Jejak Karya

Jejak Karya
Showing posts with label kelas Batalyon. Show all posts
Showing posts with label kelas Batalyon. Show all posts

Monday, April 20, 2020

[CERNAK]: PION-PION KEMENANGAN

Monday, April 20, 2020 0 Comments




“Rafa, tumben akhir-akhir ini kamu jam segini sudah mandi?” ledek Kak Mita yang sedang sibuk membantu Bunda mengelap piring.
“Biarin!” Rafa malah menjulurkan lidahnya ke kakak sulungnya itu. Bunda yang melihat kelakuan kakak-beradik itu hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala.
Sore itu, Rafa kembali asyik dengan papan hitam-putih kesayangannya di teras rumah. Ia sedang menunggu seseorang. Dua hari yang lalu, Ayah membelikan oleh-oleh papan catur untuknya. Rafa belum mahir memainkannya. Tapi, ia sangat beruntung, ada yang mau mengajarinya.
Kreeek… Pagar besi rumahnya terbuka. Rafa segera berlari ke arah pagar.
“Kamu dah wangi, Rafa! Anak rajin,” kata orang yang baru datang itu sambil mengacak rambut Rafa.
“Ah, Kakek bisa saja. Ayo, Kek, masuk. Sudah Rafa tunggu, lho!”
Rafa dan Kakek Tomo kini bersila berhadap-hadapan di kursi bambu, di teras rumah Rafa. Sore ini, Rafa belajar main catur lagi dengan Kakek Tomo. Rumah Kakek Tomo bersebelahan dengan rumah Rafa.
“Ini aku sudah tata seperti yang sudah Kakek ajarkan,” kata Rafa senang.
“Coba Kakek lihat. Sudah benar belum posisinya.”
Kakek Tomo menatap Rafa dengan mata berbinar lalu menggangguk.
“Coba ulangi lagi yang Kakek ajarkan kemarin, Rafa,” pinta Kakek Tomo.
Rafa mulai menjelaskan kepada Kakek Tomo kalau pion jalannya bergerak maju satu petak ke petak yang tidak ditempati. Pion juga bisa bergerak secara menyerong atau diagonal untuk menangkap bidak lawan, apabila bidak lawan berada satu petak di diagonal depannya. Kalau benteng bisa bergerak sepanjang petak horizontal kayak gini, maupun vertikal kayak gini, tapi tidak bisa melompati bidak lain. Gajah dapat bergerak sepanjang petak secara menyerong atau diagonal, tapi juga tidak bisa melompati bidak lain.

