Jejak Karya

Jejak Karya

Friday, January 13, 2023

DEMAM LATO-LATO DI NEGERI WAKANDA

Friday, January 13, 2023 0 Comments


Tak tek tak tek

Akhir-akhir ini, suara itu sering terdengar di telinga kita, bukan?

Saya sendiri baru ngeh kalau mainan saya zaman kecil itu kini jadi mainan viral di kalangan anak-anak waktu acara Pesantren Liburan. Ada anak yang bawa. Terus kok di pinggir jalan banyak yang jualan mainan ituh. Kalau dulu namanya Tek-Tek an. Kalau sekarang lebih famous dengan nama Lato-lato.

Pagi ini pun ada flyer tentang peringatan untuk tidak membawa dan memainkan Lato-lato di lingkungan sekolah. Imbauan dari Walikota Semarang, Bu Itha kalau Lato-lato banyak mendatangkan kemudharatan daripada manfaat. Ya benar juga sih, karena hasil saya bertanya ke anak-anak tetangga yang memainkan lato-lato kebanyakan mereka mengalami cedera di bagian tangan, jadi lebam kebiruan gitu karena kena bola lato-lato yang memang sakit rasanya kalau kena tangan. Apalagi baru-baru ini ada kasus anak yang harus kehilangan fungsi indra penglihatannya karena matanya kena lato-lato.  Innalillahi wa Inna ilaihi raji'un...

Banyak juga video beredar di media sosial dampak negatif dari permainan ini terutama yang membahayakan kesehatan, seperti kepala jadi benjol kena lemparan bola lato-lato, tangan jadi memar, dan lainnya.

Sebenarnya kalau ngomongin manfaat, asal dipakai dengan cara yang TEPAT dan tidak berlebihan, tidak sekadar buat gaya-gayaan karena permainan ini sedang viral, lato-lato bisa menjadi sarana pengalihan dari aktivitas screen time pada anak-anak. Yang dulunya suka bergerombol buat mabar (main game bareng, battle main game) kini sering kita jumpai mereka ngumpul untuk unjuk kebolehan main lato-lato.

Saya sependapat dengan seorang editor buku anak lulusan Psikologi UNS ini, Kak Diah Cemut.

Doi menyampaikan pendapatnya seperti ini, “Untuk positifnya, pertama, bisa bermain 'permainan fisik'. Bukan gadget. Tangannya kan gerak tuh. Jadi fisiknya ikut gerak. Lebih bagus daripada main gadget aja. Mata juga lebih sehat karena nggak kelamaan natap layer. Kalau anak jaman dulu ada permainan tradisional. Tapi sekarang udah jarang yang main engklek kan? Kedua, suaranya mungkin bagi kita yang denger terasa bising. Tapi bagi pemain, itu kayak suara mengasyikkan. Berarti gerakannya udah pas, sehingga menghasilkan suara yang nyaring. Kalau nggak nyaring berarti ada yang salah dalam memainkannya.  Ketiga, mencoba hal baru dan menjawab tantangan. Coba tanya ke dalam hati kecilmu, kamu pasti juga ada rasa penasaran untuk memainkannya kan? Kok ternyata nggak bisa sekali mainin langsung bisa. Ada kalanya harus kepentok dulu, sakit dulu, terus latihan terus hingga jago. Nah, anak akan belajar untuk menchallenge diri.”

Masya Allah, jawaban yang awesome sekali, bukan?

Kalau saya sendiri, Alhamdulillah, Dzaky tidak tertarik untuk memiliki ataupun memainkannya. Dia lebih memilih beli lego daripada lato-lato. Hehe.



Friday, November 25, 2022

CANDU RAJIN NGEBLOG ITU BERNAMA 1W1P

Friday, November 25, 2022 0 Comments


Selama pandemi, satu aktivitas yang sering saya lakukan untuk menjaga kewarasan adalah dengan menulis jurnal atau catatan harian. Bahkan iseng-iseng bikin semacam bullet journaling yang ada gambar-gambar lucu seperti doodle, handslettering, lengkap dengan aneka stiker. Jadi aktivitas motorik halus dengan menggerakkan jemari menjadi candu tersendiri. Sesekali melepaskan stiker dari perekatnya lalu menempelkannya ke kertas. Mensetting setiap halaman kosong menjadi halaman yang semarak beraneka rupa untuk kemudian mencoretinya dengan beragam warna pena. Masya Allah, healing with journaling rasanya. Apalagi waktu pandemi saya dalam kondisi hamil. Terkadang rasa cemas itu muncul, aneka rupa rasa yang kemudian saya coba netralkan dengan aktivitas mensejajarkan aksara di buku atau menggambar kondisi hati. Jadi, menciptakan semacam visual story dalam sebuah catatan harian.

Alhasil, aktivitas ini menyita fokus saya dari aktivitas mengetik dengan laptop, khususnya menulis untuk mengisi rumah maya di blog. Karena waktu itu juga lagi ada tugas menulis buku pengayaan. Jadi kerja di depan laptop hanya untuk menyelesaikan proyek menulis buku pengayaan itu, tidak kemudian menulis artikel atau apapun lalu posting di blog. Makanya, setahun hingga dua tahun terakhir ini blog sudah penuh dengan sarang laba-laba.

Sampai kemudian para emak founder Gandjel Rel menginfokan bakal ada aktivitas 1W1P, 1 Week 1 Post. Jadi sepekan sekali bakal ada 1 tema yang harus ditulis dan diposting di blog masing-masing dengan persyaratan dan ketentuan yang sangat mudah dan tidak memberatkan. Kuncinya cuma butuh: semangat, disiplin, dan konsisten. Berat memang awalnya, tapi menjadi sebuah pematik semangat dalam diri. Minimal alon-alon waton kelakon bersih-bersih blog dari sarang laba-laba.

Taraaa… dan inilah ke-8 tema yang Alhamdulillah bisa saya tulis dan posting di blog. Meski saat tema 7  bukan di blog utama karena entah kok tiba-tiba eror, mungkin sudah waktunya bayar domain. Hehehe.

Tema periode 1 (3-8 Oktober 2022: Tragedi Kanjuruhan

Tema periode 2 (10-15 Oktober 2022): Postingan Viral, Yeay or Nay?

