Jejak Karya

Jejak Karya
Showing posts with label les menulis semarang. Show all posts
Showing posts with label les menulis semarang. Show all posts

Saturday, May 30, 2020

BERTUALANG DI RIMBA BACA ALA PERPUSTAKAAN DNA

Saturday, May 30, 2020 0 Comments


Masyarakat Literat Indonesia Bermartabat
Secara etimologis, istilah literasi berasal dari bahasa Latin “literatus” yang artinya “orang yang belajar”. Literasi merupakan suatu kemampuan seseorang untuk menggunakan potensi dan keterampilan dalam mengolah serta memahami informasi saat melakukan aktivitas membaca dan menulis. Literasi memiliki fungsi penting dalam kehidupan. Kesadaran berliterasi akan mengantarkan sebuah peradaban pada kedudukan yang terhormat dan bermartabat.
Sebagai negara berkembang, Indonesia harus mampu mengembangkan budaya literasi sebagai prasyarat kecakapan hidup abad ke-21 melalui pendidikan yang terintegrasi, mulai dari keluarga, sekolah, sampai dengan masyarakat. Enam literasi dasar mencakup literasi baca-tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan. World Economic Forum pada tahun 2015 menyebutkan bahwa enam literasi dasar tersebut sangat penting untuk dikuasai oleh masyarakat, dari anak-anak sampai orang dewasa.
Tantangan saat ini di era digital adalah menariknya kegiatan belajar yang “dikalahkan oleh” menariknya hiburan dunia digital. Karena itu, perlu inovasi-inovasi kekinian untuk membudayakan literasi khususnya di kalangan anak-anak dan lebih luas lagi di lingkungan masyarakat. Menumbuhkan minat  literasi baca-tulis pada anak-anak memberikan manfaat dan pengaruh yang sangat besar. 
Semuanya bisa diawali di lingkungan terkecil, yakni keluarga. Dunia parenting (pengasuhan anak) yang kini semakin berkembang dengan beraneka rupa teori-teorinya, juga menitikberatkan akan pentingnya kecakapan literasi anak-anak sejak usia dini bahkan ada yang sudah memulainya sejak anak masih berada dalam kandungan ibunya. Orang tua harus bisa memberikan contoh dan selalu berupaya menumbuhkan budaya literasi di rumah.  Dengan literasi baca-tulis, wawasan dan pengetahuan akan bertambah, meningkatkan daya kreativitas, dan mengembangkan keterampilan hidup.

Transportasi Literasi itu Bernama Perpustakaan
Perpustakaan menjadi salah satu alternatif tempat belajar yang menunjang untuk menumbuhkan budaya literasi baca-tulis. Menurut saya, perpustakaan yang ideal adalah sebuah perpustakaan yang mampu memberdayakan masyarakat, mampu melakukan revolusi minat baca pada masyarakat, dan mampu mengubah karakter masyarakat dari tidak suka membaca menjadi suka membaca.  Perpustakaan juga seharusnya mampu mengubah masyarakat tuna informasi menjadi masyarakat yang berliterasi atau melek informasi.
Semua bermula karena saya sangat suka membaca lalu mengoleksi buku hingga akhirnya saya pun mendirikan perpustakaan DNA. Perpustakaan mempunyai peranan yang sangat vital bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. 
  • Pertama, perpustakaan berfungsi sebagai jantung pendidikan dan ilmu pengetahuan. 
  • Kedua, sebagai pusat pengumpulan dan penyimpanan sumber pengetahuan dan informasi. 
  • Ketiga, sebagai pusat kegiatan masyarakat setempat. Perpustakaan juga mempunyai peran yang sangat strategis dalam mempengaruhi tingkat taraf hidup masyarakat. 
  • Perpustakaan harus dapat berfungsi sebagai wahana belajar yang mampu mengembangkan potensi masyarakat agar menjadi manusia yang berilmu, cakap, kreatif, inovatif dan mandiri. 