Tiba-tiba, Bunda datang sambil membawa nampan berisi teh jahe hangat dan pisang goreng. Aromanya sungguh menggugah selera.
“Wah, Rafa serius sekali belajarnya! Terima kasih ya, Kakek Tomo. Sudah meluangkan waktu untuk mengajari Rafa main catur,” kata Bunda.
“Sama-sama, Yunda. Dulu, tiap sore gini, aku sama ayahmu juga suka main catur di tempat ini. Rafa sangat berbakat jadi pemain catur, nih. Mungkin keturunan dari almarhum kakeknya,” kata Kakek Tomo sambil terkekeh.
Bunda tampak senang.
“Ya sudah, silakan dilanjutkan belajarnya. Rafa perhatikan dengan sungguh-sungguh apa yang diajarkan Kakek Tomo, ya.”
Rafa pun mengacungkan dua jempol tangannya.
“Ayo, kita lanjutkan. Nah, sekarang kakek jelaskan tentang kuda, raja, dan ratu.”
Rafa memerhatikan dengan sungguh-sungguh, kadang mengernyitkan dahi, lalu mengulangi penjelasan Kakek.
“Hmm, Raja dapat bergerak satu petak ke segala arah, Ratu punya gerakan kombinasi dari Benteng dan Gajah, kalau Kuda memiliki gerakan mirip huruf L, yaitu memanjang dua petak atau melebar satu petak. Kuda itu satu-satunya bidak yang dapat melompati bidak-bidak lain,” gumam Rafa sambil manggut-manggut.
[*]
Hari-hari berlalu, setiap sore Kakek Tomo mengajari Rafa teknik bermain catur yang benar.  Rafa pun mulai mahir. Sampai suatu hari,
“Rafa, coba baca apa yang Kakek bawa ini!” Kakek Tomo menyerahkan selembar kertas.
“Apa ini, Kek?” Rafa membaca isi kertas yang diberikan Kakek Tomo.
“Lomba catur junior?” Rafa menatap Kakek.
“Kamu coba ikut, ya, untuk mengasah kemampuanmu bermain catur,” Kakek Tomo menawarkan.
“Nanti Rafa tanyakan ke Ayah dan Bunda dulu, ya, Kek.”
“Oke, ayo, kita latihan lagi!”
Kakek Tomo sangat senang karena Rafa bisa menjadi sahabat kecilnya yang menyenangkan. Rafa sudah dianggap seperti cucunya sendiri. Kakek Tomo tidak kesepian lagi karena di rumah, ia hanya tinggal dengan anak bungsunya. Kedua anaknya yang lain tinggal di luar kota, istrinya sudah meninggal 5 tahun yang lalu.
Akhirnya, Rafa diperbolehkan ikut lomba catur junior. Rafa semakin giat berlatih.
[*]
“Kek, kenapa ya, aku sudah berkali-kali ikut lomba catur, tapi selaluuu saja kalah,” keluh Rafa suatu sore.
“Rafa, catur itu tidak hanya olahraga, tapi juga olah rasa. Harus dengan hati, tidak saja mengandalkan otak yang cerdas dan strategi yang jitu saja,” nasihat Kakek Tomo.
“Jadi, Rafa harus gimana dong, Kek?”
Kakek Tomo lalu memberikan trik khusus.
“Minggu depan ada perlombaan lagi, Kek. Doakan Rafa bisa menjadi juara ya, Kek.”
Kakek Tomo mengangguk mantap.
“Kamu pasti bisa, Rafa!”
[*]
Perlombaan catur dimulai. Rafa mengingat-ingat apa yang sudah diajarkan Kakek Tomo.
Ayah, Bunda, Kak Mita, dan Kakek Tomo turut datang untuk menyemangati Rafa. Satu per satu, lawan-lawan pecatur junior itu berhasil Rafa taklukkan hingga ia masuk final dan beradu dengan pecatur yang sudah sering menang di kompetisi nasional. Tapi, Rafa terus bersemangat.
Bidak-bidak catur yang ada di depannya itu ia anggap seperti sahabatnya. Pion-pion kecil itu adalah pion-pion kemenangan untuknya. Ia harus bisa menjaganya dengan baik agar tidak bisa dikuasai lawan. Rafa melangkahkan bidak-bidak caturnya dengan perlahan, namun pasti, penuh dengan strategi.
Sampai akhirnya, “skak mat!” Rafa berteriak sambil tersenyum lebar. Rafa memenangkan lomba catur kali ini.
Kini Rafa mengerti, kalau ingin juara, maka harus tekun berlatih, dan terus semangat.
Semuanya bahagia. Akhirnya, Rafa bisa jadi juara.




BIODATA PENULIS

Norma Keisya Avicenna
Terlahir kembar pada tanggal 2 Februari 1987. Alhamdulillah, 30an buku (baik solo maupun antologi) sudah ditulis. Sejak 2013 mendirikan sebuah komunitas sekaligus markas pelatihan menulis cerita untuk anak-anak dan remaja, yaitu DNA Writing Club di Semarang. Komunitas ini sudah melahirkan lebih dari 100 penulis cilik dan remaja. Penulis bisa dihubungi di:
~ WA : 085647122033
~ IG: @keisyaavicenna
~ FB: Norma Keisya Avicenna



Saturday, March 21, 2020

IMPIAN LITERASI 2020

Saturday, March 21, 2020 0 Comments


The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams - Eleanor Roosevelt -


Impian akan mengarahkan kita kemana akan melangkah, bagaimana akan berbuat dan bersikap. Dengan impian kita akan tahu dimana titik akhir dari perjuangan. 

