Jejak Karya

Jejak Karya

Sunday, June 21, 2020

BELAJAR MENJADI ORANG TUA KEDUA

Sunday, June 21, 2020 0 Comments



Sejak saya TK hingga SMA, Babe dan Ibuk sering dititipi keponakan yang merantau untuk sekolah di Wonogiri. Ada yang dari Sumatera (Mas Jarot), Paranggupito (Mas Sutris), dan Giriwoyo (Budi). Babe dan Ibuk sudah menganggap mereka seperti anak-anak sendiri. Dan sepertinya hal itu menurun kepada saya dan suami. Tahun kedua pernikahan, kami dititipi satu keponakan dari keluarga Mas Sis, putri kedua kakak pertamanya Mas Sis yang tinggal di Bayat, Klaten. Namanya Desi. Ia ingin melanjutkan kuliah di Semarang. Saya pun senang karena ada teman di rumah jika Mas Sis harus pulang malam atau ada pekerjaan ke luar kota.

“Dek Norma dan Dek Sis, nitip anakku, Desi, nggih. Semoga dengan ikut tinggal bersama kalian Desi jadi anak yang ngerti agama, jadi anak salihah, belajarnya lebih sungguh-sungguh, jadi lebih dewasa, kelak bisa jadi orang sukses yang membanggakan keluarga,” begitu ucapan Mbak Puji, kakak pertama Mas Sis saat melepas kepergian Desi ke Semarang untuk tinggal bersama kami.

Satu hal yang harus kami pelajari adalah kami harus belajar menjadi orangtua Desi selama ia tinggal di Semarang. Mencoba memahami karakter khas anak remaja, bergaul dengannya ala sahabat, mengawalnya beradaptasi di masa transisi dari anak SMA ke anak kuliahan, juga dari suasana pergaulan di desa dengan di kota yang tentu saja akan banyak sekali perbedaan.

Kala itu penampilannya masih seperti remaja gaul pada umumnya dengan hijab kekinian dan masih enggan memakai rok. Kadang keluar rumah juga tidak mengenakan kerudung. Satu hal utama yang terus kami tekankan adalah salat wajib di awal waktu atau minimal tidak telat. Karena Desi sering mengalami insomnia alias jarang bisa segera tidur malam, ia jadi sering bangun malas-malasan untuk menunaikan salat Subuh, kadang masih suka menunda-nunda. Masih banyak PR kami yang lain. Pelan-pelan, sedikit demi sedikit, kami berusaha agar Desi bisa belajar menjadi muslimah yang semangat beribadah dan menjadi pribadi yang lebih baik.

Setelah satu semester perkuliahan berjalan, ada saudara yang menitipkan anaknya lagi untuk tinggal bersama kami. Namanya Nur. Dulu adik kelasnya Desi waktu SMA, masih sedesa dengan Desi juga, masih ada hubungan saudara jauh juga. Alhasil, Desi sekarang ada temannya. Apalagi mereka kuliah di kampus yang sama. Karakter Nur juga hampir sama dengan Desi, malah cenderung ndableg dan kurang inisiatif. Desi dan Nur masih suka bermalas-malasan, seolah-olah tugas mereka hanya berangkat kuliah lalu pulang, dan asyik rebahan sambil main HP sepuasnya. Saya tak kehabisan ide, berpikir bagaimana caranya agar mereka tidak menyia-nyiakan masa usia produktif mereka.

Satu trik yang saya lakukan adalah mengkaryakan dan memberdayakan mereka. Saya berikan tanggung jawab masing-masing untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Misalnya, tugas membuang sampah ke Tempat Pembuangan Sampah, menyapu, berbelanja ke pasar, dan memasak. Ketika memungkinkan, saya pun sering mengajak mereka salat berjamaah di rumah. Benar-benar tantangan mendidik remaja zaman now itu sesuatu sekali. Benar-benar tidak semudah membalikkan telapak tangan. Mood swing yang unpredictable, karakter yang masih cenderung seenaknya sendiri, kurang menghargai waktu, dan banyak lagi. Ketika saya merasa kesal karena “ulah” mereka, saya mencoba bersabar dan tidak langsung menunjukkan kekesalan itu pada mereka. Cukup diam. Lalu, ketika suasana sudah tenang dan terasa menyenangkan terjadilah diskusi-diskusi ringan untuk meluruskan tanpa harus merasa paling benar, apalagi dengan mengungkit-ungkit kesalahan. Berat memang, tapi saya dan suami mencoba untuk terus belajar. Terlebih belajar untuk selalu memberikan keteladanan terbaik bagi mereka.

Sampai suatu ketika saya mendapatkan amanah untuk menjadi co-writer Bunda Darosy Endah untuk menulis buku pertama beliau. Buku itu berjudul Cahaya Cinta Ibunda, yang sekali cetak tembus 1500 eksemplar. Saya dan Mas Sis pun mendadak super sibuk kala itu. Saya pun melibatkan Desi dan Nur untuk membantu packaging dan proses pengiriman buku. Saya pun sering mengajak mereka silaturahim ke rumah Bunda Darosy, terus beberapa kali meminta bantuan mereka menjaga stand buku saat Bunda ceramah, bahkan mengajak mereka mendengarkan ceramah Bunda Darosy beberapa kali. Alhamdulillah, pikiran dan hati mereka mulai tercerahkan. Satu indikatornya, mereka perlahan mengubah penampilan keseharian mereka. Mulai belajar memakai rok dan kerudung menutup dada. Ya, mereka belajar memakai pakaian muslimah yang lebih syar’i. Mereka juga jadi lebih peduli dan belajar bagaimana memanajemen waktu dengan baik.