Tema periode 3 (17-22 Oktober 2022): Mengapa Suka atau Tidak Suka Drakor?

Tema periode 4 (24-29 Oktober 2022): Buku Favorit

Tema periode 5 (30 Oktober – 5 November 2022): Tips Mengatasi Badmood

Tema periode 6 (6-12 November 2022): Film Favorit

Tema periode 7 (13-19 November 2022): Kebaya Merah

Tema periode 8 (20-26 November 2022): Kesan Mengikuti Aktivitas 1 Week 1 Post. Ingin Lanjut Lagi atau Cukup 8 Periode Saja?

Menjawab tema periode ke-8 cukup satu kata saja: LANJUUUUUUT!

Bismillah, semoga dengan minimal menulis 300 kata setiap kali posting 1W1P menjadi salah satu ikhtiar membangun kebiasaan positif untuk rajin ngeblog. Menjadi candu istimewa untuk rajjin ngeblog. Karena prinsip gabung komunitas Gandjel Rel adalah NGEBLOG BEN RA’ NGGANJEL. 

So, yuk semangat ngeblog, Nung!




Saturday, November 19, 2022

Kasus Viral Kebaya Merah dan Darurat Pornografi

Saturday, November 19, 2022 0 Comments

 



 

Menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi mengatakan bahwa pornografi merupakan gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat.

Pornografi bisa menjadi ancaman bagi remaja karena terdapat banyak dampak negatif yang bisa ditimbulkan. Mulai dari kerusakan sel-sel otak, gangguan emosi dan mental, hingga kehilangan masa depan. Hiiiy, ngeri sekali ya, Mak!

 

Kerusakan otak

Dampak kecanduan pornografi yang pertama adalah rusaknya otak. Ketika melihat pornografi, tubuh akan mengeluarkan hormon dopamin. Jadi, semakin sering melihat pornografi maka dopamin akan terus keluar hingga membanjiri prefrontal cortexPrefrontal cortex adalah salah satu bagian dari otak yang berperan sebagai pusat kepribadian karena memiliki fungsi eksekutif.

Apabila prefrontal cortex dibanjiri oleh dopamin, dampak yang muncul bisa seperti sulit membedakan baik dan buruk, sulit mengambil keputusan, kurangnya rasa percaya diri, daya imajinasi menurun, dan juga kesulitan merencanakan masa depan. Kecanduan melihat pornografi juga bisa mengakibatkan penyusutan jaringan otak yang lambat laun otak akan mengalami pengecilan serta kerusakan permanen.

Subhanallah, separah itu dampaknya.

 

Gangguan emosi

Jika dari segi fisik pornografi bisa menyerang otak, maka dari segi psikis pornografi dapat menyebabkan gangguan emosi. Dampak psikis yang terjadi ketika kecanduan pornografi antara lain perasaan kacau karena selalu mencari konten pornografi ataupun mudah marah dan tersinggung jika kegiatan mengakses pornografinya terganggu.

Selain itu, kecanduan pornografi pun dapat membuat pengidapnya mudah lupa dan juga sulit berkonsentrasi. Orang yang sudah kecanduan pornografi juga lebih mudah cemas karena takut rahasianya terbongkar sehingga kesulitan berinteraksi dengan keluarga maupun teman-temannya.

 

Masa depan hancur

Bahaya laten dari kecanduan pornografi yang terakhir adalah hancurnya masa depan. Seseorang yang kecanduan pornografi akan sulit menghentikan perilaku kecanduan sehingga mengabaikan hal lain yang bermanfaat. Ia akan kehilangan kebiasaan untuk hidup teratur dan tertib.

Bahaya yang lebih mengancam jika kecanduan pornografi adalah risiko terjerat seks bebas. Seks bebas tentunya memiliki dampak yang sangat buruk, bahkan bisa merusak masa depan. Belum lagi jika hasrat seksual semakin tinggi maka pengidap pornografi bisa melakukan hal-hal nekat seperti pelecehan seksual hingga pemerkosaan.

 

Sebenarnya masih banyak dampak lain dari pornografi. Dalam tulisan ini, hanya 3 saja yang UmmaMa bahas. Miris sekali rasanya saat beberapa waktu lalu menemukan sebuah kasus yang sedang viral tentang “kebaya merah”. Awalnya bingung, kenapa banyak bersliweran dua kata itu, saya kira ada desain kebaya merah yang cakep, unik, terus jadi viral. Ternyata tidak, Maaak. Ternyata ada konten video syuuur yang menampilkan sosok perempuan yang mengenakan kebaya merah dan berperilaku yang tidak pantas.

Coba tanyakan kepada remaja di sekitar kita, mereka tahu nggak kasus ini. Saya yakin, sebagian besar dari mereka pasti up date. Miris sekali rasanya, ketika konten-konten pornografi saat ini beredar bebas dan mudah diakses oleh siapapun bahkan anak-anak usia belia. Sediiiih sekali rasanya. Satu hal yang pasti, penguatan tentang bahaya pornografi harus terus digaungkan di lingkungan terdekat, yakni keluarga lalu sekolah, dan masyarakat dalam lingkup yang lebih luas.

Satu hal yang harus ditanamkan dengan baik adalah MEMPERKOKOH PONDASI KEIMANAN bahkan sejak anak usia dini. Semoga anak-anak kita dijauhkan dari segala bahaya pornografi, pergaulan yang menyimpang, dan segala kebathilan di dunia ini. Allah adalah sebaik-baik penjaga. Mari terus mendekatkan diri kepada-Nya.

 

 

Saturday, November 12, 2022

Menguatkan Jalinan Cinta dari Film Wedding Agreement

Saturday, November 12, 2022 0 Comments


Menikah tanpa pacaran. Nah, ini gue banget. Alhamdulillah, tepat tanggal 10 November 2022 ini menjadi peringatan 10 tahun saya dan suami menikah. SATU DEKADE BERSAMA DALAM CINTA. Masya Allah, nano-nano banget rasanya. Allah izinkan kami berlayar dalam bahtera rumah tangga hingga menginjak tahun ke-10. Salah satu kado terindah di 10 tahun pernikahan kami adalah duo DNA, buah cinta kami: Dzaky dan Dzikri. Anak-anak yang sehat, ceria, dan semoga kelak tumbuh jadi anak-anak salih nan tangguh. Aamiin.