Bangsa yang literate adalah bangsa yang mampu menjawab tantangan zaman. Peradaban yang berliterasi selalu ditandai dengan kepedulian yang tinggi terhadap perpustakaan. Perpustakaan selalu menjadi transportasi literasi ketika suatu peradaban mencapai puncak keemasan.  Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sepanjang peradaban manusia tidak dapat lepas dari perpustakaan.

Sebagian koleksi perpustakaan DNA


Inkubator Literasi ala Perpustakaan DNA
Saya seorang ibu rumah tangga sekaligus penulis. Tidak sekadar ‘menjadi’ penulis, namun saya juga bertekad ‘menjadikan’ orang lain penulis (melahirkan generasi-generasi penulis cilik), maka terbentuklah komunitas penulis cilik “DNA Writing Club”. Saya awali semuanya dengan mendirikan Perpustakaan DNA di rumah. Berawal dari koleksi pribadi yang jumlahnya ratusan kemudian terus bertambah juga menyiapkan beragam kegiatan.

Perpustakaan DNA didirikan sejak November 2013. Bertempat di Jalan Jati Barat I No.274, Banyumanik, Semarang. Dalam kegiatannya, selain melayani sirkulasi peminjaman buku, juga ada beberapa kegiatan kreatif untuk menumbuhkan budaya literasi baca-tulis di lingkungan masyarakat. Pengelola Perpustakaan DNA saat ini berjumlah 4 orang. Kami menyebut pengelola perpustakaan dengan istilah ‘mentor’.

Salah satu hal yang menjadi fokus kami di Perpustakaan DNA saat ini adalah  sosialisasi sekaligus pelaksanaan perjenjangan buku, baik saat pelayanan kegiatan membaca di perpustakaan maupun saat peminjaman buku. Perjenjangan buku ini sesuai dengan Panduan Perjenjangan Buku Nonteks Pelajaran bagi Penggunaan Perbukuan yang diterbitkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Panduan perjenjangan buku ini sangat membantu petugas perpustakaan maupun pegiat literasi dalam penyusunan daftar buku yang direkomendasikan untuk dibaca oleh pembaca sasaran. Selain itu, perjenjangan buku dapat membantu menumbuhkembangkan budaya literasi melalui buku yang bermutu serta tepat guna untuk memberikan pengalaman membaca yang menyenangkan karena mempertimbangkan aspek pedagogik dan psikologis pembaca. 



Penyediaan buku di Perpustakaan DNA diharapkan dapat membantu terlaksananya proses perjenjangan buku tersebut. Misalnya, untuk kategori pra-membaca untuk anak-anak usia dini, buku yang disediakan di Perpustakaan DNA seperti : boardbook, flip-flap book, buku kain (untuk bayi dan balita), pop-up book, dll. Selain itu, untuk kategori membaca dini disediakan aneka jenis pictorial book (buku bergambar dengan bahasa sederhana dan ilustrasi yang sangat menarik).


Koleksi buku di Perpustakaan DNA harus dapat mengembangkan karakter positif serta terbebas dari materi yang bersifat pornografi, kekerasan, ungkapan kebencian dalam berbagai bentuk, dan penistaan suku, adat, ras, serta agama (SARA). Hal ini sejalan dengan UU RI No.3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan, yang menyatakan bahwa penyelenggaraan sistem perbukuan berazaskan kebhinekaan, kebangsaan, kebersamaan, profesionalisme, keterpaduan, kenusantaraan, keadilan, partisipasi masyarakat, kegotongroyongan, dan kebebasbiasan.

Kesalahan dalam memilih buku yang tidak sesuai dengan jenjang kemampuan membaca akan membuat pembaca, terutama anak-anak, tidak mencapai tujuan membaca yang diharapkan. Dengan demikian, diperlukan perjenjangan buku guna memilih buku yang  bermutu dan sesuai dengan perkembangan kemampuan baca serta kebutuhan pengembangan literasi. Para pengguna perpustakaan DNA  dapat memilih dan memilah buku secara tepat, efektif, dan bermakna sesuai dengan tingkat perkembangan usia, kemampuan baca, dan kebutuhan pembaca.