Hidayah itu memang harus terus diperjuangkan. 
Istiqomah itu harus selalu dijaga dan diikhtiarkan.
Untuk menjadi agen kebaikan memang pengorbanan dan perjuangannya sungguh luar biasa.
Tak jemu untuk selalu perkaya diri dengan ilmu, juga harus selalu memurnikan niat dan mengingat tujuan akhir yang ingin dicapai.
Sehingga, ketika ada batu sandungan, semuanya benar-benar dikembalikan kepada Allah, karena Dia-lah Dzat yang membolak-balikkan hati.
Tiada tempat bergantung dan bersandar kecuali hanya kepada-Nya.

Indah, jika semua karena Allah.



Saturday, June 20, 2020

ERA NEW NORMAL DAN AURA POSITIF ALA DOKTER REISA

Saturday, June 20, 2020 0 Comments


Seperti saya lansir dari situs Detik.com, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memperbarui data kasus virus Corona atau COVID-19 di wilayahnya. Tercatat ada 2.525 kasus positif virus Corona dan 1.033 pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal di Jateng hingga hari ini.
Dari data yang diunggah pada Kamis (18/6/2020) pukul 10.09 WIB, dari 2.525 kasus positif virus Corona di Jateng terdiri dari 1.197 orang dirawat (47,41%), 1.125 sembuh (44,55%) dan 203 meninggal dunia (8,04 persen).
Bila dibandingkan dengan data hari sebelumnya, maka jumlah kasus positif virus Corona di Jateng bertambah 141 kasus. Selain itu, jumlah kasus pasien Corona yang dirawat bertambah 85 orang, dan jumlah pasien Corona yang meninggal dunia bertambah 17 orang.
Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Kasus pasien positif Corona semakin melonjak drastis sedangkan Pemerintah mulai melonggarkan -bahkan sebagian wilayah sudah menghapus- kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar. Hmm,  sudah benar-benar siapkah kita untuk memasuki era new normal? Tapi, memang banyak pertimbangan mengenai keputusan ini. Semoga bukan karena terburu-buru.
Oh ya, sepekan terakhir ini juga ada yang menarik di “dunia dalam berita” tanah air, terutama penyampaian informasi terkait perkembangan kasus persebaran Covid-19 di Indonesia, dan informasi penting lainnya. Munculnya sosok Dokter Reisa Broto Asmoro  di tengah kampanye new normal memberikan tanggapan dan respon positif netizen terkait persiapan memasuki era new normal life. Siapa sih yang tak kenal dengan Dokter Reisa? Wajah sosok anggun dan tutur katanya yang lembut ini sudah saya kenal sejak beliau menjadi host dr. OZ Indonesia bersama Almarhum Dokter Ryan Thamrin. Ada beberapa fakta lain mengenai Dokter Reisa, simak, yuk!




  • Nama lengkap dr. Reisa adalah Reisa Kartikasari.

  • Lahir di Kota Malang, 28 Desember 1985,
  • Ia memulai karier di dunia hiburan sejak masih di bangku SMA. Ia pernah mengikuti ajang pemilihan gadis sampul, masuk menjadi salah satu model di Look Models Agency, serta membintangi beberapa iklan di Indonesia dan Asia.

  • Reisa adalah seorang dokter yang menempuh pendidikan kedokterannya di Universitas Pelita Harapan dan Universitas Indonesia.

  • Setelah lulus, dr. Reisa bekerja di RS Polri Raden Said Soekanto Kramat Jati, ia banyak berkecimpung di dunia forensik. Reisa juga merupakan salah satu anggota DVI (Dissaster Victim Identification) yang terlibat dalam proses investigasi korban Sukhoi dan beberapa bom terorisme di Jakarta.

  • Tahun 2010 ia mengikuti kontes Puteri Indonesia, perwakilan dari provinsi D.I Yogyakarta. Dalam kontes nasional tersebut, ia meraih posisi juara kedua, yang memberikannya gelar Puteri Indonesia Lingkungan 2010.

  • Dokter Reisa juga mewakili Indonesia dalam kontes Miss International 2011 yang berlangsung mulai tanggal 20 Oktober 2011 dan final pada tanggal 7 November 2011 di kota ChengduTiongkok. Dalam ajang ini, Reissa mengusung isu tentang perdamaian dunia serta kebudayaan Indonesia. Ia juga mengusung tema tentang Pray For Japan, pasca kejadian Gempa Bumi dan Tsunami Jepang11 Maret 2011 lalu. Ia juga mendapatkan penghargaan sebagai Duta Energi Bersih.

  • Reisa merupakan host acara kesehatan terkemuka yaitu Dr. OZ Indonesia di Trans TV. Ia juga masih terus berpraktik di Klinik Kecantikan JMB di bilangan Jakarta Selatan.

  • Reisa menjadi anggota Bidang Kesekretariatan, Protokoler, dan Public Relations Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) periode 2018-2021.

  • Reisa juga aktif di berbagai kegiatan sosial, serta menjadi pembicara dalam seminar-seminar kesehatan nasional.

