Jejak Karya

Jejak Karya

Wednesday, December 16, 2020

AKU SIAP JADI PENULIS CILIK

Wednesday, December 16, 2020 14 Comments


Acelyn adalah seorang gadis periang. Selama di rumah aja, Acelyn tidak kehilangan semangat untuk mencoba hal baru, termasuk belajar hand-lettering dan membuat akun studygram. Acelyn tekun berlatih hand-lettering tanpa mengenal kata menyerah. Meskipun pada awalnya sangat sulit, pelan-pelan akhirnya dia bisa membuat hand-lettering yang bagus. Bunda dan Minnie sahabatnya sangat mendukung Acelyn menjadi seorang studygrammer. Namun, ada beberapa kendala yang muncul ketika akunnya mulai berkembang. Bahkan, sampai ada orang yang mencuri karyanya! Bagaimana kelanjutan ceritanya, ya?


Sobat Kreatif DNA bisa membaca keseruan ceritanya di seri KKPK #dirumahaja yang berjudul “LITTLE STUDYGRAMER”. Di dalmnya ada cerpen karya Kak Zaskia yang berjudul DALGONA VIRAL. Kak Zaski ini adalah salah satu murid DNA Writing Club yang produktif mengirimkan karyanya ke KKPK. Bahkan tahun ini Kak Zaski masuk dalam nominasi KKPK AWARDS 2020 kategori BEST NEW COMER.

 

Nah, beberapa waktu lalu saya terlibat diskusi yang sangat asyik dengan salah satu Kakak Editor KKPK. Kami pernah bertemu sebelumnya. Saya ceritakan kepadanya tentang rencana saya untuk mengadakan kegiatan pelatihan menulis secara online saat liburan sekolah bulan Desember ini. Saya sampaikan keinginan saya kalau output dari pelatihan itu adalah naskah karya anak-anak yang nantinya akan dikirimkan dan diseleksi oleh kakak-kakak redaksi KKPK. Alhamdulillah, kakak-kakak redaksi KKPK sangat senang dan menyambut baik rencana saya tersebut. Berminat mengirimkan naskah ke KKPK? Simak informasi keren di bawah ini, yuk!




Alhamdulillah, liburan telah tiba. Sudah ada rencana mau ngapain aja nih, Sobat Kreatif DNA? Kalau belum, yuk manfaatkan waktu liburanmu untuk belajar menjadi penulis cilik nan kreatif di DNA WRITING HOLIDAY#12.

Kamu tuh...

  • Hobi banget baca, terus pengen juga nulis cerita yang bisa dibaca banyak orang, punya buku yang cover depannya ada namamu. Ih, pengen banget, kan?
  • Bingung mau nulis apa, ya? Ide itu dari mana, sih?
  • Sudah mulai nulis cerita, tapi mandeg di tengah jalan... Bingung lanjutannya bagaimana?

Pernah ngalamin kayak gitu? Daripada mikir lama-lama, yuk gabung belajar jadi penulis cilik bareng DNA.

Oh ya, kabar kerennya kamu bakal dapat bonus: di-coaching alias didampingi selama 1 bulan sampai naskahmu layak untuk dikirimkan ke meja redaksi KKPK-Dar!Mizan. Mau banget, kan?

 

Pelatihan berlangsung selama 3 hari, dengan media:

  • Zoom class
  • WA Group

 

Hari #1:

  • Tema khas KKPK
  • Bedah karya KKPK
  • Proses kreatif penulis KKPK
  • Hunting ide

 

Hari #2:

  • Unsur cerita pendek
  • Riset tulisan

 

Hari#3:

  • Cara asyik menulis cerita
  • Editing dasar
  • Rahasia tembus penerbit

 

Mentor:

  • SUPERTWIN (Kak Norma dan Kak Etika)
  • Kak Siti (Mentor DNA Writing Club)

 

Fasilitas yang kamu dapat :

1. Materi

2. Coaching naskah

3. E-sertifikat

 

Jam pelatihan:  09.30-11.00 WIB

Biaya : 299.000 per anak

Usia peserta: 7-12 tahun

INFO dan PENDAFTARAN

wa.me/6282264652627 (DNA WRITING CLUB)

 

Tentang DNA Writing Club, Karya, dan Prestasinya:

klik DNA WRITING CLUB

 

Yuk buruaaan daftaaar!