Pendidikan adalah proses pengembangan kapasitas untuk tumbuh secara terus-menerus dan merekonstruksi pengalaman menjadi lebih bermakna.  Sumber pengalaman antara lain terdapat dalam buku teks pelajaran dan buku nonteks pelajaran. Membaca buku sebagai bagian dari pembelajaran harus dapat dijadikan sebagai pengalaman lebih bermakna.
Membaca bukanlah sekadar meningkatkan keterampilan berbahasa. Membaca adalah sebuah proses pembaruan pikiran, di mana seseorang akan menerima suatu hal yang dapat membantu terbentuknya sel otak baru dalam setiap penyerapan informasi. Membaca dapat membuka mata kita akan pentingnya SDM yang unggul, mengubah pikiran kita menjadi lebih luas lagi, memiliki sumber informasi agar tidak terbawa arus negatif globalisasi. Membaca dapat mempengaruhi kualitas suatu bangsa. 
Penanaman budaya literasi baca-tulis yang senantiasa diupayakan melalui beragam kegiatan di Perpustakaan DNA juga menjadi salah satu alternatif cara menghindarkan ketergantungan anak-anak terhadap gawai. Dengan semakin banyak bahan bacaan yang variatif dan menarik (yang disesuaikan dengan perjenjangan usia), membuat anak-anak akan semakin kaya kosakata dan ide-ide yang dapat dituangkannya dalam komunikasi lisan dan tulisan.
Akhirnya, sebagai pengelola perpustakaan sekaligus pegiat literasi, kita harus menciptakan suatu kondisi dimana aktivitas membaca bukan hanya sekadar sebuah kewajiban, tetapi secara bertahap menjadikannya sebagai budaya dan hobi. Jika literasi baca telah kuat, maka tahap berikutnya yaitu literasi tulis tidak terlalu berat untuk diwujudkan. Walaupun orang yang rajin membaca tidak selalu identik dengan pandai menulis, tetapi setidaknya telah memiliki modal awal yang potensial.


Generasi yang kuat dalam literasi baca-tulis akan menjelma menjadi pendorong untuk lahirnya generasi yang memiliki kecakapan abad 21. Semoga Perpustakaan DNA bisa menjadi salah satu inkubator literasi yang mampu melahirkan SDM yang unggul dan berkualitas menuju Indonesia maju. Mari bersama, bersinergi membahagiakan sesama dengan ‘meliteratkan’ satu sama lain! Salam Literasi!

Sumber Pustaka:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Panduan Perjenjangan Buku Nonteks Pelajaran bagi Pengguna Perbukuan. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan.



Saturday, March 21, 2020

IMPIAN LITERASI 2020

Saturday, March 21, 2020 0 Comments


The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams - Eleanor Roosevelt -


Impian akan mengarahkan kita kemana akan melangkah, bagaimana akan berbuat dan bersikap. Dengan impian kita akan tahu dimana titik akhir dari perjuangan. 

Keberhasilan dan kesuksesan dalam hidup selalu berawal dari impian. Namun tidak semua orang berhasil mewujudkan impiannya. Hal ini bergantung pada bagaimana kita bisa mengarahkan impian kepada kenyataan yang kita harapkan. Orang yang berhasil mewujudkan impiannya adalah orang yang dapat menyelaraskan antara impian dengan tindakan. Suatu impian akan dapat dicapai jika kita tidak terlena dengan impian-impian kita dan selalu hidup dalam dunia impian, namun kita juga harus mau mengubah sikap dan tindakan kita menuju ke arah impian yang kita cita-citakan. 

Jika saat ini kondisi dan keadaan kita sangat jauh dari impian yang kita miliki, kita harus mengubah perilaku dan tindakan untuk mencapainya. Dengan kata lain, kita harus berani keluar dari zona nyaman (comfort zone). Are you ready? (Yes, I’m ready! Insya Allah…).