  • Reisa merupakan tante dari Brisia Jodie, finalis 15 besar Indonesian Idol musim kesembilan.

  • Reisa adalah adik kandung dari Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Dr. Dea Tunggaesti, SH, MM, pengacara Indonesia yang terkenal melalui kasus Nazzarudin ketika ia masih bekerja di O.C Kaligis.

  • Nama asli Reisa secara resmi berubah ketika ia dipersunting oleh salah satu anggota keluarga Keraton Solo yaitu Kanjeng Tedjodiningrat Broto Asmoro. Reisa menikah pada tanggal 9 November 2012, dan kini lebih dikenal dengan nama Reisa Broto Asmoro sesuai dengan nama keluarga sang suami.

  • Pada 29 Maret 2015, dr. Reisa melahirkan anak pertamanya yang diberi nama RR. Ramania Putri Broto Asmoro.

  • Tanggal 24 Maret 2018, dr. Reisa melahirkan anak keduanya yang diberi nama R. Satriyo Daniswara Broto Asmoro.

  • Pada 8 Juni 2020, Reisa diperkenalkan sebagai anggota dari tim komunikasi publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Reisa turut hadir dan menyampaikan informasi dalam briefing harian COVID-19 di Indonesia, bersama Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.

  • Akun instagram: @reisabrotoasmoro dan akun Twitter-nya: @Reisa_BA.

Masya Allah, profil yang keren, ya! Begitu banyak pencapaian prestasi yang sudah dr. Reisa raih. Oh ya, banyak juga video yang beredar mengenai upaya-upaya pencegahan penyebaran virus Corona dan apa saja yang harus dilakukan untuk menjalani new normal life versi dokter Reisa. Seperti saat di tempat kerja, saat berolahraga (lihat di sini), dan masih banyak lagi. Tentu saja, video yang beredar ini banyak mendapatkan respon positif dari masyarakat.


Oke, saya cukupkan tulisan ini. 
Mari  terus langitkan doa, bersatu lawan Corona. 
Sudah kangen mudiiiiik, juga kangen piknik.

Jumat, 19 Juni 2020




Sunday, June 14, 2020

10 HAL KEREN YANG AKAN SAYA PELAJARI DAN TEKUNI DI 2020

Sunday, June 14, 2020 0 Comments




MENULIS NOVEL ANAK
Mentor: Mbak Nurhayati Pujiastuti
Waktu belajar: Agustus 2020
Lama belajar: 1 bulan
Estimasi biaya: 300.000-400.000

Saya sangat suka menulis. Buku solo pertama saya yang terbit yaitu buku nonfiksi. Setelah bergabung di Komunitas Penulis Bacaan Anak, saya pun punya impian untuk bisa menulis sebuah novel anak. Dulu, saya pernah membuat sebuah novel anak tapi DITOLAK oleh sebuah penerbit mayor. Hihi. Saya sadar diri, ilmu saya tentang menulis novel masih sangat minim. Saya masih suka menulis cerita yang nafasnya pendek, seperti cerpen anak. Ketika pertama kali terjun di Komunitas Penulis Bacaan Anak yang pertama kali saya pelajari tentang menulis cerpen anak. Alhamdulillah, beberapa tulisan ada yang dimuat di Kompas Anak, koran Joglosemar, majalah Ananda, dan ada yang berhasil memenangkan lomba.

Karena itu, tahun ini satu genre tulisan untuk bacaan anak yang ingin saya pelajari adalah novel anak. Beberapa buku novel anak dari beragam penerbit sudah saya koleksi sebagai referensi belajar. Mentor yang saya pilih adalah mentor yang pernah mendampingi saya belajar menulis cerpen anak di Kelas Merah Jambu, yakni: Mbak Nurhayati Pujiastuti. Buku karya beliau sudah puluhan, sangat produktif menulis, murid menulisnya banyak yang sukses, sering memenangkan beragam lomba menulis, beliau juga sangat sabar dan telaten.

Insya Allah, saya berencana mengikuti kelas beliau secara privat di bulan Agustus nanti.
Semoga kelak saya bisa menerbitkan novel anak (Islami) yang BEST SELLER!
Bantu langitkan doa, yaaa…
Aamiin Ya Rabb.

PICTORIAL BOOK (PICT BOOK) DONGENG ANAK USIA DINI
Mentor: Pak DR. Heru Kurniawan (Dosen Sastra IAIN Purwokerto, Kepala Sekolah Menulis Wadas Kelir)
Waktu belajar: Juni 2020
Lama belajar: 1 bulan
Estimasi biaya: 125.000/sesi

Sejak akhir 2019, saya mulai tertarik untuk menekuni dunia pictorial book, terutama bacaan untuk anak usia dini. Semua bermula saat saya didaulat sebagai juri lomba menulis buku bergambar untuk anak usia dini dari JSIT Korda III (Semarang, Kendal, dan Demak) selama 2x. Guru-guru KB dan TK IT berlomba menulis buku. Lomba yang pertama, saya berduet dengan Kak Kempho Antaka, beliau menilai bagian ilustrasi, sedangkan saya di tata penulisan dan pengemasan cerita. Lomba yang kedua saya berduet dengan seorang ilustrator dan komikus (sayangnya saya lupa namanya. Hehe). Selama beberapa kali pula saya sering diminta mengisi tentang materi menumbuhkan minat baca dan memilihkan bacaan untuk anak usia dini di HIMPAUDI Banyumanik.