SEAT TERBATAS


#DNAWritingHoliday12 #DNAWritingClub




Tuesday, December 01, 2020

TAKDIR TERBAIK DARI-NYA: ANTARA CITA-CITA DAN REALITA

Tuesday, December 01, 2020 0 Comments

 



Seringkali apa yang kita harapkan, tidak selalu jadi kenyataan, bukan? Apa yang jadi cita-cita terkadang tidak sesuai realita. Lantas, apa yang harus kita lakukan?

 

Yups, salah satunya dengan tetap bersikap optimis! Apa yang dimaksud dengan optimisme atau bersikap optimis? Optimisme merupakan sikap selalu mempunyai harapan baik dalam segala hal serta kecenderungan untuk mengharapkan hasil yang menyenangkan. Optimisme dapat juga diartikan berpikir positif. Jadi optimisme lebih merupakan paradigma atau cara berpikir.

Sewaktu mengalami kegagalan atau tekanan hidup, bagaimana perasaan seorang yang optimis? Seorang yang berpikiran positif atau berpikir secara optimis tidak menganggap kegagalan itu bersifat permanen. Hal ini bukan berarti bahwa ia enggan menerima kenyataan. Sebaliknya, ia menerima dan memeriksa masalahnya. Lalu, sejauh keadaan memungkinkan, ia bertindak untuk mengubah atau memperbaiki situasi.

Bertolak belakang dengan optimisme, pandangan pesimistis akan menganggap kegagalan dari sisi yang buruk. Umumnya seorang pesimis sering kali menyalahkan diri sendiri atas kesengsaraannya. Ia menganggap bahwa kemalangan bersifat permanen dan hal itu terjadi karena sudah nasib, kebodohan, ketidakmampuan, atau kejelekannya. Akibatnya, ia pasrah dan tidak mau berupaya.

Berpikir positif juga menjadi kunci sukses untuk mengelola stres. Optimisme akan membuat seseorang menghadapi situasi tidak menyenangkan dengan cara positif dan produktif.

Para ilmuwan telah membuat kesimpulan atas riset selama puluhan tahun tentang manfaat berpikir positif dan optimisme bagi kesehatan. Hasil riset menunjukkan bahwa seorang optimis lebih sehat dan lebih panjang umur dibanding orang lain apalagi dibanding dengan orang pesimis. Para peneliti juga memperhatikan bahwa orang yang optimistis lebih sanggup menghadapi stres dan lebih kecil kemungkinannya mengalami depresi. Berikut ini beberapa manfaat bersikap optimis dan sering berpikir positif:

  1. Insya Allah, lebih panjang umur.
  2. Lebih jarang mengalami depresi.
  3. Tingkat stres yang lebih kecil.
  4. Memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik terhadap penyakit.
  5. Lebih baik secara fisik dan mental.
  6. Mengurangi risiko terkena penyakit jantung.

 

Fren, ada beberapa tips dan prinsip agar kita selalu menjadi optimis:

a.     Kunci menjadi optimis adalah memaksimalkan kesuksesan kita dan mengurangi kegagalan kita.

b.    Tidak ada salahnya mengakui kekurangan kita, tapi fokus pada kelebihan kita akan jauh lebih baik.

c.      Ketika kita mengalami sebuah kegagalan, ingat bahwa ada pelajaran yang bisa kita petik, dan itu membuat kita selangkah lebih maju mendekati kesuksesan kita.

d.    Ucapkan kata-kata motivasi dalam kehidupan kita setiap hari. Ini membantu memotivasi kita.

e.     Jangan fokus pada sisi negatif, tapi fokuslah pada sisi positifnya. Dan tidak perlu mengira-ngira bahwa hal negatif yang akan datang. Kalau mau dirasakan, menjadi pesimis itu sebenarnya lebih berat daripada menjadi optimis. Kalau tidak percaya, silakan bandingkan sendiri.

f.       Ingat selalu kalau kita punya kesempatan yang tak terbatas untuk meraih sukses di masa depan.

[*]

Saya pernah punya impian menjadi seorang PNS alias abdi negara. Setelah 2 tahun mencoba, namun tak jua berhasil. Alhamdulillah, kembaran saya yang lebih dulu lolos menjadi seorang PNS. Saya sangat bersyukur. Hingga kini kami tetap berkolaborasi bersama untuk memproduksi karya juga dalam hal bisnis. Insya Allah, saya tetap bisa jadi PNS di ranah yang lain: Penulis Nan Sensasional hehe, Pengusaha Nan Sukses, Pendamping hidup Nan Salihah, uhuy banget, kan?