Ngomong-ngomong tentang pernikahan, ada satu film yang mengangkat tema tersebut dengan alur cerita yang sangat apik. Film ini menjadi salah satu imunbooster di kala badai Corona menyerang keluarga kami awal Januari 2021 silam. Film yang meninggalkan banyak kesan istimewa dalam benak saya. WEDDING AGREEMENT judulnya. Film ini diangkat dari novel best seller karya Eria Chuzaimiah (Mia Chuz). Cerita dari novel ini kemudian diadaptasi menjadi sebuah film oleh pihak Star Vision dan Archie Hekagery yang menjadi sutradaranya.

Pemain Wedding Agreement:

Indah Permatasari sebagai Tari

Refal Hady sebagai Bian

Aghniy Haque sebagai Sarah

 

Film Wedding Agreement berkisah tentang Btari Hapsari (Indah Permatasari) yang tidak menyangka pernikahannya akan menjadi mimpi buruk.

Hari pertama tiba di rumah Byantara Wicaksana (Refal Hady), suaminya, Tari langsung dihadapkan pada perjanjian pernikahan yang isinya mengatakan bahwa mereka akan bercerai dalam waktu satu tahun. Alasannya adalah Bian sudah memiliki kekasih yang sangat dicintai yaitu Sarah dan berharap bisa menikah dengannya. Bian sebenarnya sudah memperkenalkan Sarah kepada kedua orang tua, namun ditolak.

Awalnya mereka menikah karena dijodohkan oleh orang tua, bukan karena saling mencintai. Sejak kecil, kedua orang tua Bian dan Tari memang bersahabat. Di masa lalu, keluarga Bian pernah mengalami masalah keuangan, nah keluarga Tari lah yang menolong sehingga usaha yang dikelola Papa Bian bisa pulih kembali. Orang tua Tari meninggal saat Tari masih SMP karena kecelakaan yang membuat Tari jadi yatim piatu. Karena merasa berhutang budi, maka orang tua Bian ingin kelak Tari lah yang menjadi pendamping hidup Bian.

Film ini menampilkan bagaimana kehidupan dua orang yang menikah tanpa rasa cinta. Sang suami ternyata masih mencintai kekasihnya dan berharap bisa mengakhiri pernikahan dalam satu tahun untuk bisa hidup bahagia dengan kekasih. Sementara sang Istri adalah wanita mandiri yang cukup paham agama sehingga ingin berbakti kepada suami walaupun menikah karena dijodohkan.

Apakah Tari berhasil meluluhkan Bian yang sangat dingin dan menganggap Tari sebagai orang asing di rumah mereka? Ending yang sangat manis dari film ini membuat gerimis di hati saya. Film yang layak ditonton. Apalagi di 2022 ini sudah ada versi seriesnya dengan alur cerita yang lebih detail.

Kalau kamu, film tema pernikahan apa yang jadi favoritmu?

 


 

 

Friday, November 04, 2022

Mengubah Bad Mood jadi Good Mood ala UmmaMa

Friday, November 04, 2022 0 Comments

 



Senin, 31 Oktober 2022

"Umma, Kakak bosen," keluh Dzaky dengan muka dilipat macam kertas origami.

"Oh, Kakak bosan, ya. Kakak bingung mau melakukan kegiatan seru apa gitu, ya. Hmm, itu ada sebox lego nganggur, bisa dikreasikan jadi macam-macam. Ada banyak mobil-mobilan, ada puzzle, ada buku, ada macam-macam mainan juga. Coba Kakak pilih yang sekiranya ingin Kakak mainkan,” kata Umma sambil mangku adik yang otw ngantuk mau bobok.

Hari ini Dzaky memang izin tidak berangkat sekolah karena batuk pilek. Segala mainan sudah dimainkan dan pasti dia kangen berkegiatan di sekolah. Ini jadi alasan utama dia jadi gampang bosan. Lama-lama kalau bosan melanda bisa bad mood dia.

Akhirnya sambil bisik-bisik, Umma bilang, "Kak, tolong ambil kertas kosong sama spidol hitam. Umma buatkan gambar mobil atau Kakak pengen digambarin Umma apa, nanti Kakak yang mewarnai ya. Terus Kakak jual, nanti Umma sama Adik yang jadi pembelinya," ucap Umma mencoba memberikan solusi. Demi menjaga suasana rumah agar tetap tenang dan kondusif karena Dzikri butuh rehat yang cukup untuk recovery dari batuk pileknya juga.

Alhamdulillah, berhasil! Dzaky bergegas mengambil kertas dan spidol Umma sesuai dengan perintah Umma.

Sret... Sret... Sret...

Kondisi sambil mangku Dzikri nyinyinan otw bobok dengan ditopang tangan kiri lalu tangan kanan menggambar itu sudah biasa. Meski kadang gambarnya kurang presisi tapi bagi Dzaky gambar Umma selalu keren. Xixixi. Makasih ya, Kak. Akhirnya Umma buatkan gambar mobil pemadam kebakaran, truk polisi, juga gambar ikan. Dzaky  lalu duduk di kursi belajarnya dan asyik mewarnai.

Beberapa saat kemudian dia lapor kalau sudah selesai. Gambar ikan nanti dibeli adik. Dia ngasih harga 2000. Gambar mobil pemadam dan truk polisi nanti dibeli Umma. Dia ngasih harga masing-masing gambar 5.000. Dzaky sangat senang ketika menerima uang dari hasil karyanya. Katanya uang itu akan dikumpulkan dan dia gunakan untuk beli buku atau mainan di Big Bad Wolf yang saat ini masih berlangsung di PRPP sampai tanggal 6 November nanti.

Nah, inilah cara Umma mengatasi bad mood yaitu dengan menggambar, mewarnai,  handslettering, juga creative journaling ala-ala Umma. Kegiatan ini juga sering Umma tularkan ke Dzaky. Kegiatan ini juga menjadi semacam art therapy karena konon ketika jari jemari kita berkreasi, lalu dipadukan dengan pencampuran warna bisa jadi moodbooster tersendiri. Yang semula suntuk jadi lebih semangat. Yang semula bosen jadi lebih ceria lagi. Bahkan bisa me-release emosi yang kurang baik menjadi energi positif yang luar biasa.