Lantas saya berkaca pada segala aktivitas yang sering lakukan bersama Dzaky (3 tahun), terutama saat kami “bertualang di rimba baca”. Bisa dibilang saya cukup “boros” kalau urusan belanja buku buat anak. Hihihi. Dzaky saya sediakan 2 rak khusus untuk meletakkan buku-buku koleksinya, satu di perpustakaan keluarga satu lagi di kamar tidur. Lalu saya berpikir, kenapa saya tidak menulis cerita yang kelak bisa saya bacakan sendiri untuk Dzaky? Buku-buku bergambar (pictorial book) karya Ummanya sendiri. Uhuuuy… Fix, saya harus belajar sungguh-sungguh di dunia ini! Minimal saya bisa memproduksi buku bacaan berkualitas untuk anak-anak saya sendiri. Bismillah…

Di bulan Juni ini, setelah sebelumnya saya belajar menulis cerita inspiratif dan cerita anak Islami (untuk pembaca usia 7-12 tahun), kali ini saya masuk kelas Dongeng Anak Usia Dini. Saya memilih Pak DR Heru Kurniawan sebagai mentor. Kami biasa memanggil beliau “Pak Guru Heru”. Beliau seorang dosen PAUD, punya PAUD, Taman Bacaan Masyarakat, dan Sekolah Menulis Wadas Kelir. Bukunya yang terbit di penerbit mayor sudah sangaaaaat buanyaaak. Search aja pakai keyword Heru Kurniawan. Mungkin ada salah satu buku karya beliau di rak buku Anda! Hehe.

Saya bertemu beliau saat kami sama-sama mendapatkan kesempatan istimewa dari Allah untuk menerima penghargaan. Sama-sama orang Jawa Tengah, tapi kami dipertemukan di Makassar. Ya, saat itu kami menjadi juara Lomba Menulis Praktik Baik Literasi Masyarakat. Pak Heru duduk di sebalah saya, dan kami ngobrol banyak. Perjuangan beliau untuk mendirikan TBM Wadas Kelir memang sungguh luar biasa. Seketika waktu itu, saya merasa bagai remahan rengginang di kaleng wafer Tango.

Selama ini perjuangan saya masih seujung kuku dibandingkan beliau dan tim relawan Wadas Kelir. Insya Allah, nanti jika Corona sudah say good bye, salah satu destinasi yang ingin saya kunjungi adalah: Wadas Kelir, Kota Mendoan, Purwokerto. 

LITERASI KEUANGAN KELUARGA DAN BISNIS
Mentor: Pak Siswadi, S.T., M.Ec, Dev.
Waktu belajar: Juli 2020
Lama belajar: minimal 1 bulan
Estimasi biaya: 100.000 (untuk perlengkapan praktik)

Awal menikah, saya sangat rajin mencatat keuangan keluarga kecil kami di sebuah buku kas. Seiring waktu berjalan, catatan itu ambyaaar, bubyaaar di tengah jalan. Dengan alasan klise: nggak sempat! *plak. Saatnya tahun ini saya insaf dan mulai memperbaiki literasi keuangan keluarga. Salah satu yang menjadi rujukan saya belajar adalah buku Sakinah Finance (terbitan Tiga Serangkai), Keluarga Muslim Cerdas Finansial (karya Teh Patra), juga beberapa buku referensi koleksi suami. Motivasi saya untuk menekuni salah satu hal keren ini adalah karena sebagai seorang istri salah satu perannya sebagai manajer keuangan keluarga. Nah, untuk menjaga kestabilan perekonomian keluarga, maka saya harus belajar tentang literasi keuangan keluarga ditambah literasi keuangan bisnis. Motivasi keren selanjutnya karena harta harus dikelola dengan baik lantaran di akhirat kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt.

Selain itu, saya ingin belajar agar jumlah “aset” lebih besar daripada jumlah “kewajiban”-nya, belajar menjaga keluarga dari harta haram dan belajar agar transaksi dan investasi yang dilakukan dalam keluarga semakin menambah barokah. Insya Allah, saya akan belajar langsung dengan suami secara “profesional” (hehe), akan ada materi, penugasan, dan evaluasi. Insya Allah, akan kami mulai di bulan Juli karena Juni ini beliau masih sibuk dengan beberapa proyek dengan partner bisnisnya juga amanah sebagai bendahara yayasan di Yayasan Bina Insan Taqwa. Saya ingin belajar kembali tentang konsep keuangan; mengasah kemampuan untuk mengelola keuangan pribadi, keluarga, dan bisnis; mengasah kemampuan dalam membuat keputusan keuangan; dan belajar membuat perencanaan keuangan masa depan

PICTORIAL BOOK (PICT BOOK) FABEL SAINS
Mentor: Mbak Ririn Astutiningrum
Waktu belajar: Juli-Agustus 2020
Lama belajar: 1 bulan
Estimasi biaya: 200.000

Salah satu impian literasi saya adalah menulis pict book Fabel Sains. Karena bassic keilmuan saya (dulu saya kuliah di MIPA Biologi), adalah science, maka ada banyak sekali yang bisa digali dari alam semesta beserta isinya ini untuk dijadikan inspirasi tulisan. Saya memilih mentor Mbak Ririn karena beliau penulis bacaan anak yang sangat produktif. Banyak karyanya terutama pict book Fabel Sains yang telah terbit. Saya mengoleksi banyak buku-buku Fabel Sains karya Mbak Ririn, dan Dzaky sangat suka saat read aloud buku-buku karya beliau tersebut.