[*]

Hidup adalah sebuah perjalanan misteri yang telah, sedang, dan akan kita hadapi dalam dunia ini. Realistis dalam hidup berarti kita melihat hidup dengan segala potensi yang ada dalam diri kita, sehingga dengan sikap realistis itulah kita bisa menentukan langkah dan arah yang harus kita lakukan. Dari salah satu novel Tetralogi Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, akan didapatkan dua hal tentang realistis dalam menjalani hidup yaitu pesimis dan optimis.

Ketika si Ikal menemukan sebuah kerealistisan hidup tentang bagaimana ia dan teman-temannya, saat daya fikir realistis itu datang dia menejemahkannya pada sebuah pesimistis. Mereka yang hanya anak-anak orang miskin meski bekerja sekuat tenaga untuk biaya sekolah dan meringankan beban orang tua ketika tamat sekolah nanti mungkin hanya akan menjadi tukang cuci di warung, menjadi kuli, atau pekerja kasar lainnya. Dari lingkar kepesimisan Ikal itu maka muncullah dampak negatif yang menjadikan semangat jiwanya menjadi mundur, dan tak tanggung-tanggung sikap pesimisnya yang terepresentasi dari realistis itu menyumbangkan kemerosotan yang sangat dalam di kehidupannya. Hingga pada akhirnya Arai memberi pencerahan untuk tidak mendahului nasib.

Mungkin setelah lulus nanti mereka hanya akan menjadi kuli, nelayan, atau pekerja-pekerja lainnya, tapi selama mereka masih disini menduduki bangku pendidikan, siapalah yang dapat menduga masa depan nanti. Bukannya berpatah semangat atas realita yang sebenarnya belum jelas akhirnya, namun tetaplah berjuang sekuat tenaga demi mencapai mimpi dan cita-cita yang telah digantungkan setinggi langit. Itulah sebenarnya realistis dengan berpandangan penuh optimis.

Fren, dengan kemampuan yang ada saat ini, jangan sampai kita berhenti akan tetapi dengan kemampuan inilah seharusnya kita berusaha berbuat yang terbaik semaksimal mungkin. Faktor lingkungan, kurang percaya diri dan trauma kegagalan di masa lalu merupakan penyebab yang sering timbul yang menyebabkan orang menjadi pesimis. Jika kita hidup di lingkungan yang serba pesimis maka akan menggerus sikap kita yang optimis. Terkadang kita mematikan "hero" di dalam diri kita sebelum kita maju bertanding.

         

Layang-layang dimainkan dengan kepala tegak, bukan dengan menunduk. Layang-layang diterbangkan, bukan dengan wajah ke arah bawah, tapi dengan menatapnya ke angkasa. Begitu pula dengan kita, optimisme dimulai dengan membangun harapan, bukan dengan rasa takut dan kesedihan!

 


 

 

 

 

TIGA TEMPAT YANG MEMBANGKITKAN INSPIRASI HIDUP

Tuesday, December 01, 2020 0 Comments


Istana KYDWiFENSDza

KYDEN

Sejauh apapun kaki melangkah, pulang ke rumah dan kumpul bersama keluarga adalah sesuatu yang memperkaya jiwa.

Di naungan sebuah atap yang tak harus selalu megah dan mewah, tak akan ada kehangatan bila selimut cinta kasih tak terpatri indah menyelimuti para jiwa sang penghuni. Dari saling menghormati dan menghargai antara para penghuni, akan muncul sebuah keharmonisan yang berbuah kehangatan. Ya… tak akan ada perdebatan yang tiada arti, yang hanya akan menghilangkan keelokkan dari keharmonisan sebuah keluarga. Dengan saling mengingatkan dengan penuh kasih sayang, untuk selalu ada pada keridhoan Allah Swt. Hidup di keluarga dengan sebuah jiwa yang tentram dan damai dengan berpegangan pada tiang agama yang kuat. Goncangan apapun tak akan meruntuhkanya, karena kekuatan cinta kasih keluarga telah bersatu, menguatkan satu dengan yang lain, mengokohkan satu dengan yang lain. Keluargaku, Surgaku.

