Jejak Karya

Jejak Karya
Showing posts with label gandjel rel. Show all posts
Showing posts with label gandjel rel. Show all posts

Saturday, February 11, 2023

BAGOR, BAGOR APA YANG KRIUK DAN BIKIN NAGIH?

Saturday, February 11, 2023 0 Comments


Apa jawabannya hayooo? Yupz, bukan kain bagor buat wadah beras itu, lho. Bagor yang kriuk dan bikin nagih ya tentu saja BAWANG GORENG.

 

Alhamdulillah, saya terlahir di tengah keluarga penggemar bawang goreng. Dulu, setiap libur kerja saya sering membantu ibu membuat bawang goreng untuk dikonsumsi keluarga. Baik yang bawang merah maupun bawang putih. Alhamdulillah keduanya jadi saudara yang cukup akur bin rukun, tidak ada sosok protagonis maupun antagonis. Keduanya mampu berkolaborasi untuk menambah cita rasa makanan ataupun masakan menjadi lebih sedap disantap. Bahkan ketika dicemilin pun, bikin tangan nggak mau berhenti untuk merogoh isi bagor yang masih setia di dalam toples.

 

SUPERTWIN kecil sering membantu ibuk untuk membuat bagor saat libur sekolah. Kami bertugas mengupas bawang merah dan bawang putih. Waktu itu, ibuk memberikan tips agar tidak menangis bercucuran air mata tatkala mengupas bawang merah. Salah satu caranya dengan mendekatkan garam. Alhamdulillah cukup ampuh, sih. Kalau mengupas bawang putih sih lebih gampil dan minim drama. Untuk mengirisnya, waktu itu kami punya alat berwarna biru untuk mengiris bawang merah dan bawang putih. Nggak perlu capek-capek mengiris dengan pisau, cukup beberapa butir bawang, dimasukkan beberapa biji terus alatnya diputar manual dengan tangan. Irisan bawang akan meluncur ke wadah transparan yang ada di bagian bawahnya. Sangat praktis dan cukup menghemat waktu.

 

Dan inilah resep membuat bagor special ala Titi Ya:

Bahan:

1.    1 kg bawang merah

2.   4 sdm tepung beras

3.   ½ sdt garam

4.    

Cara memasak:

  • 1.     Kupas dan potong tipis bawang merah.
  • 2.   Taburi bawang merah yang telah diiris dengan garam dan tepung beras. Lakukan secara merata.
  • 3.   Pastikan tepung tidak terlalu banyak atau sedikit.
  • 4.   Panaskan minyak dengan api sedang. Goreng bawang merah hingga berwarna kuning keemasan.
  • 5.   Jika sudah matang, angkat dan tiriskan.
  • 6.   Letakkan pada piring yang telah dialasi dengan tisu untuk menyerap minyak.
  • 7.   Jika sudah dingin, masukkan ke toples kedap udara.
  • 8.   Bawang merah goreng siap disajikan.

 



Alhamdulillah, bawang goreng bisa digunakan sebagai pelengkap untuk makanan seperti soto, bakso, nasi goreng dan lainnya untuk menambah aroma yang semakin sedap. Bahkan tak jarang, lho bawang goreng dikonsumsi untuk camilan. Bahkan dulu pas akami kecil lauk dengan nasi putih hangat dikasih kecap dan taburan bawang goreng plus kerupuk sudah menjadi salah satu alternatif lauk yang mewah. Hihi.

 

Cara membuat bawang goreng cukup mudah, bukan? Yuk, segera praktik buat stok saat bulan Ramadan nanti!

Saturday, November 12, 2022

Menguatkan Jalinan Cinta dari Film Wedding Agreement

Saturday, November 12, 2022 0 Comments


Menikah tanpa pacaran. Nah, ini gue banget. Alhamdulillah, tepat tanggal 10 November 2022 ini menjadi peringatan 10 tahun saya dan suami menikah. SATU DEKADE BERSAMA DALAM CINTA. Masya Allah, nano-nano banget rasanya. Allah izinkan kami berlayar dalam bahtera rumah tangga hingga menginjak tahun ke-10. Salah satu kado terindah di 10 tahun pernikahan kami adalah duo DNA, buah cinta kami: Dzaky dan Dzikri. Anak-anak yang sehat, ceria, dan semoga kelak tumbuh jadi anak-anak salih nan tangguh. Aamiin.