Keberhasilan dan kesuksesan dalam hidup selalu berawal dari impian. Namun tidak semua orang berhasil mewujudkan impiannya. Hal ini bergantung pada bagaimana kita bisa mengarahkan impian kepada kenyataan yang kita harapkan. Orang yang berhasil mewujudkan impiannya adalah orang yang dapat menyelaraskan antara impian dengan tindakan. Suatu impian akan dapat dicapai jika kita tidak terlena dengan impian-impian kita dan selalu hidup dalam dunia impian, namun kita juga harus mau mengubah sikap dan tindakan kita menuju ke arah impian yang kita cita-citakan. 

Jika saat ini kondisi dan keadaan kita sangat jauh dari impian yang kita miliki, kita harus mengubah perilaku dan tindakan untuk mencapainya. Dengan kata lain, kita harus berani keluar dari zona nyaman (comfort zone). Are you ready? (Yes, I’m ready! Insya Allah…).

Inilah Impian Literasi saya di 2020. Semoga Allah izinkan menjejak nyata bersama alur cerita yang sungguh istimewa.
  1. Menulis dan menerbitkan buku nonfiksi ‘motivasi kemuslimahan’ yang BEST SELLER.
  2. Menulis dan menerbitkan buku cerita anak (pict book, kumcer anak, novel anak, komik anak muslim, dll)
  3. Menjuarai lomba kepenulisan/lomba literasi: lomba menulis novel anak, lomba menulis esai/artikel, lomba blog, dll.
  4. DNA Writing Club semakin produktif berkarya dan berprestasi di dunia literasi.
  5. Aktif menulis dan posting di blog minimal 3x/pekan.




Mengapa saya harus terus menulis, melahirkan generasi penulis, dan berkomitmen untuk sukses di dunia literasi yang menjadi jalan juang hidup saya? Karena ketika jatah hidup saya di dunia ini habis, saya tidak ingin hanya dikenang orang dari 3 kalimat saja : NAMA, TANGGAL LAHIR, dan TANGGAL WAFAT. Karena itu, harus ada ‘warisan karya’ yang semoga penuh makna yang bisa saya tinggalkan, bisa menjadi tabungan jariyah sebagai pemberat timbangan amal di Yaumul Mizan kelak. Aamiin.

Oh ya, jangan lupa untuk selalu membawa serta impian kita ke mana pun kita pergi, di mana pun kita berada, dalam berbagai kondisi dan situasi yang bagaimana pun yang sedang menimpa. Kita harus selalu percaya dan yakin bahwa impian yang kita miliki akan tercapai melalui usaha-usaha kita yang tekun dan tidak kenal menyerah serta tidak lupa untuk meminta pertolongan Allah, penulis skenario terindah. Dengan demikian keberhasilan akan dapat kita peroleh. Bermimpilah, iringi dengan aksi dan percayalah!

#pejuangLiterasi
#kelasMenulis
#kelasBatalyon
#HessaKartika
#MisiAsik3



Tuesday, March 10, 2020

Awal Jumpa Begitu Istimewa, Selanjutnya Jadi Jalan Cinta Mensejajarkan Aksara

Tuesday, March 10, 2020 0 Comments



Awalnya, saya adalah seorang penulis diary. Saya sangat suka mengungkapkan isi hati lewat goresan pena di buku harian. Belajar mengikat makna dan inspirasi yang didapat, yang sayang jika hanya untuk dikenang sesaat, lalu lenyap begitu saja. Maka, saya dokumentasikan lewat pasukan aksara, yang bisa saya buka kembali kapan saja, untuk sekadar menengok masa lalu, melakukan muhasabah diri, juga evaluasi untuk membuat goresan yang lebih baik pada catatan kehidupan di masa depan. Mungkin sudah puluhan buku harian saya dan sampai saat ini masih tersimpan rapi.