Inilah Impian Literasi saya di 2020. Semoga Allah izinkan menjejak nyata bersama alur cerita yang sungguh istimewa.
  1. Menulis dan menerbitkan buku nonfiksi ‘motivasi kemuslimahan’ yang BEST SELLER.
  2. Menulis dan menerbitkan buku cerita anak (pict book, kumcer anak, novel anak, komik anak muslim, dll)
  3. Menjuarai lomba kepenulisan/lomba literasi: lomba menulis novel anak, lomba menulis esai/artikel, lomba blog, dll.
  4. DNA Writing Club semakin produktif berkarya dan berprestasi di dunia literasi.
  5. Aktif menulis dan posting di blog minimal 3x/pekan.




Mengapa saya harus terus menulis, melahirkan generasi penulis, dan berkomitmen untuk sukses di dunia literasi yang menjadi jalan juang hidup saya? Karena ketika jatah hidup saya di dunia ini habis, saya tidak ingin hanya dikenang orang dari 3 kalimat saja : NAMA, TANGGAL LAHIR, dan TANGGAL WAFAT. Karena itu, harus ada ‘warisan karya’ yang semoga penuh makna yang bisa saya tinggalkan, bisa menjadi tabungan jariyah sebagai pemberat timbangan amal di Yaumul Mizan kelak. Aamiin.

Oh ya, jangan lupa untuk selalu membawa serta impian kita ke mana pun kita pergi, di mana pun kita berada, dalam berbagai kondisi dan situasi yang bagaimana pun yang sedang menimpa. Kita harus selalu percaya dan yakin bahwa impian yang kita miliki akan tercapai melalui usaha-usaha kita yang tekun dan tidak kenal menyerah serta tidak lupa untuk meminta pertolongan Allah, penulis skenario terindah. Dengan demikian keberhasilan akan dapat kita peroleh. Bermimpilah, iringi dengan aksi dan percayalah!

#pejuangLiterasi
#kelasMenulis
#kelasBatalyon
#HessaKartika
#MisiAsik3



Monday, March 12, 2018

DIARY SYUKURKU

Monday, March 12, 2018 5 Comments

“Enggak perlu iri dengan kemudahan yang didapatkan oleh orang lain, Sayang. Kalaupun mau iri, irilah pada mereka yang bisa bertahan dalam kesulitan. Kemudahan bisa dimiliki siapa saja. Allah yang Maha Adil sudah menjatahkan kita kemudahan di urusan yang berbeda-beda. Mungkin dalam hal ini, itu memang bukan jatah kamu untuk mendapatkannya. Hidup ini berputar kan, begitu juga dengan kemudahan dan kesulitan. Kitanya aja yang suka lupa, makanya suka ngeluh kalau dikasih kesulitan. Padahal kesulitan dan kemudahan itu adalah keniscayaan dalam hidup. Selalu akan kita temui. Hanya menunggu giliran saja. Kalau enggak dikasih kesulitan, gimana caranya kita belajar sabar, gimana bisa kita menjadi kuat. Kesabaran dan kekuatan itulah yang akan didapatkan oleh mereka yang bisa bertahan dalam kesulitan, bukan mereka yang bersuka cita dalam kemudahan."
"Percayalah, Allah selalu berpihak pada orang-orang yang sabar, Sayang. Jadi bersabarlah atas segala kesulitan, sabar dengan sebaik-baiknya kesabaran, niscaya Allah akan memaniskan akhirnya. Kalaupun kita diberi kemudahan, cukup kita simpan dalam ruang syukur kita saja, sebagai ungkapan terimakasih atas kebaikan dan pertolangan Allah. Atau jika berkesempatan, terjemahkanlah terimakasih itu dengan turut memudahkan urusannya orang lain.”___ Serial Ayah-Bunda, Nazrul Anwar

Plak! Serasa tertampar dengan 2 paragraf di atas yang tanpa sengaja aku temukan di folder “BANK INSPIRASI”. Sebagai manusia –memang manusiawi- sekali ketika muncul rasa iri atas pencapaian orang lain –tanpa mungkin kita melihat berdarah-darahnya perjuangan mereka sebelumnya. Terkadang rasa itu masih suka muncul, merasa rumput tetangga lebih hijau. Ya, karena hakikat hidup itu kan sawang-sinawang. Ketika rasa itu muncul, diri ini akan –memaksakan diri- untuk tertunduk diam dalam lantunan istighfar. Ah, ini karena aku kurang bersyukur. Padahal begitu banyak nikmat dan rezeki yang telah Allah karuniakan padaku sampai detik ini.