Ngomong-ngomong tentang pernikahan, ada satu film yang mengangkat tema tersebut dengan alur cerita yang sangat apik. Film ini menjadi salah satu imunbooster di kala badai Corona menyerang keluarga kami awal Januari 2021 silam. Film yang meninggalkan banyak kesan istimewa dalam benak saya. WEDDING AGREEMENT judulnya. Film ini diangkat dari novel best seller karya Eria Chuzaimiah (Mia Chuz). Cerita dari novel ini kemudian diadaptasi menjadi sebuah film oleh pihak Star Vision dan Archie Hekagery yang menjadi sutradaranya.

Pemain Wedding Agreement:

Indah Permatasari sebagai Tari

Refal Hady sebagai Bian

Aghniy Haque sebagai Sarah

 

Film Wedding Agreement berkisah tentang Btari Hapsari (Indah Permatasari) yang tidak menyangka pernikahannya akan menjadi mimpi buruk.

Hari pertama tiba di rumah Byantara Wicaksana (Refal Hady), suaminya, Tari langsung dihadapkan pada perjanjian pernikahan yang isinya mengatakan bahwa mereka akan bercerai dalam waktu satu tahun. Alasannya adalah Bian sudah memiliki kekasih yang sangat dicintai yaitu Sarah dan berharap bisa menikah dengannya. Bian sebenarnya sudah memperkenalkan Sarah kepada kedua orang tua, namun ditolak.

Awalnya mereka menikah karena dijodohkan oleh orang tua, bukan karena saling mencintai. Sejak kecil, kedua orang tua Bian dan Tari memang bersahabat. Di masa lalu, keluarga Bian pernah mengalami masalah keuangan, nah keluarga Tari lah yang menolong sehingga usaha yang dikelola Papa Bian bisa pulih kembali. Orang tua Tari meninggal saat Tari masih SMP karena kecelakaan yang membuat Tari jadi yatim piatu. Karena merasa berhutang budi, maka orang tua Bian ingin kelak Tari lah yang menjadi pendamping hidup Bian.

Film ini menampilkan bagaimana kehidupan dua orang yang menikah tanpa rasa cinta. Sang suami ternyata masih mencintai kekasihnya dan berharap bisa mengakhiri pernikahan dalam satu tahun untuk bisa hidup bahagia dengan kekasih. Sementara sang Istri adalah wanita mandiri yang cukup paham agama sehingga ingin berbakti kepada suami walaupun menikah karena dijodohkan.

Apakah Tari berhasil meluluhkan Bian yang sangat dingin dan menganggap Tari sebagai orang asing di rumah mereka? Ending yang sangat manis dari film ini membuat gerimis di hati saya. Film yang layak ditonton. Apalagi di 2022 ini sudah ada versi seriesnya dengan alur cerita yang lebih detail.

Kalau kamu, film tema pernikahan apa yang jadi favoritmu?

 


 

 

Friday, November 04, 2022

Mengubah Bad Mood jadi Good Mood ala UmmaMa

Friday, November 04, 2022 0 Comments

 



Senin, 31 Oktober 2022

"Umma, Kakak bosen," keluh Dzaky dengan muka dilipat macam kertas origami.

"Oh, Kakak bosan, ya. Kakak bingung mau melakukan kegiatan seru apa gitu, ya. Hmm, itu ada sebox lego nganggur, bisa dikreasikan jadi macam-macam. Ada banyak mobil-mobilan, ada puzzle, ada buku, ada macam-macam mainan juga. Coba Kakak pilih yang sekiranya ingin Kakak mainkan,” kata Umma sambil mangku adik yang otw ngantuk mau bobok.

Hari ini Dzaky memang izin tidak berangkat sekolah karena batuk pilek. Segala mainan sudah dimainkan dan pasti dia kangen berkegiatan di sekolah. Ini jadi alasan utama dia jadi gampang bosan. Lama-lama kalau bosan melanda bisa bad mood dia.