Bagi saya, menulis catatan harian dapat membangun dan membentuk sense of art, karena kita perlahan terlatih berolah kata, sehingga otomatis atau secara refleks, kita bisa membedakan apakah kalimat yang kita tulis terasa manis disajikan atau masih membutuhkan polesan. Selain itu, dengan menulis catatan harian dapat memperbanyak perbendaharaan kosa kata dan memperkaya diksi, sekaligus kita dapat menyimpan sumber ide terbaik berdasarkan pengalaman kita. Proses menulis bagi saya juga jalan juang dalam proses pendewasaan. Dari setiap aksara yang terangkai jadi kata lalu bersejajar menjadi kalimat yang –semoga- berdaya dan penuh makna, sejatinya itulah proses melihat diri kita sendiri (bercermin) dari masa ke masa. Nah, salah satu cara saya agar selalu “on the track” dan selalu semangat menulis adalah bergabung dengan komunitas kepenulisan, salah satunya Pejuang Literasi. 

Perjumpaan saya dengan Komunitas Pejuang Literasi bermula ketika mendapatkan kesempatan istimewa dalam Proyek Nulis Buku Bareng. Alhamdulillah, ada 6 buku antologi yang terlahir, yaitu: Being A New Mom : Priceless!, Ta’aruf Awal Cinta yang Ma’ruf, Mommy MPASI, Story of My Wedding, Sedahsyat Doa, dan Antologi Fabel Cerita Anak Liburan Sekolah. Sebagian besar tulisan saya di antologi ini bersumber dari buku diary yang saya tuliskan sebelumnya, dipoles sedemikian rupa dan Alhamdulillah bisa dibukukan bersama karya-karya komandan Pejuang Literasi yang lainnya. Bersyukur sekali rasanya.

Oh ya, secara etimologis, istilah literasi berasal dari bahasa Latin “literatus” yang artinya “orang yang belajar”. Literasi merupakan suatu kemampuan seseorang untuk menggunakan potensi dan keterampilan dalam mengolah serta memahami informasi saat melakukan aktivitas membaca dan menulis. Literasi memiliki fungsi penting dalam kehidupan. Kesadaran berliterasi akan mengantarkan sebuah peradaban pada kedudukan yang terhormat dan bermartabat. Nah, kan, kecakapan literasi mutlak diperlukan sekarang ini. Literasi baca-tulis menjadi pemantik utama untuk menumbuhkan kecakapan literasi yang lain.

Bersyukur rasanya bergabung dengan Pejuang Literasi yang memiliki semangat “Bertumbuh, Berkarya, dan Berbagi” ini. Pejuang Literasi bagaikan inkubator yang mengalirkan oksigen bagi para komandan didalamnya, memberikan nafas kehidupan untuk terus semangat mewariskan karya yang bermakna. Apalagi ketiga foundernya adalah sosok-sosok wanita tangguh dengan jam terbang literasinya yang sungguh luar biasa, produktif berkarya dan sarat akan prestasi. Semoga diri ini pun dapat mengikuti jejak cinta beliau sebagai bagian dari keluarga Pejuang Literasi.

Akhirnya, mari bersama-sama, berkolaborasi untuk terus menularkan kebajikan, menjadi agen perubahan lewat aksara, lewat kata, lewat kalimat, lewat buku, lewat karya nyata yang bermanfaat, menjadi pribadi yang berdaya. Mari terus bergotong-royong melakukan praktik baik literasi, salah satunya dengan bergabung bersama para komandan dan pasukan aksara di Pejuang Literasi.

#pejuangliterasi #kelasBatalyon #HessaKartika #MisiAsik1