Jejak Karya

Jejak Karya

Friday, December 04, 2009

KETIKA BIOLOGI DAN KIMIA BERKOLABORASI




LIPID
• Sifat-sifat lipid
• Uji-uji Lipid :
1. Uji Grease Spot (uji umum untuk lipid, lipid akan larut pada kloroform dan eter)
2. Uji Pembentukan Akrolein
- Fungsi
3. Uji Bau
- Sampel apa yang digunakan??
- Sampel mana yang mengeluarkan bau yang paling menyengat???
4. Uji Lieberman – Burchard
- Fungsi kloroform??
5. Uji Larutan Cu(OH)2
- Apa fungsi NaOH??
- Bagaimana terjadinya reaksi penyabunan???
6. Penetapan Angka Asam
7. Kelarutan dan Emulsi
8. Dll.


Perhatikan !!!
a. Hasil positif
b. Tujuan uji
c. Bahan tiap uji
d. Prinsip kerja
e. Fungsi penambahan reagen/larutan/bahan tertentu dan perlakuan tertentu
f. ‘Spesifikasi’ dari masing-masing uji
g. Dll.


VITAMIN C

• Sifat-sifat Vitamin C
• Tahap-tahap penentuan kadar vitamin C pada sari buah ???
• Larutan titer yang digunakan untuk titrasi???
• Tujuan penambahan kloroform pada sari buah???
• Tujuan penambahan AAG??
• Larutan blanko dan larutan standar yang digunakan???fungsinya???
• Rumus penentuan kadar vitamin C!!! Ingat, satuan yang digunakan : mg/mL.
• Dll.

SPEKTROFOTOMETRI

 KUVET merupakan tabung / gelas khusus yang digunakan sebagai tempat untuk sampel yang akan diamati dengan spektrofotometer yang memiliki bagian buram dan jernih.
 Larutan blanko??? Fungsi???Kenapa menggunakan larutan itu???
 Prosedur pengisian sampel dan larutan blanko pada kuvet???
 Ukuran panjang gelombang yang digunakan pada saat praktikum???
 Prinsip kerja spektrofotometer
 Macam-macam spektrofotometer
 Dll.

ENZIM


• Fungsi enzim sebagai biokatalisator??
• Factor – factor yang mempengaruhi kecepatan reaksi enzim???
• Fungsi enzim rennin???
• Protein dalam air susu disebut??
• Suhu optimum enzim rennin??
• Hubungan antara pengaruh konsentrasi enzim terhadap kecepatan suatu reaksi, hubungan antara….
• Bahan-bahan yang dgunakan pada praktikum ini
• Spesifikasi dari bahan
• Hasil praktikum (kesimpulan akhir)
• Denaturasi enzim??? Why???
• Dll.

[Sepenggal kisah tentang ‘KLT’ dan ‘Deteksi Golongan Senyawa’ yang mbak sadur dari Bab II Proposal Skripsi Mbak Nungma, semoga bisa menambah ‘ilmu’…hmmm…sekalian minta doa, semoga Desember ini skripsi mbak selesai dengan lancar, benar, tepat, memuaskan, dan HAPPY ENDING!!! Mohon doanya ya…^^v]

1. KLT (Kromatografi Lapis Tipis)

Kromatografi lapis tipis adalah metode pemisahan fitokimia. Lapisan yang memisahkan terdiri atas bahan berbutir-butir (fase diam), ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas, logam, atau lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisah, berupa larutan, ditotolkan berupa bercak atau pita (awal), kemudian pelat dimasukkan di dalam bejana tertutup rapat yang berisi larutan pengembang yang cocok (fase gerak) (Widjanarko, 2008).
Pemisahan terjadi selama perambatan kapiler (pengembangan) dan selanjutnya senyawa yang tidak berwarna harus ditampakkan. Keuntungan kromatografi lapis tipis adalah dapat memisahkan senyawa yang sangat berbeda seperti senyawa organik alam dan senyawa organik sintesis, kompleks organik dan anorganik serta ion anorganik dalam waktu singkat menggunakan alat yang tidak terlalu mahal (Widjanarko, 2008).
Metode kromatografi lapis tipis paling cocok diterapkan dalam analisis obat laboratorium farmasi, dibanding metode-metode yang lain karena metode ini hanya memerlukan investasi kecil untuk perlengkapan, waktu penyelesaian analisis relatif singkat (15-60 menit) dan jumlah cuplikan yang diperlukan sangat sedikit (± 0,1 gram). Disamping itu hasil palsu yang disebabkan oleh komponen sekunder tidak mungkin terjadi dan penanganannya sederhana. Pemisahan biasanya berdasarkan atas absorbsi atau penukar ion. Mudah dideteksi, meskipun tidak secara langsung. Analisisnya dapat kualitatif maupun kuantitatif (Stahl, 1985).
Metode ini kepekaannya cukup tinggi dengan jumlah cuplikan beberapa mikrogram. Kelebihan metode ini jika dibandingkan dengan kromatografi kertas adalah dapat digunakan pereaksi asam sulfat pekat yang bersifat korosif, kelemahannya adalah harga Rf yang tidak tetap (Widjanarko, 2008).

