Jejak Karya

Jejak Karya

Wednesday, May 11, 2011

Celoteh Aksara [32]: “KARENA SOLO ‘mungkin’ (bukan) TERMINAL AKHIRKU_Catatan FLP Pelangi #15”


by Norma Keisya Avicenna on Wednesday, May 4, 2011 at 8:53am

Ahad, 1 Mei 2011

Hari Ahad yang luar biasa, hari pertama di bulan Mei. Ada sesuatu yang dahsyat bergemuruh dalam hati. Setiap detik semoga menjadi nafas perbaikan diri. Amin. Pagi yang berseri, indah… saatnya riyadhoh ke boulevard UNS sekaligus kuliner pagi. Paling seneng kalau ketemu adik-adik tingkat. Saling sapa, tanya kabar, tanya kesibukan sekarang. Seru banget lah! Dan Ahad pagi itu Nung banyak bertemu dengan adik-adik Biologi angkatan 2008. Ah, jadi terkenang masa-masa jadi Koordinator Sie Acara BIOSPHER 2008. Hehe. BIOSPHER terakhirku yang sangat berkesan. Kangen kalian semua…Apis melifera-ku!



Siang ini kembali ada pertemuan dengan keluarga Pelangi setelah sepekan kita absen. Akhirnya, kerinduan kita akan tertunaikan siang-sore ini. Jam 12.30 Nung dijemput Diah Cmut kemudian kita menuju markas di SMP Muhammadiyah 7. Ayu’ dah di lokasi. Akhirnya, gabung deh berbasket ria dulu. Hehe. Kalau dah basket gini, Nung jadi inget pas jaman SMA kelas 1 dulu. Basket merupakan salah satu olahraga favorit. Tiap hari Ahad SUPERTWIN sama Mas Dhody pluz beberapa temen pasti lari pagi lanjut basket bareng-bareng di lapangan basket SMA 1 Wonogiri. Kebetulan pas kelas 1 SMA, Nung tu ngefans banget sama permainan basketnya MVP Lovers “5566”. Hihi, film Mandarin banget. Paling suka tembang “Wo Nan Kuo”. Nyanyi dulu ah…(mbatin!). basket oh basket. Dan pada episode siang itu Nung hanya berhasil masukin sekali ke keranjang. Dah jarang latihan sih, Cheng Fong mengundurkan diri sebagai pelatihnya Nung soale. Uwuh…wkwkwk.



Kelar berbasket ria, diskusi unyu dulu dengan 3’unyu tentang pembagian honorarium majalah Embun. Di tengah unyu-unyunya, Mbak Eka datang. Tyuz karena beliau mau sholat dulu, beliau kita tinggal deh. Hehe. “Laper ni, mbak!”. Akhirnya, kita bertiga jalan mau ke warung soto dekat bangjo dr.Oen. waladalah, kok tutup sih. Hm, akhirnya kita memutuskan untuk jalan menuju area jajanan di kawasan RS dr. Oen. Nah, ada kejadian konyol saat kita bertiga menyaksikan pethunya dengan Mio Merahnya. Haha. Ekspresinya itu lho…medungdung!



Pas sampai depan warung-warung, ealah gak ada yang sreg di hati. Akhirnya kita bertiga pun memutuskan untuk putar haluan lagi. Balik ke markas. Pas mau masuk gerbang, Nung sempat berujar ke Diah Cmut:

“Mut, bukannya di sini ada kantin, ya?”, tanya Nung dengan muka polosnya.

“Oh, iyo yo. Dung-dung i ngapa kita gak cari makan di kantin aja,” ujar Diah Cmut menyadari kedungdungannya. Haha (asli, marahi ngikik).