Beginilah salah satu cara Umma dan Dzaky mengatasi bad mood, mengubahnya agar jadi good mood. Kalau teman-teman bagaimana?





Wednesday, October 26, 2022

CINTA BUKU CINTA ILMU

Wednesday, October 26, 2022 0 Comments

 


Sejak dalam kandungan, Dzaky sudah sering saya bacakan buku. Buku yang ringan-ringan saja, tentang hewan, tumbuhan, keluarga, tentang Islam sampai kisah-kisah Nabi. Ketika bayi pun sudah saya kenalkan dengan buku-buku bayi seperti buku bantal, buku kain, contrast book (buku dengan warna-warna yang sudah dikenali bayi terutama untuk new born baby). Beruntung saat ini dunia perbukuan mengalami ledakan yang sangat dahsyat, dari jenisnya pun sangat beragam.

Saya dan suami termasuk penikmat buku, tapi koleksi bukunya lebih banyak saya, sih. Alhamdulillah, di rumah ada ruangan utama sekaligus ruang perpustakaan, tempat kami meletakkan koleksi buku-buku kami. Jadi sejak Dzaky bayi pun dia sudah berakrab ria dengan buku-buku. Seperti halnya Dzikri, adiknya Dzaky.

 Duo DNA (Dzaky dan Dzikri) Alhamdulillah bisa diarahkan untuk tidak merusak koleksi buku di Perpustakaan DNA, seprti tidak dicoret-coret ataupun disobek. Salah satu kuncinya adalah saya fasilitasi dengan menyediakan peralatan khusus untuk menyalurkan aktivitas menyobek dan mencoret-coret. Jadi, koleksi buku di Perpustakaan DNA aman, deh.

Salah satu kebiasaan yang saya bangun di rumah adalah kegiatan read aloud atau membacakan buku secara nyaring. Biasanya anak-anak akan memilih buku favorit mereka sendiri, lalu kami baca bersama. Saya yang melafalkan dengan intonasi seru dan suka-suka ala saya, anak-anak asyik menyimak. Minimal 10-15 menit read aloud sebelum tidur atau kapanpun mereka minta saat kegiatan santai. Selain bisa merekatkan bonding anak dengan orang tua, kegiatan read aloud ini banyak sekali manfaatnya, seperti mengasah fitrah bahasa anak-anak, menumbuhkan jiwa berpikir kritis dan problem solving, mengasah kecerdasan emosi anak, dan banyak lagi.

Duo DNA terkadang juga dibacakan buku oleh Abi. Meski banyak hal lucu yang dilakukan Abi saat membacakan mereka buku seperti ngarang cerita sendiri (walaupun masih sesuai gambar), aneka ekspresi lucu, dan lainnya. Tapi, kegiatan bersama Abi menjadi kegiatan yang selalu seru dan dirindukan anak-anak. Ya, karena Abi adalah sosok yang tidak bisa selalu hadir setiap saat (karena seabrek kegiatan dan amanah di luar rumah), tapi selalu ada di saat yang tepat. Jadi adanya Abi menjadikan hati anak-anak selalu hangat dan membuat mereka selalu bersemangat.

Ngomongin buku favorit, duo DNA saat ini lagi suka baca buku tentang Dinosaurus, kisah Nabi Muhammad, kisah 25 Nabi, ensiklopedia mini, dan buku cerita tentang Kakak-Adik. Sepekan ini, buku-buku itu saya letakkan di rak buku yang ada di kamar. Beberapa hari sekali saya rolling dengan judul-judul baru.

Dzaky kadang sudah beraktivitas secara mandiri, memilih buku sendiri sambil membaca gambar, kadang juga asyik memilihkan adiknya buku lalu dia membacakan gambar-gambar yang ada di buku tersebut. Tapi duo DNA memang paling senang ya dibacakan buku bersama, terus kami membahas banyak hal.

Semoga duo DNA tumbuh jadi anak-anak salih yang mencintai buku. Karena mencintai buku = mencintai ilmu. Barokallahu fiikum…

Thursday, October 20, 2022

SATU-SATUNYA DRAKOR YANG SELESAI SAYA TONTON

Thursday, October 20, 2022 0 Comments



Saya bukan penikmat drakor. Rasanya nggak betah kalau harus nonton berepisode-episode gitu. Hehe. Sampai akhirnya, saat hamil Dzikri tahun 2021 lalu ada satu drakor yang akhirnya saya tonton hingga tamat, yaitu BIRTHCARE CENTER. Drakor ini related banget dengan kehidupan ibu-ibu baru. Rasanya asyiiik banget waktu menikmati tontonan ini di setiap episodenya. Tidak hanya menghibur, tapi juga banyak muatan edukasinya.

 

Tokoh utamanya bernama Hyun Jin. Dia adalah sosok ibu bekerja dengan karir gemilang. Digambarkan dalam film tersebut ia kurang mempersiapkan dirinya menjalani kehamilan hingga persalinan. Justru yang heboh itu malah suaminya. Sang suami malah aktif ikut kelas senam hamil. Pas adegan ini saya ngakak habis. Beruntung banget Hyun Jin punya suami yang peduli dan sadar peran bahwa dirinya akan menjadi seorang Ayah.

 

Tibalah hari saat Hyun Jin melahirkan. Dengan aneka drama saat proses persalinan berlangsung akhirnya lahirlah seorang bayi laki-laki yang lucu dan sangat menggemaskan. Saat di RS itu, Hyun Jin tiba-tiba sangat ingin minum kopi karena sudah lama dia menginginkannya. Karena dilarang oleh ibunya, dia mengendap-endap membeli kopi. Eits, tapi boleh nggak sih ibu menyusui mengkonsumsi kopi? Nah, menurut penyampaian Bidan Ony Christy, di channel Youtube Kriwilife, ibu menyusui tetap boleh kok minum kopi. Tapi ada syaratnya. Kandungan kafein tidak boleh lebih dari 200mg/hari. Atau cukup minum kurang lebih 2 cangkir saja. Terus dilihat juga reaksi bayinya. Apakah dia jadi rewel atau tidak, ada perubahan yang tidak biasa atau tidak, pokoknya dipantau saja.