Faktor retardasi (Rf) untuk tiap-tiap kromatogram didefinisikan sebagai berikut:
Jarak migrasi bercak dari titik awal : Jarak migrasi fase gerak

Harga Rf merupakan parameter karakteristik kromatografi lapis tipis. Harga ini merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu senyawa kromatogram dalam kondisi konstan dan hasilnya sama jika diulang pada senyawa yang sama dan kondisi yang sama. Harga Rf suatu senyawa setiap elusi tergantung pada mutu dan sifat tetap, lapisan adsorbsi, jumlah senyawa yang ditotolkan, suhu ruangan serta derajat kejenuhan bejana. Angka Rf berjarak antara 0.00 sampai 1,00 dan hanya ditentukan dua desimal (Stahl, 1985).
Bercak yang terjadi setelah pengembangan (eluasi) dapat dideteksi. Deteksi paling sederhana adalah jika senyawa menunjukkan penyerapan di daerah UV gelombang pendek (radiasi utama pada kira-kira 254 nm) atau jika senyawa itu dapat dieksitasi ke fluoresensi radiasi UV254 atau UV366 dan deteksi dengan menggunakan pereaksi kimia untuk mendeteksi kandungan kimia dalam bercak. Cara yang digunakan untuk mendeteksi senyawa berfluoresensi adalah dengan dipendarkan pada sinar ultraviolet. Untuk senyawa yang tidak berfluoresensi, fase diam ditambah indikator fluoresensi. Bercak akan kelihatan gelap dengan cara penyemprotan. Bercak kemudian dilihat dengan sinar tampak atau lampu ultraviolet. Setelah penyemprotan kadang-kadang diperlukan pemanasan (Stahl, 1985).

2. Deteksi Golongan Senyawa

Deteksi atau visualisasi golongan senyawa penting sekali dalam analisa dan preparatif untuk mendapatkan senyawa murni. Penggunaan deteksi yang sederhana tidak mampu mendeteksi seluruh senyawa yang terdapat pada plat KLT, sehingga senyawa yang mampu dideteksi relatif sedikit. Deteksi non-destruktif suatu senyawa yang mungkin terdapat pada plat KLT yaitu menggunakan deteksi UV, sedang deteksi destruktif dengan mengkontaminasi senyawa oleh reagen deteksi dikenal sebagai deteksi semprot. Deteksi semprot ini mampu mendeteksi senyawa yang secara visibel didapati pada plat KLT maupun yang tidak. Pemanasan diperlukan untuk membantu reaksi warna, hal ini dapat dilakukan dengan hair dryer atau oven (Cannell, 1998). Reagen deteksi golongan senyawa yang biasa digunakan antara lain:
i. Serium (IV) sulfat ialah deteksi umum untuk senyawa organik, memberi noda berwarna coklat gelap.
Serium (IV) sulfat bersifat merusak (Oksidator)
ii. Liebermen burchad, merupakan semprot golongan senyawa terpenoid, memberikan noda berwarna merah sampai ungu pada sinar visibel.
iii. Vanilin asam sulfat, merupakan semprot universal untuk golongan senyawa terpen dengan memberi warna merah dan biru.
iv. Reagen Dragendorf, merupakan metode tradisional untuk deteksi alkaloid, memberi bercak warna orange sampai merah. Reaksi positif terjadi pula pada beberapa senyawa non-alkaloid seperti iridoid dan beberapa senyawa flavonoid.
v. Anisaldehid, deteksi beberapa senyawa terutama terpen, sugar, fenol, dan steroid.
vi. FeCl3 dan uap amonia, merupakan deteksi fenolik (Cannell, 1998).
vii. Uap iodium merupakan deteksi senyawa yang memiliki ikatan rangkap, hasil positif ditandai dengan bercak berwarna kuning-coklat (visibel) (Fessenden and Fessenden, 1994).

NB :

• Perbandingan pelarut yang digunakan sebagai fase gerak berdasarkan prinsip “ LIKE DISSOLVE LIKE”
• Perhatikan proses KLT !!!
• Apa fungsi KLT??
• Keuntungan KLT??
• Tujuan perlakuan-perlakuan tertentu, ex : tujuan disemprot??? tujuan dioven???tujuan disinar UV??panjang gelombang UV nya berapa??
• Rumus menentukan Rf???
• Dll.

Apa yang coba mbak tuliskan di atas hanya garis besarnya saja…agar mempermudah adik-adik belajar dan bisa lebih cepat memahami point-point penting pada praktikum yang telah kita laksanakan. JADI, JANGAN PUAS DENGAN APA YG DAH MBAK TULIS!!!!
(Masih ada banyak rahasia di balik "Dll." hehe...)

Buat adik-adik praktikan BIOKIMIA, belajar yang rajin buat Responsi hari senin!!!
Ayo, berkompetisi mengumpulkan BINTANG terbanyak….!!!


KAIZEN!!!

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.


Salam,


Keisya Avicenna