Usulan itupun kita sampaikan ke Ayu’. Dan Ayu’ cuma pasang tampang senyum ter-innocent! Nah, pas kita ke kantin ternyata harapan tak seindah kenyataan. Heuheuheu…bayangan soto atau mie goreng hanya membuat kita klomat-klamet aja. Hihi…(gak ding!). Akhirnya, setelah kita bertiga menggelar sidang pleno, istimewa, dan paripurna terputuskanlah sebuah tempat yang akan menyelamatkan kita dari penyakit Kwashiorkor alias busung lapar (eh, salah ding. Ini kan nama penyakit kekurangan protein). Rocket Chicken yang berlokasi sebelum perempatan Panggung. Uhuy, cekidot! Ninggalin pethunya yang asyik berbasket ria. Biarin aja dah…seorang bocah hiperaktip kan jangan sampai terhambat aktivitas bermainnya. “pinjem helm yo…!”. ^^v



Sampai di lokasi, kita bertiga pun segera dudang-duding pesen makanan. Agak kecewa juga sih selera Nung ‘n Ayu (paket 3) kagak ada. Tapi tak apalah, yang penting kebutuhan logistic terpenuhi sebelum kita belajar. Hehe…Logika tanpa logistik bagai TPS, tanpa permen sunduk. Hihi…Makan siang yang berlangsung sangat unyu. Ah, kelak Nung pasti sangat merindukan keunyuan kalian. Hehe…Seru!!!



40’an menit lah kita bercengkerama di Rocket Chicken. Balik ke markas sudah ada Mas Tyo dan mas-mas yang Nung belum kenal lagi main basket. Apa ni mas-mas yang dari FLP Yaman yha? Maybe! (tadi siang Mas Aris El Durra juga sempat ngabarin). Kemudian kita digiring pethunya untuk masuk kelas. Bertempat di kelas 8C. Ruang Multimedia yang biasa kita pakai masih disterilkan karena akan digunakan untuk workshop. Acara dibuka oleh pethunya. Hadir siang itu ada Bunda Eny. Selamat ya Bunda atas cerpen “Kucing Hitam”-nya yang dimuat di Harian Joglosemar hari ini. Kemudian ada Mbak Eka yang duduk sebangku dengan Bunda Eny, Mbak Ummi (siang ini beliau duduk sebangku dengan Nungma. Sabar ya. Nung! Hahaha…Nung ketularan ‘penyakit akut’-nya. Wkwkwk), Mbak Nury (mbakku yang satu ini selalu tersenyum manis untukku, hihi…), Diah Cmut yang duduk sebangku dengan Ayu’. Ah, dasar duo unyu! Ada Mas Dwi yang duduk di depan mereka berdua. Mas Ruri datang agak terlambat. Ohya, ada yang belum kesebut. Siapa ya? Hihi. Tu orang dimana yha? Hoe, ndelik di mana kau? Ooo…ternyata Mas Tyo duduk di belakang bangku Mbak Nury, masih dengan ekspresi ngeneznya. Haha. Oya, mas-mas yang tadi memang benar dari FLP Yaman. Beliau mengenalkan diri dan sedikit bercerita tentang FLP Yaman. Dapat wacana baru dah! Hm, salut buat Mbak Anik. Rela berhujan-hujan ria untuk datang ke Pelangi.



Siang ini pak guru Pahmi Casopah menyampaikan materi tentang “ANATOMI BUKU”. Materi yang lengkap diupload duong, Mas Dwi/ Mbak Nury! Nung nulisnya konvensional ogh kemarin. Ocre!!!



Hujan pun turun dengan sangat lebatnya. Dereees puuul dah. Banyak kejadian konyol bin seru yang terjadi di dalam kelas TK Pelangi. Namanya juga anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Ada aja tingkah polahnya!



Pending sholat Ashar, berhujan-hujan ria menuju masjid. Hihi…benar-benar merasakan indahnya kebersamaan dan kekeluargaan FLP Pelangi. Serunya, pertemuan kali ini logistiknya banyak banget. Terima kasih, Bunda Eny! ^^v. Setelah materi selesai, ada rapat mengenai rencana rihlah keluarga Pelangi ke Pacitan Insya Allah tanggal 21 Mei nanti. Rapat dipimpin oleh sang PJ, Mas Tyo. Hahaha…Jam 17.00, Nung pun harus undur diri sama Mbak Eka karena kita berdua mau mudik ke Wonogiri. Rapat masih terus dilanjutkan. Piye hasile???