KYDWiFENSDza

Ya, tempat pertama yang selalu bisa membangkitkan inspirasi hidup adalah rumah di Wonogiri. Tempatku mengukir banyak cerita, tempatku menghabiskan masa kecil yang ceria, tempatku melalui masa remaja yang penuh warna. Hingga akhirnya takdir indah-Nya membawaku membuka pintu baru yakni pernikahan, yang membuatku untuk hijrah mengikuti suami dan ‘meninggalkan’ istana itu. Istana yang dulu kami sebut sebagai KYDEN (Kadri-Yati-Dhody-Etika-Norma). Lantas, kini sudah bertambah anggotan jadi KYDWiFENSDza (Kadri-Yati-Dhody-Widowati-Febriansyah-Etika-Norma-Siswadi-Dzaky). Meskipun satu keluarga inti kami telah berpulang menghadap-Nya, Babe Kadri, tapi K akan selalu ada di hati kami. Fisik mungkin takkan bisa lagi bersama, namun kami semua akan selalu berpelukan dalam hangatnya doa-doa. I love my family.

Masjid Andalusia, Bogor

Izinkan saya menuliskan kembali goresan pena di buku harian saya. Tentang pertama kalinya menjejakkan kaki di masjid istimewa ini. Tentang indahnya salah satu tempat istimewa, rumah-Nya yang begitu indah.


Alhamdulillah, segala puji hanyalah milik Allah Swt Sang Penggenggam Kehidupan juga Kematian. Tak ada kisah terindah yang terhampar di muka bumi ini kecuali Allah hadirkan hikmah.

 

Atas izin-Nya dan diri ini selalu merasa “saat Kun Fayakuun-Nya bekerja sepenuh energi cinta”.

 

10-11-12: tanggal impian, tanggal impian pernikahan yang pernah aku tuliskan di catatan dream book Doraemon-ku. Dan Allah Swt izinkan aku menikah dengan seseorang yang sungguh: ia adalah mimpi-mimpi dan do’a-do’aku selama ini. Banyak sahabat yang kemudian bilang, “Ini buah yang sangat manis dari kesabaran dan perjuanganmu selama ini, Mbak Nung!” Subhanallah… Allah begitu baik, teramat sangat baik, sungguh Maha Kasih jua Maha Sayang. Terima kasih Ya Rabb… dan AMANAH menjadi seorang istri bukanlah amanah yang main-main. Maka nasihat untuk diriku: “Berjuanglah Nung! Berjuanglah untuk menjadi seorang ISTRI yang SHALIHAH!”

 

***

Kemarin adalah lembar ke-5 jejak kelanaku di kota Bogor… (Ahad, 25 November 2012)

 

Bogor, sebuah kota impian yang dulu benar-benar aku impikan (selain kota Bandung) untuk mengukir jejak cinta bersama sang kekasih tercinta di kota ini. Lagi-lagi Allah izinkan impian itu menjejak nyata. Allah Swt memilihkan BOGOR sebagai kota cintaku.

 

 

Hm, ada kisah menarik yang ingin aku ceritakan. Kemarin sore, pasca silaturahim ke rumah sahabat dan ngumpul bareng rekan kerja kekasih hatiku, kita berdua singgah di Masjid Andalusia, kompleks kampus STEI TAZKIA karena adzan Ashar sudah berkumandang. Kereeen euy masjidnya. Ada sosok keren di balik kampus ini. Siapa lagi kalau bukan Syafii Antonio dan kekasih hatiku pun punya impian ingin melanjutkan studi S2 di kampus ini. Semoga Allah memudahkan, ya cinta… (Aamiin Yaa Rabb)

 

Sambil nunggu sang kekasih hati sholat, aku bawa hatiku pada sebuah dimensi perenungan. Duduk sendiri di salah satu anak tangga di lantai dua. Saat itu suasana teramat sangat syahdu…(jemariku pun mulai menari di Nokia-ku, mencoba merekam semuanya lewat aksara)

 

“Kembali aku temukan ke-Maha Besar-an Mu, Ya Rabb. Betapa aku khusyuk tertunduk saat menikmati lukisan nan memesona yang tertangkap oleh retina. Lihatlah Nung di hadapanmu itu! Gumpalan awan hitam yang semakin lama semakin berat menahan beban. Dan selang beberapa saat kemudian, air mata langit pun tumpah tak terbendung, menjelma batang-batang air yang jatuh menghujam bumi…

 