OPTIMASI BLOG
Mentor: Mbak Marita Ningtyas, Kang Casofa Fahmy
Waktu belajar: mulai Juli 2020
Lama belajar: 1-2 bulan
Estimasi biaya: 300.000

Banyak hal yang ingin saya pelajari dan gali lebih dalam dari dunia per-bloggingan. Saya ingin belajar tentang SEO, personal branding lewat blogging, belajar jadi content writer, mempercantik blog dengan infografis, editing video, sukses mengikuti lomba blog, dan banyak lagi. Saya memilih mentor Mbak Marita dan Kang Casofa karena mereka sudah 'expert' di dunia perbloggingan. Saatnya belajar bersama ahlinya!


SKINCARE
Mentor: Mbak Wulandari (owner produk skincare alami dengan brand “wuland”)
Waktu belajar: Juli-Agustus 2020
Lama belajar: 1 bulan
Estimasi biaya: 200.000

Mbak Wulandari adalah teman seangkatan waktu kuliah dulu, meski kita beda fakultas. Kini, ia menekuni passion-nya di dunia per-skincare-an hingga akhirnya punya brand sendiri, yakni wuland. Saya ingin belajar skincare karena bagi saya penting menjaga kesehatan kulit dan kecantikan diri (dengan niat dan tujuan bukan untuk tabarruj, ya!). Apalagi di usia kepala 3, bermanfaat untuk mencegah penuaan dini euy! Terus kalau bonusnya makin cantik di mata kekasih halal kan makin berpahala, ye kan? Hehe. Insya Allah, saya akan belajar dari dasar, mulai dari mengenal jenis kulit hingga memilih treatment serta produk yang tepat, dan banyak printhilan lainnya. Selain itu, saya juga ingin belajar tentang daily make-up, mungkin nanti otodidak dulu. Hehehe. Saya mah lebih paham kuas buat ngelukis buku gambar daripada ngelukis muka *gubrak!

FITRAH BASED EDUCATION (FBE)
Mentor: Ustaz Harry Santosa, Ustazah Vida, dan tim.
Waktu belajar: Juli-Agustus 2020
Lama belajar: 1 bulan
Estimasi biaya: 300.000-500.000

FBE ini adalah pendidikan berdasarkan fitrah seorang anak sehingga potensi dan bakat alamiah anak dapat dikembangkan karena setiap anak memiliki bakat yang berbeda-beda. Sebuah fakta menarik perhatian bahwa pendidikan berbasis fitrah inilah yang dipakai anak-anak Indonesia dahulu, sayangnya yang dikembangkan hingga sekarang adalah adopsi dari pendidikan Barat. 

Ada berbagai konsep fitrah dari beberapa ulama yang kemudian diformulasikan kembali dalam buku Fitrah Based Education karya Ustadz Harry Santosa menjadi 8 klasifikasi fitrah manusia yaitu:

1. Fitrah Keimanan
2. Fitrah Belajar dan bernalar
3. Fitrah bakat
4. Fitrah perkembangan
5. Fitrah seksualitas dan cinta
6. Fitrah Estetika dan Bahasa
7. Fitrah Individual dan Sosial
8. Fitrah fisik dan Indera

Pendidikan tidak bisa lepas dari tujuan penciptaan, tidak bisa lepas dari tugas manusia di muka bumi. Tugas manusia adalah memberi manfaat kepada orang lain dan lingkungan. Dan pendidikan mewujudkan tugas manusia di muka bumi.

Tujuan hidup (the purpose of life) adalah untuk beribadah, menjadi khalifah, imaroh, imamah. Maksud Allah harus bertemu dengan apa yang kita lakukan di muka bumi. Yang harus kita lakukan di muka bumi sudah dijelaskan pula di Al Qur’an yaitu sebagai rahmatan lil ‘alamin, rahmat untuk semesta alam, sebagai pembawa kabar gembira gembira dan peringatan, serta menjadi umat terbaik dan umat pertengahan. Jadi tugas/peran pendidikan adalah mendidik anak-anak agar fitrahnya menjadi peran peradaban.

Alhamdulillah, saya sudah pernah mengikuti kuliah FBE bersama Ustaz Harry Santosa, berbayar, via WA, selama 6 sesi. Insya Allah, saya ingin memperdalam lagi. Semoga berkesempatan mengikuti secara live suatu hari nanti. Dengan belajar FBE, semoga dapat memperkaya bekal untuk mendidik anak, menggali potensi diri, menggali potensi anak dan keluarga, juga untuk selalu menguatkan misi dan visi keluarga. Selain itu, agar lebih memahami 8 aspek fitrah manusia, jugabelajar bagaimana tumbuh sesuai fitrah dan mengembangkan fitrah sesuai dengan apa yang telah Allah gariskan.

