku umum dapat dijadikan buku pendidikan nonteks apabila memenuhi syarat dan ikut dinilaikan di lembaga pemerintah yang berwenang dan bertugas menilai buku nonteks. Di dalam UU Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan, pemerintah mewajibkan buku yang digunakan di program PAUD dan satuan pendidikan harus mendapatkan SK penggunaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Lembaga yang berwenang menilai buku pendidikan saat ini adalah Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan.

 

Mengapa buku nonteks harus dinilaikan?

Buku nonteks digolongkan sebagai buku pendidikan sehingga standar isi dan standar mutunya harus terjamin sehingga layak digunakan di program PAUD serta satuan pendidikan dasar dan menengah (SD s.d. SMA). Buku nonteks dinilai oleh lembaga pemerintah yang tugas dan fungsinya berkenaan dengan penilaian buku yaitu Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Bidang Penilaian Buku.

 

Apa saja jenis buku nonteks?

Panitia Penilaian Buku Nonteks Pelajaran (PPBNP) membagi penggolongan buku teks sebagai buku pengayaan, buku panduan pendidik, dan buku referensi.




1.      Buku pengayaan pengetahuan adalah buku-buku yang memuat materi pengetahuan untuk penguasaan informasi, teknologi, dan wawasan keilmuan dalam berbagai bidang sehingga dapat memperkaya pengetahuan dan pemahaman peserta didik/pembaca pada suatu bidang tertentu.

2.      Buku pengayaan kepribadian adalah buku yang memuat materi karakter dan akhlak mulia sehingga dapat memperkaya dan meningkatkan kepribadian atau pengalaman batin peserta didik/pembaca, termasuk di dalamnya adalah buku biografi/autobiografi/memoar tokoh yang dapat diteladani.

3.      Buku pengayaan pembelajaran adalah buku yang memuat materi pembelajaran dalam bentuk aktivitas-aktivitas kreatif dan inovatif sehingga dapat menarik minat peserta didik/pembaca untuk mempelajari suatu bidang pengetahuan.

4.      Buku pengayaan keterampilan adalah buku-buku yang memuat materi kecakapan hidup, kemandirian, dan kewirausahaan sehingga dapat memperkaya dan meningkatkan kemampuan dasar para peserta didik/pembaca dalam rangka meningkatkan aktivitas yang praktis dan mandiri.

5.      Buku panduan pendidik adalah buku yang memuat materi pendidikan dan pembelajaran yang dapat mengembangkan dan menguatkan kompetensi tenaga pendidik (guru) dalam menjalankan tugasnya.

6.      Buku referensi adalah buku yang memuat materi secara sistematis dan lengkap sebagai sumber rujukan (referensi) yang dapat memperkuat informasi tertentu bagi peserta didik/pembaca. Jenis buku referensi secara khusus adalah kamus (ekabahasa, dwibahasa, dan multibahasa), ensiklopedia, dan peta/atlas.

7.      Buku Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah buku yang memuat materi pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan kepribadian bagi anak-anak usia dini.

 

 Bagaimana dengan bentuk bukunya?

Bentuk bukunya dapat berupa gambar yang bercerita (wordless picture book), buku bergambar (picture book), komik, buku yang mengandung teks dan gambar sekaligus secara proporsional, atau buku yang dominan mengandung teks.


Contoh Buku Pengayaan Pengetahuan


Contoh Buku Pengayaan Kepribadian

Apa saja kriteria buku yang dinyatakan layak?

Kriteria utama buku yang layak adalah buku yang tidak melanggar legalitas dan norma. Tidak melanggar legalitas artinya tidak terindikasi plagiat (baik teks maupun gambar). Tidak melanggar norma artinya tidak bertentangan dengan dasar negara, undang-undang, agama, dan adat istiadat yang dijunjung oleh masyarakat Indonesia. Beberapa konten yang berbahaya harus dihindarkan di dalam buku, seperti ujaran kebencian, pornografi, penistaan SARA, sadisme/kekerasan, dan radikalisme. Kriteria lain yang sangat menentukan adalah kriteria materi atau isi naskah yang harus memenuhi syarat kebenaran isi, aktualitas, dan kebermanfaatan.

 

Apakah ada panduan penggolongan usia pembaca?

Penggolongan usia pembaca sasaran buku menggunakan Pedoman Perjenjangan yang telah dikeluarkan oleh Puskurbuk. Perjenjangan terbagi atas enam klasifikasi yang didasarkan pada kemampuan membaca untuk rentang usia tertentu.


Perjenjangan Buku

 

***

 

Insya Allah, penjelasan mengenai perjenjangan buku akan aku ulas di lain waktu, ya. Karena cukup panjang x lebar. Hehehe. Ada banyak hal yang bisa aku pelajari lalu aku diskusikan dengan Tim Nulix yang dinaungi oleh Kang Fahmi, terutama saat proses pengerjaan naskah buku pengayaan ini. Bagaimana menyusun outline, melakukan riset pustaka, menulis draft, pemilihan bahasa/diksi sesuai jenjang usia pembaca, anatomi buku dari depan sampai belakang, dan banyak hal baru yang semakin memperkaya pengetahuanku tentang proses menulis buku.


Alhamdulillah, akhirnya aku mendapatkan tugas menulis 28 judul buku pengayaan. Aku mendapatkan kepercayaan untuk menulis judul buku sebanyak itu. Aku merasa inilah buah dari menjaga profesionalisme saat bekerja, disiplin menyelesaikan tanggung jawab, dan selalu berusaha totalitas.


Kalau kata Bu Septi Peni Wulandari, founder Ibu Profesional:


"Be Professional, Rezeki will Follow".


Aku juga jadi ingat nasihat Teh Ani Berta di penghujung kelas "Blogging, Refreshment, dan Learning" pekan lalu:


"Jalani proses, nikmati proses, dan konsisten. 

Kesuksesan akan menghampiri tanpa dicari."


Saat ini, kurang 1 lagi yang harus aku selesaikan. Beberapa judul aku mengajak kakak mentor DNA untuk membantu, seperti Kak Siti, Kak Septi, dan Kak Riri. Terima kasih ya, Kak sudah bekerja sama dengan sangat baik. Mari berdoa bersama semoga royalti selanjutnya segera cair. Aamiiin. ☺


Masya Allah, sungguh banyak ayat-ayat kauniyah dari-Nya yang begitu menakjubkan untuk kita pelajari. Pun dalam proses penulisan 28 judul buku pengayaan ini. Aku jadi merasa menjadi pribadi yang fakir ilmu. Mari terus semangat belajar dan produktif berkarya, agar semesta semakin merasakan indah manfaatnya. Semoga setiap aksara bermetamorfosa sebagai dzarrah kebaikan. Aamiin.

 

[*]

 

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.

Sungguh dari Allahlah kita berasal dan kepada Allah-lah kita kembali.

Berbekallah dengan taqwa dan temukan peta jalan menuju Allah, maka kita akan sampai kepada-Nya. Barangsiapa yang menjalani peta jalannya, maka akan sampai kepada tujuannya.

(Ust. Harry Santosa)

 

Bismillah, menulis adalah jalan juangku, meskipun aku harus menempuh jalan berliku dan proses panjang yang harus aku tempuh satu demi satu. Karena hanya Allah tujuanku…