 


Setelah keluar dari RS, Hyun Jin masuk BIRTHCARE CENTER. Birthcare Center adalah pusat perawatan pasca persalinan. Tempatnya asyik banget. Ada taman, ada spa, ada kelas parenting, ada kelas yoga, ada ruang khusus menyusui, ruang khusus bayi, dan banyak lagi. Direktur Birthcare Center menyarankan Hyun Jin untuk menyusui. Ada dialog di mana ibu direktur itu membahas mengenai kolostrum. Ia menegaskan bahwa pemberian kolostrum itu sangat penting bagi bayi yang baru lahir. Kolostrum adalah ASI pertama yang keluar berwarna bening dan agak kekuningan. Kolostrum memiliki antibody yang tinggi sehingga bayi yang diberikan kolostrum, kekebalan tubuhnya akan meningkat.


Ada juga episode saat para ibu yang berada di Birthcare Center berdiskusi tentang jumlah ASI. Kala itu mereka curhat kepada ibunya Sarang kenapa ASI-nya lansung lancar dan banyak setelah persalinan. Jumlah ASI yang sedikit bisa jadi karena banyak factor lho, Mom! Salah satunya bisa karena faktor trauma yang dialami ibu saat persalinan baik dengan proses SC maupun pervaginam. Kunci ASI melimpah adalah ibu harus Bahagia, kalau butuh bantuan bisa minta tolong konselor laktasi. Yang penting, ibu punya tekad dan semangat kuat untuk belajar dan bekerja sama dengan sang bayi dalam proses menyusui.


Setelah menjalani aneka drama saat hamil seperti morning sickness, sering kesemutan, tangan kebas, kaki sering pegal, punggung juga gampang pegal, posisi tidur yang serba salah, dan banyak lagi, ibu yang baru saja melahirkan juga akan memasuki babak baru dalam menjalani peran sebagai ibu menyusui. Dalam drakor Birthcare Center ini, juga ada peristiwa yang dialami Hyun Jin saat dia harus terkena MASTITIS. Ada sumbatan ASI di payudaranya yang menyebabkan ASI keluar sedikit atau bahkan tidak keluar, disertai pembengkakan pada payudara dan rasa nyeri sekujur badan yang entah banget deh rasanya. Benar-benar dari drakor ini saya mendapatkan banyak insight positif dan gambaran perjuangan menjadi seorang IBU.



Penasaran kan dengan kisah-kisah yang ada di drakor ini, silakan menonton saja, ya! Pokoknya bagi saya, nonton Birthcare Center ini membuat stigma negatif saya tentang aktivitas menonton drakor sedikit berubah. Nonton drakor ini menjadi hiburan tersendiri saat saya hamil tahun lalu. Masya Allah. Tabarokallahu.

Akhirnya, segala sesuatu itu ada dalam 1 paket, bukan? Ada kelebihan dan ada kekurangannya. Sejauh mana kita bersikap bijak dan tidak berebih-lebihan adalah kuncinya. Jangan sampai terlena karena asyik streamingan nonton drakor berepisode-episode jadi lupa dan aras-arasen mengerjakan to do list yang lain. Oke, Mom?





Wednesday, October 12, 2022

UPS, EMAK-EMAK INGIN VIRAL! WHY NOT?

Wednesday, October 12, 2022 0 Comments

 


 

Emak-emak dan media sosial. Sudah menjadi satu paket yang tak bisa dipisahkan. Media sosial bisa memiliki banyak fungsi bagi seorang emak, termasuk saya, emak dengan 2 anak laki-laki. Apalagi jika emak-emak pengen selalu update tentang konten apa saja sih yang saat ini lagi viral. Biar nggak ketinggalan info, biar bisa nyambung kalau lagi diajak ngobrol sama teman, anak, suami, ponakan, atau keluarga lainnya.

Bagi saya, fungsi media sosial diantaranya ada 3:

Fungsi edukasi

Dunia kini sudah seperti dalam genggaman. Kita bisa belajar dari mana saja, kapan saja, dan di mana saja karena kecanggihan teknologi. Zaman dulu punya HP yang hanya bisa SMS dan telponan saja kini sudah ada smartphone dengan beragam fitur yang keren-keren. Tidak perlu banyak excuse lagi, dunia digital menyuguhkan banyak konten yang bisa kita pelajari sebagai emak-emak yang harus selalu haus akan ilmu. Kita bisa belajar tentang parenting dengan nonton Youtube sembari menyetrika misalnya, kita bisa belajar aneka resep masakan dari konten selebgram dunia permasakan misalnya, kita bisa upgrade ilmu agama dari akun-akun ustadz dan ustadzah yang ilmunya sudah mumpuni, dan banyak lagi.

 

Saya baru tahu salah satu makanan yang lagi viral saat ini adalah Sando, sandwich Jepang yang diisi whipcream manis di-mix dengan buah segar seperti strawberry, kiwi, jeruk, mangga, dan buah lainnya itu ya dari media sosial. Saya jadi tahu tentang kasus seorang mbak-mbak yang nge-booking tempat duduk di commuter line Solo-Jogja buat teman-temannya yang membuat seorang ibu dan anaknya yang berusia 6 tahun tidak bisa duduk lalu ibu itu membuat postingan di media sosial dan itu viral. Saya juga jadi banyak tahu update mainan kekinian para bayi, toddler, ide dolanan seru ya dari scrolling media sosial.

 

Pada intinya, penggunaan media sosial itu kembali ke pribadi masing-masing. Sesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan. Yang terpenting, jalani saja peran sebagai emak dengan hepi dan semangat mengupgrade diri.

 

Fungsi rekreasi

Tugas emak itu kayak tiada habisnya, sepertinya ada lagi dan lagi. Ye kan? Sungguh manusiawi jika terkadang rasa jenuh menghampiri, butuh sejenak menghibur diri agar segala sumpek dalam hati bisa sirna dan pergi. Nah, scrolling konten-konten yang lucu bisa jadi hiburan tersendiri, nonton video inspiratif juga bisa memotivasi diri. Silakan saja, Mak. Ambil waktu khusus untukmu merefresh hati dan pikiran. Buat hatimu selalu hangat dan nyaman. Manfaatkan ponsel pintarmu dengan sebaik-baiknya, cari manfaat sebanyak-banyaknya.