KELAS BERKISAH/MENDONGENG
Mentor: Kak Kempho Antaka dan Tim
Waktu belajar: September 2020
Lama belajar: 1 bulan
Estimasi biaya: 350.000

Bagi warga Semarang dan sekitarnya pasti sudah tidak asing dengan juru kisah yang sudah malang-melintang di dunia mendongeng/berkisah ini. Yup, Kak Kempho Antaka. Saya pernah gabung di Sanggar CerGam milik Kak Kempho, tapi baru pertemuan perdana yang saya ikuti karena satu dan lain hal, saya pun memutuskan untuk berhenti. Lalu, dilanjutkan Kak Septi (mentor DNA), karena waktu itu sudah saya bayar lunas. Hehe. Makanya, saya ingin membayar “hutang belajar” di masa itu untuk intens belajar lagi. Jika mungkin dalam waktu dekat belum bisa ketemu langsung atau silaturahim ke rumah beliau, insya Allah banyak kelas online yang Kak Kempho adakan dengan mengandeng beberapa komunitas. Motivasi saya belajar bidang ini adalah saya ingin lebih optimal berkisah saat bersama Dzaky dan anak-anak DNA, dengan teknik-teknik berkisah yang baik dan benar.

KELAS BENGKEL DIRI
Mentor: @ummubalqis dan tim @bengkeldiri
Waktu belajar: Agustus-September 2020
Lama belajar: 2 bulan
Estimasi biaya: 250.000-300.000

Saya sudah punya keinginan mendaftar kelas yang dipromotori oleh Ummu Balqis ini sejak tahun 2019 karena dikompori sahabat saya dari Solo, Cemut. Tapi karena waktu itu masih banyak keriwehan yang tak terkendalikan, saya batal mendaftar. Insya Allah, saya jadwalkan ulang untuk mendaftar kelas ini di angkatan 14 nanti. Semoga masih kebagian seat karena biasanya peserta membludak dan cepat-cepatan. Kurikulum kelasnya kece abis… dengan penugasan yang awesome! Saya benar-benar mupeng pengen mengikuti kelas @bengkel_diri.


OPTIMASI INSTAGRAM DAN WA
Mentor: Teh Indari Mastuti dan Ibu-Ibu Doyan Bisnis (IIDB)
Waktu belajar: mulai Agustus 2020
Lama belajar: 2-3 bulan
Estimasi biaya: 200.000

Selain belajar dari kembaran sendiri, saya juga ingin belajar bersama Teh Indari Mastuti dan Tim IIDB. Selama ini, penggunaan Instagram dan Whatsapp saya masih tergolong standar, belum saya “karyakan” mereka lebih maksimal. Hehe. Semoga ke dapan dimudahkan untuk sungguh-sungguh belajar. Rezeki smartphone yang Allah kini titipkan harus bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya agar makin berkah berlimpah. Aamiin.

Saya menyusun 10 hal keren yang ingin dan akan saya pelajari dan tekuni di 2020 di atas berbekal apa yang telah Ndan Hessa sampaikan di grup WA Sekolah Muslimah.
Lakukan observasi pada diri sendiri, tanyakan beberapa hal di bawah ini:
Bidang apa yang paling pasukan sukai? -- passion
Bidang apa yang paling pasukan kuasai? -- talent
Bidang apa yang paling dibutuhkan oleh masyarakat saat ini, khususnya umat Islam? -- mission
Bidang apa yang membuat pasukan "dibayar" saat berkecimpung di dalamnya? -- vocation (skill/kompetensi)
(dibayar di sini mempunyai makna luas, bukan hanya dibayar secara materiil, akan tetapi juga dibayar dengan rasa puas saat melakukan hal tersebut).

Bismillah… Semangaaat!
Indah, jika semua karena Allah…



Friday, June 12, 2020

MUTIARA HIKMAH DI BALIK MUSIBAH

Friday, June 12, 2020 1 Comments



“Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya. “ (QS. Al Qashas : 73)

Alhamdulillah, Allah pergilirkan waktu dengan begitu indahnya. Siang berganti malam, melukiskan banyak rahasia yang penuh pesona, yang semoga semakin memperkaya hati dan jiwa kita.

***
Selasa, 9 Juni 2020
Selesai mengerjakan semua amanah hari itu, saya pun mendampingi anak-anak menjelang mereka tidur. Banyak aktivitas yang biasa kami lakukan sebelum mereka terlelap, seperti bermain, membaca buku, bercerita banyak hal, muroja’ah, hafalan doa-doa harian, dan banyak lagi. Tatkala memandangi wajah anak-anak saat mereka sudah terbuai mimpi indah, menatap segala kepolosan mereka, membayangkan tingkah lucu mereka, Masya Allah… sungguh membuat diri ini semakin menderaskan doa: “Ya Rabbi, mampukan diri ini menjadi umi terbaik untuk mereka. Jadikan mereka anak salih-salihah yang tangguh. Rabbi habbli minasshalihiin…”

Tampaknya Abi masih ada lemburan pekerjaan, saya pun beristirahat terlebih dulu. Sehari-hari, Abi memiliki usaha membuat produk berbahan akrilik, sedangkan saya mengajar di sebuah SDIT.
***
Rabu, 10 Juni 2020
Saat sedang tertidur pulas, tiba-tiba saya merasa kesulitan untuk bernapas. Saya bangun! Asap hitam berjelaga memenuhi ruang kamar, tercium asap residu kebakaran. Sungguh terasa menyesakkan dada. Sungguh, saya seperti terbangun dari mimpi buruk.