Arahkan pandangan matamu bergeser ke sebelah kiri, Nung! Kau kan dimanjakan dengan hamparan permadani hijau lewat bukit-bukit yang membentang. Rapi. Sungguh rapi! Dan nikmatilah tempat berpijakmu saat ini! Kau tengah berada pada lingkungan sebuah gedung nan indah, megah, dan mewah. Dan lihatlah benda kubus hitam yang kini terguyur hujan itu Nung! Benda hitam itu adalah miniatur Ka’bah yang berdiri gagah di tengah lapangan gedung perkuliahan STEI Tazkia itu.  Subhanallah, entah dengan aksara yang seperti apa aku melukiskan itu semua. Seketika mataku langsung terpejam, aku visualisasikan semuanya. Aku kepalkan tanganku erat. Lalu aku hadirkan satu per satu wajah orang-orang terkasih. Tergambar jelas pada imajinasiku, kita semua berpakaian serba putih. Pakaian ihram. Kemudian kalimat talbiyah pun membahana, mengagungkan asma-Nya. Kita thawaf 7x dengan hati yang hanyut akan kebesaran-Mu, dengan linangan air mata taubat yang senantiasa mendamba ampunan-Mu… Aku biarkan hening menguasai qalbuku berteman iringan orchestra hujan. Seketika hatiku pun semakin sejuk…syahdu! Aku buka mataku perlahan dan aku bangkit dari tempat dudukku kemudian dari tempatku berdiri aku tatap lekat-lekat kaligrafi besar bertuliskan “ALLAH” yang ada di mihrab masjid Andalusia itu. Lagi-lagi aku merasa sangaaat kecil, teramat kecil dan bukanlah siapa-siapa di hadapan-Mu Ya Rabb…Hatiku pun kembali sejuk dan aku dapati ada butiran kristal bening kerinduan yang perlahan mencipta jejak di kulit pipi… Aku rindu menatap wajah-Mu Ya Rabb, aku rindu perjumpaan istimewa dengan-Mu… Aku rindu…”

 

*Teruntuk kekasih hatiku terima kasih, karna engkau telah mengajakku singgah di tempat yang sungguh sangat istimewa itu…

 

[Keisya Avicenna, 26 November 2012 @Istana IPK, Bogor]

 

[*]

Masya Allah, Masjid Andalusia dan segala kenangan manis dan sarat cinta saat mencipta kisah di sana. Masih terkenang, saat mata ini menyaksikan puluhan mahasiswa STEI Tazkia yang tengah menghafal Quran, masih terkenang ceramah menggugah jiwa dari Ust Syafi’i Antonio saat Ahad kami boncengan motor dari Baranangsiang hingga Sentul.

Dan setahun lalu (November 2019), suami mengajak kami bernostalgia ke Bogor setelah hampir 6 tahun kami meninggalkan kota cinta itu. Kami ajak Dzaky mengunjungi salah satu tempat bersejarah yang begitu banyak kenangan istimewa tercipta di sana: Masjid Andalusia.

 

Markas DNA Writing Club

 

Tanggal 6 November 2013, saya mendapatkan limpahan 3 orang anak dari Mbak Aan Diha (penulis bacaan anak, editor KKPK Mizan). Sebelumnya, Mbak Aan membuka les menulis cerita di rumahnya. Namun, karena alasan kesibukannya, akhirnya Mbak Aan melimpahkan muridnya ke saya. Saya sudah kenal dengan Mbak Aan sebelumnya. Saya iyakan saja, meskipun awalnya bingung mereka nanti mau saya apain. Karena bassic saya adalah pengajar mapel karena waktu itu saya masih bekerja di Bimbel Ganesha Operation. Tapi, bismillah… saya juga ingin belajar dan mencoba sesuatu yang baru. Ini bakal jadi tantangan terbesar dalam hidup saya, batin saya kala itu.

Pertemuan perdana dengan Khansa, Putri, dan Tasya, saya gunakan untuk menyelami karakter mereka dan mengetahui sejauh mana tulisan mereka. Pertemuan-pertemuan selanjutnya tinggal Khansa saja yang rajin datang. Selain karena rumah Putri dan Tasya lumayan jauh, juga karena mereka sibuk dengan agenda sekolah (sering mabit, dll). Saya benar-benar telateni Khansa. Ia datang setiap hari Rabu. Beberapa bulan kemudian, ada beberapa yang daftar DNA : Kayana, Zahra, Azfa, dan Yasmin.