 

Fungsi refleksi diri

Saya punya beberapa akun andalan yang bisa saya manfaatkan sebagai ajang muhasabah diri, merenungkan banyak hal. Kadang kalimat-kalimat yang sungguh makjleb dengan tema apapun itu menjadi salah satu cara saya memperbaiki dan memotivasi diri sendiri.

 

Sebagai emak-emak yang juga suka bikin konten apapun di media sosial dan curhatan emak itu besar kemungkinan untuk viral karena ditulis dari hati, berdasarkan fakta di lapangan, dan tentu saja banyak yang mengalami (emak-emak yang merasa senasib sepenanggungan), karena itu ketika bikin konten perhatikan juga rambu-rambunya:

· Senantiasa luruskan niat karena Allah semata. Selalu ingat bahwasanya setiap yang kita lakukan di dunia ini akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Jadi, ikhtiarkan selalu untuk membuat konten yang positif, edukatif, dan inspiratif. Dipikir masak-masak dulu sebelum ngeklik tombol “publish”.

·       Tentukan apa manfaat dan tujuan ketika kita mau membuat konten di media sosial.

·  Kalau ingin rutin membuat konten positif bisa dimulai dengan belajar konsisten dengan tema, misal dunia parenting, ide bermain anak, literasi anak usia dini, menjaga kewarasan emak-emak, home décor, perdapuran, dan lainnya. Lama-lama hal ini bisa membangun “personal branding” juga lho, Mak!

 

Nggak papa banget kok kalau bikin konten kita niatkan untuk viral dengan catatan viral dalam mengunggah hal-hal yang baik, lho ya! Seperti halnya ketika kita menulis buku dan kita mengikhtiarkan BEST SELLER. Semakin banyak yang membeli dan membaca buku tersebut, orang-orang bisa termotivasi dan berubah ke arah yang lebih baik, insya Allah pahala jariyahnya juga akan mengalir ke sang penulis. Begitupun dalam membuat konten, terus Allah takdirkan konten tersebut viral dimana-mana. Alangkah indahnya jika kebahagiaan dan kebaikan yang kita publish di media sosial dan menjadi jejak digital kita di dunia maya itu bisa menjadi kebahagiaan dan kebaikan yang menular. Karena semuanya akan kembali kepada diri kita.

 

Semangat berjuang bikin konten dan postingan media sosial yang positif ya, Mak!




Tuesday, October 04, 2022

DUKA OKTO, DUKA AREMANIA, DUKA DUNIA

Tuesday, October 04, 2022 11 Comments

 



Kanjuruhan, 30 September 2022

“Okto, besok kamu nonton Arema sama Persebaya tanding nggak? Aku sudah dibelikan tiket ayahku. Aku mau nonton sama kakak dan ayah. Bakalan seru, nih! Aku yakin Arema yang bakal menang,” cerocos Ozan, sahabat Okto di Klub Sepakbola Kanjuruhan. Sore itu mereka selesai latihan bersama di lapangan tak jauh dari rumah Ozan. Bulan depan akan ada pertandingan persahabatan dengan klub sepakbola kota Malang. Okto dan Ozan juga selalu semangat untuk latihan sepakbola karena mereka punya cita-cita yang sama: kelak jadi pemain TIMNAS INDONESIA.

Sudah 3 bulan klub ini kembali berkegiatan secara offline. Ozan dan Okto sangat senang bisa berkumpul lagi bersama teman-temannya yang sudah mereka kenal sejak 2 tahun lalu. Karena pandemi Corona, klub ini sempat berhenti untuk berkegiatan secara offline.

“Eh, Okto! Kamu dengerin aku ngomong nggak, sih?” Ozan sewot. Ia sudah melepas sepatu bolanya dan dimasukkan tas kresek. Sandal jepit Swallow kini sudah ia kenakan.

“Oh… eh, aku belum tahu, Zan. Aku belum nanya Bapak,” ucap Okto dengan nada sedikit kecewa. Padahal sebenarnya Okto sudah tahu karena waktu Okto merajuk minta dibelikan tiket nonton, Bapak bilang kalau tidak bisa, "Sabtu malam ada rapat di kantor kecamatan," katanya. Semenjak jadi Lurah, bapak semakin sibuk rapat sana-sini.

“Ya sudah. Kabari ya kalau jadi nonton biar bisa janjian barengan dan duduk di tribun yang sama. Kan seru banget tuh bisa teriak yel-yel bareng kamu,” kata Ozan lalu sibuk nyanyi yel-yel Arema sambil membereskan bawaannya.

 

Kami Arema… dukung Arema…

Jadi juara… juara liga

Aremania, siap berpesta

Salam satu jiwa, untuk Indonesia

Ooooh…

 

Ah, Ozan. Sebagai Aremania, siapa sih yang nggak pengen nonton klub sepakbola kesayangannya tanding. Apalagi kali ini tanding di Stadion Kanjuruhan, lawan rival abadinya pula, Persebaya. Sayang sekali kalau tidak nonton langsung. Hmmm…

Okto mengayuh sepedanya dengan lesu. Jarak rumah dengan lapangan sepakbola tempat ia berlatih hanya sekitar 10 menit kayuhan sepeda.

“Assalamu’alaykum. Okto pulang, Buuuk…” ucap Okto saat masuk rumah. Bu Yuni, ibunya Okto sedang menata lauk di meja makan.

“Wa’alaykumussalam. Alhamdulillah, kamu sudah sampai rumah, Okto. Segera mandi sebentar lagi azan Magrib, terus ke mushola ya, nanti Ibu tunggu buat makan malam bareng, ya,” kata Bu Yuni.

“Bapak kemana, Bu? Kok sepeda motornya tidak ada?” tanya Okto.

“Bapak ada rapat di kantor kecamatan sejak sore tadi, Nak,” jawab Bu Yuni.

“Lho, katanya besok malam rapatnya?” tanya Okto lagi.

“Kata Bapak tadi rapatnya dimajukan sore ini. Paling nanti sampai malam Bapak baru pulang,” ucap Bu Yuni yang membuat Okto hanya ber-O panjang.