Akhirnya sambil bisik-bisik, Umma bilang, "Kak, tolong ambil kertas kosong sama spidol hitam. Umma buatkan gambar mobil atau Kakak pengen digambarin Umma apa, nanti Kakak yang mewarnai ya. Terus Kakak jual, nanti Umma sama Adik yang jadi pembelinya," ucap Umma mencoba memberikan solusi. Demi menjaga suasana rumah agar tetap tenang dan kondusif karena Dzikri butuh rehat yang cukup untuk recovery dari batuk pileknya juga.

Alhamdulillah, berhasil! Dzaky bergegas mengambil kertas dan spidol Umma sesuai dengan perintah Umma.

Sret... Sret... Sret...

Kondisi sambil mangku Dzikri nyinyinan otw bobok dengan ditopang tangan kiri lalu tangan kanan menggambar itu sudah biasa. Meski kadang gambarnya kurang presisi tapi bagi Dzaky gambar Umma selalu keren. Xixixi. Makasih ya, Kak. Akhirnya Umma buatkan gambar mobil pemadam kebakaran, truk polisi, juga gambar ikan. Dzaky  lalu duduk di kursi belajarnya dan asyik mewarnai.

Beberapa saat kemudian dia lapor kalau sudah selesai. Gambar ikan nanti dibeli adik. Dia ngasih harga 2000. Gambar mobil pemadam dan truk polisi nanti dibeli Umma. Dia ngasih harga masing-masing gambar 5.000. Dzaky sangat senang ketika menerima uang dari hasil karyanya. Katanya uang itu akan dikumpulkan dan dia gunakan untuk beli buku atau mainan di Big Bad Wolf yang saat ini masih berlangsung di PRPP sampai tanggal 6 November nanti.

Nah, inilah cara Umma mengatasi bad mood yaitu dengan menggambar, mewarnai,  handslettering, juga creative journaling ala-ala Umma. Kegiatan ini juga sering Umma tularkan ke Dzaky. Kegiatan ini juga menjadi semacam art therapy karena konon ketika jari jemari kita berkreasi, lalu dipadukan dengan pencampuran warna bisa jadi moodbooster tersendiri. Yang semula suntuk jadi lebih semangat. Yang semula bosen jadi lebih ceria lagi. Bahkan bisa me-release emosi yang kurang baik menjadi energi positif yang luar biasa.

Beginilah salah satu cara Umma dan Dzaky mengatasi bad mood, mengubahnya agar jadi good mood. Kalau teman-teman bagaimana?





Wednesday, October 12, 2022

UPS, EMAK-EMAK INGIN VIRAL! WHY NOT?

Wednesday, October 12, 2022 0 Comments

 


 

Emak-emak dan media sosial. Sudah menjadi satu paket yang tak bisa dipisahkan. Media sosial bisa memiliki banyak fungsi bagi seorang emak, termasuk saya, emak dengan 2 anak laki-laki. Apalagi jika emak-emak pengen selalu update tentang konten apa saja sih yang saat ini lagi viral. Biar nggak ketinggalan info, biar bisa nyambung kalau lagi diajak ngobrol sama teman, anak, suami, ponakan, atau keluarga lainnya.

Bagi saya, fungsi media sosial diantaranya ada 3:

Fungsi edukasi

Dunia kini sudah seperti dalam genggaman. Kita bisa belajar dari mana saja, kapan saja, dan di mana saja karena kecanggihan teknologi. Zaman dulu punya HP yang hanya bisa SMS dan telponan saja kini sudah ada smartphone dengan beragam fitur yang keren-keren. Tidak perlu banyak excuse lagi, dunia digital menyuguhkan banyak konten yang bisa kita pelajari sebagai emak-emak yang harus selalu haus akan ilmu. Kita bisa belajar tentang parenting dengan nonton Youtube sembari menyetrika misalnya, kita bisa belajar aneka resep masakan dari konten selebgram dunia permasakan misalnya, kita bisa upgrade ilmu agama dari akun-akun ustadz dan ustadzah yang ilmunya sudah mumpuni, dan banyak lagi.

 

Saya baru tahu salah satu makanan yang lagi viral saat ini adalah Sando, sandwich Jepang yang diisi whipcream manis di-mix dengan buah segar seperti strawberry, kiwi, jeruk, mangga, dan buah lainnya itu ya dari media sosial. Saya jadi tahu tentang kasus seorang mbak-mbak yang nge-booking tempat duduk di commuter line Solo-Jogja buat teman-temannya yang membuat seorang ibu dan anaknya yang berusia 6 tahun tidak bisa duduk lalu ibu itu membuat postingan di media sosial dan itu viral. Saya juga jadi banyak tahu update mainan kekinian para bayi, toddler, ide dolanan seru ya dari scrolling media sosial.