Akhir 2013 DNA dapat kabar gembira, cerpen Khansa lolos dalam kumcer pengalaman lucu yang diterbitkan oleh Dar!Mizan, berlanjut karya-karya dia yang lain. 2014 Khansa juga lolos Konferensi Anak Indonesia (KONFA) dari Majalah Bobo. Saya pun semakin semangat. 2014 saya belajar otodidak, banyak baca buku cerita anak lalu saya pelajari dengan sungguh-sungguh. Karena prestasi Khansa, murid DNA pun bertambah. Saya sama sekali belum melakukan promo/iklan tentang DNA WRITING CLUB, malah promo tentang les mapel DNA College. Tapi, saya justru merasa mulai enjoy dengan DNA WRITING CLUB. Semuanya sistem “gethok tular”, dari mulut ke mulut. Karena Alhamdulillah, saya berhasil membuktikan lewat perjuangan mendidik dan menggembleng Khansa.

Tahun 2015, saya belajar di kelas online menulis cerpen anak bersama Mbak Nurhayati Pujiastuti dan Pak Bambang Irwanto. Tujuan saya untuk mengimbangi kemampuan anak-anak dan saya pun terus berlatih menulis. Saya juga harus berprestasi agar menjadi contoh positif untuk anak-anak di DNA. Semangat saya adalah saya ingin JADI PENULIS YANG MAMPU MELAHIRKAN PENULIS. Impian saya untuk menjadi penulis dengan karya yang best seller –dengan royalti yang sangat lumayan- terwujud lewat hadirnya buku BEAUTY JANNATY di akhir 2013, pun saya tidak cepat merasa puas. Namun, prinsip saya, setidaknya satu impian saya tercoret. Saatnya saya melahirkan penulis-penulis cilik yang kelak mewarnai dunia literasi dengan karya-karya dahsyat mereka. Saya ingin punya tabungan jariyah yang berlimpah berkah karena berbagi sedikit ilmu dan pengalaman yang saya punya.

2016-2017, murid di DNA sudah lebih dari 50 anak, dengan 3 markas : DNA markas Banyumanik, DNA markas Klipang, dan DNA markas Meteseh, juga dipercaya mengajar empat ekskul penulis cilik di SDIT Bina Insani Semarang, SD Islam Pangeran Diponegoro Semarang, SD Islam Sentra Bintang Juara, dan SDIT Bina Amal 2.


Kegiatan Fun Writing anak-anak DNA Writing Club

Perjalanan DNA hingga kini di 2020, Alhamdulillah, semakin banyak anak-anak dan remaja yang gabung di DNA dan mampu berprestasi sampai di tingkat Nasional. Karya-karya dan prestasi mereka pun semakin banyak, baik berupa buku yang terbit di penerbit mayor maupun penerbit indie, juga prestasi di bidang literasi.

Markas DNA, selalu menjadi tempat istimewa untuk mencipta cerita menggugah hati, tempat istimewa untuk mendulang inspirasi, juga tempat istimewa untuk memproduksi karya penuh arti. Barokallahu fiik…





Sunday, November 29, 2020

NOSTALGIA PERAYAAN KEMERDEKAAN DI KAMPUNG HALAMAN

Sunday, November 29, 2020 0 Comments


 

PUISI #1

Untukmu Kusuma Bangsa

 

Untukmu yang telah mendahului kami

Wahai kusuma bangsa…

Kau begitu berjasa

Hingga Indonesia kini merdeka…

 

            Untukmu yang telah mendahului kami

            wahai kusuma bangsa

            di tanah juang ini kami lahir…

            di medan juang ini pula kami dibesarkan…

 

Kini…

Indonesia telah merdeka

Tapi, jiwa-jiwa ini belumlah merdeka sepenuhnya

Kebodohan, kemalasan, orientasi duniawi…

Menjadi belenggu yang mampu butakan hati nurani anak negeri!

           

            Marilah kawan…

Kita satukan langkah!

Bulatkan tekad!

Bergerak dan berjuang bersama…

Untuk pahlawanku…

Untuk ayah dan bundaku…

            Untuk bangsaku…

 

Masa depan indonesia ada di tangan kita…

Merdeka!

Merdeka!

Merdeka!


*Puisi ini dibacakan oleh Dek Esa pada saat malam tirakatan dalam rangka perayaan 17 Agustus  ke-63 (tahun 2008) di Banaran, Wonogiri.