 

Kanjuruhan, 1 Oktober 2022

Kuuuk… kuuuuk… kugeruuuk… kuuuk…

Suara burung derkuku piaraan Bapak terdengar merdu pagi ini. Sejak Subuh Okto sudah bangun dan pergi ke mushola bersama Bapak. Selanjutnya jadi Minggu pagi yang sangat sibuk di keluarga itu. Bu Yuni sibuk menyiapkan sarapan istimewa, Pak Sapto -bapaknya Okto- sibuk mencuci motor dibantu Okto yang juga sekalian mencuci sepatu bola dan sepedanya.

Jam di dinding ruang tamu sudah menunjukkan pukul 07.00

“Bapak, Okto, ayo, sarapan dulu. Ibu punya kejutan, nih!” seru Bu Yuni.

Okto dan Bapak sudah menyelesaikan pekerjaannya dan bergegas menuju ruang makan. Mereka berdua benar-benar terkejut saat melihat ada tumpeng nasi kuning dengan segala lauk pauknya terhidang di meja makan.

“Selamat ulang tahun, Pak. Selamat ulang tahun, Okto, anak kesayangan Ibu. Semoga Allah selalu memberikan umur yang panjang, sehat selalu, senantiasa dijaga Allah,” ucap Bu Yuni bersama dengan lantunan doa-doa yang kemudian diaminkan oleh Pak Sapto yang berulang tahun 28 September kemarin dan Okto yang berulang tahun hari ini, 1 Oktober.

“Wah, terima kasih banyak, Ibu. Bapak bahagia sekali hari ini,” sahut Pak Sapto.

“Okto juga, Pak. Ibu memang selalu keren dan penuh kejutan! Terima kasih doa-doa dan nasi tumpeng istimewanya ya, Bu,” timpal Okto.

“Eh, Bapak juga punya kado spesial untukmu, Nak. Tunggu sebentar,” ucap Pak Sapto kemudian. Bapak lantas beringsut ke kamar dan kembali ke ruang makan dengan membawa sebuah amplop coklat.

“Bukalah!” perintah Pak Sapto saat amplop itu sudah berpindah ke tangan Okto. Dengan antusias, Okto membukanya perlahan. Matanya tampak berbinar.

“Waaaaa… tiket Arema vs Persebaya malam ini!” seketika Okto jingkrak-jingkrak kegirangan ketika mengetahui ada 3 lembar tiket yang kini ada dalam genggaman tangannya. Artinya, nanti malam mereka akan merayakan ulang tahun Okto dengan menyaksikan pertandingan bola bersama. Ibu juga menyerahkan sebuah kado yang isinya baju bola seragam Timnas Indonesia, kaos Aremania, juga slayer Aremania. Hadiah yang sungguh istimewa di usianya yang ke-11!

Adegan berikutnya, keluarga kecil itu menikmati sarapan nasi kuning dengan hati yang hangat penuh cinta.

 

Sabtu malam, 1 Oktober 2022

Stadion Kanjuruhan malam ini dibanjiri Aremania. Tua-muda, besar-kecil, tumpah ruah di stadion. Teriakan yel-yel menyemangati para pemain Arema membahana di segala penjuru. Keluarga Okto duduk berdekatan dengan Ozan juga ayah dan kakaknya Ozan di Tribun 10. Ozan senang sekali, akhirnya keinginannya untuk menonton pertandingan “Si Singo Edan” bersama sahabatnya terwujud. Dan kini mereka di sini, di stadion yang akan menjadi saksi Arema akan bertarung sengit dengan rival sejatinya, Persebaya.

Pertandingan berlangsung sangat seru. Setelah memasuki babak kedua, tim Persebaya berhasil mencetak golnya yang ke-3, Arema FC semakin tampil menyerang berusaha membobol gawang Persebaya, namun sayangnya tidak ada gol yang tercipta. Semakin banyak serangan, semakin gemas pula para supporter menyaksikannya, termasuk Ozan dan Okto yang sesekali berdiri dan berteriak memberi semangat untuk para pemain Arema. Hingga akhirnya…

 

Priiit… priiiiiit…. Priiiiit…

Peluit panjang tanda pertandingan usai pun dibunyikan sang wasit. Raut kecewa tampak menghiasi para pemain  Arema. Mereka tertunduk lesu karena harus menelan pil pahit kekalahan di kandang sendiri.

“Ayo, Okto. Kita pulang. Pertandingan ya pertandingan, pasti ada yang menang dan kalah. Arema pasti banyak belajar dari kekalahan malam ini,” ucap Pak Sapto. Bu Yuni pun mulai beranjak dari tempat duduknya. Ozan beserta ayah dan kakaknya juga beringsut ingin segera keluar dari stadion.

Bersamaan dengan itu, suasana di lapangan tampak tidak kondusif. Okto menyaksikan sendiri suasana yang mendadak gaduh dan semakin ricuh tatkala banyak supporter yang turun ke lapangan. Kata-kata umpatan keluar diikuti dengan lempar-lempar berbagai macam benda ke arah lapangan. Para supporter semakin banyak yang berhamburan ke lapangan dan semakin beringas, tak terkendali. Para pemain Arema tampak digiring masuk ke dalam ruang ganti dengan kawalan petugas keamanan. Setelah pemain masuk, supporter semakin tidak terkendali dan semakin banyak yang masuk ke lapangan.

“Ayo, Okto. Percepat langkahmu. Suasana mulai rusuh. Orang-orang sudah mulai ribut ingin segera keluar stadion!” ucap Bu Yuni mulai panik. Pak Sapto menggenggam erat tangan istri dan anaknya. Penonton di tribun 10 mulai berlarian menuju pintu keluar.

Okto sesekali masih menengok ke arah lapangan. Ada banyak manusia berseragam aparat berusaha memukul mundur para supporter. Pemandangan yang seharusnya tidak disaksikan oleh bocah yang baru memasuki usia 11 tahun. Dengan mata kepalanya sendiri, Okto melihat kondisi yang semakin kacau tatkala aparat mulai melancarkan serangannya dengan menembakkan sesuatu secara membabi buta. Saat tembakan ke sekian, tiba-tiba…

“Bapak, Ibu… mataku perih sekali!” teriak Okto. Karena ingin mengucek matanya, gandengan tangan Bapaknya terlepas. Para penonton di belakang mereka mulai merangsek ingin segera keluar. Lautan manusia saling berdesakan menuju pintu keluar yang saat itu belum semua pintu dibuka.