Dan inilah diary syukurku…
==============================================
Jumat, 9 Maret 2018
Hari ini aku sangat bersyukur karena…

Aku diberikan kesempatan untuk on air di sebuah radio dengan penyiar yang cukup ngehits, Kak Odi dan Kak Febi. Yups, di Imelda FM 104.4. Aku, Kak Septi, Nala, dan Bu Farida diberikan waktu 1 jam untuk sharing tentang DNA WRITING CLUB. Rasanya senang sekali.
Aku mendapatkan kesempatan ngomong pertama kali, menceritakan apa itu komunitas DNA WRITING CLUB juga sejarahnya. Selanjutnya Kak Septi, selaku mentor DNA (hayo,  apa bedanya tentor dengan mentor?) berbagi pengalamannya saat menghadapi anak-anak dan mendampingi mereka untuk berkarya. Sedangkan Nala bercerita tentang betapa asyiknya dia belajar menulis di DNA hingga akhirnya bisa melahirkan sebuah buku yang diterbitkan dan bisa dibaca banyak orang. Bu Farida pun memberikan testimoni yang luar biasa untuk DNA. Kurang lebih, Bu Farida menyampaikan ini,

“Sebelum gabung di DNA, anak saya memang suka nulis, tapi nggak tahu mau diapain tulisan itu. Maklum, mamanya awam dunia tulis menulis. Setelah gabung dengan club DNA, jadi tahu proses menulis yang benar, terus dikirim ke penerbit sampai menghasilkan sebuah buku. Yang pasti, dengan gabung DNA, benar-benar membantu meningkatkan kepercayaan diri anak karena secara nggak langsung potensi anak jadi makin terlihat. Bahkan salah satu psikolog di Surabaya –yang menangani Nala-, waktu itu mengatakan bahwa kegiatan menulis yang diikuti Nala bersama komunitas ini secara tidak sengaja menjadi salah satu terapi buat Nala. Nala mempunyai gangguan belajar spesifik (disleksia). Sehingga kekurangan dalam menulis dan menyusun kalimat sekarang ini jadi lebih baik. Selain itu, dengan bertemu teman-teman di komunitas dan pengungkapan perasaan lewat tulisan juga membantu Nala mengurangi kecemasannya.”

Masya Allah, terharu rasanya mendengarkan penuturan Bu Farida. Dengan testimoni seperti itu membuat diri ini semakin terlecut semangatnya untuk menjadikan DNA sebuah komunitas yang lebih baik bahkan semoga lebih bermanfaat lagi ke depannya. Selain itu, ada juga testimoni dari Bu Dhian –yang dikirim via WA ke Imelda-. Bu Dhian ini mamanya Khansa. Khansa adalah murid pertama DNA. Khansa pun turut andil dalam “membesarkan” nama DNA.
“Alhamdulillah, menemukan wadah bernama DNA WRITING CLUB, untuk mengasah kemampuan menulis Khansa. Dengan Bu Norma, Khansa menemukan tempat bertukar pikiran sehingga bisa menuangkan idenya dengan lancar dalam sebuah cerpen dan novel. Semangat berkarya penulis cilik hebat!”
Ya, Khansa dan Bu Dhian menjadi saksi bagaimana kami berkolaborasi dalam sebuah perjuangan. Bahwa berdiri dan berkembangnya DNA tidak bisa terlepas dari peran orang tua sebagai sebuah “support system” yang memiliki andil besar membangun budaya literasi di rumah.

Oh ya terima kasih untuk Kak Febi, Kak Odi, dan Tim Imelda FM yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk on air. Sukses selalu buat semuanya.

Ya Rabb, betapa kerennya hari ini…

Betapa istimewa hari-hari yang telah Engkau rancang untuk hamba-Mu ini. Alhamdulillah. Segala puji bagi-Mu. Dan tak lelah diri ini mengeja pinta semoga amanah-amanah baru di DNA, Engkau berikan hamba kemampuan dan kemudahan untuk menunaikannya. Aamiin.