 

 

PUISI #2

 

Malam bergelayut manja

Gelap merayap… terang berganti kelam…

Mentari pun tlah usai tunaikan tugasnya

Di balik cakrawala senja…

 

            Dan sang rembulan berganti menyapa

            Ditemani kilauan bintang

            Berkedip-kedip penuh suka cita…

Suasana semakin syahdu

Bersama embusan angin yang mampu sentuh kalbuku

 

Malam ini, kita semua menjadi saksi

Dalam waktu yang terus bergulir dan berganti

63 tahun bukanlah waktu yang singkat

Untuk sebuah perjuangan

Indonesia, tempat kita berpijak…

Tuk wujudkan segala cita dan asa!

 

            Perjuangan ini belum berhenti, Kawan…

            Indonesia butuh tangan-tangan kita

Pikiran-pikiran cerdas kita

            yang ‘kan mampu ubah nasib bangsa

            Menuju indonesia lebih baik dan sejahtera

 

Malam ini pun menjadi saksi…

Terpautnya hati-hati ini untuk sebuah janji

Yang kini terpatri di dalam diri…

Karna kami adalah pemuda dan pemudi

Calon pemimpin bangsa ini!

 

*Puisi ini dibacakan oleh Dek Tomy pada saat malam tirakatan dalam rangka perayaan 17 Agustus  ke-63 (tahun 2008) di Banaran, Wonogiri.

[*]

Saya pun kembali bernostalgia pada masa remaja. Waktu itu, saya cukup aktif di kegiatan Karang Taruna RT, meskipun saya sedang kuliah dan ngekos di Solo. Salah satu kegiatan kami jelang perayaan HUT Kemerdekaan RI adalah menyiapkan malam tirakatan. Sebelum malam tirakatan, para remaja Karang Taruna biasanya mengadakan aneka perlombaan untuk anak-anak hingga orang dewasa. Seperti lomba balap kelereng, lomba memasukkan pensil dalam botol, joget balon, dan banyak lagi. Seru sekali! Para pemenang lomba akan mendapatkan hadiah yang akan diserahkan pada malam tirakatan.

Waktu itu, saya mendapatkan tugas mendampingi anak-anak (usia SD) untuk persiapan manggung. Mereka akan membaca puisi dan paduan suara. Saya pun mulai membuatkan naskah puisi dan melatih mereka bernyanyi lagu-lagu kebangsaan. Anak-anak berlatih dengan penuh semangat. Mereka latihan di rumah setiap malam di rumah saya.

Sampai akhirnya, hari-H pun tiba. Anak-anak pakai kostum ala pejuang kemerdekaan. Mereka deg-degan sekaligus sangat excited. Alhamdulillah, semua berjalan dengan lancar. Tepuk tangan meriah mereka dapatkan dari para penonton. Dalam acara ini, banyak hal yang dipelajari anak-anak. Mereka belajar untuk meneladani nilai-nilai kepahlawanan, seperti: berani, rajin berlatih, tampil percaya diri, bekerja sama, dan banyak lagi.

[*]

Tahun-tahun berikutnya, baik malam tirakatan, lomba-lomba perayaan 17 Agustus di kampung halaman saya semakin variatif. Bahkan almarhum Ahha Wok sering pentas drama komedi yang tetap ada unsur kepahlawanannya dan selalu sukses membuat para penonton merasa terhibur.

 

 


 

 

 

COPY-PASTE SEMANGAT PAHLAWAN DARI FILM-FILM PERJUANGAN

Sunday, November 29, 2020 0 Comments

 


 


Saat ini, generasi muda bangsa Indonesia banyak yang mengalami krisis moralitas, miskin akhlak dan tak mengerti adab. Banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya tontonan mereka. Saat ini banyak tontonan yang menampilkan adegan kekerasan, perbuatan tidak baik, berita kriminalitas, hedonisme, dan banyak lagi. Tanpa pendampingan orang dewasa, khususnya orang tua, mereka mungkin akan menelan mentah-mentah apa yang tertangkap retina mereka. Tanpa mem-filter sebelumnya. Ya, karena tontonan bisa jadi tuntunan. Karena itu, butuh tontonan yang mendidik, yang mampu memberikan keteladan dan mengandung banyak nilai-nilai kehidupan yang baik. So, saya sangat setuju ketika film-film perjuangan untuk mengenang sejarah para pahlawan Indonesia itu sering-sering saja diputar. Apalagi saat ini, dunia perfilman tanah air menunjukkan geliat yang semakin baik. Aktor dan aktrisnya sudah tak perlu diragukan lagi kemampuan akting mereka.