 

Pada intinya, penggunaan media sosial itu kembali ke pribadi masing-masing. Sesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan. Yang terpenting, jalani saja peran sebagai emak dengan hepi dan semangat mengupgrade diri.

 

Fungsi rekreasi

Tugas emak itu kayak tiada habisnya, sepertinya ada lagi dan lagi. Ye kan? Sungguh manusiawi jika terkadang rasa jenuh menghampiri, butuh sejenak menghibur diri agar segala sumpek dalam hati bisa sirna dan pergi. Nah, scrolling konten-konten yang lucu bisa jadi hiburan tersendiri, nonton video inspiratif juga bisa memotivasi diri. Silakan saja, Mak. Ambil waktu khusus untukmu merefresh hati dan pikiran. Buat hatimu selalu hangat dan nyaman. Manfaatkan ponsel pintarmu dengan sebaik-baiknya, cari manfaat sebanyak-banyaknya.

 

Fungsi refleksi diri

Saya punya beberapa akun andalan yang bisa saya manfaatkan sebagai ajang muhasabah diri, merenungkan banyak hal. Kadang kalimat-kalimat yang sungguh makjleb dengan tema apapun itu menjadi salah satu cara saya memperbaiki dan memotivasi diri sendiri.

 

Sebagai emak-emak yang juga suka bikin konten apapun di media sosial dan curhatan emak itu besar kemungkinan untuk viral karena ditulis dari hati, berdasarkan fakta di lapangan, dan tentu saja banyak yang mengalami (emak-emak yang merasa senasib sepenanggungan), karena itu ketika bikin konten perhatikan juga rambu-rambunya:

· Senantiasa luruskan niat karena Allah semata. Selalu ingat bahwasanya setiap yang kita lakukan di dunia ini akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Jadi, ikhtiarkan selalu untuk membuat konten yang positif, edukatif, dan inspiratif. Dipikir masak-masak dulu sebelum ngeklik tombol “publish”.

·       Tentukan apa manfaat dan tujuan ketika kita mau membuat konten di media sosial.

·  Kalau ingin rutin membuat konten positif bisa dimulai dengan belajar konsisten dengan tema, misal dunia parenting, ide bermain anak, literasi anak usia dini, menjaga kewarasan emak-emak, home décor, perdapuran, dan lainnya. Lama-lama hal ini bisa membangun “personal branding” juga lho, Mak!

 

Nggak papa banget kok kalau bikin konten kita niatkan untuk viral dengan catatan viral dalam mengunggah hal-hal yang baik, lho ya! Seperti halnya ketika kita menulis buku dan kita mengikhtiarkan BEST SELLER. Semakin banyak yang membeli dan membaca buku tersebut, orang-orang bisa termotivasi dan berubah ke arah yang lebih baik, insya Allah pahala jariyahnya juga akan mengalir ke sang penulis. Begitupun dalam membuat konten, terus Allah takdirkan konten tersebut viral dimana-mana. Alangkah indahnya jika kebahagiaan dan kebaikan yang kita publish di media sosial dan menjadi jejak digital kita di dunia maya itu bisa menjadi kebahagiaan dan kebaikan yang menular. Karena semuanya akan kembali kepada diri kita.

 

Semangat berjuang bikin konten dan postingan media sosial yang positif ya, Mak!




Tuesday, March 02, 2021

Bisnis Online Modal 1 M Bersama ISC

Tuesday, March 02, 2021 9 Comments


Wow? 1 M? 1 Milyar? ISC itu apa, sih? Modalnya segitu amat? Penasaran, ya? Baca dulu cerita di bawah ini dan temukan jawabannya…

 

Banyak Cerita dari Warung Pertama

26 Oktober 2003, warung kecil di teras rumah itu sudah tegak berdiri. Babe dan Ibuk membuatkan saya sebuah warung kecil untuk saya kelola. Waktu itu, dokter memutuskan bahwa saya harus cuti sekolah saja satu tahun agar kondisi fisik dan mental saya benar-benar siap ketika nanti harus kembali ke sekolah. Kejadian MOS tidak menyenangkan saat saya kelas 1 SMA itu terbayang dengan sangat jelas dan menyisakan trauma yang mendalam di saat saya sudah naik kelas 2 SMA dan melihat MOS adik kelas. Suara-suara teriakan senior itu tiba-tiba memenuhi kepala saya, segala bentakan dan hukuman itu kembali jelas tergambar. Hal tersebut membuat saya pingsan berkali-kali, membuat saya jadi aneh, bahkan saya tidak kenal dengan saudari kembar saya sendiri.