Mejeng bersama sebagian karya anak-anak DNA WRITING CLUB

Foto dulu sebelum on air

DNA



Top of Form


Friday, April 08, 2016

WUJUDKAN IMPIANMU JADI PENULIS CILIK BERPRESTASI!

Friday, April 08, 2016 2 Comments


Saat ini, dunia penulisan buku di Indonesia tidak lagi didominasi oleh orang dewasa. Anak-anak pun banyak yang telah menjadi penulis dengan karya-karyanya yang best seller dan meledak di pasaran. Sebut saja buku-buku KKPK (Kecil-Kecil Punya Karya), PCPK (Penulis Cilik Punya Karya), PECI (Penulis Cilik Indonesia), dan masih banyak lagi. Hal ini cukup membuktikan kalau anak-anak pun mampu menjadi penulis dengan menerbitkan novel, kumpulan cerpen, cerita bergambar, atau kumpulan puisi.

Lewat senjata penanya, kini banyak anak-anak yang bercita-cita menjadi penulis. Tapi untuk menjadi seorang penulis, anak-anak harus dibimbing dan diarahkan. Menulis adalah sebuah keterampilan dan bukan masalah bakat. Semakin sering diasah, akan semakin terampil.
 
Anak-anak betah belajar menulis di DNA
DNA Writing Class adalah sebuah bimbingan kepenulisan bagi anak-anak SD dan SMP yang berdiri sejak November 2013, menjadi sebuah sarana untuk mengasah keterampilan menulis khususnya bagi anak-anak dan remaja. DNA Writing Class didirikan dengan berbekal tiga buah cita-cita yang diharapkan ada dalam diri anak-anak dan remaja yang bergabung dalam Writing Class ini, yakni :
1.  Dapat meningkatkan rasa percaya diri pada anak-anak karena percaya diri merupakan salah satu modal awal anak-anak dalam menemukan dan meningkatkan potensi serta produktivitas amal dalam diri dan kehidupannya.
2.   Anak-anak semakin termotivasi untuk lebih berprestasi serta semakin cinta akan ilmu dan senantiasa meningkatkan kompetensi dirinya.
3.  Anak-anak semakin semangat untuk menjadi pribadi yang gemar membaca, bercerita, dan berkarya lewat rentetan kata. 

Anak-anak yang telah belajar dan bergabung di DNA Writing Class saya bentuk komunitas yang bernama DNA WRITING CLUB.


Program DNA Writing Class :
 Kelas Reguler
Bimbingan menulis seminggu sekali secara offline (tatap muka) @1,5 jam
DNA Writing Holiday
Program bimbingan menulis intensif 2 hari @2,5-3 jam untuk mengisi waktu liburan sekolah
Ekstrakurikuler Jurnalistik
Program ekstrakurikuler jurnalistik bekerja sama dengan sekolah-sekolah.
Kelas Online
   Bimbingan menulis seminggu sekali secara online @1,5 jam

Waktu dan Tempat Belajar
Senin, Rabu, Kamis, Jumat : Jam 16.00-17.30 di Jl. Jati Barat 1 No. 274, Banyumanik, Semarang.
Selasa : Jam 16.00-17.30 di Klipang Pesona Asri (KPA) Regency No.108.

Info dan Pendaftaran
Norma Keisya Avicenna : 085 647 122 033 (SMS/WA)

Khansa Tabina -tengah- (murid pertama sekaligus murid paling produktif dan sering memenangkan lomba menulis sampai tingkat nasional). Khansa saat awarding sebagai pemenang utama Lomba Penulis Cilik Hari Kesehatan Nasional.
Dapat 5 jeti, booo... ^_^
Khansa, Inas, Aisyah, Kayana, Anisa terpilih mengikuti KPCI (Konferensi Penulis Cilik Indonesia) 2015 di Bogor
 
Kegiatan DNA Writing Holiday#1. Alhamdulillah, sudah berjalan sampai DNA Writing Holiday#3,
Insya Allah, Juni mendatang akan ada DNA Writing Holiday#4