 

Di bawah ini saya paparkan beberapa film perjuangan kemerdekaan karya anak negeri. Beberapa judul saya sudah menonton, dan memang patut direkomendasikan khususnya ditonton untuk para generasi muda, calon pemimpin bangsa ini.

 

Wage (2017)

Film ini menceritakan biografi pencipta lagu "Indonesia Raya", yaitu Wage Rudolf Soepratman. Dalam pembuatannya lagu "Indonesia Raya" merupakan perwujudan dari bangkitnya kesadaran pemuda-pemuda Indonesia untuk melawan penjajah. Film ini juga memperlihatkan Wage yang merasakan ditahan oleh Belanda karena terlalu vokal dan memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi. Perjuangan sosok Wage harus terhenti tatkala penyakit paru-paru melemahkan fisiknya hingga akhirnya beliau wafat.

 

Perburuan (2019)

Film yang diangkat dari novel karya Pramoedya Ananta Toer dengan judul yang sama ini diperankan oleh Ayushita, Ernest Samudra, Khiva Ishak dan Michael Kho. Film ini berkisah tentang enam bulan setelah kegagalan PETA melawan Jepang. Hardo (Adipati Dolken) diburu oleh tentara Jepang karena dianggap sebagai otak dari pemberontakan. Alur dalam film ini sungguh asik untuk dinikmati.

 

Jendral Soedirman (2015)

Film yang berkisah tentang perjuangan Jendral Soedirman ini memperlihatkan taktik dan strategi gerilya yang membuat Belanda kehabisan logistik dan waktu.

Meski menderita sakit paru-paru, Jenderal Soedirman mampu bertahan dan bersembunyi di balik hutan-hutan Jawa selama berbulan-bulan untuk berjuang melawan Belanda. Sosok jenderal yang pantas dijadikan teladan dalam setiap perjuangannya, pengorbanannya, juga semangat cinta tanah air yang membara dalam jiwanya.

 

Guru Bangsa Tjokroaminoto (2015)

Film besutan Garin Nugroho ini dibintangi oleh Reza Rahardian (Tjokroaminoto), Alex Abbad (Abdullah), Putri Ayudya (Soeharsikin), Maia Estianty (Mrs. Mangoenkoesoemo), Didi Petet (Haji Hasan), Chelsea Islan (Stella) dan lainnya. Siapa yang tak terpesona dengan akting Reza Rahardian? Hehe. Film ini berkisah tentang Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto yang memiliki andil besar pada masa awal kemerdekaan Indonesia. Kala itu, pendidikan masih minim, rakyat miskin di mana-mana dan tidak ada sekolah untuk rakyat. HOS Tjokroaminoto merupakan salah satu guru terbaik sekaligus mertua Proklamator RI Soekarno. Kita bisa belajar banyak nilai-nilai kehidupan dalam film ini.

 

Kartini (2017)

Film yang disutradarai Hanung Bramantyo ini mengangkat biografi dari RA Kartini yang dibintangi Dian Sastro Wardoyo. Aha, aktris Indonesia ini memang tak perlu diragukan lagi pesona aktingnya. Jempol banget pokoknya. Film ini mengisahkan perjuangan RA Kartini untuk mengangkat kesetaraan hak untuk perempuan khususnya di bidang sosial dan pendidikan. Yups, habis gelap terbitlah terang. Film ini membuat pemikiran kita semakin terang benderang.

 

Trilogi "Merah Putih"

Film pertama "Merah Putih" rilis pada 2009, menyusul sekuel selanjutnya "Darah Garuda" pada 2010 dan "Hati Merdeka" 2011. Berlatar belakang tahun 1947, film ini mengisahkan tentang para pemuda dari berbagai suku yang berjuang mempertahankan kemerdekaan Tanah Air.

 

Soekarno (2013)

Film garapan Hanung Bramantyo ini menceritakan biografi Soekarno, tentang masa kecil Presiden pertama RI yang bernama Kusno, masa remaja, kisah cinta hingga saat memperjuangkan kemerdekaan bangsa. Film ini juga menampilkan pidato-pidato Soekarno yang membakar semangat nasionalisme, dan masa-masa pengasingannya.

 

Bagi saya, film-film ini sungguh menggugah jiwa dan semangat kebangsaan. Sahabat punya rekomendasi film yang mampu menumbuhkan sikap cinta tanah air dan semangat kepahlawanan? Sharing di kolom komentar, ya. Terima kasih.