 

Hingga akhirnya, untuk mengisi waktu dan agar saya sibuk, Babe dan Ibuk membuatkan warung kecil untuk saya. Warung kelontong itu berisi aneka sembako dan jajanan khas anak-anak. Waktu itu usia saya 16 tahun. Saya belajar mengatur semuanya. Babe dan Ibuk hanya bertugas mengontrol sesekali. Setiap Sabtu, Babe akan mengantarkan saya untuk kulakan ke pasar. Setidaknya, duduk di warung sambil menulis puisi, menunggu warung sambal membaca buku atau mendengarkan musik menjadi semacam “trauma healing” bagi saya secara tidak langsung. Meskipun rasa sedih itu terkadang memenuhi relung hati, tatkala diri ini melihat saudara kembar sendiri (Kak Etika) dengan ceria berangkat ke sekolah dengan seragam putih abu-abunya. Menikmati masa-masa indah saat kelas 2 SMA. Sedangkan saya, sibuk menata hati dan pikiran, juga berusaha bagaimana caranya saya bisa sembuh, melupakan segala peristiwa tidak menyenangkan itu, dan bisa kembali belajar lagi di sekolah tanpa rasa trauma.

 

Seiring berjalannya waktu, saya menikmati ritme “kerja” saya mengelola warung, itung-itung sekalian belajar bisnis. Saya benar-benar belajar mengelola modal, menghitung pemasukan, menghitung laba, mencatat jika ada tetangga yang terpaksa harus berutang, mengecek stok barang, membuat list belanjaan, mengenali produk yang lebih laris, dan banyak hal yang saya pelajari. Saya pun belajar bagaimana berinteraksi dengan konsumen, ramah saat melayani mereka, pokoknya saya menikmati semuanya.

 


Warung itu hanya berjalan setahunan, karena Alhamdulillah, saya bisa kembali lagi bersekolah di SMA yang sama. Bersyukur sekali karena rasa trauma itu sudah memudar bahkan nyaris hilang. Saya mencoba untuk memaafkan dan berdamai dengan masa lalu. Saya pun menjadi siswa berprestasi di sekolah sebagai wujud pembuktian kalau saya sudah benar-benar sembuh, saya juga aktif di organisasi seperti OSIS dan ROHIS.

 

Menjadi Wanita Mandiri Financial

Waktu berjalan dengan sungguh istimewa, saya menikmati masa-masa SMA dengan ceria. Saya memiliki banyak sahabat yang berhati mulia. Lulus SMA, saya diterima di Universitas Sebelas Maret (Solo). Saya ngekos dan mulai terbiasa berjuang untuk mandiri secara finansial, tidak ingin minta uang saku terus ke orang tua. Saya pun mulai berjualan snack di kos juga menitipkannya di beberapa kos teman, jualan pulsa, ngelesi privat, dll. Saya lulus kuliah di 2010 dan langsung bekerja di sebuah bimbingan belajar.

 

Saya menikah di 2012 dengan laki-laki lulusan Teknik Industri UNDIP yang melanjutkan kuliah bisnis nongelar di Bogor. Bassic keilmuan beliau adalah business development. Kami sering menghabiskan malam untuk berdiskusi tentang dunia bisnis, tentang keteladanan Rasulullah dalam berbisnis, dan rencana-rencana kami ke depan.