Tiba-tiba…
Dhuaaarrr!!!
Terdengar ledakan yang sungguh memekakkan telinga. Seketika listrik padam. Ruangan kamar gelap gulita.

Astaghfirullah… Astaghfirullah… Astaghfirullah…
Abi bergegas membuka pintu ruang tamu.

Buuuulll!
Asap hitam pekat mengepul, menyeruak masuk memenuhi ruangan.

“Umi, tolong ambilkan air! Cepat, Umi! Mesin terbakar!” pinta Abi dengan berteriak.
Dengan segenap kekuatan yang saya punya, bolak-balik saya mengambil air dari kamar mandi.
“Tolong! Tolong! Tolong!”
“Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!”
Saya terus berusaha meminta tolong pada tetangga. Tak lupa, terus membasahi lisan dengan zikir agar hati tetap tenang. Saya sempat merasa gagal nafas saat mengambil air di kamar mandi. Dada ini rasanya sakit luar biasa!

Kamar adalah tempat paling aman karena tertutup. Saat kejadian pun, Abi dengan cepat menutup pintu kamar anak-anak. Kobaran api dengan asap hitam tebal mulai memenuhi ruangan. Qadarullah, kami terperangkap di dalam rumah, tidak bisa lari ke luar karena pintu besi (folding gate) tertutup dan terkunci. Karena kondisi listrik mati, kami kesulitan untuk mencari kunci. Pintu besi itu hanya bisa dibuka dari luar. Alhamdulillah, para tetangga pun siaga, bertindak cepat ketika mendengar suara ledakan dan teriakan minta tolong. Mereka bahu-membahu memadamkan api dengan peralatan seadanya. Mereka menyemprotkan air dari luar rumah. Kurang lebih selama 30 menit kami terperangkap. Alhamdulillah, kami bisa keluar rumah setelah pintu besi dibukakan tetangga dengan kunci milik karyawan yang tinggal tak jauh dari rumah. Kejadian ledakan dan kebakaran itu berlangsung sekitar jam 01.30 dini hari.

Saya segera mengevakuasi anak-anak. Anak-anak terbangun karena menghirup asap. Alhamdulillah, saya terus mencoba untuk menenangkan diri, bersikap tenang di hadapan anak-anak.

“Ummi, ada apa? Ada apa ini, Ummi?” tanya Shofiy (5y10m) dan Ziyad (4y5m) bersamaan.
“Gak papa, Nak. Ada kebakaran di mesin laser potong akrilik. Yuk, cepat kita keluar,” ajak saya.
“Iya, Mi,” jawab keduanya.

Saya segera membawa mereka ke tetangga depan rumah. Saya pun memeluk erat keduanya sembari berucap syukur…
“Alhamdulillah… Alhamdulillah… Allah masih kasih keselamatan.”
“Kenapa dengan rumah kita, Mi?” Shofiy dan Ziyad kembali bertanya.
“Ada sedikit kebakaran, Sayang. Insya Allah, tidak apa-apa. Semuanya akan baik-baik saja. Alhamdulillah, Allah masih sayaaaang kita. Allah melindungi dan menyelamatkan keluarga kita,” ucap saya, mencoba untuk terus menenangkan mereka.
Saya tidak menghiraukan lagi, sekujur badan yang menghitam karena asap. Dalam benak saya yang penting anak-anak selamat dan tetap tenang.

Bude yang tinggal di depan rumah kami, justru yang menangis sambil membersihkan wajah saya.
Kala itu, anak-anak saling melihat…
“Eh, Dik, wajahmu hitam,” ucap Shofiy.
“Kakak juga,” sahut Ziyad.
Mereka berdua tertawa bersama.
Setelah saya membersihkan anak-anak, saya pun berganti baju lalu minum dan menidurkan anak-anak kembali. Untuk sementara, kami “ngungsi” di rumah tetangga.

Saat menjelang waktu Subuh, tiba-tiba paru-paru saya terasa panas. Kemungkinan tanpa sadar, saat saya berbaring sambil menidurkan anak-anak tadi, gas CO terhirup masuk ke paru-paru. Ya, saya dengan riwayat Hb yang rendah, keracunan CO yang panas. Setelah salat Subuh, saya terbatuk. Saat itu, keluar cairan hitam pekat, lendir residu campur plastik PVC Aluminium yang saat kebakaran menjadi gumpalan debu bersama asap. Sekitar pukul 5, saya pun dilarikan ke RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) karena semakin sesak napas.

Qadarullah, Abi ketiduran sesaat saat proses pemotongan akrilik.
Ya Rabbi, semoga lelahmu jadi lillah, ya, Bi…

Selama kurang lebih setengah jam, api berhasil dipadamkan. Mesin baja gosong (mesin itu meledak pada suhu sekitar 900 derajat Celcius), kaca-kaca rumah pecah, aluminium PVC plastik terbakar, tembok hitam, rumah penuh dengan asap. Bagian office menjadi bagian yang benar-benar parah.
Innalillahi wa inna ilaihi raji’un…

***
Ada satu sosok istimewa yang sungguh saat bersamanya saya belajar untuk selalu menjadi pribadi yang tegar dan tangguh. Beliaulah orang tua, sekaligus sahabat, sekaligus kakak, sekaligus guru terhebat selama saya tinggal di Semarang, yaitu Bu Wulan. Beliau yang membantu mengantar saya ke RSND sekaligus menemani saya dirawat selama suami masih harus bolak-balik mengurus administrasi dan keperluan-keperluan lainnya.