“Bapaaaak, Ibuuu, kalian di mana?” Okto mulai panik karena terpisah dari Bu Yuni dan Pak Sapto. Semua berlarian menuju pintu keluar, saling berdesakan, tampak sesak karena “sesuatu” itu ternyata gas air mata. Okto mencoba bertahan untuk tetap berjalan mengikuti arus desakan dari arah belakang. Kedua matanya benar-benar perih, nafasnya mulai tersengal. Dalam hati, Okto terus berharap kedua orang tuanya juga keluarga Ozan dalam keadaan baik-baik saja.

Alhamdulillah, Okto berhasil keluar dari desakan lautan manusia. Sesampai di luar stadion, suasana masih ricuh. Ia saksikan mobil Polisi yang dibakar massa. Ia saksikan puluhan manusia bergelimpangan, terkapar. Mungkin ada yang sudah tidak bernyawa, atau hanya sekadar pingsan saja. Okto juga melihat anak-anak kecil yang menangis karena terpisah dari orang tuanya, ibu-ibu yang berteriak histeris karena mencari anaknya, laki-laki dewasa yang kebingungan mencari keluarganya. Semuanya sangat mencekam.

“Bapak, Ibu, kalian di mana?” gumam Okto lirih. Dengan sekujur tubuh yang terasa linu karena terhimpit, terdesak, terinjak, terdorong kerumunan massa, Okto berjalan tertatih mengitari stadion. Ia berusaha mengamati satu persatu, namun sudah lama ia berjalan, kedua orang tuanya belum bisa ia temukan. Okto akhirnya duduk dekat tempat parkir motor bapaknya. Ia masih ingat karena tidak jauh dari tempat parkir itu ada warung milik teman sekelasnya, Fani. Tadi sebelum masuk ke stadion Okto dan kedua orangtuanya sempat membeli air mineral dan jajanan ke warung Fani.

Okto mulai menangis membayangkan kalau hal buruk terjadi kepada orang tuanya.

“Eh, kamu Okto, kan?” suara anak perempuan membuat Okto menoleh ke sumber suara.

“Alhamdulillah, kamu tidak apa-apa, Okto. Ayo, ikut aku ke warung!” Fani menarik tangan Okto. Di rumah Fani, Okto diberi teh hangat agar sedikit lebih tenang.

“Sambil menunggu suasana lebih aman, kamu di sini dulu ya, Okto,” ucap ayahnya Fani. Okto hanya mengangguk.

“Kamu istirahat dulu saja, biar ayah Fani yang mencari kedua orang tuamu. Kondisi di luar masih tidak aman,” kata ibunya Fani sambil menyerahkan bantal ke Okto. Ayah Fani tampak keluar rumah. Suasana di luar masih sangat gaduh.

Okto mencoba memejamkan mata, tapi kantuk itu tidak juga datang. Pikirannya hanya dipenuhi wajah bapak dan ibunya. Perlahan terlintas peristiwa membahagiakan pagi tadi saat menikmati tumpeng nasi kuning bersama-sama, saat membuka amplop berisi tiket pertandingan malam ini dari Bapak, juga kado istimewa dari Ibu.

Akhirnya, Okto pun terlelap dan berharap ketika terbangun esok hari sudah ada kabar dari kedua orangtuanya.

[*]

Kanjuruhan, 2 Oktober 2022

Suasana Stadion Kanjuruhan sangat mencekam. Mayat-mayat bergelimpangan. Pagi ini tersiar berita, ada lebih dari 100 korban meninggal dunia akibat tragedi semalam. Mata Okto masih terasa perih dan dadanya sesak menahan rasa sedih. Setelah Subuh tadi, ayah Fani kembali melakukan pencarian.

Sekitar jam 7, usai Okto sarapan bersama Fani, adiknya, juga ibunya Fani, ayah Fani pulang dan tiba-tiba langsung memeluk Okto.

“Sabar ya, Okto. Pak Sapto, bapak kamu, iya bapak kamu… tadi ditemukan sudah dalam kondisi tidak bernyawa. Ibu kamu masih dalam proses pencarian. Nanti coba Bapak cari ke rumah sakit. Ya Allah, sabar ya, Okto,” ayah Fani menyampaikan berita duka itu dengan suara bergetar.

Hancur hati Okto, semakin perih rasanya tatkala Okto tahu kalau Ozan, ayah, dan kakaknya juga menjadi korban meninggal dunia karena tragedi semalam. Pecah tangis Okto karena kehilangan sosok laki-laki kesayangan yang menjadi panutannya selama ini, juga kehilangan sahabat terbaiknya, sahabat yang selalu memberikannya semangat untuk mewujudkan impian bersama.

“Ibu… Okto masih ingin dipeluk Ibu. Semoga Ibu ditemukan dalam kondisi baik,” batin Okto mengeja pinta. Dipegangnya kaos Aremania dan syal yang masih melilit lehernya, kado istimewa dari ibu tercinta. Langit Kanjuruhan pagi itu mendadak kelam, berselimut luka dan duka.

[*]

Sebulan berlalu pasca tragedi Kanjuruhan itu…

Okto terduduk lesu di dua pusara yang berdampingan.

“Bapak, Ibu, Okto kangen. Okto ingin bersama Bapak dan Ibu lagi kaya dulu. Bapak, Ibu, sekarang Okto tinggal bersama Paklik dan Bulik. Mereka sangat sayang pada Okto. Bapak, Ibu, Okto kangen. Coba kemarin Okto tidak ngajakin nonton, coba kemarin kita nontonnya di rumah saja… hiks, hiks, Okto tidak akan jadi yatim piatu, Okto tidak akan kehilangan orangtua yang penuh cinta seperti Bapak dan Ibu. Hiks… hiks…,” Okto terisak.

[*]

Cerita ini hanya fiktif belaka.

Turut berduka yang sedalam-dalamnya atas tragedi Kanjuruhan tanggal 1 Oktober silam. Semoga semua korban yang meninggal dunia diampuni segala dosanya, mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberikan kekuatan dan kesabaran.

Tidak ada sepakbola yang seharga nyawa.

Duka Kanjuruhan, duka kami semua…