 

Setelah 6 bulan menikah, di 2013, saya resign dari pekerjaan saya dan mendirikan bimbingan belajar sendiri untuk anak-anak usia SD. Sang waktu terus berjalan, akhirnya usaha rumahan tersebut berkembang menjadi bimbingan belajar sekaligus les menulis cerita dan komunitas penulis cilik yang saya beri nama DNA Writing Club. Saya dibantu beberapa kakak mentor. Ya, saya akhirnya bertekad, bahwa menjadi penulis dan mentor kepenulisan menjadi jalan juang dan jalan rezeki saya. Dari sini, saya mendapatkan penghasilan dan menjadikan rumah sebagai “kantor” saya. Saya juga menjadi guru ekstrakurikuler “Penulis Cilik” di beberapa sekolah. Selain itu, saya pun mengelola toko buku online juga lapak @supertwinshop bersama saudari kembar saya. Ya, seiring berkembangnya teknologi, bisnis online merupakan bisnis yang cukup menjanjikan dalam mendatangkan pundi-pundi rupiah. Asal tidak melanggar syariat dan tentu saja selalu memerhatikan adab.


Ada catatan menarik yang selalu saya highlight dalam ingatan saya, hasil diskusi dengan suami. Bahwa sebagai seorang muslim, menjalankan sebuah bisnis bukan sekedar mencari keuntungan, menumpuk kekayaan, ataupun bebas finansial. Menjalankan bisnis adalah tentang mendapatkan keridhoan dari Allah SWT. Tentang memberikan kebermanfaatan ke sebanyak mungkin orang di sekitar kita, sebagaimana hadits Nabi bahwa sebaik-baik dari kita adalah yang paling banyak memberikan kebermanfaatan kepada orang lain. So, agar bisnis yang dikelola dapat memberikan kebermanfaatan kepada sebanyak mungkin manusia maka bisnis harus terus tumbuh dan berkembang (sustainable business growth).


Awal Februari kemarin, suami mengikuti workshop bisnis bersama Coach Fahmi di Malang. Saya pun kecipratan banyak ilmu dan energi positif terutama dalam hal bisnis dan perjuangan menjadi seorang pengusaha yang penuh barokah.


Agar bisnis dapat terus tumbuh dan berkembang serta menjadi jalan kebaikan bagi pelakunya dengan mendapatkan ridho dari Allah SWT maka
ada 5 hal atau 5 aspek yang wajib diaplikasikan, yaitu:

 

Aspek Legalitas

Pengalaman para pelaku bisnis yang mengalami masalah bukan saat awal bisnis berjalan, melainkan saat bisnis sudah berjalan tahunan atau bahkan belasan tahun. Bahkan masalah timbul dengan rekan kerja (partner). Hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian para pelaku bisnis terkait aspek sistem kerjasama bisnis. Tidak adanya sistem dan model kerjasama yang jelas dan transparan di depan, menjadi awal bibit perpecahan bisnis saat bisnis sudah mulai membesar. Hal ini memberikan pembelajaran kepada para pelaku bisnis untuk memberikan perhatian yang lebih intens terkait legalitas bisnis, perjanjian bisnis dengan partner, dan segala aspek legal yang dibutuhkan dalam membangun dan membesarkan bisnis yang akan dikerjakan. Hal ini agar kelak tidak menjadi kendala dan hambatan dalam membesarkan bisnis.

 

Aspek Profesionalitas

Sebuah hadits yang sudah sangat cukup untuk menjadi pegangan bagi para pelaku bisnis: “Jika suatu urusan diserahkan pada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya.” (HR Bukhari). Maka profesional dalam mengelola bisnis adalah sebuah keharusan. Jadi, memperbesar kompetensi dan memperbanyak jam terbang adalah menjadi sebuah keharusan bagi para pelaku bisnis agar bisnisnya dapat segera menjadi besar dan sangat besar.


Aspek Strategi

Business Plan ibarat sebuah peta dalam sebuah perjalanan. Dengan adanya peta yang jelas, membuat orang yang akan melakukan perjalanan menjadi tenang, terarah dan tidak kagetan dengan semua halangan yang ditemui saat perjalanan dalam mencapai tujuan akhir. Begitu juga dalam berbisnis, adanya business plan yang baik dan mendetail akan menjadi panduan bagi para pebisnis dalam melakukan step by step eksekusi untuk menuju tujuan dari bisnis yang dilakukan.