PRESTASI MURID DNA WRITING CLASS


1.   10 Naskah terbaik KKPK Juice Me Dar! Mizan “Aku dan Pengalaman Lucu” (diterbitkan dalam bentuk buku).
2.    10 Naskah terbaik KKPK Juice Me Dar! Mizan “Aku dan Indonesia” (diterbitkan dalam bentuk buku).
3.    10 Naskah terbaik KKPK Juice Me Dar! Mizan “Aku dan Impianku” (diterbitkan dalam bentuk buku).
4.    Delegasi Terpilih Konferensi Anak Indonesia 2014 “Aksi Kecil Hidup Bersih” dari Majalah Bobo.
5. Finalis Mewakili Provinsi Jawa Tengah di Apresiasi Sastra Anak SD 2014 (KPCI/Konferensi Penulis Cilik Indonesia 2014).
6. Juara Favorit Lomba Mengarang kategori SD Children Helping Children Tupperware 2015.
7.    Delegasi Terpilih Konferensi Anak Indonesia 2015 “Aku dan Kotaku” dari Majalah Bobo.
8. Finalis Mewakili Provinsi Jawa Tengah di Apresiasi Sastra Anak SD 2015 (KPCI/Konferensi Penulis Cilik Indonesia 2015).
9.    Juara 6 Lomba Menulis Cerita (LMC-SD) 2015.
10.  Pemenang Utama (Juara 1) Lomba Penulis Cilik Hari Kesehatan Nasional 2015.
11.   Finalis ARKI 2015 (Akademi Remaja Kreatif Indonesia) 9-12 Desember 2015.
12.  Buku yang diterbitkan : Ternyata Aku Bisa!; Kumpulan Cerita Seram (Tiga Ananda, 2015); Sepatu Melayang (Dar!Mizan); Gedung Seribu Pintu (Dar!Mizan), beberapa naskah sedang proses terbit.
13.  Cerita dimuat di Kompas Anak.
14.  Puisi dimuat di Koran Suara Merdeka.
15.  Juara Harapan Lomba Penulis Cilik Indonesia (PECI) 2015 Penerbit Indiva.
16.  6 naskah terpilih dari 6 penulis cilik untuk diterbitkan PECI (Penulis Cilik Indonesia) dari Penerbit Indiva.
17.  Karya dimuat di Arena Kecil-Majalah BOBO
18.  Cerita Pengalaman dimuat di Permata-Majalah UMMI
19. Tulisan Kak Alifia Afflatus Zahra tayang di The Jakarta Post (klik dan baca aja)

Dan, Insya Allah sebentar lagi kita akan launching buku kumpulan cerpen pertama kita :

DONGENG NYENTRIK ALESHA. 

Kumcer anak-anak DNA WRITING CLUB -proses cetak-


Semoga dengan hadirnya buku kumpulan cerpen “DONGENG NYENTRIK ALESHA” ini dapat jadi referensi bacaan yang menarik untuk anak-anak. Anak-anak bisa mengambil hikmah dari cerita-cerita yang ada di dalamnya. Ada cerita dari Kak Alifia -seorang remaja homeschooler- yang berjudul “Para Hiu Ingin Pulang”. Cerita yang mengajak para pembaca untuk lebih peduli dengan lingkungan dan alam sekitar. Ada juga cerita dari Khansa –murid pertama DNA Writing Club- yang berjudul “Bria Pasti Bisa”. Kisah Bria mengajarkan para pembaca untuk jadi anak yang berani dan percaya diri. Dan masih banyak cerita yang lain. Setiap cerita mengandung pesan yang istimewa dengan alur khas pemikiran anak-anak. Ada juga cerita dari SUPERTWIN (Kak Aisya dan Kak Keisya) yang berjudul Dongeng Nyentrik Alesha. Penasaran kan Alesha mendongengnya tentang apa dan bagaimana teknik mendongeng ala Alesha yang nyentrik abis? Uhuy, cegat bukunya Insya Allah akhir April nanti...

[Jumat, 8 April 2016]

Day #12 One Day One Post FUN BLOGGING