Bu Wulan yang selalu meneguhkan hati saya, mengingatkan saya untuk terus berzikir dan merapalkan doa Nabi Yunus. ketika ia berdoa dalam perut ikan paus:
“Laa ilaaha illaa anta, subhaanaka, innii kuntu minadz dzaalimiin”
Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau (ya Allah), Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk di antara orang-orang yang berbuat zalim/aniaya)

Beliau juga menyampaikan sikap terbaik saya saat ini adalah QONA’AH. Seketika hati saya bergetar. Ya, satu kata namun maknanya dahsyat luar biasa. Satu kata namun pengaplikasiannya butuh usaha yang sungguh-sungguh dan berkesinambungan, terus-menerus hingga maut menjemput. Qana’ah menyebabkan hati kita menjadi lapang, juga terjauhkan dari godaan setan, karena terus mengkondisikan diri dan hati senantiasa merasa cukup dengan segala nikmat yang telah Allah beri. Ya Rabbi, mampukan diri ini…

***

Ada sepenggal episode yang membuat saya terharu, mengalirkan semangat dalam diri untuk segera sehat dan kembali memeluk anak-anak. Ustaz Hasib menyampaikan kalau anak-anak dalam kondisi baik, mereka hanya sedih karena belum bisa bertemu saya lantaran saya harus recovery dulu di RSND.

“Pakde, kata Ummi kita harus bersyukur. Alhamdulillah Pakde, kita nggak kenapa-napa, sehat-sehat semua. Kita diselamatkan sama Allah. Rumah yang terbakar, nanti bisa diperbaiki, tanpa rasa sedih sama sekali,” kata Shofiy kepada Ustaz Hasib.

Masya Allah, Nak… Ummi terharu. Ummi sungguh mencintaimu karena Allah. Ummi banyak belajar dari anak-anak salih-salihah nan tangguh kesayangan Ummi.

***
Dengan kejadian ini, saya dan suami bermuhasahah…
Saat saya terbaring di rumah sakit, saya dan suami sempat berdialog. Dari hati ke hati.

“Maafkan aku, istriku… Aku menyesal, bukan karena mesin terbakar, bukan karena rumah yang rusak, juga bukan karena bahan dagangan yang hampir habis. Namun Astaghfirullah, aku hampir saja gagal menjadi *qawwam* (penanggung jawab/pelindung keluarga). Maafkan aku, istriku. Ya Allah, ampuni hamba-Mu ini yang telah lalai…”

Berkali-kali suami menyampaikan permohonan maafnya.

Allah ngasih “sentilan penuh cinta” bagi keluarga kami di bulan Syawal ini. 
Saya kembali terbayang tatkala terjebak di dalam rumah, dalam kondisi gelap gulita, asap hitam pekat, sulit untuk bernafas, mungkin itu hanya “sketsa sederhana” tentang alam barzah. Maha Suci Allah Pemilik Nafas Kehidupan ini.

Saat saya merasa gagal nafas, mungkin itulah “sketsa sederhana” episode sakaratul maut, leher rasanya tercekik, lidah kelu untuk bersuara. Sempat terlintas, apakah detik ini Malaikat Izrail menunaikan tugasnya? Mencabut ruh yang bersemayam dalam raga ini… Ya Rabbi, namun engkau masih beri kami kesempatan untuk kembali menghirup oksigen-Mu secara gratis.

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang akan kamu dustakan?

***
Perjalanan kita dalam kehidupan ini menyajikan banyak pilihan, menyuguhkan banyak tantangan yang harus kita taklukkan, juga memberikan begitu banyak soal untuk kita temukan jawabannya. Perjalanan kita dalam kehidupan ini juga mampu menempa diri kita menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih tangguh asalkan kita peka dalam menangkap hikmah dari-Nya. Pun dengan amanah pekerjaan yang saat ini kita sandang. Sejatinya itu semua adalah ujian.

Untuk suamiku, teruslah semangat!
Banyak mutiara hikmah yang menjadikan kami berdua larut dalam muhasabah karena sebuah musibah. Tidak ada yang bersalah dari musibah ini, juga tidak ada yang perlu ada yang disesali, semua sudah menjadi goresan takdir dan bagian skenario terindah dari-Nya. Mari terus bergandengan tangan, saling menguatkan, sejatinya inilah wujud cinta-Nya yang semoga semakin menguatkan cinta kami berdua. Karena Allah takkan pernah ingkar dengan janji-Nya: bersama kesulitan, pasti ada kemudahan.

Semoga kejadian ini menjadi guru terbaik dalam keluarga kami, menjadikan pribadi kami semakin kaya syukur dan bergelimang rasa sabar. Inilah bagian dari sebentuk ujian, dan tugas manusia  hanyalah berdo’a  serta berusaha disertai tawakal. Hasil akhir itu wilayah kerja Sang Penggenggam Semesta.

Terima kasih tiada terkira kami haturkan kepada para tetangga yang berhati mulia, untuk ustaz-ustazah dengan support dan doa tiada terkira, juga kepada semua yang telah meringankan. Allah sebaik-baik pemberi balasan.

Catatan Kontemplasi Hati
CATUR RAHAYU
(Editor: Norma Keisya Avicenna)