Aspek Rasionalitas

Banyak yang menyampaikan bahwa bisnis yang baik itu adalah bisnis yang diekskusi bukan bisnis yang selalu dikalkulasi. Eksekusi bisnis adalah penting, tapi akan lebih powerfull alias berdaya jika eksekusi dilakukan berdasarkan kalkulasi yang terukur. Fokuskan sumber daya kita hanya pada bisnis-bisnis yang mampu untuk dilakukan. Termasuk faktor risiko juga harus diperhatikan, jangan sampai kita masuk ke ranah bisnis yang meskipun secara potensi return sangat tinggi, tapi secara risiko kita belum sanggup mengelolanya.


Aspek Etik

Adab sebelum amal dan ilmu sebelum amal, sebaiknya menjadi panduan yang harus kita pegang erat-erat saat memulai bisnis. Bahwa bisnis bukan sekedar mencari kekayaan, bisnis adalah menebar kebermanfaatan. Bisnis akan menjadi berkah saat banyak orang lain di sekitar kita yang mendoakan bisnis kita. Bisa jadi membesarnya sebuah bisnis karena doa orang-orang di sekitar kita. Maka memastikan bahwa bisnis kita adalah bagian dari sinergi solusi dari permasalahan orang, faktor kehalalan produk, dan melalui proses-proses yang tidak melanggar ketentuan Allah SWT adalah sebuah keharusan.

 

Ekonomi Bangkit Bersama ISC dengan Semangat Gotong Royong

Tak dipungkiri, pandemi Corona yang telah berusia setahun di Indonesia berdampak besar pada kehidupan ekonomi masyarakat kita. Sering saya dapat curhatan dari sesama kaum ibu rumah tangga. Kebanyakan mereka ingin mendapatkan penghasilan tambahan untuk men-support nafkah dari suami, agar dapur dapat selalu ngebul. Bahkan ada juga di antara mereka yang suaminya kena PHK dan otomatis semua harus putar otak agar tetap bisa survive memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

 

Saya hanya terus meyakini, bahwa di setiap musibah pasti bertabur hikmah. Di balik setiap ujian, pasti tetap saja ada peluang tercipta. Allah tidak akan membebani seseorang di luar kesanggupan hamba-Nya. Sebagai muslim, kita harus benar-benar meyakini hal itu.

 



Bersyukur saat ini, ada sebuah perusahaan yang berkantor pusat di MTH Square, Suite 319 Jl. Otto Iskandardinata No. 390, Jakarta Timur 13330. Namanya PT Indo Supply Chain (ISC), didirikan di tahun 2017 dengan cita-cita membantu masyarakat untuk mendapat kehidupan yang lebih baik.

 

Perusahaan ini memiliki visi menjadi perusahaan multinasional, yang menawarkan pola kerja baru dimana pelanggan menjadi mitra dengan basis pemberdayaan. ISC bisa menjadi jawaban dan salah satu solusi terbaik dari segala permasalahan ekonomi yang terjadi sekarang ini. Para ibu rumah tangga bisa menjalankannya tanpa mengesampingkan peran utama mereka.

 

ISC memberikan alternatif solusi untuk mendapatkan sumber penghasilan dari penjualan langsung produk-produk kebutuhan dasar dengan dasar kemitraan dan semangat gotong royong. 2019, ISC telah memiliki 4 cabang, yaitu di Bandung, Semarang, Surabaya dan Bali. Selama pandemi ini, ISC juga semakin giat memberdayakan mitra dan UKM-UKM untuk bekerja sama dengan lebih baik lagi. Akhir 2020, ISC semakin berkembang hingga Karawang, Tasikmalaya, Cirebon, Pekalongan, Yogyakarta, Solo, Sidoarjo, dan Malang. Semakin banyak cabang ISC di beberapa wilayah tentu saja kebermanfaatannya semakin luas, tidak hanya untuk mitra ISC itu sendiri namun juga untuk para pelaku UKM. Wow, keren, ya!

 

Lalu, apa saja sih produk yang dijual di ISC?