Yang gak datang hari ini: Mbak Amrih, Mbak Santi, Mbak Fitri, Mas Aris El Durra, Mbak Fu'ah, Erny...



***

Hm, kenapa judul sama isi gak nyambung ea? Ntahlah, pengin aja bikin judul kayak gitu ‘n isinya tentang aktivitas Nung di Pelangi. Nung benar-benar ngrasa menemukan keluarga baru di kota Solo ini tatkala bergabung di FLP Solo Raya khususnya di Pelangi. Mungkin air mata pertama yang akan keluar, tatkala muncul sebuah moment: “ketika aku harus meninggalkan keluarga Pelangiku karena aku harus pindah keluar kota”. Hiks, membayangkan aja dah mo bikin nangis bombay! Ada pertemuan pasti ada perpisahan. Itu sunatullah! Ntahlah, rasa-rasanya Nung benar-benar harus menyiapkan mentalitas itu dari sekarang! Bukan apa-apa, ada satu keinginan Nung aja, Nung gak selamanya akan tinggal di kota Solo ini. Ada sebuah kota impian yang kelak akan Nung ukir kisah luar biasa di kota itu! Yah, Nung mah cuma bisa ngerencanain, hasil akhirnya Nung pasrah dah sama Allah SWT. Tapi satu pinta Nung, jikalau nanti Solo memang benar-benar bukan ‘terminal akhir’ bagi Nung, jangan pernah hapus nama “Keisya Avicenna” di register perasaan kalian ya, Keluarga Pelangiku! (ah, dah gak kuat nulis lagi. Lemes.Lg flu. Hikshiks…T_T. hohoho. Ayu’, Cmut…ndegan yuk! Lho???).



***

LUKISAN DIRIKU



Kakiku untuk melangkah tak akan terhenti

Sebelum lukisan diriku lengkap

Dalam bentuk garis dan titik yang tertuang

di atas hamparan alam semesta

dimana ku dilahirkan





Aku hanya bisa menatap lukisan yang telah tergores dan digoreskan untukku

Semua ini…

Aku tidak pernah ingin dan juga tak pernah meminta

Inilah lukisanku

Inilah diriku



Jika kau pertanyakan aku mengapa, darimana dan kenapa tidak, maka pertanyakanlah pada yang menciptakanku...

***

PERPISAHAN SENJA



Dalam keremangan hatinya,

Ia menangkap suara yang memanggil-manggil namanya

Seiring dengan perpisahan senja yang meranum

Lalu mengganti jubahnya dengan kain malam



Tak terasa buliran kristal bening membasahi pipi

Dalam tatapan matanya yang sembab, ia berkata :

“Aku tak bisa memiliki air mataku sendiri. Bahkan aku tak punya nyali untuk menatap bayanganku di cermin”



Seketika terdengar suara yang pernah ia temui dalam ruang khayalnya :

“Setiap nafas berhembus, kita tahu hal berbeda. Setiap satu kedipan mata, kita kenal cerita lain. Tatkala hembusan udara terhirup, kita coba pahami kata hati. Tatkala satu langkah berjalan, kita temukan ilmu baru, kita tahu tujuan hidup. Ketika rindu bertanya padaku tentang hari ini, jawabku : ‘jiwaku takkan lelah menghitung lembaran yang tlah terlewati, hati takkan risau, jua tak ingin berkeluh’…



Seketika ia pun tersadar…

“Sekalipun ini perih, segala takdir-Mu pasti baik untukku…”



***

[Keisya Avicenna, 4 Mei 2011. “Saat simfoni cinta-Nya bersenandung mewah dalam lubuk hatiku…Sederhana saja!”]

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.


Salam,


Keisya Avicenna