Produk yang dijual di ISC secara umum adalah produk kebutuhan sehari-hari. Produk yang tentu saja dipakai oleh banyak kalangan berupa kebutuhan pokok atau kebutuhan sehari-hari. Seperti:aneka jenis beras, tepung bumbu, bawang goreng, kecap, kopi robusta, minyak kelapa, cairan pencuci piring, hand wash, deterjen cair, aneka sambal, aneka camilan ringan baik yang siap makan maupun yang harus diolah dulu, seperti: macaroni, keripik singkong, kacang disco, keripik pisang, dan masih banyak lagi bisa dicek di https://iscglobe.com/produk

 






Bisnis ISC menawarkan berbagai produk yang pastinya dibutuhkan setiap orang. Selain itu, ketika menjadi Mitra ISC memiliki kesempatan untuk mendapatkan sumber penghasilan yang menjanjikan dan dapat diwariskan.

 

Apa perbedaan cara belanja di ISC dengan cara belanja pada umumnya?

Seiring berkembangnya teknologi digital yang demikian pesat, cara berbelanja pun beradaptasi yaitu dengan cara online. Mau tidak mau, orang yang awalnya gaptek (gagap teknologi) pun harus belajar untuk mengenal dan berinteraksi dengan internet. Banyak keuntungan dalam menjalankan bisnis online. Selain mudah, tidak perlu modal yang banyak, jangkauannya luas, efektif dan efisien, fleksibel (tidak harus punya bangunan toko misalnya), dan pasarnya luas.

 

Nah, di bawah ini adalah hal-hal yang membedakan cara belanja di ISC dengan cara belanja pada umumnya:







Ingin kenal lebih dekat dengan ISC bisa saksikan video di bawah ini:




Bisnis Online Modal 1 M Bersama ISC

Lho, katanya bisnis online bersama ISC itu mudah? Lha kok modalnya 1 M? Hmm… Bisnis online modal 1 M? Insya Allah, bisa! Sebelum memulai bisnis online, hal yang penting untuk dimiliki adalah MODAL. Banyak orang berpersepsi bahwa uanglah modal utama dalam berbisnis. Hmm, sayangnya saya kurang setuju dengan hal tersebut. Kalau saya boleh bilang, memulai bisnis cukup dengan modal 1 M. Apa? 1 Milyar?! Tenang Sahabat, 1 M yang saya maksud di sini adalah “ME” atau diri kita sendiri. Modal utama memulai bisnis adalah diri sendiri, bukan orang lain, bukan sekadar uang. Modal ini berupa NIAT, MOTIVASI, dan AKSI.

 

Kesimpulannya, bisnis bersama ISC itu adalah bisnis tanpa modal, nggak perlu nyetok barang juga, jadi sangat mudah dan memudahkan. So, tunggu apa lagi? Buruan belanja di ISC dan join kemitraan bisnis bersama ISC. ISC telah banyak menawarkan banyak keuntungan dan keunggulan. Tinggal kita siap dan mau beraksi tidak untuk menjemput peluang emas ini. Semakin penasaran untuk berbelanja dan ingin bergabung kemitraan dengan ISC, kan? Selengkapnya bisa cek dan ricek di webnya ISC, ya…

 

❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤


Tempaan “mental pebisnis atau pengusaha” sejak usia 16 tahun di masa silam dengan segala pernak-perniknya itu, membuat diri ini sekarang semakin paham hakikat menjadi seorang entrepreneur yang sesungguhnya. Hingga detik ini, saya terus belajar dan selalu berusaha mengaplikasikan 5 hal atau 5 aspek yang sudah saya tuliskan di atas, mulai dari aspek legalitas, profesionalitas, strategi, rasionalitas, dan etik untuk mencapai kesuksesan dan keberkahan.

 

Nah, untuk mencapai kesuksesan tertinggi (ultimate success) dalam berbisnis yang merupakan sebuah ghayatul ghayah (tujuan di atas tujuan) hanya dapat dicapai dengan: selalu melandasi setiap aktivitas bisnis dengan ketaqwaan kepada Allah SWT (sharia base), selalu memberikan keteladanan yang baik (uswah hasanah), selalu memberikan kinerja dan karya terbaik (perfect performance), selalu berpikir kreatif dan solutif (extraordinary thinking), membuat rencana bisnis yang aplikatif dan terukur realisasinya (realizable). Paling penting yaitu selalu menyandarkan setiap aktivitas bisnis hanya kepada Allah SWT (tawakal).

 

Semoga bermanfaat. Salam sukses berkah berlimpah.

 


 

Tulisan ini diikutsertakan pada Blogging Competition Indo Supply Chain bersama komunitas blogger Gandjel Rel